Haruskah Kita Menerima Pengkhotbah Asing?

Di pagi hari, aku duduk di jendela dan membaca Alkitab: "Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang asing, karena sebagian orang melakukannya dan tanpa sadar mereka menjamu para malaikat" (Ibrani 13:2). Alkitab mengajar kita untuk berbuat baik kepada orang asing. Karena itu adalah orang asing, maka kita pasti tidak mengenal mereka! Namun, pendeta sering memberi tahu kita untuk tidak menjamu orang asing dan mereka malah mengutip ayat Alkitab: "Aku heran betapa cepatnya engkau berpaling dari Dia yang memanggil engkau kepada kasih karunia Kristus dan beralih kepada injil lain; yang sebenarnya bukan Injil; tetapi ada orang yang mengacaukan engkau sekalian, dan yang ingin membelokkan Injil Kristus." (Galatia 1:6-7). Mereka berkata bahwa kami tidak memiliki kepekaan dan tingkat pertumbuhan kami masih kecil, maka jangan menjamu semua pengkhotbah asing. Apakah kehendak Tuhan? Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus menerima pengkhotbah asing?

Sementara aku sedang bingung, Saudari Li datang ke rumahku. Aku bertanya dengan mendesak, "Saudari Li, pendeta sering memberi tahu kami: "Aku heran betapa cepatnya engkau berpaling dari Dia yang memanggil engkau kepada kasih karunia Kristus dan beralih kepada injil lain; yang sebenarnya bukan Injil; tetapi ada orang yang mengacaukan engkau sekalian, dan yang ingin membelokkan Injil Kristus" (Galatia 1:6-7). Pendeta tidak mengizinkan kami menjamu orang asing, apalagi mendengarkan atau membaca apa yang mereka khotbahkan. Tapi hari ini saya tidak sengaja melihat ayat ini: "Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang asing, karena sebagian orang melakukannya dan tanpa sadar mereka menjamu para malaikat" (Ibrani 13:2). Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik kepada orang asing. Apakah kita harus menjamu orang asing? Aku ingin mendengar pendapatmu tentang masalah ini."

Setelah mendengarkan, saudari Li mengambil Alkitab dan membalikkan halaman sambil berkata, "Terima kasih Tuhan! Saudari Liu, tahukah kau konteks perkataan Paulus?"

Aku bingung dan berkata: "Konteks?" Apa konteksnya?

Saudari Lee lanjut berkata: "Kitab Galatia adalah surat yang ditulis oleh Paulus kepada orang-orang Galatia pada saat itu. Paulus tahu bahwa selain orang yang memberitakan Injil Yesus Kristus, ada juga orang yang memberitakan Injil hukum Taurat Tuhan Yahweh. Hal ini mengakibatkan banyak saudara-saudari di gereja Galatia meninggalkan jalan Tuhan Yesus Kristus dan kembali ke bait suci untuk mematuhi hukum Taurat. Jadi Paulus menulis surat ini untuk menasihati dan mengingatkan saudara-saudari di gereja Galatia, mengatakan: "Aku heran betapa cepatnya engkau berpaling dari Dia yang memanggil engkau kepada kasih karunia Kristus dan beralih kepada injil lain; yang sebenarnya bukan Injil; tetapi ada orang yang mengacaukan engkau sekalian, dan yang ingin membelokkan Injil Kristus." (Galatia 1:6-7) "Oh, orang Galatia yang bodoh, siapa yang telah menyihir kalian, sehingga kalian tidak menaati kebenaran, yang di hadapannya Yesus Kristus telah ditampakkan dengan jelas, disalibkan di antara kalian? Hanya ini yang ingin kupahami dari kalian: apakah kalian menerima Roh karena pekerjaan hukum Taurat, atau lewat mendengar dengan iman?" (Galatia 3:1-2). Arti dari ayat-ayat ini adalah untuk memberitahu saudara-saudari di Galatia agar tidak tertipu oleh orang-orang Farisi dan kembali ke gereja untuk mematuhi hukum Taurat. Kedua ayat Alkitab ini tidak ditujukan kepada kita di akhir zaman, juga bukan meminta kita tidak mendengarkan Injil dari Tuhan Yesus yang kembali. Jika kita mengikuti apa yang Paulus katakan kepada orang-orang Galatia, bagaimana kita bisa menyambut kedatangan Tuhan Yesus dan mendapatkan keselamatan yang muncul di akhir zaman?

Setelah mendengarkan persekutuan saudari Li, aku terkejut dan berkata, "Ternyata kata-kata Paulus ini tidak ditujukan kepada orang-orang di akhir zaman, tetapi ditujukan kepada orang-orang Galatia yang telah meninggalkan Injil Tuhan Yesus pada zaman itu dan kembali mengikuti Injil hukum Taurat. Kita sekarang mengartikan kata-kata Paulus ini sebagai tidak bisa menerima Injil yang dikhotbahkan oleh orang asing, dan bahkan tidak mendengarkan siapa pun yang mengkhotbahkan Injil kedatangan Tuhan Yesus. Tampaknya kita telah salah paham tentang kata-kata Paulus ini ."

Saudari Li melanjutkan bersekutu: "Saudari Liu, murid-murid Tuhan Yesus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil kepada semua makhluk. Apakah mereka yang mendengarkan Injil yang dikabarkan oleh murid-murid Tuhan Yesus itu mengenal murid-murid Tuhan Yesus?"

Aku menggelengkan kepalaku dan berkata, "Mereka tidak mengenali murid-murid Tuhan Yesus."

"Jika menurut apa yang pendeta dan penatua katakan, kita tidak bisa menjamu orang asing, dapatkah Injil Yesus Kristus tersebar ke ujung alam semesta? Tuhan Yesus berkata: 'Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakan Injil kepada semua makhluk' (Markus 16:15). Karena Tuhan Yesus meminta murid-murid-Nya pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil, pasti ada banyak orang yang tidak mengenal mereka, seperti murid-murid Tuhan Yesus, Petrus, Matius, dan Paulus yang memberitakan Injil Tuhan Yesus di mana-mana, berapa banyak orang yang mengenali mereka? Lihatlah banyak misionaris di zaman dahulu, yang mengambil risiko dibunuh dan melintasi lautan untuk mengkhotbahkan Injil di negara-negara asing. Jika semua orang tidak menerima mereka, bagaimana mungkin benih Injil dapat berakar? Kita juga orang yang akrab dengan Alkitab. Dilihat dari keseluruhan Alkitab, tidak ada satupun yang dengan tulus mencari Tuhan menderita kerugian karena menjamu orang asing dan tidak diberkati oleh Tuhan. Misalnya: Abraham menerima tiga orang asing, dia diberkati oleh Tuhan, dan mendapatkan seorang putra pada usia seratus tahun; Lot menerima dua malaikat asing, keluarganya meloloskan diri dari kota Sodom; pelacur Rahab juga mendapatkan berkat Tuhan dengan menjamu orang asing, seluruh keluarga dan kerabatnya juga diselamatkan."

Mendengarkan persekutuan saudari Li, aku berpikir: "Ya, Injil Tuhan Yesus tersebar ke seluruh dunia. Bukankah itu semua karena mereka yang haus akan keselamatan telah menjamu murid-murid Tuhan Yesus sehingga mereka dapat mendengarkan injil? Selama berabad-abad, banyak orang menjamu orang asing dan akhirnya mendapat berkat Tuhan."

Saudari Li lanjut mengatakan: "Injil Lukas mencatat bahwa ketika Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil, Dia berkata: 'Nah, berangkatlah! Aku mengutus kalian seperti domba ke tengah-tengah serigala …. Apabila kalian datang ke sebuah kota dan di sana kalian disambut dengan baik, makanlah apa yang dihidangkan di situ kepadamu. Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di kota itu, dan beritakanlah kepada orang-orang di situ, "Tuhan segera akan mulai memerintah sebagai Raja di tengah-tengah kalian." Tetapi kalau kalian datang ke sebuah kota dan di situ kalian tidak diterima, keluarlah ke jalan dan katakanlah, Bahkan debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan sebagai peringatan kepadamu. Tetapi ketahuilah bahwa sudah dekat saatnya Tuhan mulai memerintah sebagai Raja di tengah-tengah kalian! Ingatlah, pada Hari Kiamat, orang Sodom akan lebih mudah diampuni Tuhan daripada orang kota itu!' (Lukas 10:3, 8-12) 'Lalu Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, Orang yang mendengar kalian, mendengar Aku. Orang yang menolak kalian, menolak Aku. Dan orang yang menolak Aku, juga menolak Dia yang mengutus Aku' (Lukas 10:16). Dari firman Tuhan Yesus, kita dapat melihat bahwa Tuhan mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan Injil. Siapapun yang dapat menjamu mereka dengan kasih dapat mendengar Injil keselamatan Tuhan Yesus dan menerima keselamatan-Nya; sebaliknya, mereka yang tidak menerima murid-murid Tuhan Yesus akan kehilangan keselamatan Tuhan, dan pada hari penghakiman, hukuman yang mereka terima akan lebih besar dari Sodom. Karena secara lahiriah mereka tidak menerima serta menolak orang yang memberitakan Injil, tetapi pada hakikatnya, yang mereka tolak adalah Tuhan! "

Setelah mendengarkan persekutuan saudari Li, aku tersentuh di dalam hatiku dan berkata, "Aku tidak pernah berpikir bahwa sifat masalah ini begitu serius. Kalau tidak menerima orang-orang yang diutus Tuhan, itu berarti tidak menerima Tuhan, dan menolak Tuhan di luar pintu! Hal ini mengingatkanku tentang apa yang Tuhan Yesus katakan: "Sebuah perintah baru Kuberikan kepadamu, agar engkau saling mengasihi; sebagaimana Aku telah mengasihimu, engkau juga saling mengasihi. " (Yohanes 13: 34) "Lalu Ia berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, 'Orang yang menerima anak ini karena Aku, berarti menerima Aku. Dan orang yang menerima Aku, menerima Dia yang mengutus Aku. Sebab orang yang terkecil di antara kalian, dialah yang terbesar!'" (Lukas 9:48) Tuhan Yesus meminta kita untuk saling mengasihi, melaksanakan perintah Tuhan, dan menjamu orang dengan penuh kasih. Namun, kita tidak mematuhi ajaran dan persyaratan Kristus, kita juga tidak mengasihi dan membantu orang lain. Kita tidak mendengarkan, tidak melihat, dan tidak menerima khotbah dari orang asing. Bukankah ini melanggar ajaran Kristus? Saudari Li, persekutuan kau sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus, dan sangat bermanfaat bagiku! "

Saudari Li menutup Alkitab dan berkata, "Terima kasih Tuhan, ini adalah pencerahan dan bimbingan Tuhan. Kita percaya kepada Tuhan Yesus dan harus mendengarkan firman Tuhan. Tidak peduli kata-kata siapa pun, kita harus menilai apakah itu sesuai dengan firman Tuhan. Kalau sesuai dengan firman Tuhan, kita harus mendengarkan. Jika tidak, kita tidak bisa secara membabi buta mengikuti perkataan mereka! Tuhan Yesus berkata: "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" (Wahyu 3:20) "Dan di saat tengah malam ada suara seruan terdengar, Lihatlah, Mempelai laki-laki itu datang; keluarlah dan jumpai Dia" (Mat.25:6) "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Dari firman ini, kita dapat memahami bahwa gadis bijaksana menyambut kedatangan Tuhan kembali dengan mendengarkan suara Tuhan. Kehendak Tuhan adalah ketika kita mendengar seseorang berkhotbah bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali, kita harus mengambil inisiatif untuk mendengarkan suara Tuhan dan menyambut kedatangan-Nya. Dari sini, kita juga menemukan jalan penerapan. Sekalipun orang yang memberitakan Injil kepada kita adalah orang asing, sebaiknya kita tidak menolaknya dulu. Pertama-tama mendengarkan apa yang mereka khotbahkan, untuk memastikan apakah itu adalah suara Tuhan atau tidak. Jika itu adalah suara Tuhan, maka adalah ungkapan Tuhan, dan kita harus menerimanya. Inilah yang paling penting.

Aku berkata dengan syukur: "Terima kasih Tuhan! Aku telah mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun, dan aku tidak pernah mendengar penjelasan yang begitu gamblang tentang ayat Alkitab seperti yang kau jelaskan kepadaku hari ini, yang sangat membangunku. Selama bertahun-tahun, aku terlalu bodoh, karena aku mengikuti kata-kata pendeta sehingga tidak menerima penginjil asing. Jika ini terus berlanjut, aku pasti tidak akan dapat menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Aku dulu sering membaca ayat-ayat Alkitab ini, mengapa aku tidak mengerti? Menafsirkan Alkitab di luar konteks ketika membaca Alkitab, dan tidak mencari kehendak Tuhan akan menghancurkan orang! ... "

Share
Read more!
Read more!