Menu

11 ayat Alkitab tentang hari Sabat - temukan jalan untuk masuk tempat perhentian

Bagi orang Kristen, hari Sabat adalah hari yang paling dinanti dalam seminggu, karena hari ini ditetapkan oleh Tuhan sebagai hari yang kudus, dan orang-orang dapat mengesampingkan semua pekerjaan mereka serta mendekatkan diri kepada Tuhan pada hari ini. Tapi tahukah Anda asal usul hari Sabat? Apakah Anda tahu mengapa Tuhan Yesus bekerja pada hari Sabat di Zaman Kasih Karunia? Lanjutkan membaca ayat-ayat Alkitab berikut dan firman Tuhan terkait tentang hari Sabat. Setelah itu, Anda akan memahami pertanyaan ini. Juga akan tahu bagaimana Tuhan membawa manusia ke tempat perhentian yang kekal di akhir zaman

Navigasi cepat
1. Asal usul hari Sabat dan arti hari Sabat dalam Alkitab
2. Pekerjaan Tuhan Yesus telah memperdalam pemahaman manusia tentang hari Sabat
3. Tuhan berjanji untuk membawa manusia ke tempat perhentian yang kekal di akhir zaman

1. Asal usul hari Sabat dan arti hari Sabat dalam Alkitab

Ayat Alkitab untuk Referensi:

“Demikianlah langit dan bumi beserta segala isinya diselesaikan. Dan pada hari ketujuh Tuhan menyelesaikan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya; dan Dia beristirahat pada hari ketujuh dari semua pekerjaan yang dilakukan-Nya. Maka Tuhan memberkati hari ketujuh, dan menyucikannya: sebab saat itulah Dia beristirahat dari segenap pekerjaan-Nya yang telah dijadikan dan diperbuat” (Kejadian 2:1-3).

“Ingatlah hari Sabat, jadikan hari itu kudus” (Keluaran 20:8).

"Enam hari engkau akan bekerja dan melakukan semua pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Yahweh, Tuhanmu. Pada hari itu engkau tidak akan melakukan pekerjaan: engkau, atau putramu, atau putrimu, atau hamba laki-lakimu, atau hamba perempuanmu, atau ternakmu, atau orang asingmu yang ada di dalam gerbangmu. Karena dalam enam hari Yahweh menciptakan langit dan bumi, laut, dan segala yang ada di dalamnya, dan beristirahat pada hari ketujuh; itulah sebabnya Yahweh memberkati hari sabat dan menguduskannya” (Keluaran 20:9-11).

“Enam hari lamanya hendaklah pekerjaan dilakukan, tetapi hari yang ketujuh adalah hari sabat perhentian, pertemuan suci; hendaklah engkau tidak melakukan pekerjaan apa pun; itulah sabat bagi Yahweh di seluruh tempat kediamanmu” (Imamat 23:3).

“Peliharalah hari sabat dan kuduskanlah, seperti yang diperintahkan Yahweh, Tuhanmu kepadamu” (Ulangan 5:12).

“Demikianlah firman Yahweh, Lakukan penghakiman yang benar dan tegakkanlah keadilan: karena keselamatan-Ku sudah dekat dan kebenaran-Ku akan dinyatakan. Diberkatilah orang yang melakukan ini, dan anak manusia yang berpegang padanya, yang menjaga hari Sabat dengan tidak mencemarinya dan menjaga tangannya dari berbuat yang jahat” (Yesaya 56:1-2).

Catatan Editor

Tuhan menciptakan segala sesuatu dalam enam hari dan menetapkan hari ketujuh sebagai hari Sabat. Di Zaman Hukum Taurat, semua orang memelihara hari Sabat, menyembah Tuhan pada hari ini, dan hidup dalam berkat-Nya. Setelah membaca ayat-ayat ini, saya yakin Anda sudah memahami apa arti hari Sabat. Teruslah membaca dan Anda akan mendapatkan lebih banyak lagi.

2. Pekerjaan Tuhan Yesus telah memperdalam pemahaman manusia tentang hari Sabat

Ayat Alkitab untuk Referensi:

“Pada saat itu Yesus berjalan melewati ladang gandum pada hari Sabat. Karena murid-murid-Nya lapar, mereka pun mulai memetik bulir-bulir gandum dan memakannya” (Matius 12:1).

“Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci. Tetapi jika engkau mengerti apa artinya ini, Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan, tentu engkau tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari sabat” (Matius 12:6-8)

“Hari sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari sabat. Karena itu Anak Manusia juga Tuhan yang berkuasa atas hari sabat” (Markus 2:27-28).

“Anak manusia juga Tuhan yang berkuasa atas hari Sabat” (Lukas 6:5).

Firman Tuhan yang Relevan:

“Ketika Tuhan Yesus datang, Dia menggunakan tindakan nyata-Nya untuk memberi tahu orang-orang bahwa Tuhan telah meninggalkan Zaman Hukum Taurat dan telah memulai pekerjaan baru, dan bahwa pekerjaan baru ini tidak mengharuskan dipatuhinya hari Sabat. Keluarnya Tuhan dari batasan hari Sabat hanyalah sebuah pendahuluan dari pekerjaan baru-Nya; pekerjaan yang nyata dan dahsyat masih akan datang. Ketika Tuhan Yesus memulai pekerjaan-Nya, Dia telah meninggalkan “belenggu” Zaman Hukum Taurat, dan telah mendobrak peraturan dan prinsip-prinsip pada zaman tersebut. Di dalam diri-Nya, tidak terdapat apa pun yang berkaitan dengan hukum Taurat; Dia telah membuang itu sepenuhnya dan tidak lagi mematuhinya, dan Dia tidak lagi mengharuskan umat manusia untuk mematuhinya. Jadi di sini engkau melihat bahwa Tuhan Yesus pergi melewati ladang gandum pada hari Sabat, dan bahwa Tuhan tidak beristirahat; Dia berada di luar untuk bekerja, dan tidak beristirahat. Tindakan-Nya ini mendobrak gagasan orang dan menyampaikan kepada mereka bahwa Dia tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, dan bahwa Dia telah meninggalkan batasan hari Sabat dan menampakkan diri di hadapan umat manusia dan berada di tengah-tengah mereka dalam wujud yang baru, dengan cara kerja yang baru. Tindakan-Nya ini menyampaikan kepada orang-orang bahwa Dia telah membawa beserta-Nya pekerjaan baru, pekerjaan yang dimulai dengan keluar dari bawah hukum Taurat dan meninggalkan hari Sabat. Ketika Tuhan melaksanakan pekerjaan baru-Nya, Dia tidak lagi berpegang teguh pada masa lampau, dan Dia tidak lagi peduli dengan peraturan Zaman Hukum Taurat. Dia juga tidak terpengaruh oleh pekerjaan-Nya pada zaman sebelumnya, tetapi sebaliknya bekerja pada hari Sabat sama seperti yang dilakukan-Nya pada hari lainnya, dan ketika murid-murid-Nya lapar pada hari Sabat, mereka dapat memetik bulir-bulir gandum untuk dimakan. Semua ini sangat normal di mata Tuhan. Bagi Tuhan, diperbolehkan memiliki permulaan baru bagi banyak dari pekerjaan baru yang ingin dilakukan-Nya dan firman baru yang ingin diucapkan-Nya. Ketika Dia memulai sesuatu yang baru, Dia tidak lagi membahas pekerjaan-Nya yang sebelumnya, juga tidak terus melakukannya. Oleh karena Tuhan memiliki prinsip-Nya sendiri dalam pekerjaan-Nya, ketika Dia ingin memulai pekerjaan yang baru, itu adalah ketika Dia ingin membawa umat manusia ke tahap yang baru dari pekerjaan-Nya, dan ketika pekerjaan-Nya telah memasuki fase yang lebih tinggi. Apabila orang-orang terus bertindak sesuai perkataan atau peraturan yang lama atau terus berpegang teguh pada hal-hal tersebut, Dia tidak akan mengingat atau menyetujuinya. Ini karena Dia telah membawa pekerjaan baru, dan telah memasuki fase yang baru dari pekerjaan-Nya. Ketika Dia memulai pekerjaan baru, Dia menampakkan diri kepada umat manusia dalam wujud yang benar-benar baru, dari sudut yang benar-benar baru, dan dalam cara yang benar-benar baru sehingga orang dapat melihat berbagai aspek dari watak-Nya dan melihat apa yang Dia miliki dan siapa diri-Nya. Ini adalah salah satu tujuan-Nya dalam pekerjaan baru-Nya.”

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III”

3. Tuhan berjanji untuk membawa manusia ke tempat perhentian yang kekal di akhir zaman

Ayat Alkitab untuk Referensi:

“Jadi, masih tersedia suatu perhentian Sabat bagi umat Tuhan. Karena siapa pun yang memasuki perhentian Tuhan, mereka juga berhenti dari pekerjaan mereka, sebagaimana Tuhan berhenti dari pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita berupaya keras untuk memasuki perhentian itu sehingga tak seorang pun akan binasa karena mengikuti contoh ketidaktaatan mereka” (Ibrani 4:9-11).

Firman Tuhan yang Relevan:

“Mendekatnya akhir segala sesuatu menunjukkan selesainya pekerjaan Tuhan, sekaligus berakhirnya perkembangan manusia. Ini berarti, keadaan manusia yang dirusak oleh Iblis telah mencapai akhir perkembangan mereka, dan bahwa keturunan Adam dan Hawa akan telah menyelesaikan perkembangbiakan mereka. Ini juga berarti bahwa akan mustahil bagi manusia semacam itu, yang sudah dirusak oleh Iblis, untuk terus berkembang. Adam dan Hawa pada awalnya belum dirusak, tetapi Adam dan Hawa yang diusir dari Taman Eden telah dirusak oleh Iblis. Ketika Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian bersama-sama, Adam dan Hawa—yang diusir dari Taman Eden—dan keturunan mereka akhirnya akan berakhir. Manusia di masa depan tetap terdiri dari keturunan Adam dan Hawa, tetapi mereka tidak akan menjadi orang-orang yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Sebaliknya, mereka akan menjadi orang-orang yang telah diselamatkan dan disucikan. Ini akan menjadi manusia yang telah dihakimi dan dihajar, dan yang kudus. Orang-orang ini tidak akan serupa dengan umat manusia sebelumnya; bisa dikatakan bahwa mereka akan menjadi jenis manusia yang sama sekali berbeda dari Adam dan Hawa pada awalnya. Orang-orang ini akan dipilih dari antara mereka yang dirusak oleh Iblis, dan mereka akan menjadi orang-orang yang akhirnya berdiri teguh selama penghakiman dan hajaran Tuhan; mereka akan menjadi kelompok terakhir yang tersisa dari antara umat manusia yang rusak. Hanya orang-orang inilah yang dapat masuk ke tempat perhentian terakhir bersama dengan Tuhan. Mereka yang mampu berdiri teguh dalam masa penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman—yaitu, selama pekerjaan penyucian terakhir—akan menjadi orang-orang yang akan masuk ke tempat perhentian terakhir bersama Tuhan; karena itu, semua orang yang masuk ke tempat perhentian akan terbebas dari pengaruh Iblis dan sudah didapatkan oleh Tuhan setelah menjalani pekerjaan penyucian terakhir-Nya. Orang-orang ini, yang pada akhirnya akan didapatkan oleh Tuhan, akan masuk ke tempat perhentian terakhir. Tujuan pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada intinya adalah untuk menyucikan umat manusia, untuk hari perhentian terakhir; tanpa penahiran semacam itu, tidak ada umat manusia yang dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori menurut jenisnya, atau masuk ke tempat perhentian. Pekerjaan ini adalah satu-satunya jalan untuk manusia bisa masuk ke tempat perhentian. Hanya pekerjaan penahiran Tuhan yang akan mentahirkan manusia dari kefasikan mereka, dan hanya pekerjaan hajaran dan penghakiman-Nya yang mampu menyoroti unsur-unsur manusia yang tidak taat itu, dengan demikian memisahkan orang-orang yang dapat diselamatkan dari orang-orang yang tidak dapat diselamatkan, dan memisahkan mereka yang akan tetap hidup dari yang akan binasa. Ketika pekerjaan ini berakhir, orang-orang yang diizinkan untuk tetap hidup itu semuanya akan ditahirkan dan memasuki keadaan kemanusiaan yang lebih tinggi di mana mereka akan menikmati kehidupan manusia yang kedua yang lebih indah di bumi; dengan kata lain, mereka akan masuk ke hari perhentian manusia dan hidup berdampingan dengan Tuhan. Setelah mereka yang tidak diizinkan untuk tetap hidup telah dihajar dan dihakimi, wujud asli mereka akan seluruhnya disingkapkan, setelah itu mereka semua akan dimusnahkan dan, sama seperti Iblis, mereka tidak akan diizinkan lagi untuk tetap hidup di bumi. Manusia di masa depan tidak akan lagi mencakup orang-orang jenis ini; orang-orang semacam itu tidak layak untuk memasuki negeri tempat perhentian terakhir, mereka juga tidak layak untuk bergabung pada hari perhentian yang akan dimiliki Tuhan bersama dengan manusia, karena mereka adalah target penghukuman dan merupakan orang-orang jahat yang fasik. Mereka pernah ditebus, dan juga telah dihakimi dan dihajar; mereka juga pernah memberikan pelayanan kepada Tuhan. Namun ketika hari terakhir tiba, mereka tetap akan disingkirkan dan dimusnahkan karena kejahatan mereka dan sebagai akibat ketidaktaatan dan ketidakmampuan mereka untuk ditebus; mereka tidak akan pernah ada lagi di dunia masa depan, dan mereka tidak akan lagi hidup di antara umat manusia di masa depan. Entah mereka adalah roh orang mati atau orang yang masih hidup dalam daging, semua pelaku kejahatan dan semua orang yang belum diselamatkan akan dimusnahkan begitu yang kudus di antara umat manusia memasuki tempat perhentian. Adapun roh-roh jahat dan manusia yang melakukan kejahatan, atau roh-roh orang saleh dan mereka yang melakukan kebenaran, terlepas pada zaman apa mereka berada, semua orang yang melakukan kejahatan pada akhirnya akan dimusnahkan, dan semua orang benar akan selamat. Apakah seseorang atau sesosok roh akan menerima keselamatan atau tidak bukanlah sepenuhnya ditentukan atas dasar pekerjaan zaman akhir; tetapi lebih ditentukan oleh apakah mereka telah menolak atau tidak taat kepada Tuhan atau tidak. Orang-orang pada zaman sebelumnya yang melakukan kejahatan dan tidak dapat memperoleh keselamatan pasti akan menjadi sasaran penghukuman, dan orang-orang pada zaman ini yang melakukan kejahatan dan tidak dapat diselamatkan pasti akan menjadi sasaran penghukuman juga. Manusia dikategorikan atas dasar baik dan jahat, bukan berdasarkan pada zaman mana mereka hidup. Begitu orang dikategorikan demikian, mereka tidak akan langsung dihukum atau diberi upah; sebaliknya, Tuhan hanya akan melaksanakan pekerjaan-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik setelah Dia sudah selesai melakukan pekerjaan penaklukan-Nya pada akhir zaman. Sebenarnya, Dia telah memisahkan manusia ke dalam kategori baik dan jahat sejak Dia mulai melakukan pekerjaan penyelamatan umat manusia. Hanya saja Dia baru akan memberi upah kepada orang yang benar dan menghukum orang yang jahat setelah pekerjaan-Nya berakhir; Dia tidak akan memisahkan mereka ke dalam kategori-kategori setelah Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya dan kemudian segera memulai tugas untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik. Sebaliknya, pekerjaan ini akan dilakukan hanya ketika pekerjaan-Nya selesai sepenuhnya. Seluruh tujuan di balik pekerjaan terakhir-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah kepada orang yang baik adalah untuk sepenuhnya menyucikan seluruh umat manusia, sehingga Dia dapat membawa umat manusia yang sepenuhnya kudus ke tempat perhentian kekal. Tahap pekerjaan-Nya ini adalah tahap pekerjaan yang paling penting; ini merupakan tahap terakhir dari seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya. Jika Tuhan tidak memusnahkan orang jahat, tetapi membiarkan mereka tetap hidup, maka seluruh umat manusia tetap tidak dapat masuk ke tempat perhentian, dan Tuhan tidak akan dapat membawa seluruh umat manusia ke dunia yang lebih baik. Pekerjaan semacam ini tidak akan sepenuhnya selesai. Ketika pekerjaan-Nya selesai, seluruh umat manusia akan sepenuhnya kudus; hanya dengan cara inilah Tuhan akan dapat hidup di tempat perhentian dengan damai.”

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama”

Apakah Anda ingin masuk ke dalam tempat perhentian, dan bersama Tuhan selamanya? Selamat datang untuk menghubungi kami. Kami akan menjelaskan secara detail cara masuk ke dalam tempat perhentian. Administrator online 24 jam sehari untuk menjawab pertanyaan Anda secara gratis.

Tinggalkan komentar