Sudah lebih dari 3 bulan sejak aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Jika engkau bertanya apa yang paling membuatku tersentuh, aku pasti akan menjawab yang paling membuatku tersentuh adalah kehidupan bergereja. Pada awalnya, aku berpartisipasi dalam kehidupan bergereja secara pasif. Karena aku telah berjanji kepada seorang saudari untuk menghadiri persekutuan dan tidak ingin dia berpikir bahwa aku tidak bisa dipercaya, aku menghadiri persekutuan hanya demi menjaga nama baikku. Namun secara bertahap, aku mendapati diriku memperoleh jauh lebih banyak pencerahan dan penerangan ketika aku bersekutu dengan saudara dan saudari daripada ketika aku membaca firman Tuhan dan renungan sendirian di rumah. Terkadang aku berpikir ada banyak hal yang bisa kukatakan setelah membaca firman Tuhan. Jadi, aku selalu aktif dalam pertemuan, menjadi yang pertama untuk membagikan pengalaman dan pemahamanku. Ketika aku menyadari bahwa orang lain mengangguk dan menyetujui perkataanku, aku merasa sangat gembira dan tidak dapat kulukiskan kepuasan yang kurasakan di hatiku. Tanpa kusadari, semakin lama aku menjadi semakin suka menghadiri persekutuan. Meskipun aku cukup sibuk dengan pekerjaanku, setiap malam sebelum aku menghadiri persekutuan, aku merasa gembira dan menantikan persekutuan pada hari berikutnya.
Suatu kali, kami membagikan apa yang telah kami pelajari di akhir pertemuan. Saudari yang bertanggung jawab menyirami orang percaya baru berkata sambil tersenyum: "Syukur kepada Tuhan. Roh Kudus benar-benar bekerja di antara kita! Kita benar-benar mendapat manfaat dari apa yang telah engkau semua bagikan! Meskipun beberapa orang saudara-saudari masih muda, mereka secara aktif bersekutu tentang kebenaran setiap waktu dan mereka memiliki pencerahan dan penerangan Roh Kudus. Ini adalah hasil yang dicapai oleh pekerjaan Roh Kudus. Syukur kepada Tuhan!" Saudari lainnya menanggapi: "Benar. Lihatlah Saudari Jingxin! Dia memiliki pemahaman yang baik tentang firman Tuhan pada usia semuda itu dan selalu bersekutu tentang kebenaran. Kupikir aku harus bekerja lebih keras." Yang lain mengangguk setuju. Mendengar ini, aku tidak mengatakan apa pun tetapi jauh di dalam hatiku aku merasa sangat puas. Engkau tidak bisa membayangkan betapa bahagianya perasaanku!
Sejak saat itu, aku bersekutu lebih aktif dalam kebaktian demi menerima pengakuan dari orang lain. Aku lebih aktif pada saat aku melihat orang lain setuju denganku. Kadang-kadang, ketika saudari yang menyirami orang percaya baru bertanya kepada mereka yang tidak membagikan persekutuannya untuk menyampaikan sesuatu, mereka akan berkata, "Yang lain telah menyampaikan dengan baik. Tidak apa-apa, aku mendengarkan saja. Tidak ada lagi yang perlu kukatakan." Ketika mendengar perkataan ini, aku berpikir: kau setidaknya harus mengatakan sesuatu. Masa kau belum mendapat sedikit pun cahaya yang baru. Jika tak ada yang bisa kau katakan, kau bisa mengulangi apa yang orang lain katakan. Tidakkah kau merasa sungkan dan malu kalau kau tidak membagikan apa pun? Ini akan membuat saudara-saudari lain berpikir bahwa kualitasmu rendah dan engkau tidak mampu memahami kebenaran.
Selanjutnya, beberapa saudara dan saudari bergabung dengan kelompok kami. Beberapa dari mereka berusia kira-kira seusiaku dan memiliki pemahaman yang baik tentang firman Tuhan. Lama-kelamaan, aku lebih berfokus untuk bersaing dengan yang lain. Semangatku bisa tiba-tiba merosot begitu aku mendapati orang lain memahami kebenaran lebih cepat dan bersekutu dengan lebih baik daripada aku, kupikir: sebelumnya, semua saudara-saudari suka mendengarkan apa yang kubagikan. Namun sekarang orang lain bersekutu jauh lebih baik daripadaku. Apakah orang lain nanti akan kurang memperhatikan aku dan tidak menyukai apa yang kubagikan? Aku merasakan suatu kehilangan yang tak dapat kujelaskan ketika berpikir tentang hal ini. Kadang-kadang aku bahkan jadi melamun sementara yang lain sedang bersekutu. Hanya ketika saudari yang menyirami kami mulai bersekutu, aku akan langsung memusatkan perhatianku, mendengarkan dengan saksama demi memastikan apakah yang aku bagikan itu benar. Jika memang demikian, aku akan diam-diam merasa senang, menganggap bahwa saudari itu pasti berpikir bahwa aku memahami kebenaran dengan sangat baik. Jika orang lain bersekutu lebih baik daripadaku, aku akan menjadi sangat frustrasi, lalu berpikir: akankah dia menganggap aku telah mundur dan tidak dapat memahami kebenaran seperti sebelumnya? Tanpa kusadari, aku mendapati diriku memperoleh lebih sedikit penerangan dan pencerahan ketika aku membaca firman Tuhan selama persekutuan. Dan setelah persekutuan, aku tidak lagi merasakan kenikmatan seperti sebelumnya ...
Selama periode waktu itu, alih-alih merasa bersukacita seperti diriku sebelumnya, ada sesuatu yang membebani pikiranku setelah setiap persekutuan. Aku selalu berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, aku merasa sangat sedih ketika aku melihat saudara-saudari lain bersekutu lebih baik daripada diriku. Aku merasa keadaaanku sedang menurun. Aku tidak dapat memperoleh pencerahan dan pemahaman sebanyak sebelumnya. Ya Tuhan, kumohon Engkau mencerahkanku dalam persekutuan berikutnya sehingga aku bisa membagikan lebih banyak cahaya baru kepada yang lain. Terima kasih Tuhan! Amin." Setelah berdoa, keadaanku tidak banyak berubah. Meskipun aku bisa menyampaikan sesuatu, tetapi keadaanku benar-benar berbeda dari keadaanku sebelumnya!
Aku tidak menceritakan tentang keadaanku ini kepada saudari-saudariku karena takut mereka tidak akan lagi menganggap diriku hebat setelah aku mengatakannya. Untuk membalikkan keadaan semacam ini secepat mungkin, aku mencoba mencari tahu akar masalahnya. Setelah merenungkan, aku sampai pada kesimpulan bahwa keadaan ini disebabkan karena aku tidak ada renungan dan membaca banyak firman Tuhan belakangan ini sehingga aku tidak dapat diterangi oleh Roh Kudus. Namun, pada saat aku memikirkan kenyataan bahwa aku tidak dapat dengan sungguh-sungguh membaca firman Tuhan di rumah sendirian, aku memutuskan untuk menghadiri lebih banyak persekutuan. Tetapi aku tidak dapat mengambil lebih banyak waktu untuk menghadiri persekutuan pada siang hari. Jadi apa yang harus kulakukan? Setelah banyak melakukan perenungan, aku masih belum menemukan solusinya.
Tepat pada saat aku merasa begitu tertekan tentang masalah ini, aku mendengar dari seorang saudari bahwa ada kelompok persekutuan lain di mana saudara-saudari berkumpul pada malam hari. Jadi aku berinisiatif untuk meminta bergabung dengan mereka. Dalam hatiku, aku merasa senang, kupikir: mungkin aku akan mendapatkan kembali keadaanku yang normal dengan menghadiri lebih banyak persekutuan.
Saat aku menghadiri persekutuan untuk pertama kalinya, seorang saudari meminta Saudari Zhao dan aku mengucapkan doa untuk persekutuan tersebut. Setelah mendengarkan doa Saudari Zhao, aku mendapati bahwa doanya itu sungguh benar dan menyentuh. Namun setelah beberapa saat, kecemasan menggantikan sentuhan di hatiku. Aku tidak dapat berhenti berpikir: Saudari Zhao telah mengucapkan doa yang sedemikian baiknya. Jadi apa yang harus kukatakan dalam doaku? Aku tidak bisa berdoa lebih baik dari dia. Bagaimana orang lain akan memandangku jika doaku kurang? Dengan hati yang gugup, aku menyelesaikan doaku dengan banyak kesulitan dan kemudian kami memulai persekutuan. Selama persekutuan, aku mendapati bahwa Saudari Zhao memiliki pemahaman yang baik tentang firman Tuhan dan persekutuannya cukup realistis. Baik dalam berdoa dan bersekutu tentang firman Tuhan, dia memiliki beberapa wawasan. Aku berpikir: Saudari Zhao pasti telah membaca banyak firman Tuhan. Dia begitu sibuk dengan pekerjaan tetapi masih berusaha keras mencari kebenaran sementara aku tidak aktif membaca firman Tuhan sendirian dan tidak mampu mengucapkan doa yang lancar. Sebagai perbandingan, kualitasku adalah yang terendah dalam kelompok! Tiba-tiba aku merasakan kesedihan yang mendalam dan bahkan pikiran untuk tidak menghadiri persekutuan terlintas di benakku. Namun kemudian, aku berpikir: jika aku memberi tahu mereka bahwa aku tidak ingin menghadiri persekutuan, bagaimana aku menjelaskan ketika saudari itu menanyakan alasannya? Bahkan jika aku menjelaskan, bagaimana saudari itu akan memandang diriku? Mereka pasti akan memandang rendah diriku dan berpikir bahwa aku tidak berusaha memperbaiki diri. Lupakan saja. Aku sebaiknya menguatkan diri dan melanjutkan persekutuan.
Suatu kali, Saudari Zhao menyampaikan tentang apa yang tadinya ingin kubagikan. Itu membuatku merasa semakin tidak nyaman. Sejak itu, agar dapat menonjol dalam persekutuan, aku berkonsentrasi untuk merenungkan firman Tuhan dan mencatatnya segera setelah aku memperoleh sedikit pemahaman sambil berjaga-jaga agar tidak lupa saat giliranku tiba untuk bersekutu. Dan aku sama sekali tidak mendengarkan apa yang orang lain persekutukan dengan saksama. Ketika tiba giliranku, aku hanya bersekutu sesuai dengan apa yang kucatat sebelumnya. Menyadari bahwa aku dapat menyampaikan sedikit cahaya yang baru, aku akhirnya merasa sedikit lega, berpikir: sekarang aku bukanlah yang terburuk dalam kelompok karena aku dapat membagikan sesuatu. Tetapi setelah satu minggu atau lebih, aku mendapati bahwa isi persekutuan kami tidak meninggalkan kesan apa pun pada diriku, belum lagi apa yang dibagikan saudara-saudari selama persekutuan. Aku mulai merasa stres, dan berpikir: bagaimana jika saudari itu suatu hari bertanya kepadaku apa yang telah kuperoleh akhir-akhir ini? Betapa memalukannya jika aku tidak bisa berkata-kata! Aku telah menghadiri lebih banyak persekutuan tetapi memperoleh lebih sedikit daripada sebelumnya. Bagaimana saudari-saudariku akan memandang diriku? Aku benar-benar tidak tahan lagi, tidak tahu harus berbuat apa.
Suatu malam, aku pulang kerja dan menemukan video kesaksian Kristen berjudul Pembebasan Hati. Dalam video tersebut, ketika tokoh utama melihat bahwa saudari lain sedang berkembang lebih cepat dan dikagumi dan dipuji oleh saudara-saudari lainnya sementara dia tidak mendapatkan kekaguman mereka, dia mulai merasa cemburu dan mulai bersikap kompetitif dengan saudari ini di dalam persekutuan. Aku merasa bahwa kami memiliki pengalaman yang sama ketika aku melihat tokoh utama memeras otaknya membaca firman Tuhan dan membuat catatan agar dapat membagikan lebih banyak cahaya dalam persekutuan. Tokoh utama itu bertanya kepada seorang saudari lain di telepon: "Pernahkah engkau merasa iri selama persekutuan saat penyampaian saudara-saudari lain lebih baik daripada penyampaianmu?" Saudari itu menjawab: "Tidak. Aku dapat memperoleh banyak hal dari penyampaian mereka. Aku sangat menikmatinya." Melihat ini, aku benar-benar terkejut dengan tanggapannya. Ketika aku melihat orang lain membagikan cahaya yang baru, aku tidak pernah berpikir apakah hal itu akan membantu kehidupan rohaniku, sebaliknya aku hanya bersedih karena merasa dilampaui. Keadaanku sangat mirip dengan tokoh utama tersebut. Video itu sangat menarik perhatianku dan aku ingin melihat apa yang kemudian dialami oleh saudari ini. Beberapa bagian dari firman Tuhan yang dikutip dalam video itu sangat menyentuh hatiku. Tuhan berfirman: "Beberapa orang selalu takut bahwa orang lain akan membuat mereka tidak lagi menjadi pusat perhatian dan mengungguli mereka, mendapatkan pengakuan sementara mereka sendiri diabaikan. Ini mengakibatkan mereka menyerang dan mengecualikan orang lain. Bukankah ini contoh perasaan iri terhadap orang-orang yang lebih mampu daripada diri mereka sendiri? Bukankah perilaku semacam itu egois dan hina? Watak macam apakah ini? Ini adalah watak yang jahat! Hanya memikirkan diri sendiri, hanya memuaskan keinginan sendiri, tidak menunjukkan perhatian terhadap tugas orang lain, dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan bukan kepentingan rumah Tuhan." "Engkau harus belajar untuk melepaskan dan mengesampingkan hal-hal ini, untuk merekomendasikan orang lain, dan membiarkan mereka unggul. Jangan berjuang mati-matian atau bergegas-gegas mengambil keuntungan saat engkau menemukan kesempatan untuk unggul atau memperoleh kemuliaan." Meskipun aku tidak iri kepada orang lain seperti halnya tokoh utama tersebut, kami bersikap dengan cara yang sama demi melindungi harga diri dan status kami sendiri. Tokoh utama takut diungguli oleh yang lain dan aku takut tidak mampu bersekutu sebaik yang lain sehingga aku akan kehilangan citraku di dalam pikiran orang lain. Kami berdua berusaha untuk melindungi kepentingan kami sendiri, tidak mempertimbangkan kehendak Tuhan. Tepat seperti yang dikatakan saudari tersebut, bahwa siapa pun orang yang menyampaikannya, asalkan apa yang dibagikannya itu bermanfaat dan mendidik kerohanian yang lain, maka ini adalah hal yang berkenan di hati Tuhan. Namun demi memuaskan harga diri dan kedudukanku, aku selalu berusaha untuk berjuang dan bersaing. Dalam persekutuan, aku suka menjadi orang pertama yang membagikan persekutuan tentang firman Tuhan karena aku ingin orang lain mengagumiku dan berpikir bahwa aku memiliki pemahaman yang baik. Ketika orang lain bersekutu lebih baik daripadaku, aku secara pribadi berusaha, memeras otakku mencari tahu bagaimana bersekutu untuk mendapatkan pengakuan orang lain. Aku teringat segala macam watakku yang rusak yang telah kuungkapkan hari-hari ini dan mendapati bahwa semua yang kulakukan adalah melindungi reputasi dan citraku sendiri dalam pikiran saudara-saudari. Aku ingin mereka mengatakan beberapa kata yang bagus untuk menyanjung diriku. Aku sering menderita kecemasan tentang kehilangan dan mendapatkan kebanggaan dan kedudukan, hidup dalam tipu daya Iblis. Aku membaca beberapa bagian lain dari firman Tuhan."Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas." Dari firman Tuhan aku melihat bahwa kualitas dan karunia yang Tuhan anugerahkan kepada kita masing-masing berbeda. Jika setiap orang melakukan tugasnya sendiri dan menggunakan semua kemampuannya, hasil untuk meninggikan dan bersaksi bagi Tuhan dapat dicapai dengan lebih baik. Sesungguhnya, jika kita membagikan cahaya dan pencerahan baru dari Roh Kudus dalam persekutuan, ini adalah cara kita meninggikan Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan, dan melakukan tugas kita sebagai makhluk ciptaan. Apa yang Tuhan ingin lihat adalah saudara-saudari dapat saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam roh, dapat menggunakan kekuatan orang lain untuk menebus kekurangan mereka sendiri dan dapat masuk ke dalam kebenaran bersama-sama. Dengan cara ini, hati Tuhan akan dihibur. Dan yang perlu kulakukan adalah berusaha sebaik mungkin untuk menyampaikan sebanyak yang bisa kupahami tanpa menyembunyikan apa pun. Ini bisa disebut memenuhi tugasku. Bahkan jika aku tidak mampu membagikan cahaya baru apa pun, aku tidak boleh berkecil hati. Sebaliknya, aku harus menenangkan hatiku untuk mendengarkan persekutuan saudara-saudari lain dan memanfaatkan kekuatan orang lain untuk menebus kekuranganku sendiri. Ini akan bermanfaat bagi pertumbuhan hidupku sendiri.
Setelah memahami kehendak Tuhan, aku tidak bertindak dan berbicara agar diriku menonjol dan membedakan keadaan diriku sendiri selama persekutuan. Aku akan berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sebelum menghadiri persekutuan, menjadi rela mengkhianati hasratku sendiri dan melakukan tugasku sebagai makhluk ciptaan. Kemudian aku dapat menenangkan hatiku di hadapan Tuhan saat aku bersekutu tentang kebenaran. Ketika orang lain membagikan pencerahannya dan aku ingin bersaing dengan mereka, aku akan berdoa kepada Tuhan secara sadar, memohon Tuhan untuk membimbingku sehingga aku dapat mengesampingkan keinginanku untuk memperjuangkan ketenaran dan kekayaan dan menerima pencerahan dan penerangan Roh Kudus dengan hati yang taat. Ketika aku menenangkan hati untuk mendengarkan orang lain, aku mendapati bahwa banyak pengalaman dan pemahaman mereka merupakan hal-hal yang belum kualami dan aku mendapat banyak manfaat dari mereka. Setelah mencicipi manisnya hal tersebut, aku lebih percaya diri untuk menerapkan firman Tuhan selama pertemuan, belajar untuk menyerah dan mengesampingkan keinginanku dan tidak selalu memikirkan tentang bagaimana membedakan keadaan diriku. Ketika kami bersekutu bersama, pertama-tama aku akan mendengarkan saudara-saudara lain agar mendapatkan manfaat dari persekutuan mereka jika aku tidak memiliki pencerahan. Jika aku mendapatkan inspirasi dan pemahaman, aku akan dengan senang hati membagikannya kepada orang lain. Aku tidak lagi bersaing dengan orang lain atau peduli bagaimana orang lain akan memandangku. Aku membagikan apa yang dapat kupahami dan aku hanya peduli dengan melakukan tugasku. Jika aku tidak memiliki pemahaman apa pun, aku akan dengan jujur mengatakan kepada mereka, "Aku tidak memiliki pemahaman yang baru." Setelah melakukan dengan dengan cara ini selama jangka waktu tertentu, semakin lama aku merasa semakin banyak dilepaskan dalam rohku dan menemukan kembali kedamaian dan stabilitas yang kumiliki ketika aku menghadiri persekutuan di awal. Aku tidak khawatir tentang mendapatkan dan kehilangan kesempatan untuk membedakan keadaan diriku lagi.
Sekarang akhirnya aku memahami arti dari firman Tuhan berikut: "Engkau harus belajar untuk mundur, tetapi tidak boleh menunda pelaksanaan tugasmu. Jadilah seseorang yang bekerja dengan tenang tanpa ingin terlihat, yang tidak pamer kepada orang lain ketika engkau melakukan tugasmu dengan setia. Semakin engkau melepaskan gengsi dan statusmu, dan semakin engkau melepaskan kepentinganmu sendiri, semakin damai engkau jadinya, dan semakin banyak ruang terbuka di hatimu dan keadaanmu akan semakin membaik. Semakin engkau bergumul dan bersaing, semakin gelaplah keadaanmu." Sebelum ini, aku tidak dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus ataupun mendapatkan pencerahan dan terang apa pun sementara mempersekutukan firman Tuhan dan itu karena niatku yang salah. Aku bersekutu tentang kebenaran hanya untuk pamer dan meninggikan diriku sendiri dan bukan untuk meninggikan Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan. Niatku dibenci oleh Tuhan sehingga aku tidak bisa mendapatkan berkat dari Tuhan. Saat aku memperbaiki motivasiku dan berhenti berusaha dan berjuang demi kebanggaanku, wajah Tuhan yang tersenyum kembali muncul bagiku. Pada saat ini, aku menyadari bahwa lingkungan yang Tuhan atur untukku adalah yang terbaik untuk menyucikan dan mengubah watakku yang rusak. Sementara itu, aku melihat kasih Tuhan bagi kami. Dalam kehidupan bergereja, saudara dan saudari dapat saling mendukung dan membantu, belajar dari satu sama lain dan masuk ke dalam kebenaran bersama, dan kehidupan rohani kami bertumbuh tanpa henti. Itu semua adalah berkat Tuhan. Syukur kepada Tuhan yang Mahakuasa dan segala kemuliaan bagi Tuhan Yang Mahakuasa! Amin!
Rekomendasikan kolom "Renungan Harian" untuk menyediakan Anda artikel-artikel saat teduh, bacaan Alkitab, dan konten lainnya untuk memperkaya kehidupan rohani Anda. Jika Anda masih memiliki masalah atau kebingungan dalam kehidupan iman Anda, silakan hubungi kami melalui messenger atau WhatsApp, kami akan membahas dan berkomunikasi dengan Anda.