Menu

Dulu saya berpikir bahwa percaya kepada Tuhan berarti membaca firman Tuhan, mengikuti persekutuan, dan hanya memiliki Tuhan di dalam hati saya. Tidak perlu mencari kebenaran terlalu banyak. Jadi saya menghabiskan waktu dan tenaga dalam mencari uang untuk menghidupi keluarga saya, sehingga tidak mengejar kebenaran dengan baik-baik. Tapi sekarang bencana semakin besar, hati saya merasa sedikit khawatir, apakah kepercayaan saya kepada Tuhan seperti ini akan ditinggalkan oleh Tuhan dan jatuh ke dalam bencana?

Ayat Alkitab untuk Referensi:

Karena apa untungnya jika seseorang mampu mendapatkan seluruh dunia, dan kehilangan jiwanya sendiri? Atau apa yang bisa diberikan seseorang sebagai ganti jiwanya? (Matius 16:26).

"... kerajaan surga menderita kekerasan dan orang merebutnya dengan kekerasan" (Matius 11:12).

Firman Tuhan yang Relevan:

Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata "Tuhan" dan frasa seperti "pekerjaan Tuhan", mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi kehendak Tuhan. "Percaya kepada Tuhan" berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi kehendak Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut "iman kepada Tuhan". Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan menurut huruf-huruf yang tertulis, dan dalam doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi kehendak Tuhan?

Sebagian orang selalu mengira: "Bukankah percaya kepada Tuhan hanyalah masalah menghadiri pertemuan, menyanyikan lagu, mendengarkan firman Tuhan, berdoa, dan memenuhi beberapa tugas? Bukankah hanya seperti itu?" Tidak peduli berapa lama engkau semua telah percaya kepada Tuhan, engkau semua masih belum memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang makna penting percaya kepada Tuhan. Sebenarnya, makna penting percaya kepada Tuhan sangat mendalam sehingga orang tidak mampu memahaminya. Pada akhirnya, hal-hal di dalam diri manusia yang berasal dari Iblis dan hal-hal dalam natur mereka haruslah berubah dan harus menjadi sesuai dengan tuntutan kebenaran; hanya dengan cara ini orang bisa benar-benar mencapai keselamatan. Jika, seperti dulu ketika engkau beragama, engkau hanya mengucapkan beberapa kata doktrin atau meneriakkan slogan, dan kemudian melakukan beberapa perbuatan baik, menunjukkan sedikit lebih banyak perilaku yang baik dan menahan diri untuk tidak berbuat beberapa dosa, beberapa dosa yang terang-terangan, ini tetap tidak berarti bahwa engkau telah menapakkan kakimu di jalan yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Apakah mampu mematuhi aturan menunjukkan bahwa engkau sedang berjalan di jalan yang benar? Apakah ini berarti engkau telah memilih dengan benar? Jika hal-hal dalam naturmu belum berubah, dan pada akhirnya engkau masih menentang dan menyinggung Tuhan, ini adalah masalah terbesarmu. Jika, dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau tidak menyelesaikan masalah ini, dapatkah engkau dianggap telah diselamatkan? Apa yang Kumaksud dengan mengatakan ini? Aku bermaksud membuat engkau semua mengerti di dalam hatimu bahwa kepercayaan kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari firman Tuhan, dari Tuhan, atau dari kebenaran. Engkau harus memilih jalanmu dengan baik, berusaha keras mendapatkan kebenaran dan berusaha keras memahami firman Tuhan. Jangan hanya mendapatkan pengetahuan yang tidak lengkap atau memperoleh pemahaman yang hanya setengah-setengah dan kemudian berpikir bahwa itu sudah cukup; jika engkau membodohi dirimu sendiri, engkau hanya akan mencelakakan diri sendiri. Manusia tidak boleh menyimpang dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan; pada akhirnya, jika mereka tidak memiliki Tuhan dalam hati dan sekadar memegang sebuah buku dan melihatnya sekilas, tetapi tidak menyediakan ruang bagi Tuhan dalam hati mereka, mereka sudah tamat.

Jika engkau ingin percaya kepada Tuhan, ingin mendapatkan Tuhan dan memuaskan Dia, namun jika engkau tidak menanggung kesakitan atau mengerahkan sejumlah upaya, engkau tidak akan dapat mencapai hal-hal ini. Engkau semua telah banyak mendengar khotbah, tetapi telah mendengarnya bukan berarti khotbah ini adalah milikmu; engkau harus menyerapnya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang engkau miliki, engkau harus menyatukannya ke dalam kehidupanmu, membawanya ke dalam keberadaanmu, memperkenankan firman dan khotbah ini untuk memandu cara hidupmu, serta membawa nilai dan makna yang nyata bagi hidupmu. Dengan demikian mendengar firman ini akan bernilai bagimu. Jika firman yang Aku ucapkan tidak membawa kemajuan dalam hidupmu, atau menambah nilai keberadaanmu, maka tidak ada gunanya engkau mendengarkannya. Engkau semua memahami hal ini, bukan? Setelah memahaminya, maka selanjutnya terserah kepadamu semua. Engkau semua harus mulai bekerja! Engkau harus bersungguh-sungguh dalam segala hal! Jangan bingung dan bimbang; waktu berlalu dengan cepat! Sebagian besar dari antaramu telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Lihatlah kembali sepuluh tahun ini: Berapa banyak yang telah engkau semua dapatkan? Berapa dasawarsa kehidupan ini yang tersisa bagimu? Tidak lama lagi. Lupakan apakah pekerjaan Tuhan menantimu, apakah Dia telah memberi engkau kesempatan, apakah Dia akan melakukan pekerjaan yang sama lagi—jangan bicarakan hal ini. Dapatkah engkau memutar kembali sepuluh tahun terakhirmu? Dengan berlalunya setiap hari dan setiap langkah yang engkau ambil, hari-hari yang engkau miliki telah berkurang satu hari. Waktu tidak menunggu siapa pun! Engkau hanya akan mendapatkan manfaat dari imanmu kepada Tuhan jika engkau menganggapnya sebagai hal terbesar dalam hidupmu, lebih penting daripada makanan, pakaian, atau apa pun! Jika engkau hanya percaya ketika engkau punya waktu, dan tidak mampu mencurahkan seluruh perhatianmu pada imanmu, jika engkau selalu mengalami kebingungan, maka engkau tidak akan mendapatkan apa-apa.

Sekarang adalah waktunya Aku menentukan akhir setiap orang, bukan tahap di mana Aku mulai membentuk manusia. Aku menulis dalam buku catatan-Ku, satu per satu, perkataan dan tindakan setiap orang, jalan yang telah mereka tempuh dalam mengikuti Aku, karakteristik dasar mereka, dan bagaimana mereka telah bersikap pada akhirnya. Dengan cara ini, tak peduli jenis orang macam apa mereka, tidak seorang pun akan lolos dari tangan-Ku, dan semua orang akan bersama jenis mereka sendiri sebagaimana yang Aku tetapkan. Aku memutuskan tempat tujuan setiap orang bukan berdasarkan usia, senioritas, jumlah penderitaan, dan yang utama, bukan berdasarkan sejauh mana mereka mengundang rasa kasihan, tetapi berdasarkan apakah mereka memiliki kebenaran. Tidak ada pilihan lain selain ini. Engkau semua harus menyadari bahwa semua orang yang tidak mengikuti kehendak Tuhan juga akan dihukum. Ini adalah fakta yang tak dapat diubah. Jadi, semua orang yang dihukum pasti akan dihukum oleh karena keadilan Tuhan dan sebagai ganjaran atas banyaknya tindakan jahat mereka.

Sekaranglah saatnya Roh-Ku melakukan pekerjaan besar, dan saatnya Aku memulai pekerjaan-Ku di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi. Lebih dari itu, sekaranglah saatnya Aku mengelompokkan semua makhluk ciptaan, menempatkan setiap mereka ke dalam kategorinya masing-masing, sehingga pekerjaan-Ku dapat berlangsung lebih cepat dan lebih efektif. Dengan demikian, yang Kuminta dari engkau semua adalah supaya engkau mempersembahkan seluruh keberadaanmu untuk pekerjaan-Ku, dan terlebih lagi, supaya engkau memahami dengan jelas dan memastikan seluruh pekerjaan yang sudah Kukerjakan dalam dirimu, serta mengerahkan seluruh kekuatanmu ke dalam pekerjaan-Ku agar pekerjaan-Ku menjadi lebih efektif. Inilah yang harus engkau pahami. Berhentilah bertengkar di antaramu, mencari-cari jalan mundur, atau mencari-cari kenyamanan daging, yang akan menunda pekerjaan-Ku dan menunda masa depanmu yang indah. Bersikap seperti itu tidak akan mendatangkan perlindungan bagimu, melainkan akan mendatangkan kehancuran bagimu. Bukankah tindakan seperti ini bodoh? Apa yang engkau nikmati sekarang dengan serakah adalah hal yang merusak masa depanmu, sedangkan penderitaan yang engkau alami sekarang adalah hal yang melindungimu. Engkau harus menyadari hal-hal ini dengan jelas, agar dapat menghindarkan dirimu terjebak dalam pencobaan yang akan membuatmu sulit melepaskan diri, dan untuk menghindarkan dirimu terjebak dalam kabut tebal dan tidak mampu menemukan sinar matahari. Saat kabut tebal itu pergi, engkau akan mendapati dirimu berada di tengah penghakiman pada hari yang besar itu.

Di jalan ini, banyak orang yang dapat berbicara tentang pengetahuan yang luas, tetapi pada saat kematiannya, mata mereka penuh dengan air mata, dan mereka membenci diri mereka sendiri karena telah menyia-nyiakan hidup mereka dan menjalani hidup sampai lanjut usia dalam kesia-siaan. Mereka hanya memahami doktrin, tetapi tidak bisa melakukan kebenaran atau menjadi saksi bagi Tuhan; sebaliknya, mereka hanya berlari ke sana kemari, sibuk sendiri, dan hanya di ambang kematianlah mereka akhirnya menyadari bahwa mereka tidak memiliki kesaksian yang benar, bahwa mereka tidak mengenal Tuhan sama sekali. Dan bukankah ini sudah terlambat? Mengapa engkau tidak memanfaatkan hari ini dan mencari kebenaran yang kaukasihi? Mengapa menunggu sampai besok? Jika dalam hidup, engkau tidak menderita demi kebenaran atau berusaha mendapatkannya, mungkinkah engkau ingin merasa menyesal pada saat menjelang kematianmu? Jika demikian, lalu mengapa percaya kepada Tuhan? Sebenarnya, ada banyak hal di mana orang, jika mereka berusaha sedikit saja, dapat melakukan kebenaran dan dengan demikian memuaskan Tuhan. Hanya saja, hati manusia selalu dikuasai oleh setan, sehingga mereka tidak dapat bertindak demi Tuhan, dan terus-menerus sibuk demi kedagingan mereka, tanpa ada yang dicapai pada akhirnya. Karena alasan ini, orang terus-menerus dilanda masalah dan kesulitan. Bukankah ini siksaan Iblis? Bukankah ini kerusakan daging? Jangan coba-coba membohongi Tuhan dengan basa-basimu. Sebaliknya, engkau harus mengambil tindakan nyata. Jangan menipu diri sendiri—apa gunanya itu? Apa yang bisa kaudapatkan dengan hidup demi kedaginganmu dan memperjuangkan keuntungan dan ketenaran?

Engkau selalu percaya bahwa engkau bisa mendapatkan Dia[a] hanya dengan mengikuti-Nya, atau hanya dengan melihat-Nya, dan tidak ada seorang pun yang bisa menyingkirkanmu. Jangan berpikir bahwa mengikuti Tuhan adalah hal yang mudah. Kuncinya adalah engkau harus mengenal Dia, engkau harus mengetahui tentang pekerjaan-Nya, dan engkau harus memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran demi Dia, memiliki keinginan untuk mengorbankan hidupmu bagi Dia, dan memiliki keinginan untuk disempurnakan oleh Dia. Inilah penglihatan yang harus kaumiliki. Penglihatan ini tidak akan kaumiliki jika engkau selalu berpikir tentang menikmati kasih karunia. Jangan mengira bahwa Tuhan di sini hanya untuk kesenangan manusia, dan hanya untuk melimpahkan kasih karunia atas manusia. Pikiranmu itu salah! Jika orang tidak bisa mempertaruhkan hidupnya untuk mengikuti Dia, dan jika orang tidak bisa meninggalkan seluruh harta duniawinya untuk mengikuti Dia, mereka pasti tidak akan bisa terus mengikuti Dia sampai akhir! Engkau harus memiliki penglihatan sebagai dasar. Jika suatu hari kemalangan menimpamu, apa yang seharusnya kaulakukan? Akankah engkau masih bisa terus mengikuti Dia? Jangan dengan enteng mengatakan apakah engkau bisa mengikuti sampai akhir. Lebih baik engkau membuka dahulu matamu lebar-lebar untuk melihat waktu seperti apakah sekarang ini. Meskipun sekarang engkau semua mungkin seperti tiang-tiang bait, akan tiba waktunya ketika semua tiang itu akan digerogoti cacing, menyebabkan bait itu roboh, karena pada saat ini, ada banyak sekali penglihatan yang tidak kaumiliki. Engkau semua hanya memperhatikan dunia kecilmu sendiri, dan engkau tidak tahu cara pencarian yang paling dapat diandalkan dan paling tepat. Engkau semua tidak mengindahkan penglihatan tentang pekerjaan sekarang ini, dan engkau juga tidak menyimpan hal-hal ini di dalam hatimu. Apakah engkau pernah mempertimbangkan bahwa suatu hari nanti Tuhanmu akan menempatkanmu di suatu tempat yang sangat asing? Bisakah kaubayangkan akan menjadi apakah engkau suatu hari nanti ketika Aku mungkin merenggut semuanya darimu? Apakah kekuatanmu pada hari itu akan sama seperti kekuatanmu sekarang? Apakah imanmu akan timbul kembali?

Mungkin engkau telah banyak menderita selama hidupmu, tetapi saat ini engkau masih tidak memahami apa pun; engkau tidak tahu apa-apa tentang kehidupan. Meskipun telah dihajar dan dihakimi, engkau sama sekali belum berubah, dan jauh di dalam dirimu, engkau belum memperoleh kehidupan. Bila tiba saatnya untuk menguji pekerjaanmu, engkau akan mengalami ujian sepanas api dan bahkan kesengsaraan yang lebih besar. Api ini akan mengubah seluruh keberadaanmu menjadi abu. Sebagai orang yang tidak memiliki kehidupan, orang yang tidak memiliki secuil pun emas murni di dalam dirinya (tidak berharga), orang yang masih terjebak dengan watak rusak yang lama, dan orang yang bahkan tidak bisa melakukan pekerjaan yang baik sebagai kontras, bagaimana mungkin engkau tidak disingkirkan? Dapatkah orang yang bernilai kurang dari satu sen, dan yang tidak memiliki kehidupan, dapat berguna untuk pekerjaan penaklukan? Apabila waktu itu tiba, hari-harimu akan lebih sulit daripada hari-hari pada zaman Nuh dan Sodom! Doa-doamu pun tidak akan ada gunanya saat itu. Setelah pekerjaan penyelamatan berakhir, bagaimana bisa engkau datang kembali kelak dan mulai bertobat lagi? Begitu semua pekerjaan penyelamatan telah dilakukan, tidak akan ada lagi pekerjaan penyelamatan; yang akan terjadi adalah awal dari pekerjaan menghukum orang-orang yang jahat. Engkau menentang, memberontak, dan melakukan segala sesuatu yang kautahu jahat adanya. Bukankah engkau adalah sasaran hukuman berat? Aku menyampaikan hal ini kepadamu saat ini. Jika engkau memilih untuk tidak mendengarkan, maka ketika bencana menimpamu kelak, bukankah akan sudah terlambat jika baru saat itu engkau mulai merasa menyesal dan mulai percaya? Aku memberimu kesempatan untuk bertobat saat ini, tetapi engkau tidak mau melakukannya. Berapa lama lagi engkau mau menunggu? Sampai hari hajaran? Aku tidak mengingat pelanggaran masa lalumu saat ini; Aku mengampunimu berulang kali, berpaling dari sisi burukmu untuk hanya melihat sisi baikmu, karena semua firman dan pekerjaan-Ku saat ini dimaksudkan untuk menyelamatkanmu dan Aku tidak berniat buruk terhadapmu. Namun, engkau menolak untuk masuk; engkau tidak dapat membedakan yang baik dari yang buruk dan tidak tahu cara menghargai kebaikan. Bukankah orang-orang semacam ini hanya menunggu datangnya hukuman dan ganjaran yang setimpal?

Manusia harus berupaya hidup dalam kehidupan yang bermakna dan tidak boleh puas dengan keadaannya saat ini. Untuk hidup dalam gambaran Petrus, ia harus memiliki pengetahuan dan pengalaman Petrus. Manusia harus mengejar hal-hal yang lebih tinggi dan lebih mendalam. Ia harus mengejar kasih kepada Tuhan yang lebih dalam dan lebih murni, dan kehidupan yang memiliki nilai dan makna. Hanya inilah sesungguhnya kehidupan; hanya dengan demikian manusia akan sama seperti Petrus. Engkau harus berfokus untuk bersikap proaktif dalam memasuki sisi positif dan tidak pasrah membiarkan dirimu kembali murtad demi kenyamanan sesaat dan mengabaikan kebenaran yang lebih mendalam, lebih spesifik, dan lebih nyata. Kasihmu harus praktis dan engkau harus menemukan cara untuk membebaskan dirimu dari kehidupan yang bejat dan tanpa beban yang tidak ada bedanya dengan kehidupan binatang ini. Engkau harus hidup dalam kehidupan yang bermakna, kehidupan yang bernilai, dan jangan sampai membodohi dirimu sendiri, atau menganggap hidupmu seperti mainan yang engkau mainkan. Bagi semua orang yang bercita-cita untuk mengasihi Tuhan, tidak ada kebenaran yang tidak dapat dicapai, dan tidak ada keadilan yang tidak dapat mereka tegakkan. Bagaimana seharusnya engkau menjalani hidupmu? Bagaimana seharusnya engkau mengasihi Tuhan, dan mencurahkan kasih ini untuk memuaskan keinginan-Nya? Tidak ada perkara yang lebih besar dalam hidupmu. Di atas segalanya, engkau harus memiliki cita-cita dan ketekunan seperti itu, janganlah seperti orang-orang yang tak punya nyali, orang-orang yang lemah. Engkau harus belajar bagaimana menghayati kehidupan yang berarti dan mengalami kebenaran yang bermakna, dan tidak seharusnya memperlakukan dirimu sendiri secara sembrono dengan cara seperti itu. Tanpa engkau sadari, hidupmu akan berlalu begitu saja; setelah itu, masih adakah kesempatan lain bagimu untuk mengasihi Tuhan? Bisakah manusia mengasihi Tuhan setelah dia mati? Engkau harus memiliki cita-cita dan hati nurani yang sama seperti Petrus; hidupmu harus bermakna, dan jangan main-main dengan dirimu sendiri. Sebagai manusia, dan sebagai orang yang mengejar Tuhan, engkau harus mampu dengan saksama mempertimbangkan bagaimana engkau memperlakukan hidupmu, bagaimana engkau harus mempersembahkan dirimu bagi Tuhan, bagaimana engkau harus memiliki iman yang lebih bermakna dalam Tuhan, dan bagaimana, karena engkau mengasihi Tuhan, engkau harus mengasihi-Nya dengan cara yang lebih murni, lebih indah, dan lebih baik.

Tuhan meratapi masa depan manusia, bersedih atas kejatuhan umat manusia, dan merasakan kepedihan karena umat manusia selangkah demi selangkah berjalan menuju kerusakan dan jalur tanpa jalan kembali. Umat manusia yang telah menghancurkan hati Tuhan dan meninggalkan-Nya untuk mencari si jahat: adakah yang pernah memikirkan arah mana yang akan dituju oleh umat manusia semacam ini? Justru karena alasan inilah mengapa tak seorang pun yang merasakan murka Tuhan, mengapa tak seorang pun berusaha mencari cara untuk menyenangkan Tuhan atau mencoba untuk lebih mendekat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, mengapa tak seorang pun berusaha untuk memahami kesedihan dan kepedihan Tuhan. Bahkan setelah mendengar suara Tuhan, manusia terus saja berjalan di jalannya sendiri, bersikeras menyimpang dari Tuhan, menghindar dari kasih karunia dan pemeliharaan Tuhan, dan menjauhi kebenaran-Nya, lebih memilih menjual dirinya kepada Iblis, musuh Tuhan. Dan adakah yang pernah memikirkan—jika manusia terus membandel—bagaimana Tuhan akan bertindak terhadap umat manusia yang telah menolak-Nya tanpa menoleh ke belakang? Tak seorang pun mengetahui bahwa alasan Tuhan memberi peringatan dan nasihat berulang-ulang adalah karena Dia telah mempersiapkan di tangan-Nya malapetaka yang belum pernah ada sebelumnya, yang tidak akan tertahankan bagi daging dan jiwa manusia. Malapetaka ini bukan sekadar hukuman untuk daging, tetapi juga untuk jiwa. Engkau perlu tahu ini: saat rencana Tuhan gagal, dan saat peringatan serta nasihat-Nya tidak mendapat tanggapan, kemarahan seperti apakah yang akan ditumpahkan-Nya? Ini tidak akan seperti sesuatu yang pernah dialami atau didengar sebelumnya oleh makhluk ciptaan mana pun. Oleh karena itu Kukatakan, malapetaka ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan tidak akan pernah terulang. Karena rencana Tuhan adalah menciptakan umat manusia hanya satu kali ini, dan menyelamatkannya hanya satu kali ini. Inilah yang pertama, dan juga yang terakhir. Oleh karena itu, tak seorang pun mampu memahami niat serius dan antisipasi yang sungguh-sungguh Tuhan lakukan untuk menyelamatkan umat manusia kali ini.

Tinggalkan komentar