Menu

Berhenti berpikir secara berlebihan tentang dirimu. Pilihlah untuk melihat dirimu dengan pandangan Yesus

1. Berhenti hidup di mata orang lain

2. Berhenti meminta diri sendiri menjadi sempurna

3. Berhenti terjebak dalam kenegatifan

4. Ingatlah, di mata Yesus, kita berharga dan mulia

Di dunia yang penuh dengan stres dan kecemasan ini, kita sering diganggu oleh ekspektasi masyarakat, tuntutan yang tinggi terhadap diri kita sendiri, dan penilaian orang lain. Hal ini menyebabkan kelelahan mental, dan mengarah pada kritik terus-menerus terhadap diri sendiri, perhatian berlebihan terhadap pandangan orang lain, dan terjebak dalam emosi negatif dan tidak dapat melepaskan diri darinya. Gesekan internal ini tidak hanya mengikis rasa percaya diri dan kebahagiaan kita, tapi juga menjerumuskan kita ke dalam keadaan cemas, pesimisme, dan kelelahan mental. Namun, sebagai orang Kristen, kita memiliki semacam konsep dan kepercayaan yang berbeda dengan dunia. Kita dapat memilih untuk melihat diri kita dengan pandangan Yesus dan mendasarkan nilai dan identitas kita pada kasih dan penerimaan Tuhan terhadap kita. Dengan mengembangkan hubungan yang dekat dengan Tuhan, kita dapat melepaskan diri dari tekanan dunia dan menemukan kedamaian dan sukacita batin, serta kepuasan. Karena kita berharga dan diterima di mata Tuhan, dan kasih serta anugerah-Nya cukup untuk mengimbangi segala kekurangan kita, memungkinkan kita untuk terus maju tanpa tergoyahkan dalam situasi sulit apa pun.

1. Berhenti hidup di mata orang lain

Pertama, kita harus berhenti hidup di mata orang lain. Mengejar pengakuan dan pujian dari orang lain adalah bagian dari sifat kita, namun ketika kita terlalu bergantung pada pendapat orang lain untuk menentukan nilai diri kita, kita akan jatuh ke jurang maut, kehilangan diri sendiri, dan kehilangan kedamaian dan kebebasan batin. Penilaian dan pendapat orang bersifat subyektif dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, emosi, dan prasangka. Oleh karena itu, daripada terlalu memperhatikan pendapat orang lain, kita hendaknya berfokus pada hubungan kita dengan Tuhan dan mencari bimbingan serta pengakuan-Nya dalam hidup kita. Karena kita unik dan berharga di mata Yesus, dan kasih-Nya terhadap kita tidak pernah berubah. Ketika kita mengalihkan pandangan kita dari manusia kepada Yesus, kita dapat merasakan penerimaan dan kasih-Nya terhadap kita, serta menemukan nilai diri kita dan kedamaian yang sejati.

2. Berhenti meminta diri sendiri menjadi sempurna

Mengejar kesempurnaan adalah proses tanpa akhir, yang hanya akan membuat kita terus menerus menyangkal diri dan menjadi cemas. Di sebagian besar waktu, kita kehilangan kegembiraan dan kepuasan dalam mengejar kesempurnaan. Kita terus-menerus memberikan tekanan pada diri kita sendiri dan tidak membiarkan diri kita melakukan kesalahan atau kegagalan. Namun, mengejar kesempurnaan ini hanya membuat kita kelelahan dan terkuras secara mental. Sebenarnya, Yesus tidak menuntut kita untuk menjadi sempurna, sebaliknya Dia menunjukkan kuasa besar-Nya dalam kelemahan kita. Ketika kita melihat diri kita dengan pandangan Yesus, kita akan mampu menerima ketidaksempurnaan kita, dan memahami bahwa kita bertumbuh dan berubah dengan mengandalkan kasih karunia dan kuasa Tuhan. Kasih dan penebusan Yesus cukup untuk menutupi kesalahan dan kekurangan kita, dan kasih karunia-Nya cukup untuk mengisi kekurangan kita. Oleh karena itu, berhenti meminta diri sendiri menjadi sempurna berarti belajar menerima kekurangan dan kelemahan diri sendiri , serta melepaskan pengejaran akan kesempurnaan yang tidak realistis. Hendaknya kita memahami bahwa pertumbuhan dan perubahan yang sejati bukan berarti kita tidak memiliki kesalahan dan kegagalan, melainkan belajar dari kegagalan, memperoleh kekuatan dari kelemahan, dan menemukan kekuatan serta penghiburan dalam kasih karunia Tuhan. Ketika kita belajar menghadapi kekurangan kita dengan kerendahan hati dan keyakinan, kita akan menemukan bahwa beban di hati kita telah diringankan, hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi lebih dekat, dan hidup kita akan menjadi lebih mudah dan diperkaya.

3. Berhenti terjebak dalam kenegatifan

Frustrasi dan kesulitan dalam hidup sering kali menimbulkan emosi negatif, yang membuat kita meragukan diri kita sendiri, frustrasi, dan kekecewaan. Ketika kita terjebak dalam hal-hal negatif, kita cenderung tersesat dalam kegelapan dan tidak dapat melihat harapan terang. Namun, ketika kita melihat diri kita dengan pandangan Yesus, kita dapat melampaui kenegatifan ini dan mencari pertolongan dan penghiburan Tuhan. Pandangan Yesus tidak hanya memberi kita penerimaan dan kasih, namun juga memberi kita harapan dan kekuatan. Di dalam Dia, kita dapat menemukan semangat dan penghiburan yang tiada habisnya. Tidak peduli apa pun tantangan dan kesulitan yang kita hadapi, janji-Nya adalah kekal, kasih karunia-Nya mencukupi, dan kasih-Nya tidak berubah. Ketika kita fokus pada firman-Nya dan mendengarkan suara-Nya, kita akan bisa menemukan kedamaian dan sukacita batin di tengah penderitaan.

Berhenti terjebak dalam kenegatifan berarti belajar menyerahkan frustrasi dan kesulitan kita kepada Tuhan, dan mencari bantuan dan bimbingan-Nya. Kita dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan melalui doa dan penyingkapan dari firman Tuhan, sehingga memperoleh kekuatan dalam kesengsaraan besar dan menemukan jalan keluar dari kesulitan. Ketika kita mengarahkan pandangan kita kepada Yesus, hati kita akan dipenuhi dengan kedamaian dan sukacita-Nya, dan emosi negatif secara bertahap akan digantikan oleh kasih dan harapan Tuhan.

4. Ingatlah, di mata Yesus, kita berharga dan mulia

Alkitab mengatakan: “Karena engkau berharga dalam pandangan-Ku, dan mulia, dan Aku ini mengasihimu, Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.(Yesaya 43:4)

Ayat Alkitab ini menunjukkan betapa Tuhan sangat menghargai dan mengasihi kita, Dia rela mengorbankan segalanya demi kita, bahkan menjadi daging dan datang ke dunia untuk disalibkan demi menebus kita. Pandangan Yesus terhadap manusia tidak terpengaruh oleh perwujudan eksternal, prestasi, atau status sosial manusia, Dia melihat nilai dan potensi batin kita. Terlepas dari apakah kita merasa diri sendiri tidak cukup baik, memiliki kekurangan, atau gagal, kasih Yesus terhadap kita tidak akan berubah. Kasih-Nya tidak bersyarat dan melampaui kesalahan dan kekeliruan kita. Ketika kita memilih untuk menerima kasih dan penerimaan-Nya, kita dapat menemukan nilai diri kita dan rasa aman yang sejati. Ingatlah, kita berharga dan diterima di mata Tuhan, dan Dia memiliki rencana dan tujuan yang indah bagi kehidupan kita. Tidak peduli bagaimana masa lalu kita, tidak peduli betapa tidak sempurnanya kita, kasih dan penebusan Yesus sudah cukup untuk mengisi semuanya. Di mata-Nya, kita adalah harta yang tak ternilai harganya, kasih setia-Nya memampukan kita dilahirkan kembali dan diperbarui, menjadi anak-anak-Nya serta menikmati rahmat dan berkat-Nya. Oleh karena itu, ketika kita mengingat firman Tuhan dan melihat diri kita dengan pandangan Yesus, kita akan dapat berdiri lebih teguh pada identitas dan posisi kita sendiri, tidak lagi terpengaruh oleh penilaian dari dunia luar, dan akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian yang diberikan oleh Tuhan.

Tinggalkan komentar