Menu

Tidak Memiliki Kekhawatiran terhadap Ujian dari Tuhan

Setelah menerima kesaksian dari Ayub sesudah akhir ujiannya, Tuhan memutuskan bahwa Dia akan mendapatkan sekelompok—atau lebih dari satu kelompok—orang-orang yang seperti Ayub, tetapi Dia memutuskan untuk tidak pernah lagi mengizinkan Iblis untuk menyerang atau menyiksa orang lain dengan menggunakan sarana yang digunakan olehnya untuk mencobai, menyerang, dan menyiksa Ayub, dengan bertaruh dengan Tuhan; Tuhan tidak mengizinkan Iblis untuk kembali melakukan hal-hal seperti itu kepada manusia, yang lemah, bodoh, dan tidak tahu apa-apa—sudah cukup bahwa Iblis telah mencobai Ayub! Tidak mengizinkan Iblis untuk menyiksa manusia sesuai keinginannya adalah belas kasihan Tuhan. Bagi Tuhan, sudah cukup bahwa Ayub telah mengalami pencobaan dan penyiksaan Iblis. Tuhan tidak mengizinkan Iblis untuk kembali melakukan hal-hal seperti itu, karena kehidupan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan orang-orang yang mengikut Tuhan diperintah dan diatur oleh Tuhan, dan Iblis tidak berhak memanipulasi umat pilihan Tuhan sesuka hatinya—engkau semua harus jelas tentang hal ini! Tuhan peduli akan kelemahan manusia, dan memahami kebodohan dan ketidaktahuannya. Meskipun, agar manusia dapat sepenuhnya diselamatkan, Tuhan harus menyerahkannya kepada Iblis, Tuhan tidak mau melihat manusia pernah dipermainkan dan disiksa oleh Iblis, dan Dia tidak ingin melihat manusia selalu menderita. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan adalah sungguh dibenarkan bahwa Tuhan memerintah dan mengatur segala sesuatu yang berkaitan tentang manusia; ini adalah tanggung jawab Tuhan, dan ini adalah otoritas yang dengannya Tuhan mengatur segala sesuatu! Tuhan tidak mengizinkan Iblis menyiksa dan menganiaya manusia sesuka hati, Dia tidak mengizinkan Iblis menggunakan berbagai cara untuk menyesatkan manusia, dan, bahkan, Dia tidak mengizinkan Iblis untuk turut campur dalam kedaulatan Tuhan atas manusia, juga tidak mengizinkan Iblis untuk menginjak-injak dan merusak hukum-hukum-hukum yang digunakan oleh Tuhan untuk mengatur segala sesuatu, apalagi merusak pekerjaan Tuhan yang hebat dalam mengelola dan menyelamatkan umat manusia! Mereka yang ingin Tuhan selamatkan, dan mereka yang mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan, adalah inti dan perwujudan pekerjaan rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, serta harga upaya-Nya dalam pekerjaan-Nya selama enam ribu tahun. Bagaimana mungkin Tuhan dengan begitu saja menyerahkan orang-orang ini kepada Iblis?

Tidak Memiliki Kekhawatiran terhadap Ujian dari Tuhan

Orang sering khawatir dan takut menghadapi ujian dari Tuhan, tetapi mereka senantiasa hidup dalam jerat Iblis, dan hidup dalam wilayah berbahaya tempat mereka diserang dan disiksa oleh Iblis—tetapi mereka tidak mengenal rasa takut, dan tidak terganggu. Apa yang sedang terjadi? Keyakinan manusia kepada Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dapat dilihatnya. Dia sama sekali tidak menghargai kasih dan kepedulian Tuhan bagi manusia, atau kelembutan dan perhatian-Nya terhadap manusia. Namun untuk sedikit gentar dan takut akan ujian, penghakiman dan hajaran, serta kemegahan dan murka Tuhan, manusia tidak memiliki pemahaman sedikit pun tentang maksud baik Tuhan. Berbicara tentang ujian, manusia merasa seolah-olah Tuhan memiliki motif tersembunyi, dan sebagian orang bahkan percaya bahwa Tuhan menyimpan rancangan jahat, tidak menyadari apa yang sebenarnya akan Tuhan lakukan untuk mereka; dengan demikian, pada saat yang sama ketika menyerukan ketaatan pada kedaulatan dan pengaturan Tuhan, mereka melakukan semua yang mereka bisa untuk menentang dan melawan kedaulatan Tuhan atas manusia dan pengaturan bagi manusia, karena mereka percaya bahwa jika mereka tidak berhati-hati, mereka akan disesatkan oleh Tuhan, bahwa jika mereka tidak memegang erat nasib mereka sendiri, maka semua yang mereka miliki dapat diambil oleh Tuhan, dan hidup mereka bahkan bisa berakhir. Manusia berada di kubu Iblis, tetapi dia tidak pernah khawatir disiksa oleh Iblis, dan dia disiksa oleh Iblis tetapi tidak pernah takut ditawan oleh Iblis. Manusia terus mengatakan bahwa dia menerima penyelamatan Tuhan, tetapi tidak pernah memercayai Tuhan atau percaya bahwa Tuhan akan benar-benar menyelamatkan manusia dari cengkeraman Iblis. Jika, seperti Ayub, manusia dapat tunduk pada pengaturan dan rencana Tuhan, dan dapat menyerahkan seluruh keberadaannya ke tangan Tuhan, maka bukankah akhir manusia pun akan sama dengan akhir hidup Ayub—menerima berkat Tuhan? Jika manusia dapat menerima dan tunduk pada aturan Tuhan, apakah ada kerugiannya? Jadi, Aku menganjurkan agar engkau semua berhati-hati dalam tindakanmu, dan waspada terhadap apa pun yang akan menghampirimu. Jangan terburu-buru atau impulsif, dan jangan memperlakukan Tuhan, serta orang, perkara, dan objek yang telah Dia aturkan untukmu dengan bergantung pada daging atau sifat alamimu, atau menurut imajinasi dan gagasanmu; engkau harus waspada dalam tindakanmu, dan harus berdoa serta lebih banyak mencari agar tidak memicu murka Tuhan. Ingatlah ini!

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tinggalkan komentar