Menu

Apakah Tuhan Yesus Akan Memberi Wahyu Kepada Paus dan Pastor Ketika Dia Datang Kembali?

"Paus memiliki otoritas dari Tuhan, yang mewakili posisi Tuhan, sedangkan pastor mendengarkan Paus. Oleh karena itu, ketika Tuhan Yesus kembali, Dia terlebih dahulu akan memberi wahyu kepada Paus dan pastor, dan kemudian mereka akan menyampaikannya pada semua jemaat gereja, karena mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Tuhan, dan yang mengelola gereja-gereja di dunia."

"Paus, Uskup dan pastor hanyalah manusia, tidak dapat mewakili Tuhan. Kita harus bertindak sesuai dengan firman Tuhan dalam segala hal, dan kita juga tidak boleh duduk diam menunggu pewahyuan untuk menyambut Tuhan, tetapi kita harus mengutamakan untuk mendengarkan suara Tuhan, barulah kita bisa menyambut Tuhan."

Melihat kalimat pertama, Anda mungkin akan berpikir bahwa ini adalah sebuah pemikiran seorang Katolik. Tetapi Anda mungkin tidak menyangka bahwa kedua kalimat tersebut berasal dari pikiran satu orang, apa yang telah dia alami sehingga memiliki perubahan yang begitu besar?

Selanjutnya, mari kita memahami lebih lanjut tentang kisahnya, yang mungkin akan memberi kita beberapa manfaat.

Navigasi cepat
1. Pastor adalah orang yang paling kuhormati
2. Tuhan telah kembali, bagaimana mungkin pendeta tidak mengetahuinya
3. Akankah Tuhan akan memberi wahyu kepada pastor ketika Dia datang kembali?
4. Apakah Paus dan Pastor bisa mewakili Tuhan?
5. Apakah Paus, Uskup, dan Pastor ditunjuk oleh Tuhan?
6. Apa yang paling penting dalam menyambut Tuhan
7. Mengenal kembali tentang para rohaniwan

1. Pastor adalah orang yang paling kuhormati

Pastor berkata: "Injil Matius 16:18, 19: 'Dan Aku juga berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan membangun gereja-Ku; dan gerbang neraka tidak akan bisa menguasainya.Aku akan memberikan kepada-Mu kunci-kunci Kerajaan Surga: apa pun yang engkau ikat di bumi akan terikat di surga: dan apa pun yang engkau lepaskan di bumi akan terlepas di sorga.' Berdasarkan perkataan Tuhan Yesus, Gereja kudus telah menetapkan bahwa Paus menggantikan Petrus dari generasi ke generasi. Tuhan Yesus telah memberi Paus otoritas untuk mengelola Gereja Kudus. Demikian pula, ketika Tuhan Yesus datang kembali di akhir zaman, Dia pertama-tama juga akan terlebih dahulu memberi tahu Paus, kemudian Paus memberi tahu pastor dan uskup, dan barulah memberi tahu jemaat gereja, karena itu kita harus menuruti kepemimpinan Paus dan pastor. Dengan demikian barulah kita bisa menyambut kembalinya Tuhan Yesus. Jika bukan disampaikan oleh Paus dan uskup, maka itu tidak benar dan tidak bisa dipercaya."

Melalui apa yang dikatakan oleh pastor, hatiku sering memiliki kepercayaan seperti ini bahwa: Paus memiliki otoritas dari Tuhan, yang mempresentasikan posisi Tuhan, dan juga kepala atas gereja. Ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia pastilah akan terlebih dahulu memberikan wahyu kepada Paus dan pastor. Setelah itu barulah mereka akan menyampaikannya kepada semua anggota gereja, karena Paus dan pastor adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan.

Di hari-hari biasa, aku suka mendengarkan pendeta yang menceritakan kisahnya. Aku sering mendengar pendeta mengatakan tentang penderitaan yang dialaminya dalam kepercayaannya pada Tuhan. Sambil mendengarkannya, aku memuji semangat yang dimiliki pastor dalam menanggung penderitaan di jalan percaya pada Tuhan. Pastor yang begitu baik, pasti adalah hamba Tuhan yang baik. Tanpa disadari, pastor telah mempengaruhi jalan kehidupanku, sehingga secara diam-diam aku memutuskan untuk memasuki seminari dan menjadi seorang pastor untuk melayani Tuhan.

2. Tuhan telah kembali, bagaimana mungkin pendeta tidak mengetahuinya

Suatu hari, seorang teman gereja datang ke rumahku dan memberi tahuku bahwa ada seorang imam sedang berkhotbah di rumahnya dan mengajakku untuk mendengarkan. Aku biasanya suka mendengarkan khotbah, dan berpikir bahwa ini juga merupakan kesempatan yang langka. Lalu aku pergi. Hari itu Saudara Xie berbicara tentang topik baru, yaitu "Rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun". Aku merasa ini sangat baru sehingga aku mendengarkannya dengan penuh perhatian. Saudara Xie mulai berbicara dari Perjanjian Lama: "Perjanjian Lama juga disebut Zaman Hukum Taurat. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memakai Musa untuk menetapkan hukum-hukum Taurat bagi orang-orang Israel dan mengajar mereka untuk mematuhi hukum-hukum Taurat Tuhan. Hasil yang dicapai adalah agar manusia mengetahui dosa melalui hukum-hukum Taurat. Pada periode akhir dari Perjanjian Lama, dikarenakan kerusakan manusia menjadi semakin dalam, manusia tidak lagi menegakkan hukum, bait suci telah menjadi sarang penyamun, dan manusia semuanya hidup dalam dosa dan menghadapi bahaya dihukum mati oleh hukum Taurat, maka Tuhan Yesus mengantarkan Zaman Kasih Karunia, dan telah melakukan satu tahap karya penebusan, serta telah disalibkan sebagai korban penghapus dosa bagi umat manusia. Selama manusia menerima Injil Tuhan Yesus, maka dosa mereka akan diampuni dan tidak lagi dihukum oleh hukum-hukum Taurat. Hasil yang dicapai dari pekerjaan Tuhan Yesus adalah membuat manusia mengakui dosa-dosanya dan bertobat, sehingga mereka tidak lagi dihukum dan terikat oleh hukum-hukum Taurat, namun Tuhan Yesus belum mengampuni sifat Iblis dalam manusia, dan berbagai watak jahat Iblis dalam diri manusia masih berakar dengan sangat kuat. Ini adalah sesuatu yang lebih keras kepala daripada dosa. Oleh karena itu, dalam Wahyu dinubuatkan bahwa Tuhan akan datang kembali di akhir zaman untuk melakukan satu tahap pekerjaan penghakiman dan penyucian atas manusia, yaitu pekerjaan penghapusan dosa, sehingga manusia tidak lagi berbuat dosa. Hasil seperti ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman yang dilakukan di akhir zaman. Inilah yang dimaksud dengan rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun."

Setelah mendengarkan persekutuan Saudara Xie, aku merasa persekutuannya memiliki pencerahan. Ternyata pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia dibagi menjadi beberapa zaman. Ini adalah hal yang tidak pernah kumengerti di masa lalu ketika membaca Alkitab atau mendengarkan khotbah.

Saudara Xie berkata: "Hari ini aku memberi tahu kalian semua sebuah kabar baik bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali. Dia berinkarnasi dan bekerja di antara manusia. Dia membuka gulungan kitab yang dinubuatkan dalam Alkitab, membuka tujuh meterai, dan berfirman kepada umat manusia."

Ketika mendengarnya, aku merasa terkejut: "Tuhan telah kembali, sungguh sangat luar biasa! Tuhan Yesus yang kita rindukan siang malam akhirnya telah datang kembali!"

Saudara Xie mengeluarkan beberapa buku dan membagikannya kepada beberapa orang dari kami. Setelah itu, kami juga membaca artikel lain berjudul "Juruselamat" Telah Kembali di "Awan Putih". Aku juga tahu bahwa Tuhan Yesus yang kami rindukan siang malam telah datang kembali dengan berinkarnasi, dalam hatiku bersukacita dan tanpa hentinya berkata: "Terima kasih Tuhan!"

Selain merasa senang, aku juga sedikit bingung dalam hatiku, "Kedatangan Tuhan Yesus kembali adalah hal yang sangat besar, mengapa bukan Paus yang menyampaikannya? Selain itu, ada pastor gereja di sampingku, aku benar-benar tidak mengerti, mengapa saudara Xie ini bisa tahu terlebih dahulu bahwa Tuhan telah kembali?"

Aku berubah pikiranku dan berpikir: "Sebenarnya, Saudara Xie telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa Tuhan Yesus telah kembali dan membuka gulungan kitab yang tercatat dalam Wahyu, dan aku merasa bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa yang baru aku baca itu seperti suara Tuhan." Sehingga dari hatiku, aku berseru kepada Tuhan Yesus untuk memimpinku untuk memecahkan kebingungan ini.

3. Akankah Tuhan akan memberi wahyu kepada pastor ketika Dia datang kembali?

Selama persekutuan, aku dan saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mencari pertanyaan ini bersama-sama.

Saudara Li bersekutu: "Alasan mengapa kita dapat memiliki pemikiran seperti ini adalah karena ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita dipenuhi dengan imajinasi yang dimiliki oleh banyak orang, sehingga percaya bahwa Tuhan harus terlebih dahulu memberi wahyu kepada para pemimpin berbagai denominasi ketika Ia datang untuk melakukan pekerjaan-Nya yang baru, karena mereka memiliki status yang tinggi, mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan Tuhan, dan mereka juga mengelola gereja atas nama Tuhan. Sehingga ketika mereka menyampaikan bahwa Tuhan telah datang kembali, barulah kita dapat menerimanya. Namun pada kenyataannya, hal ini bukanlah seperti yang kita bayangkan. Mari kita berpikir tentang ahli Taurat dan orang Farisi pada saat itu. Mereka adalah orang yang secara langsung melayani Tuhan Yahweh di Bait Tuhan, dan status mereka juga tinggi. Jika menurut pemikiran kita, maka ketika Tuhan Yesus datang, Tuhan akan memberitahu hal ini terlebih dahulu kepada mereka. Namun nyatanya, ketika Tuhan Yesus lahir, Dia tidak memberi wahyu kepada para imam kepala dan tua-tua yang melayani Tuhan di Bait Tuhan berdasarkan pemikiran manusia, agar mereka bisa terlebih dahulu mengetahui hal kelahiran Tuhan Yesus. Dan saat itu, ketika Tuhan Yesus mulai bekerja, Ia juga bukan terlebih dahulu memilih imam besar dan penatua yang melayani Tuhan di bait suci, melainkan memilih orang Israel yang biasa, seperti pemungut cukai, janda, nelayan, dll... untuk berkhotbah di antara mereka dan melakukan segala macam mukjizat, agar mereka mengetahui pekerjaan Tuhan Yesus terlebih dahulu, dan barulah setelah itu menyebarkan Injil kepada lebih banyak orang melalui mereka. Saat itu, setelah Tuhan Yesus dibangkitkan dari kematian, Ia juga tidak terlebih dahulu menampakkan diri kepada para imam besar, penatua, dan ahli-ahli Taurat yang melayani Tuhan di Bait Tuhan, melainkan terlebih dahulu menampakkan diri kepada para murid-murid-Nya dan umat percaya biasa, sehingga mereka dapat melihat bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian, dan kemudian membiarkan mereka untuk memberitakan kasih karunia penebusan dari Yesus Kristus. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 1 Korintus pasal 1, ayat 26-29, saat itu ketika Tuhan Yesus sedang bekerja, tidak banyak orang bijak, orang yang berkuasa, dan orang kaya yang dipanggil, tetapi yang dianggap lemah, dan rendah di dunia ini, serta mereka yang dihina oleh orang lain malahan dipanggil oleh Tuhan Yesus. Pekerjaan Tuhan Yesus telah menghancurkan pemikiran manusia, dan terlebih lagi juga memperlihatkan keadilan dan kebenaran Tuhan. Kita juga dapat melihat dari tahapan pekerjaan yang dilakukan Tuhan Yesus bahwa pekerjaan Tuhan tidak dilakukan menurut pemikiran dan imajinasi manusia. Demikian pula, ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, Ia juga tidak akan memberi wahyu kepada imam, uskup, dan Paus seperti yang dibayangkan oleh manusia, yang kemudian akan memakai mereka untuk mengumumkan berita itu kepada anggota paroki. Oleh karena itu, kita tidak boleh mendefinisikan pekerjaan Tuhan menurut pemikiran dan imajinasi kita sendiri. Karena jika orang-orang hanya menunggu imam dan Paus untuk mengumumkan kedatangan Tuhan barulah mereka mau percaya dan menerima pekerjaan baru Tuhan, maka dengan demikian mereka akan kehilangan kesempatan yang baik dan menyesalinya."

Setelah mendengarkan persekutuan seperti ini dari Saudara Li, aku sedikit mengerti dalam hatiku, ternyata pastor yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus akan memberitahu mereka terlebih dahulu sebelum Ia datang, ini adalah pemikiran dan imajinasi kita. Ini jelas bukan maksud Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tidak memberi wahyu kepada siapa pun mulai dari kelahiran-Nya hingga pekerjaan-Nya. Aku melihat bahwa aku sangat menyedihkan, karena aku telah mengikuti kata-kata Paus dan pastor sehingga hidup dalam imajinasiku. Aku berpikir bahwa situasi anggota paroki saat ini sama denganku. Mereka hidup dalam imajinasi yang keliru dan tidak berani mendengar atau menerima tahap pekerjaan Tuhan yang baru ini. Sungguh suatu kebodohan!

4. Apakah Paus dan Pastor bisa mewakili Tuhan?

Suatu hari aku melihat firman Tuhan Yang Mahakuasa yang mengatakan: "Ada beberapa agama besar di dunia, dan masing-masing memiliki pemuka, atau pemimpinnya sendiri, dan para pengikutnya tersebar di berbagai negara dan wilayah di seluruh dunia; hampir setiap negara, baik besar maupun kecil, memiliki berbagai agama di dalamnya. Namun, sebanyak apa pun agama di dunia, semua orang di alam semesta pada akhirnya akan berada di bawah tuntunan satu Tuhan, dan keberadaan mereka tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama. Ini berarti, umat manusia tidak dituntun oleh pemuka atau pemimpin agama tertentu; sebaliknya, seluruh umat manusia dipimpin oleh Sang Pencipta, yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, dan juga yang menciptakan umat manusia—ini adalah fakta. Meskipun dunia memiliki beberapa agama besar, sebesar apa pun agamaitu, semuanya berada di bawah kekuasaan Sang Pencipta, dan tidak satu pun dapat melampaui cakupan kekuasaan ini. Perkembangan manusia, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan alam—masing-masing tak terpisahkan dari pengaturan Sang Pencipta, dan pekerjaan ini bukan sesuatu yang dapat dilakukan oleh pemimpin agama tertentu. Seorang pemimpin agama hanyalah pemimpin agama tertentu, dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan, mereka juga tidak dapat merepresentasikan Dia yang yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Seorang pemimpin agama dapat memimpin semua orang yang berada dalam agama itu, tetapi tidak dapat memerintah semua makhluk ciptaan di kolong langit—ini adalah fakta yang diakui secara universal. Seorang pemimpin agama hanyalah sekadar seorang pemimpin dan tidak dapat disetarakan dengan Tuhan (Sang Pencipta). Segala sesuatu berada di tangan Sang Pencipta, dan pada akhirnya segalanya akan kembali ke tangan Sang Pencipta. Manusia diciptakan oleh Tuhan, dan apa pun agamanya, semua orang akan kembali di bawah kekuasaan Tuhan—ini tak terelakkan. Hanya Tuhan-lah yang Mahatinggi di antara segala sesuatu, dan para penguasa tertinggi di antara semua ciptaan pun harus kembali di bawah kekuasaan-Nya. Setinggi apa pun status seorang manusia, manusia tersebut tidak dapat membawa umat manusia ke tempat tujuan yang sesuai, dan tak seorang pun mampu mengelompokkan segala sesuatu menurut jenisnya."

Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa ini, aku mengerti bahwa Tuhanlah yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatunya, dan Tuhan juga yang mengatur segala mahluk dan telah memimpin umat manusia untuk berkembang selangkah demi selangkah hingga saat ini. Meskipun posisi Paus sangat tinggi, yang dapat memimpin seluruh umat Katolik di seluruh dunia, ia tidak dapat menciptakan segala sesuatu dan memimpin seluruh umat manusia. Begitu juga dengan hamba Tuhan lainnya. Mereka hanyalah salah satu makhluk ciptaan di tangan Tuhan dan tidak dapat mewakili Tuhan dan tidak bisa duduk sejajar dengan Tuhan. Aku teringat kembali sejak kecil aku hidup di bawah ajaran para pastor yang keliru, sehingga selalu berpikir bahwa Paus memiliki otoritas Tuhan, dan mewakili posisi Tuhan di dunia. Begitu juga seperti pastor, aku berpikir bahwa mereka adalah orang yang paling dekat dengan Tuhan, dan menganggap mereka sederajat dengan Tuhan sehingga memandang tinggi, menghormati dan mengagumi pastor. Saat ini, pengungkapan firman Tuhan Yang Mahakuasa membuatku bisa memahaminya, sehingga aku mengerti bahwa mereka hanyalah makhluk kecil yang diciptakan oleh tangan Tuhan, mereka tidak dapat duduk sejajar dengan Sang Pencipta, apalagi mewakili Tuhan.

5. Apakah Paus, Uskup, dan Pastor ditunjuk oleh Tuhan?

Dalam sebuah misa, Saudari Liu dari gereja bersekutu dengan kami tentang bab firman Tuhan ini berjudul "Perihal Pemakaian Tuhan Atas Manusia" dan aku melihat firman Tuhan berkata: "Dalam hal hakikat pekerjaan dan juga latar belakang dia dipakai Tuhan, orang yang dipakai Tuhan itu dibangkitkan oleh-Nya, dia dipersiapkan oleh Tuhan untuk pekerjaan Tuhan, dan dia bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan itu sendiri. Tidak ada orang yang dapat menggantikan orang ini dalam pekerjaannya—ini merupakan kerja sama manusia yang sangat diperlukan bersama pekerjaan ilahi. Sementara pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pekerja atau rasul lain hanyalah merupakan penyampaian dan implementasi dari berbagai aspek pengaturan gereja pada setiap periode, atau pekerjaan pembekalan hidup sederhana untuk memelihara kehidupan gereja. Para pekerja dan rasul ini tidak ditunjuk oleh Tuhan, apalagi disebut sebagai orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Mereka dipilih dari antara gereja-gereja dan setelah mereka dilatih dan dipersiapkan selama beberapa waktu, mereka yang layak akan dipertahankan, sementara mereka yang tidak layak akan dikirim kembali ke tempat mereka berasal. .... Orang yang dipakai oleh Tuhan, sebaliknya, adalah orang yang telah dipersiapkan oleh Tuhan, dan yang memiliki kualitas tertentu, serta memiliki kemanusiaan. Dia telah dipersiapkan dan disempurnakan terlebih dahulu oleh Roh Kudus, dan sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus, dan, khususnya saat menyangkut pekerjaannya, dia dibimbing dan diperintah oleh Roh Kudus—sebagai hasilnya, tidak ada penyimpangan dalam jalan memimpin orang-orang pilihan Tuhan, karena Tuhan pasti bertanggung jawab atas pekerjaan-Nya sendiri, dan Tuhan senantiasa mengerjakan pekerjaan-Nya sendiri."

Saudari Liu juga berkata bahwa "Dulu, kami tidak mengerti perbedaan antara orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus dengan Paus dan pastor, sehingga kami berpikir bahwa mereka juga ditunjuk oleh Tuhan. Sebenarnya, ini adalah pemahaman kami yang salah. Roh Kudus akan membangkitkan orang-orang untuk bekerja sama dengan-Nya ketika Dia bekerja di setiap zaman, agar pekerjaan itu dapat mencapai hasil yang lebih baik, tetapi orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus telah dipersiapkan dan disempurnakan oleh Roh Kudus terlebih dahulu, dan itu semua dibuktikan dengan Firman Tuhan. Selain itu, orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus juga dilindungi oleh Roh Kudus. Menaati mereka yang dipakai Tuhan berarti menaati Tuhan, dan mereka yang menolak orang yang dipakai Roh Kudus, berarti melawan Tuhan, dan mereka akan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Misalnya, di Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, ketika Tuhan memanggil Musa, Tuhan menampakkan diri dan berbicara kepada Musa dalam nyala api dan meminta Musa untuk memimpin orang Israel keluar dari Mesir. Ketika orang-orang dari Bani Korah melawan Musa, maka mereka menerima hukuman dari Tuhan, sehingga Tuhan membelah bumi dan menelan mereka semua. Ketika Tuhan Yesus bekerja, Dia mengangkat Petrus sebagai batu karang gereja, dan itu juga didasarkan pada firman Tuhan Yesus, sebagaimana tercantum dalam Injil Matius 16:18-19. Namun, menurut ayat ini, Gereja Katolik mengatakan bahwa Paus menggantikan Petrus. Tuhan Yesus memberi Paus otoritas untuk mengelola Gereja-Nya yang kudus. Faktanya, ini adalah konsepsi manusia dan tidak berlaku. Karena perkataan ini ditujukan oleh Tuhan Yesus kepada Petrus dan bukan ditujukan kepada para rohaniwan di Gereja Katolik. Kita belum pernah melihat Tuhan mengatakan hal seperti itu kepada para Rohaniwan di agama Katolik. Tambahan pula, para Rohaniwan ini juga tidak memiliki perlindungan Roh Kudus. Jika mereka memiliki perlindungan dari Roh Kudus, maka pekerjaan mereka pasti akan membuahkan hasil, sehingga bisa membuat jemaat gereja menerima pasokan dan penggembalaan dalam kehidupan mereka. Apakah sekarang kita menerima perbekalan yang nyata dari pastor? Kebanyakan dari mereka tidak memahami kebenaran, tetapi mereka memahami beberapa kata-kata dan doktrin alkitabiah, serta teori teologis. Dalam menghadapi hal kedatangan Tuhan kembali, mereka sedikitpun tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, bahkan salah memahami firman Tuhan, dan menghalangi orang untuk menyambut Tuhan. Tuhan itu benar dan kudus. Bagaimana mungkin Dia akan menetapkan orang seperti itu? Lalu, dari mana datangnya para Rohaniwan dalam agama Katolik? Sebenarnya, para Rohaniwan ini pada awalnya adalah anggota gereja biasa. Jika ada beberapa anggota gereja yang memiliki niat untuk melayani Tuhan, maka mereka bisa pergi ke seminari untuk belajar lebih lanjut. Sampai pada usia tertentu, atau setelah beberapa tahun belajar, maka dapat ditahbiskan oleh uskup untuk menjadi pastor; mereka bukan dipakai oleh Tuhan karena mengalami pekerjaan Tuhan dan disempurnakan. Oleh karena itu, mereka bukan ditetapkan oleh Tuhan sama sekali. Sedangkan Paus dipilih oleh para Kardinal, dan bukannya untuk menggantikan Petrus, atau disaksikan oleh Tuhan."

Setelah mendengarkan persekutuan dari saudari ini, aku memiliki beberapa pemahaman baru tentang orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Ternyata orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus adalah orang-orang yang ditetapkan oleh Roh Kudus sendiri, dan didasarkan oleh firman Tuhan, dan dilindungi serta disaksikan oleh Roh Kudus. Apa yang dikatakan saudari ini sangat objektif dan nyata. Bahkan, jika dipikirkan dengan seksama, para pastor ini memang bukan ditetapkan oleh Tuhan, melainkan mereka ditahbiskan oleh uskup setelah mereka lulus dari seminari, yang berarti bahwa mereka ditetapkan oleh manusia. Jika demikian, para rohaniwan mengatakan bahwa mereka ditetapkan oleh Tuhan, ini hanyalah angan-angan mereka sendiri, yang bersikeras menggunakan firman Tuhan Yesus atas diri mereka sendiri. Sekarang aku bisa mengerti tentang apa yang terjadi. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan atas bimbingan-Nya sehingga aku memiliki pemahaman yang akurat tentang kebenaran dalam aspek ini.

6. Apa yang paling penting dalam menyambut Tuhan

Kemudian, aku menjalani kehidupan bergereja di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, berkumpul dengan saudara dan saudari dan bersama-sama bersekutu dan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Ini juga membantuku memahami lebih banyak kebenaran. Bahkan melalui persekutuan ini, aku mengerti bahwa ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, Petrus, Yohanes, wanita Samaria, dll...mereka tidak sama seperti kita yang duduk menunggu pewahyuan dari para rohaniawan barulah bisa percaya. Mereka mendengar bahwa perkataan yang Tuhan Yesus katakan memiliki otoritas dan kuasa, serta dapat memberikan kehidupan kepada manusia dan membawakan manusia jalan pertobatan, sehingga mereka mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan datang, dan dengan demikian mengikuti langkah pekerjaan Tuhan Yesus. Mereka telah menikmati penyiraman dan penyediaan dari firman Tuhan, dan mereka adalah orang-orang yang berkenan kepada Tuhan. Mengenai kedatangan Tuhan Yesus di akhir zaman, baik Injil Yohanes maupun Wahyu Yohanes telah menyebutkan bahwa domba-domba Tuhan harus mendengar suara Tuhan, dan juga mendengarkan suara Roh Kudus yang berfirman kepada gereja-gereja di akhir zaman. Dan setiap orang yang dapat mendengar dan mengenal suara Tuhan, akan bisa mendapatkan buah dari pohon kehidupan. Selain itu Kitab Wahyu 14:4 juga menyebutkan bahwa kemanapun Anak Domba pergi, kita harus mengikuti-Nya. Dari sini dilihat bahwa kita harus melepaskan pemikiran dan imajinasi kita, serta belajar menjadi gadis yang bijaksana yang mendengarkan suara Tuhan. Jika ada yang tidak dimengerti, haruslah kita mencari lebih banyak lagi dan membaca firman Tuhan. Dengan demikian barulah kita bisa menyambut Tuhan. Menurut rencana pengelolaan-Nya di akhir zaman, Tuhan telah melakukan satu tahap pekerjaan-Nya yang baru atas dasar pekerjaan Tuhan Yesus, sesuai dengan kebutuhan umat manusia, dengan mengungkapkan berbagai aspek kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia. Kita telah menerima kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman, dan menerima tahap pekerjaan yang baru ini, yang berarti kita telah mengikuti jejak kaki Tuhan. Sedangkan mereka yang terus berpegang pada pemikiran mereka dan menolak untuk menerima firman dan pekerjaan dari kedatangan Tuhan Yesus kembali di akhir zaman, sama seperti imam-imam kepala dan orang-orang Farisi di Bait Suci, maka mereka tidak hanya tidak mendapatkan perkenaan dari Tuhan, sebaliknya mereka menjadi orang yang menentang Tuhan, dan disingkirkan oleh pekerjaan Tuhan yang baru. Puji syukur atas pimpinan Tuhan Yang Mahakuasa, sehingga pada akhirnya aku mengerti bahwa dengan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, barulah aku bisa benar-benar menyambut kedatangan Tuhan Yesus kembali!

7. Mengenal kembali tentang para rohaniwan

Tidak lama kemudian, pastor mengetahui bahwa aku telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, sehingga dia datang ke rumahku untuk memberitahuku agar tidak mempercayai Tuhan Yang Mahakuasa. Aku memberi tahu pada pastor bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali untuk melakukan pekerjaan baru-Nya. Namun dia bahkan tidak berniat sedikit pun untuk mencari dan menyelidiki, bahkan masih terus memblokir Gereja, sehingga anggota paroki berada di bawah ikatan dan kendali pastor, sehingga mereka tidak berani mendengarkan Injil kerajaan Tuhan yang kami beritakan. Aku terkejut dengan perbuatan yang dilakukan oleh pastor itu, karena ini sama sekali tidak seperti orang yang merindukan kedatangan Tuhan kembali. Dalam suatu Misa, Saudari Zhang bersekutu tentang masalah ini dengan firman Tuhan Yang Mahakuasa : "Lihatlah para pemimpin setiap denominasi. Mereka semua congkak dan merasa benar sendiri, dan mereka menafsirkan Alkitab di luar konteks dan sesuai dengan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua bergantung pada karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak mampu berkhotbah, akankah orang-orang itu mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki suatu pengetahuan dan dapat berbicara sedikit tentang doktrin, atau tahu bagaimana merebut hati orang lain dan bagaimana menggunakan beberapa kelicikan, yang melaluinya mereka telah membawa orang ke hadapan mereka sendiri dan menipu mereka. Secara teori, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi pada kenyataannya mereka mengikuti para pemimpin mereka. Jika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata: 'Kita harus berkonsultasi dengan pemimpin kita tentang iman kita.' Iman mereka membutuhkan persetujuan manusia; bukankah itu masalah? Kalau begitu, menjadi apakah para pemimpin itu? Tidakkah mereka menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar?"

Saudari Zhang berkata bahwa: "Firman Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan dengan sangat jelas tentang esensi sebenarnya dari para rohaniwan yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang Tuhan dalam denominasi agama. Sifat mereka pada dasarnya sombong dan merasa diri benar. Mereka menafsirkan Alkitab dan firman Tuhan menurut pemikiran dan imajinasi mereka sendiri, dan mengatakan bahwa mereka memiliki otoritas Tuhan, dan menaati mereka berarti menaati Tuhan. Tidak hanya itu, mereka jarang meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang Tuhan dalam khotbah mereka, atau berkomunikasi tentang pemahaman mereka akan firman Tuhan, melainkan sering meninggikan diri mereka sendiri dan berkhotbah tentang betapa banyaknya penderitaan yang telah mereka alami dan pekerjaan yang telah mereka lakukan untuk Tuhan, serta beban mereka atas anggota-anggota paroki. Mereka sering memamerkan pemahaman mereka sendiri tentang teori teologia dan pengetahuan alkitabiah mereka untuk memenangkan hati orang-orang, sehingga orang-orang mengagumi dan mengikuti mereka, serta mencoba mengendalikan orang-orang di bawah otoritas mereka, dan membuat orang-orang menyembah mereka sebagai Tuhan. Bukankah itu secara terang-terangan bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia? Terutama ketika mereka melihat semakin banyak orang menyelidiki dan menerima pekerjaan dari kedatangan Tuhan kembali, mereka tidak hanya tidak mencari dan menyelidiki, tetapi sebaliknya, demi mempertahankan reputasi dan status mereka, mereka mengendalikan orang percaya di bawah kekuasaan mereka sendiri, dan menggunakan pemblokiran gereja untuk mengganggu orang percaya dari menerima pekerjaan Tuhan yang baru. Juga dikarenakan tidak bisa membedakan, anggota paroki memperlakukan para rohaniwan sama seperti Tuhan. Sekalipun anggota paroki mendengar suara Tuhan yang datang kembali, mereka juga harus melewati para rohaniwan barulah mereka bisa menerimanya. Dari tindakan dan perbuatan para rohaniwan ini, kita dapat melihat bahwa mereka bukanlah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran. Mereka sama saja dengan orang-orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus pada saat itu. Mereka bukan saja tidak menerima pekerjaan Tuhan yang baru. Mereka bahkan menghalangi orang lain untuk menerimanya. Mereka adalah penghalang dan batu sandungan yang menghalangi orang untuk menerima kebenaran. Mereka adalah antikristus yang menentang Tuhan di akhir zaman!"

Ketika aku mendengar hal ini, aku sangat tersentuh. Ya, benar, mereka salah menafsirkan Alkitab berdasarkan konsepsi dan imajinasi, dan menerapkan apa yang Tuhan Yesus katakan kepada Petrus atas diri mereka sendiri, menipu semua anggota paroki. Selama Misa, mereka sering mengatakan bahwa anggota paroki harus mendengarkan kata-kata pastor, mengatakan bahwa mendengarkan kata-kata pastor berarti menaati firman Tuhan. Tujuan mereka menerapkan firman Tuhan Yesus adalah untuk mempertahankan posisi mereka di dalam hati orang-orang percaya, sehingga kita semua dapat mematuhinya, dan mereka dapat dengan mudah mengendalikan orang. Selain itu, pastor sering memberikan kesaksian di depan kita tentang berapa banyak penderitaan yang dia tanggung bagi Tuhan Yesus dan dia memiliki beban yang berhubungan dengan kehidupan orang percaya, untuk memamerkan dirinya agar dipandang tinggi. Melihat kembali khotbah mereka yang kudengar selama bertahun-tahun, apa yang telah aku pahami? Aku tidak mengerti apa-apa, dan bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali. Sekarang aku baru dapat melihat bahwa sangat menyedihkan jika kita tidak memahami kebenaran! Sekarang aku dapat melihat dengan jelas bahwa pendeta-pendeta ini bukanlah orang-orang yang melayani Tuhan sama sekali, melainkan adalah orang-orang Farisi yang munafik, dan mereka adalah antikristus yang menghalangi orang untuk masuk ke dalam kerajaan surga.

Saat ini firman Tuhan Yang Mahakuasalah yang membuat aku bisa membedakan orang. Orang yang percaya kepada Tuhan harus mengikuti dan menghormati Tuhan, harus sepenuhnya menaati Tuhan dan mendengarkan firman-Nya, dan tidak seharusnya mendengarkan perkataan manusia, mempercayai manusia serta menyembah manusia, karena jika begitu, berarti tidak percaya kepada Tuhan.

Firman Tuhan Yang Mahakuasa akhirnya menyelesaikan semua kebingunganku. Aku sangat bersukacita dalam hatiku, dan aku bersyukur kepada Tuhan dari lubuk hatiku atas bimbingan-Nya, sehingga aku bisa mendengar firman dari kedatangan Tuhan Yesus kembali dengan telingaku, dan menyambut kedatangan-Nya.

Tinggalkan komentar