Menu

Misteri Inkarnasi (1)

Pada Zaman Kasih Karunia, Yohanes membuka jalan bagi Yesus. Yohanes tidak dapat melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, melainkan hanya memenuhi tugas manusia. Meskipun Yohanes adalah pendahulu Tuhan, ia tidak mampu merepresentasikan Tuhan; ia hanyalah seorang manusia yang dipakai oleh Roh Kudus. Setelah Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti burung merpati. Dia kemudian memulai pekerjaan-Nya, yaitu, Dia mulai melakukan pelayanan Kristus. Itulah sebabnya Dia memiliki identitas Tuhan, karena dari Tuhanlah Dia berasal. Seperti apa pun keteguhan hati-Nya sebelum ini—mungkin terkadang lemah, atau terkadang kuat—semua yang ada dalam kehidupan manusia normal yang Dia jalani sebelum melakukan pelayanan-Nya. Setelah Dia dibaptis (yang berarti, diurapi), kuasa dan kemuliaan Tuhan segera menyertai-Nya, dan dengan demikian, mulailah Dia melakukan pelayanan-Nya. Dia dapat mengadakan tanda-tanda dan keajaiban, melakukan mukjizat, dan Dia memiliki kuasa dan otoritas, karena Dia bekerja secara langsung mewakili Tuhan itu sendiri; Dia sedang melakukan pekerjaan Roh mewakili-Nya dan mengungkapkan suara Roh. Jadi, Dia adalah Tuhan itu sendiri; hal ini tak terbantahkan. Yohanes adalah seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus. Ia tidak dapat merepresentasikan Tuhan, dan tidak mungkin baginya untuk merepresentasikan Tuhan. Jika ia ingin melakukannya, Roh Kudus tidak akan mengizinkannya, karena ia tidak mampu melakukan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Mungkin ada banyak dalam dirinya yang merupakan kehendak manusia, atau ada sesuatu yang menyimpang; dalam keadaan apa pun, tidak mungkin ia dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Kesalahan dan kekeliruannya hanya merepresentasikan dirinya sendiri, tetapi pekerjaannya merepresentasikan Roh Kudus. Namun, engkau tidak dapat mengatakan bahwa seluruh dirinya merepresentasikan Tuhan. Dapatkah kesalahan dan kekeliruannya dianggap merepresentasikan Tuhan juga? Melakukan kekeliruan ketika merepresentasikan manusia adalah lumrah, tetapi jika orang menyimpang tatkala merepresentasikan Tuhan, bukankah itu mempermalukan Tuhan? Bukankah itu penghujatan terhadap Roh Kudus? Roh Kudus tidak akan semudah itu membiarkan manusia berdiri di tempatnya Tuhan, bahkan sekalipun ia ditinggikan oleh orang lain. Jika ia bukan Tuhan, ia tak akan mampu berdiri teguh pada akhirnya. Roh Kudus tidak akan mengizinkan manusia merepresentasikan Tuhan sesuai keinginannya! Sebagai contoh, Roh Kuduslah yang memberikan kesaksian tentang Yohanes dan Roh Kudus jugalah yang menyatakan kepadanya bahwa ia akan menjadi seseorang yang membuka jalan bagi Yesus, tetapi pekerjaan yang dilakukan di dalam dirinya oleh Roh Kudus itu terbatas. Satu-satunya yang diminta dari Yohanes adalah menjadi pembuka jalan bagi Yesus, mempersiapkan jalan bagi-Nya. Artinya, Roh Kudus hanya menopang pekerjaannya dalam membuka jalan dan mengizinkannya hanya untuk melakukan pekerjaan tersebut—ia tidak diizinkan melakukan pekerjaan yang lain. Yohanes merepresentasikan Elia, dan ia merepresentasikan nabi yang membuka jalan. Roh Kudus menopangnya dalam hal ini; sejauh apa yang dikerjakannya itu membuka jalan, Roh Kudus pun menopangnya. Namun, jika ia menyatakan dirinya sebagai Tuhan itu sendiri dan berkata bahwa ia telah datang untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan, Roh Kudus harus mendisiplinkan dirinya. Sehebat apa pun pekerjaan Yohanes, dan sekalipun pekerjaannya ditopang Roh Kudus, pekerjaannya itu bukannya tanpa batas. Memang benar bahwa Roh Kudus sungguh menopang pekerjaannya, tetapi kuasa yang diberikan kepadanya pada saat itu terbatas hanya pada pekerjaannya membuka jalan. Ia tidak dapat sama sekali melakukan pekerjaan yang lain, karena ia hanyalah Yohanes yang membuka jalan dan bukan Yesus. Jadi, kesaksian Roh Kudus sangat penting, tetapi pekerjaan yang Roh Kudus izinkan untuk manusia lakukan bahkan lebih penting lagi. Bukankah Yohanes telah menerima kesaksian yang luar biasa pada waktu itu? Bukankah pekerjaannya juga hebat? Namun pekerjaan yang ia lakukan tidak dapat melampaui pekerjaan Yesus, karena ia tidak lebih dari seorang manusia yang dipakai oleh Roh Kudus dan ia tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan, jadi pekerjaan yang ia lakukan terbatas. Setelah ia menyelesaikan pekerjaan membuka jalan, Roh Kudus tidak lagi menopang kesaksiannya, tidak ada lagi pekerjaan baru mengikutinya, dan ia pun pergi pada saat pekerjaan Tuhan itu sendiri dimulai.

Ada orang-orang yang dirasuki roh jahat dan berteriak dengan lantang, "Aku adalah Tuhan!" Namun, pada akhirnya, mereka tersingkap, karena mereka salah dalam apa yang mereka representasikan. Mereka merepresentasikan Iblis, dan Roh Kudus tidak mau memberikan mereka perhatian. Setinggi apa pun engkau meninggikan dirimu sendiri atau sekeras apa pun engkau berteriak, engkau tetaplah makhluk ciptaan dan milik Iblis. Aku tidak pernah berteriak, "Aku adalah Tuhan, Aku adalah Anak Tuhan yang terkasih!" Namun pekerjaan yang Aku lakukan adalah pekerjaan Tuhan. Perlukah Aku berteriak? Tidak perlu peninggian seperti itu. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak membutuhkan manusia untuk memberikan kepada-Nya status atau memberi-Nya gelar kehormatan: pekerjaan-Nya merepresentasikan identitas dan status-Nya. Sebelum pembaptisan-Nya, bukankah Yesus adalah Tuhan itu sendiri? Bukankah Dia adalah daging inkarnasi Tuhan? Tentu tidak dapat dikatakan bahwa hanya setelah menerima kesaksian, barulah Dia menjadi Anak tunggal Tuhan, bukan? Jauh sebelum Dia memulai pekerjaan-Nya, bukankah sudah ada seorang manusia bernama Yesus? Engkau tidak mampu memunculkan jalan yang baru ataupun merepresentasikan Roh Kudus. Engkau tidak dapat mengungkapkan pekerjaan Roh ataupun perkataan yang diucapkan-Nya. Engkau tidak mampu melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan pekerjaan Roh, tidaklah mampu engkau lakukan. Hikmat, keajaiban, dan tak terselaminya Tuhan, serta keseluruhan watak Tuhan, yang dengannya Tuhan menghajar manusia—semuanya ini di luar kemampuanmu untuk mengungkapkannya. Oleh karena itu, tidak ada gunanya berusaha untuk menyatakan dirimu sebagai Tuhan; engkau hanya akan memiliki nama dan bukan substansi. Tuhan itu sendiri telah datang, tetapi tidak seorang pun mengenali-Nya, tetapi Dia melanjutkan pekerjaan-Nya dan melakukannya sebagai representasi Roh Kudus. Entah engkau memanggil-Nya manusia atau Tuhan, Tuhan atau Kristus, atau memanggil-Nya dengan sebutan saudari, itu tidak masalah. Tetapi pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan Roh Kudus dan merepresentasikan pekerjaan Tuhan itu sendiri. Dia tidak peduli dengan nama yang manusia gunakan untuk memanggil diri-Nya. Dapatkah nama menentukan pekerjaan-Nya? Dengan sebutan apa pun engkau memanggil-Nya, menurut pandangan Tuhan, Dia adalah daging inkarnasi dari Roh Tuhan; Dia merepresentasikan Roh dan disahkan oleh Roh. Jika engkau tidak mampu menciptakan zaman yang baru, atau mengakhiri zaman yang lama, atau mengantarkan zaman yang baru, atau mengerjakan pekerjaan baru, maka engkau tidak dapat disebut Tuhan!

Bahkan manusia yang dipakai oleh Roh Kudus tidaklah dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa orang semacam itu bukan saja tidak dapat merepresentasikan Tuhan, tetapi juga pekerjaan yang ia lakukan tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Dengan kata lain, pengalaman manusia tidak dapat secara langsung ditempatkan di dalam pengelolaan Tuhan, dan itu tak dapat merepresentasikan pengelolaan Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan itu sendiri lakukan sepenuhnya merupakan pekerjaan yang hendak Dia lakukan dalam rencana pengelolaan-Nya sendiri dan pekerjaan itu berkaitan dengan pengelolaan besar-Nya. Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari membekali orang dengan pengalaman pribadi mereka. Pekerjaan itu terdiri dari menemukan jalan baru pengalaman yang melampaui jalan yang ditempuh oleh para pendahulunya, dan terdiri dari memimpin saudara-saudari mereka sementara di bawah bimbingan Roh Kudus. Yang orang-orang ini berikan adalah pengalaman pribadi mereka, atau tulisan-tulisan rohani yang ditulis oleh orang-orang yang rohani. Meskipun orang-orang ini dipakai Roh Kudus, pekerjaan yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan besar dalam rencana enam ribu tahun. Mereka hanyalah orang-orang yang telah dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam periode-periode berbeda untuk memimpin orang-orang dalam aliran Roh Kudus, sampai fungsi yang dapat mereka jalankan berakhir atau sampai hidup mereka berakhir. Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan itu sendiri atau melanjutkan aspek tertentu dari pengelolaan Tuhan itu sendiri di bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar dari pengelolaan-Nya, juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, bahkan lebih dari itu, tak seorang pun dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Jadi, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang melakukan pelayanan-Nya. Ini karena pekerjaan yang mereka lakukan tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Pekerjaan memulai zaman yang baru bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia menggantikan Tuhan. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun selain oleh Tuhan itu sendiri. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan dilakukan tatkala ia digerakkan atau dicerahkan oleh Roh Kudus. Pedoman yang dihasilkan oleh orang-orang ini sepenuhnya terdiri dari menunjukkan kepada manusia jalan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya ia bertindak selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan manusia tidak melibatkan pengelolaan Tuhan, juga tidak merepresentasikan pekerjaan Roh. Sebagai contoh, pekerjaan Witness Lee dan Watchman Nee adalah memimpin jalan. Entah jalan baru atau lama, pekerjaan tersebut didasarkan pada prinsip yang tetap berada dalam lingkup Alkitab. Entah untuk memulihkan gereja lokal atau membangun gereja lokal, pekerjaan mereka berkaitan dengan mendirikan gereja. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah melanjutkan pekerjaan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang belum selesai atau yang tidak berkembang lebih lanjut pada Zaman Kasih Karunia. Yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka adalah melakukan kembali apa yang Yesus perintahkan di awal pekerjaan-Nya untuk dilakukan oleh generasi-generasi yang muncul setelah Dia, seperti menudungi kepala mereka, menerima baptisan, memecah-mecah roti, atau minum anggur. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mereka adalah mengikuti apa yang diatur dalam Alkitab dan mencari jalan dari dalam Alkitab. Mereka tidak menghasilkan kemajuan baru apa pun. Oleh karena itu, yang dapat orang lihat dalam pekerjaan mereka hanyalah penemuan cara-cara baru di dalam Alkitab, juga penerapan-penerapan yang lebih baik dan lebih realistis. Namun, orang tidak dapat menemukan di dalam pekerjaan mereka kehendak Tuhan yang sekarang, apalagi menemukan pekerjaan baru yang berencana dilakukan oleh Tuhan pada akhir zaman. Ini karena jalan yang mereka tempuh masih jalan yang lama—tidak ada pembaruan dan tidak ada kemajuan. Mereka terus berpegang pada fakta tentang penyaliban Yesus, melakukan tindakan meminta orang untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, setia berpegang pada perkataan bahwa orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan, perkataan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, dan perempuan harus patuh kepada suaminya, dan bahkan setia berpegang pada gagasan tradisional yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berkhotbah, tetapi hanya boleh taat. Jika cara kepemimpinan semacam ini harus terus dipatuhi, Roh Kudus tidak akan pernah dapat melakukan pekerjaan yang baru, untuk membebaskan orang-orang dari doktrin, ataupun memimpin mereka ke dalam alam kebebasan dan keindahan. Oleh karena itu, tahap pekerjaan, yang mengubah zaman ini, haruslah dikerjakan dan diucapkan oleh Tuhan itu sendiri; jika tidak, tak ada orang yang dapat melakukannya menggantikan diri-Nya. Jadi sampai sejauh ini, seluruh pekerjaan Roh Kudus di luar aliran ini telah terhenti dan mereka yang dahulu dipakai oleh Roh Kudus telah kehilangan arah mereka. Jadi, karena pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, identitas mereka dan subjek yang mereka wakili dalam tindakan mereka pun berbeda. Ini karena pekerjaan yang hendak Roh Kudus kerjakan berbeda, dan oleh sebab itulah, mereka yang sama-sama melakukan pekerjaan diberikan identitas dan status yang berbeda. Orang-orang yang dipakai Roh Kudus mungkin juga melakukan beberapa pekerjaan baru dan mungkin juga menyingkirkan beberapa pekerjaan yang dilakukan di zaman sebelumnya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak dapat mengungkapkan watak dan kehendak Tuhan di zaman yang baru. Mereka bekerja hanya untuk melakukan pekerjaan zaman sebelumnya, dan tidak untuk melakukan pekerjaan baru yang bertujuan untuk secara langsung merepresentasikan watak Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, tidak peduli berapa banyak penerapan usang yang mereka hapuskan atau berapa banyak penerapan baru yang mereka perkenalkan, mereka tetap saja merepresentasikan manusia dan makhluk ciptaan. Namun, ketika Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak secara terbuka mengumumkan penghapusan penerapan-penerapan zaman yang lama atau secara langsung mengumumkan dimulainya zaman yang baru. Dia itu gamblang dan lugas dalam pekerjaan-Nya. Dia terang-terangan dalam melakukan pekerjaan yang hendak Dia lakukan; artinya, Dia secara langsung mengungkapkan pekerjaan yang telah Dia lakukan, secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang dimaksudkan dari semula, mengungkapkan wujud dan watak-Nya. Dari sudut pandang manusia, watak-Nya, demikian pula pekerjaan-Nya berbeda dari watak dan pekerjaan-Nya di zaman-zaman yang lalu. Namun dari sudut pandang Tuhan itu sendiri, ini hanyalah kelanjutan dan perkembangan lebih lanjut dari pekerjaan-Nya. Tatkala Tuhan sendiri bekerja, Dia mengungkapkan firman-Nya dan secara langsung membawa pekerjaan yang baru tersebut. Sebaliknya, tatkala manusia bekerja, pekerjaan itu adalah hasil pertimbangan dan pembelajaran, atau merupakan perluasan pengetahuan dan sistematisasi penerapan yang dibangun di atas dasar pekerjaan orang lain. Itu berarti, esensi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia adalah mengikuti tatanan yang sudah ada dan "menapaki jalan lama dengan mengenakan sepatu baru." Ini berarti, bahkan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus pun dibangun di atas dasar yang telah diluncurkan oleh Tuhan itu sendiri. Jadi, kesimpulan semua yang telah dibahas adalah, manusia tetaplah manusia, dan Tuhan tetaplah Tuhan.

Yohanes dilahirkan berdasarkan janji, seperti halnya Ishak yang dilahirkan bagi Abraham. Ia membuka jalan bagi Yesus dan melakukan banyak pekerjaan, tetapi ia bukan Tuhan. Sebaliknya, ia adalah salah seorang nabi, karena ia hanya membuka jalan bagi Yesus. Pekerjaannya juga hebat, dan hanya setelah ia membuka jalan, barulah Yesus secara resmi memulai pekerjaan-Nya. Pada dasarnya, ia sekadar bekerja bagi Yesus, dan pekerjaan yang ia lakukan adalah melayani pekerjaan Yesus. Setelah ia selesai mempersiapkan jalan, Yesus pun memulai pekerjaan-Nya, pekerjaan yang lebih baru, lebih konkret, dan lebih terperinci. Yohanes hanya melakukan bagian awal dari pekerjaan tersebut; bagian yang lebih besar dari pekerjaan baru tersebut dikerjakan oleh Yesus. Yohanes pun melakukan pekerjaan baru, tetapi ia bukan orang yang memulai zaman yang baru. Yohanes lahir sesuai yang dijanjikan, dan namanya diberikan oleh malaikat. Pada waktu itu, beberapa orang ingin menamainya dengan nama ayahnya Zakharia, tetapi ibunya berkata, "Anak ini tidak dapat dipanggil dengan nama itu. Ia harus dinamai Yohanes." Ini semua adalah atas perintah Roh Kudus. Yesus pun dinamai atas perintah Roh Kudus, Dia dilahirkan dari Roh Kudus, dan Dia dijanjikan oleh Roh Kudus. Yesus adalah Tuhan, Kristus, dan Anak manusia. Namun, pekerjaan Yohanes juga hebat, mengapa ia tidak dipanggil Tuhan? Apakah tepatnya perbedaan antara pekerjaan yang Yesus lakukan dan pekerjaan yang Yohanes lakukan? Apakah satu-satunya alasan adalah karena Yohanes merupakan orang yang membuka jalan bagi Yesus? Ataukah karena hal itu telah ditentukan sejak semula oleh Tuhan? Walaupun Yohanes juga berseru, "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat," dan ia juga memberitakan Injil Kerajaan Surga, pekerjaannya itu tidak berkembang lebih jauh lagi dan hanya merupakan sebuah awal. Sebaliknya, Yesus bukan saja memulai zaman yang baru juga mengakhiri zaman yang lama, tetapi Dia juga menggenapi hukum Taurat Perjanjian Lama. Pekerjaan yang Dia lakukan lebih besar daripada pekerjaan Yohanes, dan terlebih dari itu, Dia datang untuk menebus seluruh umat manusia—Dia menyelesaikan tahap pekerjaan itu. Sedangkan Yohanes, ia hanya mempersiapkan jalan. Meskipun pekerjaannya hebat, perkataannya banyak, dan murid yang menjadi pengikutnya banyak, pekerjaannya tidak lebih dari mengantarkan sebuah awal baru kepada manusia. Manusia tidak pernah menerima dari dirinya jalan, hidup, ataupun kebenaran yang lebih mendalam, dan manusia juga tidak pernah memperoleh pemahaman tentang kehendak Tuhan melalui dirinya. Yohanes adalah seorang nabi yang besar (Elia) yang membukakan lahan baru bagi pekerjaan Yesus dan mempersiapkan orang-orang pilihan; ia adalah pendahulu Zaman Kasih Karunia. Perkara semacam ini tidak dapat dipahami hanya dengan mengamati penampilan luar manusia normal mereka. Terlebih lagi dalam hal ini karena Yohanes juga melakukan pekerjaan yang cukup besar dan terlebih lagi, ia dijanjikan oleh Roh Kudus, dan pekerjaannya itu ditopang oleh Roh Kudus. Jadi, hanya melalui pekerjaan yang mereka lakukan, orang dapat membedakan identitas masing-masing, karena tidak mungkin untuk mengetahui hakikat manusia hanya dari penampilan luarnya, juga tidak mungkin bagi manusia untuk memastikan apa yang menjadi kesaksian Roh Kudus. Pekerjaan yang Yohanes lakukan dan pekerjaan yang Yesus lakukan tidak sama dan memiliki natur yang berbeda. Dari inilah orang bisa menentukan apakah Yohanes adalah Tuhan atau bukan. Pekerjaan Yesus adalah memulai, melanjutkan, menyelesaikan, dan membuahkan hasil. Dia melakukan masing-masing dari langkah-langkah ini, sedangkan pekerjaan Yohanes tidak lebih dari membuat sebuah permulaan. Pada mulanya, Yesus menyebarkan Injil dan memberitakan jalan pertobatan, dan selanjutnya membaptis manusia, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Pada akhirnya, Dia menebus umat manusia dari dosa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman itu. Dia juga pergi ke mana-mana, berkhotbah kepada manusia dan menyebarkan Injil Kerajaan Surga. Dalam hal inilah, Dia sama dengan Yohanes, perbedaannya adalah bahwa Yesus memulai zaman yang baru dan mengantarkan Zaman Kasih Karunia kepada manusia. Dari mulut-Nya keluar firman tentang apa yang harus manusia lakukan dan jalan yang harus manusia ikuti di Zaman Kasih Karunia, dan pada akhirnya, Dia menyelesaikan pekerjaan penebusan. Yohanes tidak pernah dapat melakukan pekerjaan ini. Jadi, Yesus-lah yang mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan Dialah Tuhan itu sendiri, dan yang secara langsung merepresentasikan Tuhan. Gagasan manusia mengatakan bahwa semua orang yang lahir berdasarkan janji, yang lahir atas kehendak Roh, yang ditopang oleh Roh Kudus, dan yang membuka jalan keluar yang baru adalah Tuhan. Jika menuruti alasan ini, Yohanes pun dapat dianggap sebagai Tuhan, juga Musa, Abraham, dan Daud ... mereka semua juga bisa dianggap sebagai Tuhan. Bukanlah ini lelucon luar biasa?

Sebelum melakukan pelayanan-Nya, Yesus pun hanyalah seorang manusia normal yang bertindak sesuai apa pun yang Roh Kudus lakukan. Terlepas dari apakah Dia menyadari identitas-Nya sendiri pada waktu itu, Dia menaati semua yang berasal dari Tuhan. Roh Kudus tidak pernah mengungkapkan identitas-Nya sebelum pelayanan-Nya dimulai. Hanya setelah Dia memulai pelayanan-Nya, barulah Dia menghapus aturan dan hukum-hukum tersebut, dan hanya setelah Dia secara resmi memulai pelayanan-Nya, barulah perkataan-Nya dipenuhi otoritas dan kuasa. Hanya setelah Dia memulai pelayanan-Nya, barulah pekerjaan-Nya untuk membukakan zaman yang baru pun dimulai. Sebelum ini, Roh Kudus tetap tersembunyi di dalam diri-Nya selama 29 tahun, di mana selama waktu itu, Dia hanya merepresentasikan manusia dan tanpa identitas Tuhan. Pekerjaan Tuhan dimulai dengan Dia bekerja dan melakukan pelayanan-Nya, Dia melakukan pekerjaan-Nya menurut rencana batiniah-Nya tanpa memperhatikan seberapa banyak manusia mengetahui tentang diri-Nya, dan pekerjaan yang Dia lakukan adalah representasi langsung dari Tuhan itu sendiri. Pada waktu itu, Yesus bertanya kepada orang-orang di sekitar-Nya, "Menurutmu siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Engkau adalah yang terbesar di antara para nabi dan penyembuh kami yang hebat." Dan beberapa orang menjawab, "Engkau adalah imam besar kami." dan lain sebagainya. Segala jenis jawaban diberikan, bahkan ada yang mengatakan bahwa Dia adalah Yohanes, bahwa Dia adalah Elia. Lalu Yesus berpaling kepada Simon Petrus dan bertanya kepadanya, "Menurutmu, siapakah Aku ini?" Petrus menjawab, "Engkau adalah Kristus, Anak Tuhan yang hidup." Sejak saat itu, orang-orang pun menyadari bahwa Dia adalah Tuhan. Ketika identitas-Nya diberitahukan, Petruslah yang pertama kali menyadari akan hal ini dan dari mulutnyalah hal ini terucap. Lalu Yesus berkata, "Ucapanmu itu bukan dinyatakan oleh darah dan daging, melainkan oleh Bapa-Ku." Setelah pembaptisan-Nya, entah orang-orang mengetahuinya atau tidak, pekerjaan-Nya adalah mewakili Tuhan. Dia datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, bukan untuk mengungkapkan identitas-Nya. Hanya setelah Perus mengucapkannya, barulah identitas-Nya itu menjadi diketahui secara terbuka. Entah engkau menyadarinya atau tidak bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri, saat waktunya tiba, Dia pun memulai pekerjaan-Nya. Dan entah engkau mengetahuinya atau tidak, Dia terus melakukan pekerjaan-Nya seperti sebelumnya. Bahkan seandainya engkau menyangkal hal itu, Dia akan tetap melakukan pekerjaan-Nya dan melaksanakannya ketika tiba waktu untuk melakukannya. Dia datang untuk melaksanakan pekerjaan-Nya dan melakukan pelayanan-Nya, bukan agar manusia dapat mengenal diri-Nya sebagai manusia, melainkan agar manusia menerima pekerjaan-Nya. Jika engkau telah gagal mengenali bahwa tahap pekerjaan pada hari ini adalah pekerjaan Tuhan itu sendiri, itu dikarenakan engkau kurang memiliki visi. Namun, engkau tidak dapat menyangkal tahap pekerjaan ini; kegagalanmu untuk mengenalinya tidak membuktikan bahwa Roh Kudus tidak sedang bekerja atau bahwa pekerjaan-Nya itu salah. Ada orang-orang yang bahkan memeriksa pekerjaan pada masa sekarang untuk dipertentangkan dengan pekerjaan Yesus dalam Alkitab, dan menggunakan ketidakkonsistenan apa pun untuk menyangkal tahap pekerjaan ini. Bukankah ini merupakan tindakan orang buta? Hal-hal yang dicatat dalam Alkitab terbatas; hal-hal itu tidak dapat merepresentasikan pekerjaan Tuhan dalam keseluruhannya. Keempat kitab Injil berisi kurang dari seratus pasal, di mana tertulis sejumlah peristiwa-peristiwa yang terbatas, seperti peristiwa Yesus mengutuk pohon ara, penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali terhadap Tuhan, Yesus menampakkan diri di hadapan para murid setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya, pengajaran tentang puasa, pengajaran tentang doa, pengajaran tentang perceraian, kelahiran dan silsilah Yesus, penunjukkan murid-murid oleh Yesus, dan seterusnya. Namun, manusia menilai apa yang tercatat dalam Alkitab itu sebagai harta karun, bahkan membandingkan pekerjaan yang terjadi pada zaman sekarang untuk dipertentangkan dengan apa yang tertulis. Mereka bahkan percaya bahwa semua pekerjaan yang Yesus lakukan dalam kehidupan-Nya hanyalah sebanyak itu, seolah-olah Tuhan hanya mampu melakukan sebanyak itu, dan tidak lebih dari itu. Bukankah ini konyol?

Waktu yang Yesus miliki di bumi adalah tiga puluh tiga setengah tahun, yang berarti, Dia hidup di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun. Hanya tiga setengah tahun dari waktu ini dihabiskan untuk melakukan pelayanan-Nya; selain dari waktu tersebut, Dia semata-mata menjalani kehidupan manusia normal. Pada mulanya, Dia menghadiri ibadah di rumah ibadat dan di sana Dia mendengarkan eksposisi Kitab Suci oleh para imam serta khotbah-khotbah yang disampaikan orang lain. Dia memperoleh banyak pengetahuan tentang Alkitab: Dia tidak dilahirkan dengan memiliki semua pengetahuan semacam itu, dan hanya memperolehnya dengan membaca dan mendengarkan. Jelas dicatat dalam Alkitab bahwa Dia melontarkan pertanyaan kepada para guru di rumah ibadat pada usia dua belas tahun: apa sajakah nubuat para nabi zaman dahulu? Bagaimana dengan Hukum Taurat Musa? Bagaimana dengan Perjanjian Lama? Dan bagaimana tentang manusia yang melayani Tuhan dalam jubah imam di Bait Suci? ... Dia melontarkan banyak pertanyaan karena Dia tidak memiliki pengetahuan maupun pemahaman. Meskipun Dia dikandung dari Roh Kudus, Dia dilahirkan sepenuhnya sebagai manusia normal; terlepas dari karakteristik khusus tertentu yang Dia miliki, Dia tetaplah seorang manusia normal. Hikmat-Nya terus bertumbuh sebanding dengan tingkat pertumbuhan-Nya dan usia-Nya, dan Dia melewati fase-fase kehidupan manusia normal. Dalam bayangan manusia, Yesus tidak mengalami masa kanak-kanak dan tidak mengalami masa remaja; Dia mulai menjalani kehidupan sebagai laki-laki berusia tiga puluh tahun begitu Dia dilahirkan, dan Dia disalibkan begitu selesai melakukan pekerjaan-Nya. Dia mungkin tidak melewati fase-fase kehidupan manusia normal; Dia tidak makan ataupun bergaul dengan orang lain, dan tidak mudah bagi orang-orang untuk melihat Dia meski hanya sekilas. Mungkin Dia seorang berpenampilan berbeda, yang terlihat menakutkan bagi orang-orang yang melihatnya, karena Dia adalah Tuhan. Orang-orang percaya bahwa Tuhan yang datang dalam rupa manusia pastilah tidak hidup seperti orang normal; mereka percaya bahwa Dia pasti bersih, tidak perlu menggosok gigi-Nya ataupun membasuh wajah-Nya, karena Dia seorang yang kudus. Bukankah ini murni gagasan manusia? Alkitab tidak mencatat kehidupan Yesus sebagai manusia, hanya mencatat tentang pekerjaan-Nya, tetapi ini tidak membuktikan bahwa Dia tidak memiliki kemanusiaan yang normal atau bahwa Dia tidak menjalani kehidupan manusia normal sebelum berusia tiga puluh tahun. Dia secara resmi memulai pekerjaan-Nya pada usia 29 tahun, tetapi engkau tidak dapat mencoret seluruh kehidupan-Nya sebagai manusia sebelum usia tersebut. Alkitab hanya menghilangkan periode tersebut dalam catatannya; karena itu merupakan kehidupan-Nya sebagai manusia normal dan bukan merupakan periode pekerjaan ilahi-Nya, jadi tidak perlu periode tersebut dicatat. Karena sebelum pembaptisan Yesus, Roh Kudus tidak bekerja secara langsung, melainkan sekadar memelihara Dia dalam kehidupan-Nya sebagai manusia normal sampai tiba saatnya Yesus mulai melakukan pelayanan-Nya. Walaupun Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi, Dia menjalani proses menjadi dewasa sebagaimana yang dijalani manusia normal. Proses pendewasaan ini dihilangkan dari Alkitab. Bagian itu dihilangkan karena tidak dapat memberi sumbangsih besar bagi pertumbuhan dalam hidup manusia. Periode sebelum pembaptisan-Nya merupakan periode tersembunyi, sebuah periode di mana Dia tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat. Hanya setelah pembaptisan-Nya, Yesus mulai melakukan seluruh pekerjaan penebusan manusia, pekerjaan yang berlimpah-ruah dan penuh kasih karunia, kebenaran, kasih, dan belas kasihan. Awal pekerjaan ini juga tepat merupakan dimulainya Zaman Kasih Karunia; untuk alasan inilah, semua itu dicatat dan diturunkan hingga saat ini. Itu adalah untuk membukakan sebuah jalan keluar dan membuahkan hasil bagi mereka di Zaman Kasih Karunia untuk menapaki jalan Zaman Kasih Karunia dan jalan salib. Meskipun semua itu keluar dari catatan yang dituliskan oleh manusia, semuanya merupakan fakta, kecuali bahwa kesalahan kecil dapat ditemukan di beberapa tempat berbeda. Sekalipun demikian, catatan-catatan ini tidak dapat dianggap tidak benar. Hal-hal yang tercatat adalah sepenuhnya berdasarkan kenyataan, hanya dalam menuliskannya, orang-orang melakukan kesalahan. Ada beberapa orang yang akan berpendapat bahwa, jika Yesus adalah seseorang dengan kemanusiaan yang biasa dan normal, bagaimana mungkin Dia sanggup melakukan tanda-tanda dan mukjizat? Keempat puluh hari pencobaan yang Yesus alami adalah sebuah tanda ajaib, yang tidak mungkin dapat dicapai seorang manusia normal. Empat puluh hari pencobaan yang Dia alami merupakan natur dari pekerjaan Roh Kudus; lalu bagaimana orang bisa mengatakan bahwa tidak ada sedikit pun hal supernatural dalam diri-Nya? Kemampuan-Nya untuk melakukan tanda-tanda dan mukjizat tidak membuktikan bahwa Dia adalah manusia yang transenden dan bukan manusia normal; hanya bahwa Roh Kudus bekerja di dalam diri manusia normal seperti Dia-lah, maka memungkinkan bagi-Nya untuk melakukan mukjizat dan melakukan pekerjaan yang bahkan lebih besar lagi. Sebelum Yesus melakukan pelayanan-Nya, atau seperti yang Alkitab katakan, sebelum Roh Kudus turun atas-Nya, Yesus hanyalah manusia normal dan sama sekali tidak supernatural. Ketika Roh Kudus turun atas-Nya, yaitu, ketika Dia mulai melakukan pelayanan-Nya, Dia pun menjadi dipenuhi dengan hal-hal supernatural. Dengan demikian, manusia menjadi yakin bahwa daging inkarnasi Tuhan tidak memiliki kemanusiaan yang normal; lebih dari itu, manusia secara keliru berpikir bahwa Tuhan yang berinkarnasi hanya memiliki keilahian, tidak memiliki kemanusiaan. Tentu saja, ketika Tuhan datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan-Nya, satu-satunya yang manusia lihat adalah peristiwa-peristiwa supernatural. Apa yang mereka lihat dengan mata mereka dan apa yang mereka dengar dengan telinga mereka semuanya supernatural, karena pekerjaan-Nya dan firman-Nya tak terpahami dan tak tercapai oleh mereka. Jika sesuatu dari surga dibawa ke bumi, seperti apakah sesuatu itu selain supernatural? Ketika misteri Kerajaan Surga dibawa ke bumi, misteri yang tak terpahami dan tak terselami oleh manusia, yang terlalu menakjubkan dan teramat dalam hikmatnya—bukankah semua itu supernatural? Namun, engkau seharusnya tahu bahwa seberapapun supernaturalnya hal itu, segala sesuatu dilakukan-Nya dalam kemanusiaan-Nya yang normal. Daging inkarnasi Tuhan dipenuhi dengan kemanusiaan; jika Dia tidak demikian, Dia bukanlah daging inkarnasi Tuhan. Yesus melakukan sangat banyak mukjizat selama masa hidup-Nya. Apa yang orang Israel lihat pada waktu itu penuh dengan hal-hal supernatural; mereka melihat para malaikat dan utusan, dan mereka mendengar suara Yahweh. Bukankah semua itu supernatural? Tentu saja, sekarang ini ada beberapa roh jahat yang menipu manusia dengan melakukan hal-hal supernatural; itu semua hanyalah tiruan yang mereka lakukan dengan tujuan menipu manusia melalui pekerjaan yang sekarang ini tidak dilakukan oleh Roh Kudus. Banyak orang melakukan mukjizat dan menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan; semuanya ini sepenuhnya pekerjaan roh-roh jahat, karena Roh Kudus tidak lagi melakukan pekerjaan semacam itu pada masa sekarang, dan semua yang meniru pekerjaan Roh Kudus dari sejak saat itu dan seterusnya memang adalah roh-roh jahat. Semua pekerjaan yang dilakukan di Israel pada waktu itu adalah pekerjaan yang bersifat supernatural, meskipun sekarang ini Roh Kudus tidak lagi bekerja dengan cara demikian, dan pekerjaan apa pun yang seperti itu sekarang ini merupakan tiruan dan penyamaran Iblis dan merupakan gangguannya. Namun, engkau juga tidak bisa mengatakan bahwa apa pun yang supernatural berasal dari roh-roh jahat—ini tergantung pada zaman ketika pekerjaan Tuhan itu dilakukan. Pertimbangkan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi pada masa sekarang: aspek apa dari pekerjaan itu yang tidak supernatural? Firman-Nya tak terpahami dan tak tercapai olehmu, dan pekerjaan yang Dia lakukan tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia pun. Apa yang Dia pahami tidak mungkin dapat dipahami manusia, dan mengenai pengetahuan-Nya, manusia tidak tahu dari mana itu berasal. Ada orang yang berkata, "Aku pun normal sama seperti diri-Mu, tetapi mengapa aku tidak mengetahui apa yang Engkau ketahui? Aku lebih tua dan lebih kaya dalam pengalaman, tetapi mengapa Engkau bisa mengetahui apa yang tidak aku ketahui?" Semua ini, menurut pandangan manusia, merupakan sesuatu yang tak mungkin tercapai oleh manusia. Lalu, ada orang-orang yang berkata: "Tidak seorang pun mengetahui pekerjaan yang dilakukan di Israel, dan bahkan para ahli Alkitab pun tidak dapat memberi penjelasan; bagaimana Engkau bisa mengetahuinya?" Bukankah semua ini hal-hal yang supernatural? Dia tidak memiliki pengalaman mukjizat, tetapi Dia mengetahui segalanya; Dia berfirman dan mengungkapkan kebenaran dengan sangat mudah. Bukankah ini supernatural? Pekerjaan-Nya melampaui apa yang dapat dicapai oleh daging. Pekerjaan-Nya tidak dapat dicapai oleh pemikiran seorang manusia pun yang terbuat dari daging dan sepenuhnya tak terpahami oleh pikiran dan nalar manusia. Meskipun Dia belum pernah membaca Alkitab, Dia memahami pekerjaan Tuhan di Israel. Dan meskipun Dia berada di bumi tatkala berfirman, Dia berfiman tentang misteri-misteri tingkat yang ketiga dari surga. Tatkala manusia membaca firman ini, perasaan ini akan menguasai dirinya, "Bukankah ini bahasa tingkat ketiga dari surga?" Bukankah ini semua adalah hal-hal yang melampaui apa yang dapat dicapai oleh seorang manusia normal? Pada waktu itu, ketika Yesus menjalani puasa selama empat puluh hari, bukankah itu supernatural? Jika engkau mengatakan bahwa empat puluh hari berpuasa, bagaimanapun merupakan hal supernatural, merupakan tindakan roh-roh jahat, bukankah engkau sudah mengutuk Yesus? Sebelum melakukan pelayanan-Nya, Yesus sama seperti seorang manusia normal. Dia juga pergi ke sekolah; jika tidak, bagaimana Dia belajar membaca dan menulis? Ketika Tuhan menjadi manusia, Roh Kudus tersembunyi di dalam daging. Namun demikian, sebagai seorang manusia normal, perlu bagi-Nya untuk mengalami proses pertumbuhan dan pendewasaan, hanya setelah kemampuan kognitif-Nya menjadi matang, dan Dia mampu membedakan berbagai hal, barulah Dia dapat dianggap seorang manusia normal. Hanya setelah kemanusiaan-Nya menjadi dewasa, barulah Dia pun dapat melakukan pelayanan-Nya. Bagaimana Dia dapat melakukan pelayanan-Nya sementara kemanusiaan normal-Nya belum dewasa dan kemampuan bernalar-Nya belum matang? Tentu saja Dia tidak bisa diharapkan untuk melakukan pelayanan-Nya pada usia enam atau tujuh tahun! Mengapa Tuhan tidak mewujudkan diri-Nya secara terbuka ketika Dia pertama kali menjadi manusia? Itu karena kemanusiaan dari daging-Nya masih belum matang; proses kognitif daging-Nya, dan juga kemanusiaan normal daging ini, belum sepenuhnya dimiliki-Nya. Untuk alasan inilah, menjadi kebutuhan mutlak bagi-Nya untuk memiliki kemanusiaan yang normal dan akal sehat seorang manusia normal—sampai mencapai taraf di mana Dia diperlengkapi secara memadai untuk melakukan pekerjaan-Nya dalam daging—sebelum Dia dapat memulai pekerjaan-Nya. Jika Dia belum memadai untuk tugas tersebut, perlu bagi-Nya untuk terus bertumbuh dan menjadi dewasa. Seandainya Yesus mulai melakukan pekerjaan-Nya pada usia tujuh atau delapan tahun, bukankah manusia akan menganggap-Nya anak ajaib? Bukankah semua orang akan menganggap-Nya seorang anak kecil? Siapa yang akan menganggap-Nya meyakinkan? Seorang anak berusia tujuh atau delapan tahun yang tidak lebih tinggi dari podium tempat Dia berdiri di belakangnya—apakah Dia layak untuk berkhotbah? Sebelum kemanusiaan normal-Nya menjadi dewasa, Dia belum memadai untuk memenuhi tugas tersebut. Dari sudut pandang kemanusiaan-Nya yang belum matang, sebagian besar dari pekerjaan itu sama sekali belum tercapai. Pekerjaan Roh Tuhan dalam daging juga diatur oleh prinsip-prinsipnya sendiri. Hanya setelah Dia diperlengkapi dengan kemanusiaan yang normal, barulah Dia dapat melakukan pekerjaan dan memikul tanggung jawab dari Bapa. Hanya setelah itulah, Dia dapat memulai pekerjaan-Nya. Selama masa kanak-kanak-Nya, Yesus sama sekali tidak dapat memahami apa pun yang terjadi pada zaman dahulu, dan hanya setelah Dia bertanya kepada para guru di rumah ibadat, barulah Dia memperoleh pemahaman tersebut. Jika Dia mulai melakukan pekerjaan-Nya, segera setelah Dia belajar berbicara, bagaimana mungkin bagi-Nya untuk tidak melakukan kesalahan? Bagaimana mungkin Tuhan salah langkah? Oleh karena itulah, hanya setelah Dia mampu untuk bekerja, barulah Dia memulai pekerjaan-Nya; Dia tidak melakukan pekerjaan apa pun sampai Dia sepenuhnya mampu melakukannya. Pada usia 29 tahun, Yesus sudah cukup dewasa dan kemanusiaan-Nya telah memadai untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Baru pada saat itulah, Roh Tuhan secara resmi mulai bekerja di dalam diri-Nya. Pada waktu itu, Yohanes telah melakukan persiapan selama tujuh tahun untuk membukakan jalan bagi-Nya, dan setelah mengakhiri pekerjaannya itu, ia dijebloskan ke dalam penjara. Beban pun sepenuhnya jatuh ke pundak Yesus. Jika Dia melakukan pekerjaan ini pada usia 21 atau 22 tahun, pada saat kemanusiaan-Nya masih kurang, pada saat Dia baru saja memasuki usia dewasa muda, dan masih ada banyak hal yang belum Dia pahami, Dia tidak akan mampu memegang kendali. Pada waktu itu, Yohanes telah melakukan pekerjaannya selama beberapa waktu sebelum Yesus memulai pekerjaan-Nya, di mana pada saat itu Dia telah mencapai usia pertengahan. Pada usia itu, kemanusiaan normal-Nya telah memadai untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Sekarang, Tuhan yang berinkarnasi juga telah memiliki kemanusiaan yang normal dan, meskipun jauh dari dewasa dalam perbandingan dengan orang-orang yang lebih tua di antaramu, kemanusiaan ini telah memadai untuk Dia melakukan pekerjaan-Nya. Keadaan di sekitar pekerjaan zaman sekarang tidak sepenuhnya sama dengan keadaan pada zaman Yesus. Mengapa Yesus memilih kedua belas rasul? Itu sepenuhnya untuk mendukung pekerjaan-Nya dan sesuai dengan pekerjaan itu. Di satu sisi, hal itu untuk meletakkan fondasi bagi pekerjaan-Nya pada waktu itu, sementara di sisi lain itu adalah untuk meletakkan fondasi bagi pekerjaan-Nya di hari-hari selanjutnya. Sesuai dengan pekerjaan pada waktu itu, kehendak Yesuslah untuk memilih kedua belas rasul, dan itu adalah kehendak Tuhan itu sendiri. Dia percaya bahwa Dia harus memilih dua belas rasul kemudian memimpin mereka untuk berkhotbah di semua tempat. Namun, pada zaman sekarang tidak diperlukan hal yang sama seperti ini di antara engkau semua! Saat Tuhan yang berinkarnasi bekerja dalam daging, ada banyak prinsip, dan ada banyak hal yang manusia sama sekali tidak memahaminya; manusia terus-menerus menggunakan gagasannya sendiri untuk mengukur Dia, atau untuk mengajukan tuntutan yang berlebihan terhadap Tuhan. Namun hingga hari ini, banyak orang tidak menyadari sama sekali bahwa pengetahuan mereka hanyalah terdiri dari gagasan mereka sendiri. Apa pun zamannya dan di mana pun tempat Tuhan berinkarnasi, prinsip pekerjaan-Nya dalam daging tetap tidak berubah. Dia tak dapat menjadi daging, tetapi melampaui daging dalam pekerjaan-Nya; terlebih lagi, Dia tak dapat menjadi daging, tetapi tidak bekerja dalam kemanusiaan normal daging. Jika tidak, makna penting inkarnasi Tuhan akan menjadi hampa, dan makna penting Firman menjadi daging menjadi tidak ada artinya sama sekali. Lebih dari itu, hanya Bapa yang di surga (Roh) yang mengetahui inkarnasi Tuhan, dan tidak ada yang mengetahuinya, bahkan tidak daging itu sendiri ataupun para utusan dari surga. Dengan demikian, pekerjaan Tuhan dalam daging bahkan lebih normal dan bahkan lebih mampu menunjukkan bahwa memang Firman itu telah menjadi daging, dan daging berarti manusia yang normal dan biasa.

Beberapa orang mungkin bertanya-tanya, "Mengapa zaman harus dimulai oleh Tuhan itu sendiri? Tidak dapatkah makhluk ciptaan melakukannya menggantikan diri-Nya?" Engkau semua menyadari bahwa Tuhan menjadi manusia untuk tujuan yang jelas yakni memulai sebuah zaman baru, dan tentu saja, pada saat Dia memulai zaman yang baru, Dia telah mengakhiri zaman yang lama pada saat yang sama. Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir; Dia sendirilah yang menetapkan dimulainya pekerjaan-Nya dan oleh karenanya, Dia sendirilah yang harus mengakhiri zaman sebelumnya. Itu adalah bukti kemenangan-Nya atas Iblis dan penaklukan-Nya atas dunia. Setiap kali Dia sendiri bekerja di antara manusia, itu merupakan awal sebuah pertempuran baru. Tanpa dimulainya pekerjaan yang baru, tentu saja pekerjaan yang lama tidak akan diakhiri. Dan, bila tidak ada akhir dari yang lama, ini membuktikan bahwa pertempuran melawan Iblis belum berakhir. Hanya jika Tuhan itu sendiri datang dan melakukan pekerjaan baru di antara manusia, barulah manusia dapat sepenuhnya bebas dari wilayah kekuasaan Iblis dan memperoleh kehidupan yang baru dan permulaan yang baru. Jika tidak, manusia akan selamanya hidup di zaman lampau dan selamanya hidup di bawah pengaruh lama Iblis. Dengan setiap zaman dipimpin oleh Tuhan, sebagian dari manusia dibebaskan, dan dengan demikian manusia maju bersama dengan pekerjaan Tuhan menuju ke zaman baru. Kemenangan Tuhan berarti kemenangan bagi semua orang yang mengikuti Dia. Jika ras manusia ciptaan diberi tanggung jawab untuk mengakhiri zaman, maka baik dari sudut pandang manusia maupun Iblis, ini tidak lebih dari tindakan yang melawan atau mengkhianati Tuhan, bukan tindakan menaati Tuhan, dan pekerjaan manusia akan menjadi alat bagi Iblis. Hanya jika manusia menaati dan mengikuti Tuhan di sebuah zaman yang dimulai oleh Tuhan itu sendiri, barulah Iblis dapat sepenuhnya diyakinkan, karena itu adalah tugas makhluk ciptaan. Jadi, Aku katakan bahwa engkau semua hanya perlu mengikuti dan menaati, dan tidak ada hal lain yang dituntut darimu. Inilah yang dimaksud dengan masing-masing melakukan tugasnya dan masing-masing menjalankan fungsinya sendiri. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak perlu bagi manusia untuk melakukan pekerjaan itu menggantikan Dia, dan Dia pun tidak ikut serta dalam pekerjaan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan. Manusia melakukan tugasnya sendiri dan tidak ikut serta dalam pekerjaan Tuhan. Hanya inilah yang merupakan ketaatan dan bukti kekalahan Iblis. Setelah Tuhan itu sendiri selesai memulai zaman baru, Dia sendiri tidak lagi turun untuk bekerja di tengah umat manusia. Hanya setelah itulah, manusia secara resmi melangkah ke zaman yang baru untuk melakukan tugasnya dan melaksanakan misinya sebagai makhluk ciptaan. Inilah prinsip-prinsip yang dengannya Tuhan bekerja, yang tidak boleh dilanggar oleh siapa pun. Hanya bekerja dengan cara seperti inilah yang paling wajar dan masuk akal. Pekerjaan Tuhan harus dikerjakan oleh Tuhan itu sendiri. Dialah yang memulai pekerjaan-Nya dan Dialah juga yang mengakhiri pekerjaan-Nya. Dialah yang merencanakan pekerjaan dan Dialah yang mengelolanya, dan lebih dari itu, Dialah yang membuat pekerjaan itu berhasil. Seperti dinyatakan dalam Alkitab, "Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir; Akulah Penabur dan Penuai." Semua yang berkenaan dengan pekerjaan pengelolaan-Nya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Dia adalah Penguasa atas rencana pengelolaan enam ribu tahun; tidak seorang pun dapat melakukan pekerjaan-Nya menggantikan Dia dan tidak seorang pun dapat mengakhiri pekerjaan-Nya, karena Dialah yang mengendalikan segala sesuatu di tangan-Nya. Setelah menciptakan dunia, Dia akan memimpin seluruh dunia untuk hidup di dalam terang-Nya, dan Dia juga akan mengakhiri seluruh zaman, dan dengan demikian membawa seluruh rencana-Nya pada keberhasilan!

Tinggalkan komentar