Kita semua akrab dengan perkataan Tuhan Yesus, tetapi hanya sedikit orang yang tahu arti sebenarnya dari perkatan Tuhan Yesus. Kalimat ini sebenarnya menunjukkan bahwa pekerjaan Tuhan memiliki rencana dan tahapan, terkait dengan erat satu sama lain, masing-masing tahap itu semakin lama semakin tinggi. Pekerjaan keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus adalah untuk menggenapi dan menyempurnakan hukum taurat, bukan untuk meniadakan hukum.
Seperti yang dikatakan firman Tuhan: "Pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus hanyalah tahap yang lebih tinggi dari Perjanjian Lama; pekerjaan itu digunakan untuk memulai sebuah zaman, dan memimpin zaman tersebut. Mengapa Dia berkata, ""Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya""? Namun dalam pekerjaan-Nya ada banyak yang berbeda dengan hukum Taurat yang diterapkan dan perintah-perintah yang diikuti oleh orang Israel dalam Perjanjian Lama, karena Dia tidak datang untuk mematuhi hukum, tetapi untuk menggenapinya. Proses penggenapan itu mencakup banyak hal aktual: pekerjaan-Nya lebih praktis dan nyata, dan selain itu, pekerjaan itu hidup, dan bukan ketaatan buta kepada doktrin. Apakah orang Israel tidak menghormati hari Sabat? Ketika Yesus datang, Dia tidak menghormati hari Sabat, karena Dia berkata bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat, dan ketika Tuhan atas hari Sabat itu tiba, Dia akan melakukan apa yang Dia inginkan. Dia datang untuk menggenapi hukum Perjanjian Lama dan mengubah hukum." (Dikutip dari Visi Pekerjaan Tuhan (1))
Dari firman Tuhan kita dapat menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus didasarkan pada pekerjaan Tuhan Yahweh. Misalnya, Dia menuntut orang untuk menaati hukum "tidak menyerang atau mengutuk sesama, tidak melakukan perzinahan" dan pada saat yang sama mengumumkan perintah-perintah zaman baru berdasarkan pada pertumbuhan orang pada saat itu dan kebutuhan akan pekerjaan baru. Perintah zaman baru lebih tinggi daripada hukum perjanjian lama, lebih praktis dan fleksibel. Terlihat bahwa Tuhan sendiri yang melakukan pekerjaan-Nya, dan dari luar kelihatannya kontradiktif, namun nyatanya bersifat metodis, dan semuanya diatur dengan teliti oleh Tuhan. Kemudian kita pikirkan, pekerjaan apa yang akan Tuhan lakukan ketika Dia kembali? Apakah Dia juga akan melakukan pekerjaan yang lebih tinggi dari Tuhan Yesus?