Menu

Renungan Amsal 16:3: Akankah Anda Menyerahkan Segala Sesuatu Kepada Tuhan?

Ayat Hari ini

Serahkan perbuatanmu kepada Tuhan, dan rencanamu akan terlaksana.

Ketika Anda merasa tidak berdaya karena menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup, akankah Anda menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan? Jika masih belum dapat, silakan baca artikel ini, dan Anda akan memahami arti dari menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, sehingga Anda bisa menemukan solusi dari setiap masalah yang Anda hadapi!

“Serahkan perbuatanmu kepada Tuhan, dan rencanamu akan terlaksana.” (Amsal 16:3) Ayat Alkitab ini selalu memainkan peranan penting dalam kehidupan kita, dan memberitahu kita bagaimana membuat rencana yang benar dan mencapai tujuan serta rencana kita. Apapun tantangan yang kita hadapi, apapun tujuan yang kita kejar, pertama-tama kita harus menyerahkannya kepada Tuhan, dan memohon kepada Tuhan untuk membimbing arah dan langkah kita, serta memberi kita hikmat dan kekuatan untuk menghadapi kesulitan dan frustrasi yang kita hadapi. Dengan cara ini, kita tidak akan menyimpang dari kehendak dan jalan Tuhan, dan kita akan berhasil menyelesaikan apa yang telah kita rencanakan sesuai dengan rencana Tuhan.

Dalam kehidupan nyata, kita sering kali mengalami berbagai tekanan dan kekhawatiran. Kita mengejar cita-cita, kesuksesan, dan kebahagiaan...tapi kita tidak dapat mengendalikan semua ini. Aku dulunya adalah orang yang sangat ambisius, aku ingin sukses dan berprestasi dalam pekerjaan dan kehidupanku. Aku menetapkan banyak tujuan dan rencana, dan aku berusaha keras untuk mencapainya; aku berpikir bahwa dengan cara ini, aku akan bisa mendapatkan semua yang kuinginkan. Namun, pemikiranku salah. Tujuan dan rencana ini membuat aku merasa semakin lelah dan tertekan secara fisik dan mental. Aku merasa diriku seperti orang yang dibatasi dan diikat. Aku menemui banyak kesulitan dan hambatan, dan aku juga menghadapi banyak pertentangan dan kritikan. Aku mulai meragukan kemampuan dan harga diriku, dan aku mulai kehilangan keyakinan terhadap tujuan dan rencanaku. Aku terjebak dalam keadaan sulit...

Selama renungan rohani, aku membaca satu bagian firman Tuhan. Tuhan berfirman: “Orang yang benar-benar takut akan Tuhan, baik dalam hal besar maupun kecil, akan berpaling kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, mempercayakan segalanya kepada Tuhan, dan kemudian melihat bagaimana Tuhan menuntun dan membimbing mereka. Begitu engkau mempunyai pengalaman seperti itu, engkau akan mampu mengandalkan Tuhan dalam segala hal, dan semakin sering engkau mengalaminya, engkau akan semakin merasa bahwa mengandalkan Tuhan dalam segala hal sangatlah praktis. Ketika engkau berpaling kepada Tuhan mengenai suatu hal, mungkin saja Tuhan tidak akan memberimu perasaan, makna yang jelas, atau apalagi, petunjuk yang jelas, namun Tuhan akan membuatmu memahami suatu maksud tertentu, yang ada kaitannya dengan masalah tersebut, dan inilah Tuhan yang membimbingmu dengan menggunakan metode yang berbeda dan memberimu jalan. Jika engkau dapat merasakan dan memahami hal ini, engkau akan mendapat manfaat. Engkau mungkin tidak memahami apa pun saat ini, tetapi engkau harus terus berdoa dan berpaling kepada Tuhan. Tidak ada yang salah dengan hal ini, dan cepat atau lambat engkau akan mendapatkan pencerahan. Menerapkan dengan cara ini bukan berarti mematuhi aturan. Sebaliknya, ini adalah memenuhi kebutuhan rohani orang, dan itulah cara orang harus melakukan penerapan. Engkau mungkin tidak menerima pencerahan dan bimbingan setiap kali engkau berdoa kepada Tuhan dan berpaling kepada Tuhan, tetapi orang-orang harus menerapkan cara ini, dan jika mereka ingin memahami kebenaran, mereka perlu menerapkan cara ini. Inilah keadaan yang normal dalam kehidupan rohani, dan hanya dengan cara inilah manusia dapat menjaga hubungan yang normal dengan Tuhan, sehingga hatinya dekat dengan Tuhan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa berpaling kepada Tuhan adalah interaksi yang normal dengan Tuhan di dalam hati manusia. Terlepas dari apakah engkau dapat menerima pencerahan dan bimbingan Tuhan, engkau harus berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Ini juga merupakan cara hidup yang tak terelakkan di hadapan Tuhan. Ketika manusia beriman kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan, mereka harus mempunyai pola pikir yang selalu berpaling kepada Tuhan. Ini adalah pola pikir yang harus dimiliki oleh orang-orang dengan kemanusiaan yang normal. Terkadang, berpaling kepada Tuhan tidak berarti meminta Tuhan untuk melakukan sesuatu menggunakan perkataan yang spesifik, atau meminta bimbingan atau perlindungan khusus kepada-Nya. Sebaliknya, ketika orang menghadapi suatu masalah, mereka dapat berseru kepada-Nya dengan tulus. Jadi, apa yang Tuhan lakukan ketika orang berseru kepada-Nya? Ketika hati seseorang tergerak dan mereka berpikir: “Ya Tuhan, aku tidak dapat melakukan ini sendiri. Aku tidak tahu bagaimana melakukannya, dan aku merasa lemah dan negatif...,” ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri mereka, bukankah Tuhan tahu akan hal itu? Ketika semua pemikiran ini muncul di dalam diri manusia, apakah hati mereka tulus? Ketika mereka berseru kepada Tuhan dengan tulus seperti ini, apakah Tuhan berkenan untuk membantu mereka? Meskipun kenyataannya mereka mungkin tidak mengucapkan sepatah kata pun, mereka menunjukkan ketulusan, dan karena itu Tuhan berkenan untuk membantu mereka. Ketika seseorang menghadapi masalah yang sangat sulit, ketika mereka tidak memiliki siapa pun untuk berpaling, dan ketika mereka merasa sangat tidak berdaya, mereka menaruh satu-satunya harapan mereka kepada Tuhan. Seperti apa doa mereka? Bagaimana keadaan pikiran mereka? Apakah mereka tulus? Apakah ada kepalsuan pada saat itu? Ketika engkau memercayai Tuhan seolah-olah Dia adalah orang terakhir yang kauharapkan untuk menyelamatkan hidupmu, berharap bahwa Dia akan membantumu, barulah itu berarti hatimu tulus. Meskipun engkau mungkin tidak banyak bicara, hatimu telah tergerak. Artinya, engkau memberikan hatimu yang tulus kepada Tuhan, dan Tuhan mendengar. Ketika Tuhan mendengar, Dia melihat kesulitanmu, dan Dia akan mencerahkan, membimbing, dan membantumu.(Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kepercayaan kepada Tuhan Harus Dimulai dengan Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Jahat Dunia")

Ketika aku merenungkan firman Tuhan, aku memiliki semacam perasaan yang baru di dalam hatiku, seolah-olah diriku telah dibebaskan. Aku telah menemukan cara baru untuk merencanakan tujuan dan rancanganku. Aku tidak bisa lagi mengandalkan kemauan dan usahaku sendiri untuk melakukan sesuatu. Aku bersedia mengandalkan Tuhan dan mempercayakan tujuan dan rencanaku kepada Tuhan. Ketika aku menyerahkan semua ini kepada Tuhan, sekali, dua kali... suasana hatiku berangsur-angsur menjadi sangat tenang. Aku melihat bahwa tujuan dan rancangan yang kurencanakan sebelumnya sangat tidak realistis, dan kebanyakan darinya berada di luar kemampuanku dan tidak dapat dicapai, jadi aku memohon Tuhan untuk memimpinku untuk menetapkan rencana yang sesuai dengan kemampuanku. Dengan tuntunan Tuhan, aku tidak lagi mengkhawatirkan hasil dan konsekuensiku, dan percaya bahwa Tuhan mengendalikan semua yang kumiliki. Aku tidak lagi merasa lelah dan tertekan, tetapi merasa rileks dan bebas, juga tidak lagi merasa bingung dan kecewa, tetapi merasa jernih dan puas. Melalui pengalaman ini, aku memahami bahwa ketika manusia bisa menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dan menaati pengaturan dan bimbingan Tuhan, mereka akan bisa mendapatkan pertolongan dan perlindungan Tuhan.

Teman-teman, setelah memahami arti dari menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, kami mengundang Anda untuk menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, sehingga Anda akan dapat menemukan jalan benar yang Tuhan tunjukkan kepada kita. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan, silakan hubungi kami melalui jendela obrolan online di bagian bawah situs web. Mari kita bersama-sama mempelajari firman Tuhan dan menemukan jalan keluar!

Tinggalkan komentar