Namanya Chen Xi, dan sejak kecil karena pendidikan dan pengaruh orang tua dan sekolahnya membuat dirinya selalu ingin menonjolkan diri dan berusaha berada di atas orang lain, sehingga dia rajin belajar dan berusaha sebaik mungkin. Setelah memercayai Tuhan, Chen Xi banyak membaca firman Tuhan dan mulai memahami kebenaran. Dia melihat bahwa satu-satunya jalan hidup yang benar adalah dengan memercayai dan mengikuti Tuhan dan menjadi seorang pencari yang giat, dan sangat proaktif dalam melakukan tugasnya. Pada tahun 2016, Chen Xi pergi ke luar negeri untuk melarikan diri dari pengejaran dan penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Komunis Tiongkok, dan perlu menggunakan bahasa Inggris saat melakukan tugasnya untuk menyebarkan Injil dan menjadi saksi pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Dia merasa terhormat, dan merasa memiliki talenta yang langka. Ketika dia mulai memperoleh kepercayaan dirinya dan berpikir untuk sungguh-sungguh berperan aktif di gereja, dia mendapati bahwa saudara-saudarinya berbagi persekutuan firman Tuhan dengan cahaya dan bahasa Inggris mereka lebih baik daripadanya. Dia tidak ingin tertinggal, jadi untuk mengungguli yang lainnya dan dihormati serta dipuji oleh mereka, dia melipatgandakan upaya belajarnya. Waktu berlalu tetapi dia masih belum bisa menandingi yang lainnya. Chen Xi tidak bisa menerima kenyataan ini dan dia mendapati dirinya menjalani kehidupan setiap harinya dengan penderitaan atas pergumulan mengejar reputasi dan keuntungan pribadi. Dia tidak lagi berkeinginan mengejar kebenaran atau fokus masuk dalam kehidupan, dan terutama dia tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik. Dia diliputi pesimisme dan kekecewaan….Saat itulah dia datang menghadap Tuhan dalam doa dan membaca firman-Nya—penghakiman dan hajaran firman-Nya membangkitkan jiwanya dan menjadikan dia bisa melihat dengan jelas esensi dari reputasi dan status demikian juga konsekuensi dari ikatan dan penderitaan yang disebabkan oleh hal-hal ini. Dia mulai memahami pentingnya melakukan tugasnya, nilai kehidupan yang sejati, dan kehidupan macam apa yang merupakan kebahagiaan sejati. Sejak saat itu dia mulai mengejar tujuan yang tepat dan tidak lagi terikat ambisi ketenaran atau status. Dia juga mulai berfokus untuk mengejar kebenaran dan memenuhi tugas sebagai makhluk ciptaan untuk membalas kasih Tuhan ….
Beberapa materi dalam video ini berasal dari:
www.stockfootage.com