Ⅰ
Tuhan marah pada orang Niniwe
saat Dia nyatakan
'kan hancurkan kota m'reka.
Tapi m'reka berpuasa,
pakai kain kabung,
Tuhan pun melunak,
hati-Nya b'rubah.
Kemarahan Tuhan t'lah b'rubah
menjadi belas kasihan
kar'na pengakuan m'reka
dan pertobatan m'reka.
Saat marah kepada manusia,
Dia berharap m'reka bertobat,
agar Dia b'ri rahmat-Nya.
Dia murka kar'na kejahatan.
Kepada m'reka yang mendengar Tuhan,
bertobat dari kejahatan,
meninggalkan jalan kek'rasan,
'kan dilimpahi-Nya b'las kasihan.
Ⅱ
Tiada kontradiksi di dalam pengungkapan watak Tuhan.
Tuhan mengungkapkan hakikat
yang sangat berbeda saat seb'lum dan set'lah
Niniwe bertobat.
Maka orang pun dapat m'lihat
realita hakikat Tuhan.
Hakikat-Nya t'lah terbukti tak mungkin disinggung.
Saat marah kepada manusia,
Dia berharap m'reka bertobat,
agar Dia b'ri rahmat-Nya.
Dia murka kar'na kejahatan.
Kepada m'reka yang mendengar Tuhan,
bertobat dari kejahatan,
meninggalkan jalan kek'rasan,
'kan dilimpahi-Nya b'las kasihan.
Ⅲ
Tuhan gunakan sikap-Nya untuk
memb'ri tahu orang tentang:
Bukannya Tuhan tak mau tunjukkan
b'las kasihan-Nya, tapi
s'dikit saja yang sungguh bertobat
meninggalkan kejahatannya.
Sikap Tuhan pada Niniwe
ungkap rahmat-Nya dapat dip'roleh.
Bila manusia mau bertobat,
hati Tuhan 'kan berubah.
Saat marah kepada manusia,
Dia berharap m'reka bertobat,
agar Dia b'ri rahmat-Nya.
Dia murka kar'na kejahatan.
Kepada m'reka yang mendengar Tuhan,
bertobat dari kejahatan,
meninggalkan jalan kek'rasan,
'kan dilimpahi-Nya b'las kasihan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"