Menu

Firman Tuhan Harian: Misteri Tentang Alkitab | Kutipan 270 Firman Tuhan Harian: Misteri Tentang Alkitab | Kutipan 270
00:00/ 00:00

Firman Tuhan Harian: Misteri Tentang Alkitab | Kutipan 270

00:00
00:00

Alkitab juga disebut dengan Perjanjian Lama dan Baru. Tahukah engkau semua merujuk pada apakah kata "perjanjian"? "Perjanjian" dalam Perjanjian Lama berasal dari perjanjian Yahweh dengan bangsa Israel saat Dia membunuh orang Mesir dan menyelamatkan orang Israel dari Firaun. Tentu, bukti perjanjian ini adalah darah anak domba yang dioleskan pada ambang pintu, yang digunakan oleh Tuhan untuk membuat sebuah perjanjian dengan umat manusia, yang di dalamnya dikatakan bahwa semua orang yang memiliki darah anak domba di kedua tiang pintu dan ambang atas adalah orang Israel, mereka orang-orang pilihan Tuhan, dan mereka semua akan diselamatkan oleh Yahweh (karena Yahweh kemudian akan membunuh semua anak lelaki sulung orang Mesir serta domba dan ternak sulung). Perjanjian ini memiliki dua tingkatan makna. Tidak seorang pun dan tak satu pun ternak Mesir akan diselamatkan oleh Yahweh. Dia akan membunuh semua anak sulung manusia serta domba dan ternak sulung. Oleh karena itu, dalam banyak kitab nubuat, dinubuatkan bahwa orang Mesir dihajar dengan berat sebagai hasil dari perjanjian Yahweh. Ini adalah tingkatan pertama dari makna perjanjian. Yahweh membunuh anak lelaki sulung orang Mesir serta semua ternak sulung mereka, dan Dia membiarkan hidup seluruh orang Israel, yang berarti semua yang berada di tanah Israel dilindungi oleh Yahweh, dan semuanya akan dibiarkan hidup; Dia ingin melakukan pekerjaan jangka panjang dengan mereka, dan membuat perjanjian dengan mereka dengan menggunakan darah anak domba. Sejak itu, Yahweh tidak akan membunuh orang Israel, dan berkata bahwa mereka akan selalu menjadi umat pilihan-Nya. Di antara kedua belas suku Israellah, Dia akan memulai pekerjaan-Nya di sepanjang Zaman Hukum Taurat, Dia akan memberi semua hukum-Nya kepada orang Israel, dan memilih di antara mereka sebagai para nabi serta hakim, dan mereka akan berada di pusat pekerjaan-Nya. Yahweh membuat sebuah perjanjian dengan mereka: kecuali zaman berubah, Dia hanya akan bekerja di antara orang-orang pilihan. Perjanjian Yahweh tidak tergoyahkan, karena dibuat dengan darah, dan dibuat bersama orang-orang pilihan-Nya. Lebih penting, Dia telah memilih jangkauan dan sasaran tepat yang digunakan untuk memulai pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman, dan dengan demikian orang memandang perjanjian itu sebagai hal yang sangat penting. Inilah tingkatan kedua dari makna perjanjian tersebut. Dengan pengecualian pada kitab Kejadian, yang ada sebelum perjanjian dibuat, semua kitab lain dalam Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di antara orang Israel setelah perjanjian dibuat. Tentu saja, sesekali ada cerita tentang bangsa-bangsa non-Yahudi, tetapi secara keseluruhan, Perjanjian Lama mencatat pekerjaan Tuhan di Israel. Karena perjanjian Yahweh dengan orang Israel, kitab-kitab yang ditulis selama Zaman Hukum Taurat disebut sebagai "Perjanjian Lama." Semua kitab tersebut dinamai berdasarkan perjanjian Yahweh dengan orang Israel.

Perjanjian Baru dinamai berdasarkan darah yang ditumpahkan oleh Yesus pada salib dan perjanjian-Nya dengan semua orang yang percaya kepada-Nya. Perjanjian Yesus adalah ini: orang hanya perlu memercayai-Nya agar segala dosa mereka dapat diampuni oleh darah-Nya, dan kemudian mereka akan diselamatkan, dan dilahirkan kembali melalui Dia, dan tidak lagi menjadi orang berdosa; orang hanya perlu memercayai-Nya untuk menerima anugerah-Nya, dan tidak akan menderita di neraka setelah mereka mati. Semua kitab yang ditulis selama Zaman Kasih Karunia adalah tentang perjanjian ini, dan semuanya mencatat pekerjaan dan ucapan-ucapan yang ada di dalamnya. Semua kitab tersebut berbicara tidak lebih dari penyelamatan penyaliban Tuhan Yesus atau perjanjian; semuanya adalah kitab yang ditulis oleh saudara dalam Tuhan yang mengalaminya. Jadi, kitab-kitab ini juga dinamai berdasarkan sebuah perjanjian: semua itu disebut Perjanjian Baru. Dua perjanjian ini hanya mencakup Zaman Kasih Karunia serta Zaman Hukum Taurat, dan tidak memiliki keterkaitan dengan zaman akhir. Jadi, Alkitab tidak banyak membantu bagi orang akhir zaman yang hidup saat ini. Paling jauh, hanya digunakan sebagai referensi sementara, tetapi pada dasarnya bernilai guna kecil.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (2)"

Tinggalkan komentar