13 ayat alkitab tentang penderitaan- Mengenal arti penderitaan
Setiap orang akan menghadapi beberapa keadaan sulit dalam kehidupan, yang sering membuat kita lemah dan menderita. Jadi bagaimana kita dapat memperkuat diri untuk mencari kehendak Tuhan ketika kita berada dalam kesulitan? Ayat-ayat Alkitab berikut dan firman Tuhan terkait tentang penderitaan akan menuntun Anda untuk memahami kehendak Tuhan di periode kesulitan dan bagaimana mengalami penderitaan ini.
- Navigasi cepat
- 1. Apa yang Alkitab katakan tentang penderitaan?
- 2. Mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan?
- 3. Bagaimana seharusnya kita mengalami penderitaan?
1. Apa yang Alkitab katakan tentang penderitaan?
Tuhan Yesus berfirman:“Hal-hal ini telah Kukatakan kepadamu, agar di dalam-Ku engkau dapat memperoleh damai sejahtera. Di dunia ini engkau akan mengalami kesukaran, tetapi teguhkanlah hatimu, Aku sudah mengalahkan dunia” (Yohanes 16:33).
Tuhan Yesus berfirman: “Barangsiapa yang mau mengikut Aku, hendaklah ia menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku” (Markus 8:34).
Tuhan Yesus berfirman: “Diberkatilah mereka yang dianiaya karena kebenaran: karena kerajaan surga adalah milik mereka” (Matius 5:10).
Tuhan Yesus berfirman: "Diberkatilah engkau, ketika manusia mencerca dan menganiaya engkau dan menuduhkan banyak perkataan salah kepadamu, karena Aku" (Matius 5:11).
“Dalam hal inilah engkau sangat bersukacita, meskipun sekarang untuk sementara waktu, jika diperlukan, engkau sangat menderita melalui berbagai pencobaan, bahwa ujian atas imanmu itu jauh lebih berharga daripada emas yang dapat binasa, sekalipun diuji dengan api, yang akan mendapatkan pujian dan kehormatan dan kemuliaan pada hari penampakan Yesus Kristus” (1 Petrus 1:6-7).
“Tetapi Tuhan, sumber segala kasih karunia, yang sudah memanggil engkau kepada kemuliaan kekal-Nya dalam Kristus Yesus, setelah engkau menderita sebentar, menjadikanmu sempurna, menegakkan, menguatkan, membuatmu kokoh” (1 Petrus 5:10).
2. Mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan?
Ayat Alkitab untuk Referensi:
“Berbahagialah orang yang menanggung pencobaan, karena saat dia diuji, dia akan menerima mahkota kehidupan, yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka yang mengasihi-Nya” (Yakobus 1:12).
“Dan akan terjadi di seluruh negeri, firman Yahweh, dua pertiga di dalamnya akan dipisahkan dan mati; tetapi sepertiganya akan ditinggalkan di sana. Dan Aku akan membawa bagian ketiga itu melewati api, dan akan memurnikan mereka seperti perak dimurnikan, dan akan mengujinya seperti emas diuji: mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan mendengar mereka: Aku akan berkata, Ini adalah umat-Ku: dan mereka akan berkata, Yahweh adalah Tuhanku” (Zakharia 13:8-9).
“Pergilah, Daniel, karena firman ini akan tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman. Banyak orang akan dimurnikan, disucikan dan diuji, tetapi orang-orang jahat akan melakukan yang jahat, dan tak seorangpun dari orang-orang jahat itu akan memahaminya, tetapi orang-orang bijaksana akan memahaminya” (Daniel 12:9-10).
“Dalam hal inilah engkau sangat bersukacita, meskipun sekarang untuk sementara waktu, jika diperlukan, engkau sangat menderita melalui berbagai pencobaan, bahwa ujian atas imanmu itu jauh lebih berharga daripada emas yang dapat binasa, sekalipun diuji dengan api, yang akan mendapatkan pujian dan kehormatan dan kemuliaan pada hari penampakan Yesus Kristus” (1 Petrus 1:6-7).
Firman Tuhan yang Relevan:
“Semakin besar pemurnian Tuhan, semakin hati orang mampu mengasihi Tuhan. Siksaan dalam hati mereka bermanfaat bagi hidup mereka, mereka lebih mampu untuk berada dalam keadaan damai di hadapan Tuhan, hubungan mereka dengan Tuhan bertambah dekat, dan mereka lebih mampu melihat kasih Tuhan yang agung dan penyelamatan-Nya yang luar biasa. Petrus mengalami pemurnian hingga ratusan kali, dan Ayub menjalani sejumlah ujian. Jika engkau semua ingin disempurnakan oleh Tuhan, engkau pun harus mengalami pemurnian ratusan kali; hanya jika engkau melewati proses ini, dan mengandalkan langkah ini, engkau akan dapat memuaskan kehendak Tuhan, dan dijadikan sempurna oleh Tuhan. Pemurnian merupakan cara terbaik yang Tuhan gunakan untuk menyempurnakan manusia; hanya pemurnian dan ujian pahit yang dapat memunculkan kasih sejati kepada Tuhan dalam hati manusia. Tanpa kesukaran, orang tidak memiliki kasih yang sejati kepada Tuhan; jika mereka tidak diuji di dalam batinnya, jika mereka tidak sungguh-sungguh mengalami pemurnian, hati mereka akan selalu mengembara entah ke mana. Setelah dimurnikan hingga taraf tertentu, engkau akan melihat kelemahan dan kesulitanmu sendiri, engkau akan melihat seberapa banyak kekuranganmu dan bahwa engkau tidak mampu mengatasi banyaknya masalah yang engkau hadapi, dan engkau akan melihat betapa besarnya ketidaktaatanmu. Hanya selama ujianlah, orang mampu untuk benar-benar mengetahui keadaan mereka yang sesungguhnya; ujian menjadikan orang lebih mampu untuk disempurnakan.”
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Hanya dengan Mengalami Pemurnian, Manusia Dapat Memiliki Kasih Sejati”
3. Bagaimana seharusnya kita mengalami penderitaan?
Ayat Alkitab untuk Referensi:
“Lalu Ayub bangun, mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian tersungkur dan menyembah, katanya: ‘Dengan telanjang aku keluar dari rahim ibuku, dengan telanjang aku juga akan kembali ke situ: Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh’” (Ayub 1:20-21).
Ayub berkata kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima yang jahat? Dalam semua ini Ayub tidak berdosa dengan bibirnya” (Ayub 2:10).
“Janganlah merasa heran dengan ujian api yang datang untuk mengujimu, seakan ada sesuatu yang tak biasa terjadi pada dirimu: tetapi bersukacitalah, karena engkau ambil bagian dalam penderitaan Kristus, sehingga saat kemuliaan-Nya dinyatakan, engkau juga akan bersukacita dalam sukacita yang tak terkatakan” (1 Petrus 4:12-13).
Firman Tuhan yang Relevan:
“Sementara menjalani ujian, wajar bagi manusia untuk merasa lemah, atau memiliki kenegatifan dalam diri mereka, atau kurang memiliki kejelasan tentang kehendak Tuhan atau jalan penerapan mereka. Namun dalam hal apa pun, engkau harus memiliki iman dalam pekerjaan Tuhan, dan seperti Ayub, jangan menyangkal Tuhan. Walaupun Ayub lemah dan mengutuki hari kelahirannya sendiri, dia tidak menyangkal bahwa segala sesuatu dalam hidup manusia dikaruniakan oleh Yahweh dan Yahweh-lah juga yang bisa mengambil semuanya itu. Bagaimanapun dia diuji, dia tetap mempertahankan keyakinannya ini. Dalam pengalamanmu, pemurnian apa pun yang engkau alami melalui firman Tuhan, yang Tuhan kehendaki dari manusia, singkatnya, adalah iman dan kasih mereka kepada-Nya. Yang Dia sempurnakan dengan bekerja dengan cara ini adalah iman, kasih dan aspirasi manusia. Tuhan melakukan pekerjaan penyempurnaan dalam diri manusia, dan mereka tidak bisa melihatnya, tidak bisa merasakannya; dalam situasi inilah imanmu dibutuhkan. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang, dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu sendiri. Ketika engkau tidak memiliki kejelasan tentang pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan darimu adalah memiliki iman dan engkau harus berdiri teguh dan menjadi saksi. Ketika Ayub mencapai titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Artinya, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan, dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukan ini. Tuhan akan mengaruniakan kepadamu apa pun yang ingin engkau dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi kemahakuasaan-Nya. Jika engkau memiliki iman bahwa engkau akan melihat tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan menampakkan diri kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbingmu dari dalam batinmu. Tanpa iman itu, Tuhan tidak bisa melakukan hal itu. Jika engkau sudah kehilangan harapan kepada Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya jika engkau memiliki iman dan tidak memendam keraguan terhadap Tuhan, hanya jika engkau memiliki iman yang sejati kepada-Nya apa pun yang Dia lakukan, Dia akan menerangi dan mencerahkanmu melalui pengalamanmu, dan hanya setelah itulah engkau akan bisa melihat tindakan-tindakan-Nya. Semua ini dicapai melalui iman. Iman hanya diperoleh melalui pemurnian, dan tanpa pemurnian, iman tidak dapat berkembang. Apa maksud kata “iman”? Iman adalah kepercayaan yang sejati dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari kehendak-Nya secara mendalam dan memikirkan kehendak-Nya. Di masa lalu, ketika Tuhan berkata engkau akan memerintah sebagai raja, engkau mengasihi Dia, dan ketika Dia secara terbuka menunjukkan diri-Nya kepadamu, engkau mengejar-Nya. Namun sekarang Tuhan tersembunyi, engkau tidak bisa melihat-Nya, dan masalah telah datang menimpamu—sekarang di saat seperti ini, apakah engkau kehilangan harapan kepada Tuhan? Jadi, setiap saat engkau harus mengejar kehidupan dan berusaha memuaskan kehendak Tuhan. Inilah yang disebut iman sejati, dan ini adalah kasih yang paling sejati dan jenis kasih yang paling indah.”
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian”