Menu

Makanan dan Minuman Sehari-hari yang Tuhan Persiapkan bagi Umat Manusia (Bagian 1)

Baru saja, kita membahas tentang sebagian dari lingkungan secara umum, khususnya, kondisi-kondisi yang penting bagi kelangsungan hidup manusia, yang Tuhan persiapkan saat Dia menciptakan dunia. Kita membahas tentang lima hal, lima elemen lingkungan. Topik kita selanjutnya berhubungan erat dengan hidup manusia secara jasmani, dan lebih berkaitan dengan hidup itu serta pemenuhan yang lebih besar atas kondisi yang disyaratkan daripada lima sebelumnya. Ini adalah, makanan yang orang makan. Tuhan menciptakan manusia dan menempatkannya dalam lingkungan untuk hidup yang cocok; setelah itu, manusia membutuhkan makanan dan air. Manusia memiliki kebutuhan ini, jadi Tuhan melakukan persiapan-persiapan yang sesuai baginya. Oleh karena itu, setiap langkah dalam pekerjaan Tuhan dan setiap hal yang Dia perbuat bukan perkataan kosong yang diucapkan, tetapi nyata, aksi praktis yang benar-benar dilakukan. Bukankah makanan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia? Apakah makanan lebih penting daripada udara? Keduanya sama penting. Keduanya adalah kondisi dan zat-zat yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan untuk melindungi kelanjutan hidup manusia. Manakah yang lebih penting—udara, atau air? Suhu udara, atau makanan? Semuanya sama penting. Orang tidak bisa memilih di antaranya karena mereka tidak bisa tanpa salah satunya. Ini adalah masalah yang nyata dan praktis, bukan sesuatu yang dapat engkau pilih. Engkau tidak tahu, tetapi Tuhan tahu. Saat engkau melihat makanan, engkau berpikir, “Aku tidak bisa tanpa makanan!” Namun, tepat setelah engkau diciptakan, tahukah engkau bahwa engkau membutuhkan makanan? Engkau tidak tahu, tetapi Tuhan tahu. Hanya ketika engkau lapar dan melihat buah-buahan di pohon dan biji-bijian di tanah bagimu untuk dimakan, barulah engkau menyadari engkau butuh makanan. Hanya ketika engkau haus dan engkau melihat mata air—hanya ketika engkau minum, barulah engkau menyadari bahwa engkau memerlukan air. Air dipersiapkan lebih dulu bagi manusia oleh Tuhan. Makanan, tidak masalah jika seseorang makan tiga kali sehari atau dua kali, atau bahkan lebih; pendeknya, adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini adalah salah satu hal yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup normal tubuh manusia yang berkelanjutan. Jadi, dari manakah sebagian besar makanan berasal? Pertama, makanan berasal dari tanah. Tanah dipersiapkan lebih dulu bagi umat manusia oleh Tuhan, dan itu cocok untuk kelangsungan hidup pelbagai tanaman, tidak hanya untuk pepohonan atau rumput. Tuhan menyiapkan untuk umat manusia benih segala macam biji-bijian dan benih bermacam-macam makanan lain, dan Dia memberi umat manusia tanah dan lahan yang cocok untuk ditaburi, dan dengan hal-hal ini, manusia memperoleh makanan. Apa saja macam-macam makanannya? Engkau semua mungkin sudah tahu. Pertama, ada pelbagai jenis biji-bijian. Apa saja jenis biji-bijian yang ada? Gandum, jawawut, milet ketan, milet putih, dan jenis biji-bijian bersekam yang lain. Serealia, juga, banyak ragamnya, dengan varietas yang berbeda dari selatan ke utara: jelai, gandum, oat, soba, dan sebagainya. Spesies-spesies yang berbeda cocok ditanam di daerah-daerah berbeda. Juga ada beraneka jenis beras. Daerah selatan memiliki varietasnya sendiri, yang berbiji lebih panjang dan cocok untuk orang dari selatan karena iklim di sana lebih panas, artinya masyarakat setempat harus makan varietas seperti beras indica, yang tidak terlalu lengket. Beras mereka tidak boleh terlalu lengket atau mereka akan kehilangan nafsu makan mereka dan tidak dapat memakannya. Orang-orang utara makan nasi yang lebih lengket, karena daerah utara selalu dingin, jadi orang-orang di sana harus makan makanan yang lebih lengket. Selanjutnya, ada juga pelbagai jenis kacang-kacangan, yang tumbuh di atas tanah, dan umbi-umbian yang tumbuh di bawah tanah, seperti kentang, ubi, talas, dan banyak lagi. Kentang tumbuh di daerah utara, yang kualitasnya sangat bagus. Ketika orang-orang tidak memiliki biji-bijian untuk dimakan, kentang, sebagai makanan pokok, dapat menjaga mereka makan tiga kali sehari. Kentang juga dapat digunakan sebagai persediaan makanan. Kualitas ubi tidak sebaik kentang, tetapi masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan pokok untuk memenuhi makan tiga kali sehari. Saat biji-bijian sulit diperoleh, orang dapat menahan lapar dengan ubi. Talas, yang sering dimakan orang di daerah selatan, dapat dimanfaatkan dengan cara yang sama, dan dapat juga dijadikan sebagai makanan pokok. Demikianlah aneka ragam tanaman pangan, yang merupakan bagian penting dari makanan dan minuman sehari-hari manusia. Orang memanfaatkan pelbagai jenis biji-bijian untuk membuat roti, bakpao, mie, nasi, bihun, dan makanan lainnya. Tuhan telah menganugerahkan pelbagai jenis biji-bijian ini bagi umat manusia dengan berlimpah. Mengapa ada begitu banyak varietas adalah tujuan Tuhan: biji-bijian itu cocok bertumbuh di tanah dan iklim yang berbeda-beda di utara, selatan, timur dan barat; sementara, beraneka ragam komposisi dan kandungan biji-bijian ini sesuai dengan beraneka ragam komposisi dan kandungan tubuh manusia. Hanya dengan memakan biji-bijian ini manusia dapat mempertahankan pelbagai nutrisi dan zat yang dibutuhkan tubuh mereka. Makanan daerah utara dan selatan berbeda, tetapi makanan-makanan tersebut memiliki lebih banyak persamaan daripada perbedaan. Keduanya dapat memenuhi kebutuhan tetap tubuh manusia dan mendukung kelangsungan hidup normalnya. Jadi, ada kelimpahan spesies yang dihasilkan di setiap daerah karena tubuh fisik manusia membutuhkan apa yang disediakan oleh makanan-makanan yang berbeda ini—tubuh manusia perlu disuplai oleh beraneka ragam makanan yang tumbuh dari tanah untuk mempertahankan keberadaan normal tubuh, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan manusia normal. Singkatnya, Tuhan sangat penuh perhatian kepada umat manusia. Pelbagai jenis makanan yang Tuhan anugerahkan bagi manusia tidak itu-itu saja—sebaliknya, begitu beragam. Jika orang mau makan serealia, mereka dapat makan serealia. Beberapa orang lebih menyukai nasi daripada gandum, dan, karena tidak suka gandum, mereka bisa makan nasi. Ada beraneka ragam jenis beras—berbiji panjang, berbiji pendek—dan masing-masing dapat memuaskan selera orang. Oleh karena itu, jika orang memakan biji-bijian ini—selama mereka tidak terlalu pemilih soal makanan—mereka tidak akan kekurangan nutrisi dan dijamin hidup sehat sampai mereka meninggal dunia. Itulah gagasan yang Tuhan pikirkan saat Dia menganugerahkan makanan bagi umat manusia. Tubuh manusia tidak bisa tanpa hal-hal ini—bukankah itu kenyataannya? Ini adalah masalah-masalah praktis yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh manusia, tetapi Tuhan telah mempersiapkannya: Dia memikirkannya sebelumnya dan mempersiapkannya untuk umat manusia.

Namun, tidak hanya itu yang Tuhan berikan kepada umat manusia—Dia juga memberikan sayur-sayuran! Dengan nasi, jika hanya itu yang engkau makan, tidak ada yang lain, engkau mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi. Di sisi lain, jika engkau menumis sedikit sayuran atau mencampurkan salad untuk dimakan dengan makananmu, vitamin yang terkandung dalam sayuran dan pelbagai elemen jejak serta nutrisi lain akan mampu memenuhi kebutuhan tubuhmu secara alami. Dan orang juga bisa makan buah di antara waktu makan. Terkadang, orang butuh lebih banyak cairan atau nutrisi lain atau rasa yang berbeda, dan buah serta sayur ada untuk memenuhinya. Karena utara, selatan, timur, dan barat memiliki tanah dan iklim yang berbeda-beda, daerah-daerah itu menghasilkan jenis sayur dan buah yang berbeda. Karena iklim di selatan terlalu panas, mayoritas buah dan sayur di sana jenisnya untuk mendinginkan, yang, begitu dimakan, dapat menyeimbangkan dingin dan panas dalam tubuh manusia. Sebaliknya, ada lebih sedikit jenis sayur dan buah di utara, tetapi cukup untuk dinikmati orang-orang setempat. Akan tetapi, karena perkembangan masyarakat dalam tahun-tahun terakhir ini dan yang disebut kemajuan sosial, juga kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi yang menghubungkan utara, selatan, timur dan barat, orang-orang di utara juga dapat makan beberapa buah dan sayur dari selatan, atau produk regional dari selatan, dan mereka dapat melakukannya dalam keempat musim di sepanjang tahun. Meskipun ini mampu memuaskan nafsu makan dan keinginan materiel orang-orang, tubuh mereka tanpa disadari menjadi sasaran berbagai tingkat bahaya. Ini karena, di antara makanan yang Tuhan persiapkan bagi umat manusia, ada makanan dan buah serta sayur yang cocok bagi orang di selatan, sama halnya makanan dan buah serta sayur yang cocok untuk orang di utara. Artinya, jika engkau lahir di selatan, sudah sepantasnya engkau memakan makanan dari selatan. Tuhan secara khusus mempersiapkan makanan dan buah-buahan serta sayur-sayuran ini karena selatan punya iklim tertentu. Utara memiliki makanan yang diperlukan oleh tubuh orang-orang di utara. Namun, karena orang punya nafsu rakus, tanpa sadar mereka telah membiarkan diri mereka tersapu dalam gelombang pasang tren sosial baru, dan mereka tanpa sadar melanggar hukum-hukum ini. Meskipun orang merasa hidup mereka sekarang lebih baik daripada di masa lalu, kemajuan sosial semacam ini menyebabkan bahaya tersembunyi bagi tubuh lebih banyak orang. Ini bukanlah yang ingin Tuhan lihat, dan ini bukanlah yang Dia maksudkan saat Dia menyediakan makanan, buah-buahan serta sayur-sayuran ini bagi umat manusia. Manusia sendirilah yang telah menyebabkan situasi saat ini dengan melanggar hukum-hukum Tuhan.

Bahkan terlepas dari itu semua, hasil tanah yang Tuhan anugerahkan bagi umat manusia itu sungguh berlimpah-limpah, dan setiap tempat memiliki produk lokalnya sendiri. Contohnya, beberapa tempat kaya akan kurma merah (juga dikenal sebagai jujube), tempat lain kaya akan kacang kenari, dan yang lain kaya akan kacang tanah atau pelbagai jenis kacang lainnya. Semua hal materiel ini menyediakan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Namun, Tuhan menyediakan bagi umat manusia hal-hal dalam jumlah yang tepat dan pada saat yang tepat, sesuai dengan musim dan masanya. Umat manusia mendambakan kenikmatan jasmani dan rakus, menjadikannya mudah untuk melanggar dan merusak hukum alami pertumbuhan manusia yang Dia tetapkan saat Dia menciptakan umat manusia. Mari kita mengambil ceri sebagai contoh. Ceri matang sekitar Juni. Dalam keadaan normal, pada Agustus, tidak ada ceri yang tersisa. Ceri hanya dapat disimpan tetap segar selama dua bulan, tetapi, menggunakan metode ilmiah, orang-orang sekarang mampu memperpanjang periode itu hingga 12 bulan, bahkan sampai musim ceri tahun berikutnya. Ini artinya ada ceri di sepanjang tahun. Apakah fenomena ini normal? (Tidak.) Lalu kapan musim terbaik untuk memakan ceri? Itu adalah periode dari Juni sampai Agustus. Melewati waktu ini, tak peduli seberapa segar engkau menjaganya, rasanya tidak sama, tidak juga menyediakan apa yang dibutuhkan tubuh manusia. Begitu tanggal kedaluwarsanya sudah lewat, tak peduli bahan kimia apa pun yang engkau pakai, engkau tidak akan mampu mengisinya dengan segala yang dimilikinya ketika buah itu tumbuh secara alami. Ditambah lagi, bahaya yang ditimbulkan bahan kimia itu kepada manusia merupakan sesuatu yang tidak seorang pun dapat memecahkannya atau mengubahnya, apa pun yang mereka coba. Jadi, apa yang dihasilkan ekonomi pasar sekarang ini bagi manusia? Kehidupan manusia kelihatannya lebih baik, transportasi antar daerah telah menjadi sangat nyaman, dan orang dapat memakan segala jenis buah dalam empat musim yang mana pun. Orang di utara bisa makan pisang secara teratur, juga makanan lezat daerah tersebut, buah-buahan, atau makanan lain dari selatan. Namun, ini bukan hidup yang Tuhan ingin berikan kepada umat manusia. Jenis ekonomi pasar seperti ini mungkin membawa beberapa manfaat bagi hidup manusia, tetapi juga dapat membahayakan. Karena kelimpahan di pasaran, banyak orang makan tanpa memikirkan apa yang mereka masukkan ke dalam mulut mereka. Perilaku ini melanggar hukum alam, dan berbahaya untuk kesehatan manusia. Jadi, ekonomi pasar tidak dapat membawa kebahagiaan sejati bagi manusia. Lihatlah sendiri. Bukankah anggur dijual di pasar di semua musim sepanjang tahun? Faktanya, anggur hanya tetap segar sebentar saja setelah dipetik. Jika engkau menyimpannya hingga Juni tahun berikutnya, masih dapatkah itu dinamakan anggur? Atau “sampah” akan jadi nama yang lebih baik untuk itu? Buah itu bukan hanya tidak lagi memiliki zat-zat dari anggur segar—buah itu memiliki lebih banyak produk kimia di dalamnya. Setelah setahun, buah itu tidak segar lagi, nutrisinya pun sudah lama hilang. Ketika orang makan anggur, mereka merasa: “Betapa beruntungnya kita! Apakah kita dapat makan anggur di musim ini 30 tahun lalu? Engkau tidak dapat memakannya, meskipun engkau menginginkannya! Betapa baiknya hidup sekarang!” Apakah ini kebahagiaan sesungguhnya? Jika engkau tertarik, engkau dapat melakukan penelitian sendiri tentang anggur yang diawetkan dengan bahan kimia dan lihatlah apa komposisinya serta apakah zat-zat ini dapat membawa manfaat bagi manusia. Pada Zaman Hukum Taurat, ketika orang Israel telah meninggalkan Mesir dan dalam perjalanan, Tuhan memberi mereka burung puyuh dan manna. Namun, apakah Tuhan mengizinkan orang-orang itu untuk mengawetkan makanan ini? Beberapa orang di antara mereka berpikiran sempit dan, takut tidak akan ada lagi pada hari berikutnya, jadi mereka menyisihkan sebagian untuk nanti. Lalu apa yang terjadi? Pada keesokan harinya, makanan itu busuk. Tuhan tidak membiarkan engkau menyisihkan sebagian, karena Dia telah melakukan persiapan, yang menjamin engkau tidak akan kelaparan. Namun, umat manusia tidak memiliki keyakinan seperti itu, juga tidak memiliki iman yang benar kepada Tuhan. Mereka selalu ingin memberi diri mereka ruang untuk bermanuver, dan tidak pernah mampu memahami segala pemeliharaan dan pemikiran di balik persiapan Tuhan bagi umat manusia. Mereka tidak mampu merasakannya, jadi mereka tidak dapat sepenuhnya percaya kepada Tuhan, selalu berpikir: “Tindakan Tuhan tidak dapat diandalkan! Siapa yang tahu apakah Tuhan akan memberikan yang kita butuhkan atau kapan Dia akan memberikannya kepada kita! Jika aku sangat lapar dan Tuhan tidak menyediakan, lalu bukankah aku akan kelaparan? Bukankah aku akan kekurangan nutrisi?” Lihatlah betapa lemahnya keyakinan manusia!

Biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta segala jenis kacang-kacangan—semua ini adalah makanan vegetarian. Makanan ini mengandung nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia, meskipun makanan vegetarian. Namun, Tuhan tidak berkata: “Aku akan memberikan makanan ini saja bagi umat manusia. Biarlah mereka makan makanan ini saja!” Tuhan tidak berhenti di situ, tetapi melanjutkan dengan mempersiapkan untuk umat manusia lebih banyak lagi makanan yang rasanya bahkan lebih enak. Makanan apakah ini? Ini adalah pelbagai jenis daging dan ikan yang kebanyakan darimu bisa melihat dan memakannya. Dia menyiapkan untuk manusia banyak sekali jenis daging dan ikan. Ikan hidup di air, dan daging ikan di air pada dasarnya berbeda dengan daging hewan darat, dan itu dapat menyediakan bagi manusia nutrisi yang berbeda. Ikan juga punya khasiat yang dapat mengatur dingin dan panas dalam tubuh manusia, yang sangat bermanfaat bagi manusia. Akan tetapi, makanan enak tidak boleh dimakan berlebihan. Seperti yang sudah Kukatakan, Tuhan menganugerahkan kepada umat manusia jumlah yang tepat di waktu yang tepat, sehingga orang dapat menikmati anugerah-Nya secara normal dan dengan selayaknya sesuai dengan musim dan waktunya. Nah, makanan apa sajakah yang termasuk dalam kategori unggas? Ayam, burung puyuh, burung dara, dan seterusnya dan sebagainya. Banyak orang juga makan bebek dan angsa. Meskipun Tuhan telah menyiapkan semua jenis daging ini, Dia membuat persyaratan khusus bagi umat pilihan-Nya dan memberi batasan khusus mengenai makanan mereka selama Zaman Hukum Taurat. Sekarang, batasan ini didasarkan pada selera individu dan interpretasi pribadi. Pelbagai jenis daging ini menyediakan beragam nutrisi bagi tubuh manusia, melengkapi protein dan zat besi, memperkaya darah, menguatkan otot dan tulang, dan membangun kekuatan tubuh. Terlepas dari cara orang memasak dan memakannya, daging ini dapat menolong orang meningkatkan cita rasa makanan mereka dan meningkatkan nafsu makan mereka, sementara juga memuaskan perut mereka. Hal yang paling penting, makanan ini dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh manusia. Inilah pertimbangan-pertimbangan Tuhan ketika Dia mempersiapkan makanan bagi umat manusia. Ada sayuran, ada daging—bukankah ini kelimpahan? Namun, manusia harus mengerti apa maksud Tuhan ketika Dia mempersiapkan semua makanan bagi umat manusia. Apakah untuk membuat manusia makan makanan ini secara berlebihan? Apa yang terjadi ketika manusia terjebak dalam usaha memuaskan keinginan materiel ini? Tidakkah ia menjadi kelebihan nutrisi? Bukankah nutrisi yang berlebihan mengganggu tubuh manusia? (Ya.) Karena itulah Tuhan membagi jumlah yang tepat pada waktu yang tepat dan mengizinkan orang menikmati makanan yang berbeda sesuai dengan periode waktu dan musim yang berbeda. Contohnya, setelah musim panas yang sangat panas, orang menumpuk banyak panas dalam tubuh mereka, juga kekeringan dan kelembaban yang menimbulkan penyakit. Ketika musim gugur tiba, bermacam-macam buah matang, dan saat orang makan buah-buahan ini, kelembaban dalam tubuh mereka akan hilang. Pada waktu ini, sapi dan domba juga sudah tumbuh kuat, jadi ini saat orang seharusnya makan lebih banyak daging sebagai makanan bergizi. Dengan makan pelbagai jenis daging, tubuh manusia memperoleh tenaga dan kehangatan untuk membantu mereka menahan dinginnya musim dingin, dan hasilnya mereka mampu melewati musim dingin dengan aman dan sehat. Dengan ketelitian dan ketepatan penuh, Tuhan mengontrol dan mengoordinasi apa yang disediakan untuk umat manusia, dan kapan; serta waktunya Dia mengizinkan hal-hal yang berbeda tumbuh, berbuah dan matang. Ini berkaitan dengan “Bagaimana Tuhan menyiapkan makanan yang dibutuhkan manusia dalam hidup sehari-hari.” Selain pelbagai jenis makanan, Tuhan juga menyediakan sumber-sumber air bagi umat manusia. Setelah makan, orang tetap perlu minum air. Apakah buah saja cukup? Manusia tidak dapat hidup dengan buah saja, dan di samping itu, tidak ada buah di beberapa musim. Jadi, bagaimana masalah air umat manusia dapat diselesaikan? Tuhan telah menyelesaikannya dengan mempersiapkan banyak sumber air di atas dan di bawah tanah, termasuk danau, sungai dan mata air. Sumber-sumber air ini dapat diminum selama tidak ada kontaminasi, dan selama manusia tidak memanipulasi atau merusaknya. Dengan kata lain, dalam hal sumber-sumber makanan yang menopang hidup tubuh fisik manusia, Tuhan telah membuat persiapan-persiapan yang sangat tepat, sangat akurat dan sangat sesuai, sehingga hidup manusia kaya dan berlimpah serta tidak kekurangan apa pun. Ini adalah hal yang dapat dirasakan dan dilihat orang.

Lagi pula, Tuhan menciptakan di antara segala sesuatu beberapa tanaman, hewan, dan berbagai tanaman obat yang secara khusus dimaksudkan untuk menyembuhkan luka atau mengobati penyakit dalam tubuh manusia. Apa yang harus seseorang lakukan, contohnya, jika mereka terluka bakar atau tanpa sengaja tersiram air panas? Dapatkah engkau hanya membasuhnya dengan air? Dapatkah engkau hanya membungkusnya dengan secarik kain? Bila engkau melakukan itu, lukanya akan bernanah atau terinfeksi. Jika seseorang demam, misalnya, atau terkena flu; mengalami cedera saat bekerja; sakit perut karena salah makan, atau menderita penyakit tertentu karena kebiasaan hidup atau masalah emosional, seperti penyakit pembuluh darah, kondisi psikologis, atau penyakit-penyakit organ dalam, ada tanaman-tanaman yang sesuai untuk mengobati penyakit mereka. Ada tanaman yang memperbaiki peredaran darah dan menghilangkan penyumbatan, mengurangi rasa sakit, menghentikan pendarahan, memberikan anestesi, membantu memulihkan kulit dan mengembalikannya pada kondisi normal, dan mengedarkan darah mampat serta menghilangkan racun-racun dari tubuh—pendeknya, tanaman-tanaman ini memiliki manfaat dalam hidup sehari-hari. Orang dapat menggunakannya, dan itu telah dipersiapkan oleh Tuhan untuk tubuh manusia jika diperlukan. Tuhan mengizinkan manusia untuk menemukan beberapa dari tanaman tersebut secara tidak sengaja, sementara beberapa tanaman lainnya ditemukan oleh orang-orang yang Tuhan pilih untuk menemukannya, atau sebagai hasil dari fenomena khusus yang dirancang-Nya. Setelah penemuan tanaman-tanaman tersebut, umat manusia akan menurunkannya, dan banyak orang akan tahu mengenai hal ini. Dengan demikian, penciptaan Tuhan atas tanaman-tanaman ini memiliki nilai dan makna. Pendeknya, semua hal ini berasal dari Tuhan, dipersiapkan dan ditanam oleh-Nya saat Dia menciptakan lingkungan hidup bagi umat manusia. Semua ini penting. Apakah proses pertimbangan Tuhan lebih menyeluruh daripada pertimbangan manusia? Ketika engkau melihat segala yang telah Tuhan lakukan, apakah engkau merasakan sisi praktis dari Tuhan? Tuhan bekerja secara rahasia. Tuhan menciptakan semua ini ketika manusia belum ada di bumi, sebelum Dia bersentuhan dengan umat manusia. Semua dilakukan dengan memikirkan umat manusia, demi keberadaan manusia dan dengan memikirkan kelangsungan hidup mereka, sehingga umat manusia dapat hidup bahagia di dunia materi yang kaya dan berlimpah ini yang Tuhan persiapkan untuk mereka, bebas dari kekhawatiran tentang makanan atau pakaian, tidak kekurangan apa pun. Dalam lingkungan seperti itu, umat manusia dapat terus berkembang biak dan bertahan hidup.

Di antara perbuatan Tuhan, besar dan kecil, adakah yang tidak memiliki nilai atau makna? Segala yang Dia lakukan memiliki nilai dan makna. Mari kita mulai diskusi kita dengan topik yang umum. Orang sering bertanya: Mana yang lebih dulu ada, ayam atau telur? (Ayam.) Ayam ada lebih dahulu, tidak perlu diragukan lagi! Mengapa ayam lebih dulu ada? Mengapa telur tidak bisa lebih dulu ada? Bukankah ayam menetas dari telur? Setelah dua puluh satu hari, ayam menetas, dan ayam itu lalu bertelur lebih banyak, dan lebih banyak ayam menetas dari telur-telur itu. Jadi, ayam atau telur yang lebih dulu ada? Engkau semua menjawab “ayam” dengan kepastian mutlak. Namun, mengapa jawabanmu demikian? (Alkitab berkata Tuhan menciptakan burung-burung dan binatang liar.) Jadi, jawabanmu berdasarkan Alkitab. Namun, Aku ingin engkau semua berbicara tentang pemahamanmu sendiri, supaya Aku dapat melihat apakah engkau semua memiliki pengetahuan praktis tentang tindakan-tindakan Tuhan. Nah, apakah engkau semua yakin dengan jawabanmu, atau tidak? (Tuhan menciptakan ayam, lalu memberinya kemampuan untuk berkembang biak, yang berarti kemampuan untuk mengerami telur.) Penafsiran ini kurang lebih tepat. Ayam ada terlebih dahulu, dan setelah itu telur. Ini pasti. Ini bukan misteri yang sangat mendalam, tetapi orang di dunia tetap menganggapnya demikian dan berusaha menyelesaikannya dengan teori-teori filosofis, tanpa pernah sampai pada suatu kesimpulan. Ini seperti saat orang tidak tahu bahwa Tuhan menciptakan mereka. Mereka tidak mengetahui prinsip mendasar ini, juga tidak memiliki gagasan yang jelas apakah telur atau ayam yang seharusnya ada terlebih dahulu. Mereka tidak tahu mana yang seharusnya lebih dulu ada, jadi mereka tidak pernah mampu menemukan jawabannya. Sudah sewajarnya ayam yang lebih dulu ada. Jika telur ada sebelum ayam, itu tidak normal! Ini hal yang begitu sederhana—ayam pasti lebih dulu ada. Ini bukan pertanyaan yang memerlukan pengetahuan tingkat tinggi. Tuhan menciptakan semuanya, dengan maksud agar manusia menikmatinya. Begitu ayam ada, tentu saja telur ada sebagai hal yang lumrah terjadi. Bukankah ini adalah solusi yang tepat? Jika telur diciptakan terlebih dahulu, bukankah telur tetap perlu ayam untuk mengeraminya? Menciptakan ayam secara langsung adalah solusi yang jauh lebih tepat. Dengan cara demikian, ayam dapat bertelur dan mengerami anak ayam di dalamnya, dan orang pun bisa makan ayam. Betapa nyamannya! Cara Tuhan mengerjakan segala sesuatu rapi dan bersih, sama sekali tidak rumit. Dari manakah asal telur? Telur berasal dari ayam. Tidak ada telur tanpa ayam. Tuhan menciptakan makhluk hidup! Umat manusia konyol dan menggelikan, selalu terbelit dalam hal-hal sederhana seperti itu, dan berakhir dengan sejumlah kesalahan konyol. Betapa kekanak-kanakannya manusia! Hubungan antara telur dan ayam jelas: ayam yang lebih dulu ada. Inilah penjelasan yang paling akurat, cara yang paling akurat untuk memahaminya, dan jawaban yang paling akurat. Itu benar.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VIII”

Tinggalkan komentar