Dunia keagamaan percaya bahwa seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Tuhan dan seluruhnya merupakan firman-Nya; pandangan ini keliru
Firman Tuhan yang Relevan:
Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dan dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, dan bukan ilham dari Roh Kudus, juga bukan perkataan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ia tuliskan kepada jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan tentang sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. Surat-surat itu ditulis kepada semua orang, yang merupakan saudara-saudari di dalam Tuhan, sehingga saudara-saudari di jemaat-jemaat pada waktu itu akan mengikuti nasihatnya dan mematuhi jalan pertobatan Tuhan Yesus. Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa, baik jemaat-jemaat pada masa itu maupun masa yang akan datang, semuanya harus makan dan minum hal-hal yang dia tuliskan, ia juga tidak mengatakan semua perkataannya berasal dari Tuhan. Sesuai dengan keadaan jemaat pada masa itu, ia hanya berbicara kepada saudara dan saudari, dan menasihati mereka, dan menginspirasi kepercayaan dalam diri mereka, dan ia hanya berkhotbah atau mengingatkan orang-orang dan menasihati mereka. Kata-katanya didasarkan pada bebannya sendiri, dan ia mendukung orang melalui perkataan ini. Ia melakukan pekerjaan seorang rasul bagi jemaat pada masa itu, ia adalah seorang pekerja yang dipakai oleh Tuhan Yesus, dan karenanya, ia harus memenuhi tanggung jawab bagi jemaat-jemaat, dan harus menjalankan pekerjaan bagi jemaat, ia harus mengetahui tentang keadaan saudara dan saudari—dan karena ini, ia menulis surat kepada semua saudara-saudari di dalam Tuhan. Semua yang ia katakan yang mendidik kerohanian dan yang positif bagi orang-orang adalah benar, tetapi tidak merepresentasikan perkataan Roh Kudus, dan perkataan itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat mengerikan, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang memperlakukan catatan pengalaman seorang manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat! Hal itu terutama benar berkenaan dengan surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, karena surat-suratnya ditulis kepada saudara-saudari sesuai dengan keadaan dan situasi masing-masing jemaat pada masa itu, dan untuk menasihati saudara-saudari di dalam Tuhan, supaya mereka dapat menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus. Surat-suratnya ditulis untuk membangun saudara-saudari pada masa itu. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan bebannya sendiri, juga beban yang ditanggungkan kepadanya oleh Roh Kudus; bagaimanapun juga, dia adalah seorang rasul yang memimpin jemaat-jemaat pada masa itu, yang menulis surat kepada jemaat-jemaat dan menasihati mereka—itu adalah tanggung jawabnya. Identitasnya semata-mata seorang rasul yang bekerja, dan ia semata-mata rasul yang diutus oleh Tuhan; ia bukan seorang nabi, atau seorang penubuat. Baginya, pekerjaannya sendiri dan kehidupan saudara-saudari adalah yang terpenting. Jadi, ia tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus. Perkataannya bukanlah perkataan Roh Kudus, terlebih lagi tidak bisa dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena Paulus tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan, dan tentu saja bukan inkarnasi Tuhan. Identitasnya tidak sama dengan identitas Yesus. Perkataan Yesus adalah perkataan Roh Kudus, perkataan itu adalah firman Tuhan, karena identitas-Nya adalah identitas Kristus—Anak Tuhan. Bagaimana mungkin Paulus bisa setara dengan Dia? Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk pada catatan surat-surat Paulus dan perkataan yang ia ucapkan seolah-olah itu adalah kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah firman Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Jadi, bagaimana pendapatmu—mungkinkah surat-surat yang ia tulis kepada jemaat-jemaat tidak dicemari oleh gagasannya sendiri? Bagaimana mungkin surat-surat itu tidak dicemari oleh gagasan manusia? Ia menulis surat kepada jemaat-jemaat berdasarkan pengalaman pribadinya dan pengetahuannya sendiri. Misalnya, Paulus menulis surat kepada jemaat Galatia yang memuat pendapat tertentu, dan Petrus menulis surat yang lain, yang mengemukakan pendapat lainnya. Manakah di antara keduanya yang berasal dari Roh Kudus? Tidak seorang pun bisa mengatakan dengan pasti. Dengan demikian, yang dapat dikatakan hanyalah bahwa mereka keduanya menanggung beban bagi jemaat-jemaat, tetapi surat-surat mereka merepresentasikan tingkat pertumbuhan mereka, surat-surat itu merepresentasikan perbekalan dan dukungan mereka bagi saudara-saudari, dan beban mereka terhadap jemaat, dan surat-surat itu hanya merepresentasikan pekerjaan manusia—tidak sepenuhnya dari Roh Kudus. Jika engkau mengatakan bahwa surat-suratnya adalah perkataan Roh Kudus, engkau tidak masuk akal, dan engkau melakukan penghujatan! Surat-surat Paulus dan surat-surat lainnya dalam Perjanjian Baru setara dengan tulisan tokoh-tokoh rohani pada masa sekarang: surat-surat itu sejajar dengan buku-buku Watchman Nee atau pengalaman hidup Lawrence, dan lain-lain. Hanya saja, buku-buku tokoh rohani yang baru ini tidak dikumpulkan ke dalam Perjanjian Baru, tetapi hakikat orang-orang ini sama: mereka adalah orang-orang yang dipakai Roh Kudus selama waktu tertentu, dan mereka tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan.
Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Tidak segala sesuatu di dalam Alkitab merupakan catatan perkataan yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi. Alkitab hanya mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, di mana satu bagian berupa catatan tentang nubuatan para nabi, dan satu bagian lagi merupakan pengalaman dan pengetahuan yang ditulis orang-orang yang dipakai Tuhan di sepanjang zaman. Pengalaman manusia dicemari oleh pendapat dan pengetahuan manusia, ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Di banyak kitab dalam Alkitab terdapat gagasan manusia, prasangka manusia, dan pemahaman manusia yang tidak masuk akal. Tentu saja, sebagian besar perkataan itu adalah hasil pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan merupakan pemahaman yang benar—tetapi tetap tidak dapat dikatakan bahwa perkataan tersebut seluruhnya merupakan pengungkapan kebenaran yang kurat. Pandangan mereka tentang hal-hal tertentu tidak lebih dari pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi, atau pencerahan Roh Kudus. Nubuat para nabi diberi petunjuk oleh Tuhan secara pribadi: nubuatan nabi-nabi seperti Yesaya, Daniel, Ezra, Yeremia, dan Yehezkiel berasal dari petunjuk langsung Roh Kudus; orang-orang ini adalah para pelihat, mereka telah menerima Roh nubuat, dan mereka semua adalah nabi Perjanjian Lama. Selama Zaman Hukum Taurat, orang-orang ini, yang telah menerima ilham dari Yahweh, menyampaikan banyak nubuat, yang secara langsung diberi petunjuk oleh Yahweh.
Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, sejumlah besar nabi yang dibangkitkan oleh Yahweh untuk bernubuat bagi-Nya memberi petunjuk kepada berbagai suku dan bangsa, dan menubuatkan pekerjaan yang akan Yahweh lakukan. Semua orang yang telah dibangkitkan-Nya ini telah dikaruniai Roh nubuat oleh Yahweh: mereka bisa melihat penglihatan-penglihatan yang berasal dari Yahweh dan mendengar suara-Nya, dan dengan cara demikian mereka diilhami oleh-Nya dan mereka pun menuliskan nubuat-nubuat tersebut. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah ungkapan dari suara Yahweh, ungkapan nubuat Yahweh, dan pekerjaan Yahweh pada saat itu hanyalah membimbing orang dengan menggunakan Roh; Dia tidak menjadi daging, dan orang-orang tidak melihat wajah-Nya. Oleh karena itulah, Dia membangkitkan banyak nabi untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan memberi mereka tutur kata-Nya yang kemudian mereka sampaikan kepada setiap suku dan kaum Israel. Pekerjaan mereka adalah bernubuat, dan beberapa di antara mereka menuliskan petunjuk Yahweh kepada mereka untuk ditunjukkan kepada orang lain. Yahweh mengangkat orang-orang ini untuk bernubuat, untuk memberitahukan pekerjaan di masa depan atau pekerjaan yang masih harus diselesaikan pada masa itu, agar orang-orang dapat memandang kehebatan dan hikmat Yahweh. Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan. Para nabi pada masa itu diilhami oleh Yahweh dan mengucapkan beberapa nubuat, mereka mengucapkan banyak perkataan, dan mereka menubuatkan hal-hal yang akan terjadi pada Zaman Kasih Karunia, juga penghancuran dunia pada akhir zaman—yaitu pekerjaan yang Yahweh rencanakan. Kitab-kitab lainnya berisi catatan tentang pekerjaan yang telah Yahweh lakukan di Israel. Jadi, tatkala membaca Alkitab, engkau terutama sedang membaca tentang apa yang Yahweh lakukan di Israel; Alkitab Perjanjian Lama terutama mencatat pekerjaan Yahweh dalam membimbing Israel, bagaimana Dia memakai Musa untuk membimbing orang Israel keluar dari Mesir, membebaskan mereka dari belenggu Firaun, dan membawa mereka ke padang gurun, lalu setelah itu, mereka memasuki Kanaan, dan segala sesuatu sesudah ini adalah tentang kehidupan mereka di Kanaan. Selain semua ini, Perjanjian Lama terdiri dari catatan tentang pekerjaan Yahweh di seluruh Israel. Segala sesuatu yang tercatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Yahweh di Israel, pekerjaan yang Yahweh telah lakukan di tanah tempat Dia menciptakan Adam dan Hawa. Dari saat ketika Tuhan resmi mulai menuntun manusia di bumi sesudah zaman Nuh, semua yang dicatat di Perjanjian Lama adalah pekerjaan Israel. Dan mengapa tidak ada catatan tentang pekerjaan di luar Israel? Karena tanah Israel adalah tempat kelahiran umat manusia. Pada mulanya, tidak ada negara lain selain Israel, dan Yahweh tidak bekerja di tempat lain. Dengan demikian, apa yang tercatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah murni pekerjaan Tuhan di Israel pada masa itu. Kata-kata yang diucapkan oleh para nabi, oleh Yesaya, Daniel, Yeremia, dan Yehezkiel ... kata-kata mereka menubuatkan pekerjaan Yahweh yang lainnya di muka bumi, yaitu menubuatkan pekerjaan Tuhan Yahweh itu sendiri. Semua ini berasal dari Tuhan, ini pekerjaan Roh Kudus, dan selain dari kitab-kitab para nabi ini, segala sesuatu yang tertulis adalah catatan tentang pengalaman manusia dalam pekerjaan Yahweh pada masa itu.
Dikutip dari "Tentang Alkitab (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Sekarang, siapakah dari antaramu yang berani mengatakan bahwa perkataan yang diucapkan oleh orang-orang yang dipakai Roh Kudus itu semuanya berasal dari Roh Kudus? Adakah orang yang berani berkata demikian? Jika engkau berkata seperti itu, mengapa kitab nubuat Ezra dibuang, dan mengapa hal yang sama dilakukan pada kitab-kitab yang ditulis oleh orang-orang kudus dan para nabi di masa lampau? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, mengapa engkau semua berani membuat pilihan yang seenaknya begitu? Apakah engkau layak memilih pekerjaan Roh Kudus? Banyak cerita dari Israel juga dibuang. Jika engkau percaya bahwa tulisan-tulisan dari masa lalu ini semua berasal dari Roh Kudus, mengapa beberapa kitab dibuang? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, semua pasti harus dipertahankan, dan dikirim ke saudara-saudari di gereja-gereja untuk dibaca. Tulisan-tulisan itu tidak boleh dipilah-pilih atau dibuang seturut kehendak manusia; itu perbuatan yang salah. Mengatakan bahwa pengalaman Paulus dan Yohanes bercampur dengan wawasan pribadi mereka bukan berarti bahwa pengalaman dan pengetahuan mereka berasal dari Iblis, hanya saja ada hal-hal yang berasal dari pengalaman dan wawasan pribadi mereka. Pengetahuan mereka didasarkan pada latar belakang pengalaman nyata mereka pada waktu itu, dan siapa yang dapat berkata dengan yakin bahwa semua itu berasal dari Roh Kudus? Jika Keempat Injil semua berasal dari Roh Kudus, mengapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes masing-masing mengatakan hal yang berbeda tentang pekerjaan Yesus? Jika engkau semua tidak percaya hal ini, lihatlah catatan di Alkitab mengenai bagaimana Petrus menyangkal Yesus tiga kali: semuanya berbeda, dan masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri. Banyak orang bodoh berkata, "Tuhan yang berinkarnasi juga manusia, jadi, mungkinkah perkataan yang Dia katakan sepenuhnya berasal dari Roh Kudus? Jika perkataan Paulus dan Yohanes bercampur dengan kehendak manusia, apakah perkataan yang diucapkan-Nya benar-benar tidak bercampur dengan kehendak manusia?" Orang-orang yang mengatakan hal semacam itu buta dan bodoh! Bacalah Keempat Injil dengan saksama; bacalah apa yang dicatat Keempat Injil ini mengenai perkara-perkara yang dilakukan Yesus, dan perkataan yang diucapkan-Nya. Setiap catatan cukup berbeda, dan masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri. Jika hal yang ditulis oleh penulis-penulis kitab ini semua berasal dari Roh Kudus, catatan-catatan itu seharusnya sama dan konsisten. Lalu, mengapa ada perbedaan? Bukankah manusia sangat bodoh jika tidak dapat memahami hal ini?
Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Injil Matius dalam Perjanjian Baru mendokumentasikan silsilah Yesus. Pada awalnya, dikatakan Yesus adalah keturunan Abraham dan Daud, dan anak Yusuf; selanjutnya dikatakan Yesus dikandung dari Roh Kudus, dan lahir dari seorang perawan—yang berarti Dia bukan anak Yusuf atau keturunan Abraham dan Daud. Namun, silsilah itu bersikeras untuk mengaitkan Yesus dengan Yusuf. Selanjutnya, silsilah itu mulai mencatat proses kelahiran Yesus. Dikatakan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, bahwa Dia dilahirkan dari seorang perawan, dan bukan anak Yusuf. Namun dalam silsilah jelas tertulis Yesus adalah anak Yusuf, dan karena silsilah tersebut ditulis bagi Yesus, silsilah itu mencatat empat puluh dua generasi. Ketika sampai pada generasi Yusuf, dengan segera silsilah itu mengatakan Yusuf adalah suami Maria, perkataan yang diberikan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah keturunan Abraham. Tidakkah ini sebuah kontradiksi? Silsilah dengan jelas mendokumentasikan garis keturunan Yusuf, ini jelas silsilah Yusuf, tetapi Matius bersikeras bahwa ini adalah silsilah Yesus. Bukankah hal ini menyangkal fakta tentang Yesus yang dikandung dari Roh Kudus? Dengan demikian, bukankah silsilah Matius adalah gagasan manusia? Hal ini sungguh konyol! Beginilah caramu mengetahui bahwa kitab ini tidak sepenuhnya berasal dari Roh Kudus. Mungkin ada beberapa orang yang berpikir bahwa Tuhan haruslah memiliki silsilah di bumi, sebagai akibatnya mereka menetapkan Yesus sebagai generasi ke empat puluh dua dari Abraham. Hal itu sungguh konyol! Setelah tiba di bumi, bagaimana mungkin Tuhan memiliki silsilah? Jika engkau mengatakan Tuhan memiliki silsilah, bukankah engkau menggolongkan-Nya setara dengan makhluk ciptaan Tuhan? Karena Tuhan bukan berasal dari bumi, Dia adalah Tuhan atas ciptaan, dan meskipun Dia berada dalam rupa manusia, Dia tidak memiliki esensi yang sama dengan manusia. Bagaimana engkau bisa menganggap Tuhan sejenis dengan makhluk ciptaan Tuhan? Abraham tidak dapat merepresentasikan Tuhan; ia hanyalah objek pekerjaan Yahweh pada masa itu, ia hanyalah seorang hamba setia yang diperkenan oleh Yahweh, dan ia adalah salah seorang dari antara umat Israel. Bagaimana mungkin ia merupakan nenek moyang dari Yesus?
Siapakah yang menulis silsilah Yesus? Apakah Yesus itu sendiri yang menuliskannya? Apakah Yesus berkata kepada mereka secara pribadi: "Tuliskanlah silsilah-Ku"? Silsilah itu dicatat oleh Matius setelah Yesus disalibkan. Pada waktu itu, Yesus telah melakukan banyak pekerjaan yang tidak dapat dipahami oleh para murid-Nya, dan Dia tidak memberikan penjelasan apa pun. Setelah Dia pergi, para murid mulai berkhotbah dan bekerja di mana-mana, dan demi tahap pekerjaan itu, mereka mulai menulis surat-surat rasul dan kitab-kitab Injil. Kitab-kitab Injil Perjanjian Baru dicatat dua puluh hingga tiga puluh tahun setelah Yesus disalibkan. Sebelumnya, orang Israel hanya membaca Perjanjian Lama. Itu berarti, pada awal Zaman Kasih Karunia, orang membaca Perjanjian Lama. Perjanjian Baru baru muncul selama Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Baru belum ada ketika Yesus bekerja; orang-orang, setelah Dia bangkit dan naik ke surga, mencatat pekerjaan-Nya. Baru setelah itulah ada Empat Injil, di samping itu ada pula surat-surat Paulus dan Petrus, serta Kitab Wahyu. Lebih dari tiga ratus tahun setelah Yesus naik ke surga, generasi berikutnya menyusun dokumen-dokumen ini secara selektif, dan baru setelah itulah terdapat Alkitab Perjanjian Baru. Baru setelah pekerjaan ini selesai, ada Perjanjian Baru; Perjanjian Baru tidak ada sebelumnya. Tuhan telah melakukan semua pekerjaan itu, dan Paulus serta rasul-rasul lainnya telah menulis begitu banyak surat kepada jemaat-jemaat di berbagai lokasi. Orang-orang setelah mereka menggabungkan surat-surat mereka dan menambahkan penglihatan terbesar yang dicatat Yohanes di Pulau Patmos, yang di dalamnya dinubuatkan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Orang membuat pengaturan ini, yang berbeda dari perkataan zaman sekarang. Apa yang dicatat pada zaman sekarang sesuai dengan langkah-langkah pekerjaan Tuhan; yang bersentuhan dengan orang-orang pada zaman sekarang adalah pekerjaan yang secara pribadi dilakukan oleh Tuhan dan firman yang secara pribadi diucapkan oleh-Nya. Engkau—manusia—tidak perlu ikut campur; firman, yang datang langsung dari Roh, telah disusun langkah demi langkah, dan berbeda dari pengaturan catatan manusia. Apa yang mereka catat, dapat dikatakan, sesuai dengan tingkat pendidikan mereka dan kualitas manusia. Apa yang mereka catat adalah pengalaman manusia, dan masing-masing memiliki cara mereka sendiri dalam mencatat dan mengetahui, dan setiap catatan pun berbeda. Jadi, jika engkau menyembah Alkitab sebagai Tuhan, engkau sangat bebal dan bodoh! Mengapa engkau tidak mencari pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang? Hanya pekerjaan Tuhan dapat menyelamatkan manusia. Alkitab tidak dapat menyelamatkan manusia, orang bisa membacanya selama ribuan tahun, dan tetap tidak ada sedikit pun perubahan dalam diri mereka, dan jika engkau menyembah Alkitab, engkau tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan Roh Kudus.
Dikutip dari "Tentang Alkitab (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"