Menu

Firman Tuhan Klasik - "Firman tentang Mengenal Pekerjaan Tuhan" - Kutipan143-144

Firman Tuhan Klasik - "Firman tentang Mengenal Pekerjaan Tuhan" - Kutipan143-144

143. Tuhan tidak terus melakukan pekerjaan yang sama; pekerjaan-Nya selalu berubah dan selalu baru, sama seperti bagaimana Aku menyampaikan firman yang baru kepada engkau semua dan melakukan pekerjaan baru setiap hari. Inilah pekerjaan yang Kulakukan, dan yang menjadi kuncinya adalah kata "baru" dan "menakjubkan". "Tuhan tidak berubah, dan Tuhan akan tetap menjadi Tuhan": perkataan ini memang benar; esensi Tuhan tidak berubah, Tuhan tetaplah Tuhan, dan Dia tidak akan pernah menjadi Iblis, tetapi ini tidak membuktikan bahwa pekerjaan-Nya juga selalu sama dan tak pernah berubah seperti esensi-Nya. Engkau menyatakan Tuhan tidak berubah, lalu bagaimana engkau menjelaskan bahwa Tuhan itu selalu baru dan tak pernah usang? Pekerjaan Tuhan terus menyebar dan selalu berubah, dan kehendak-Nya terus diwujudkan dan diberitahukan kepada manusia. Saat manusia mengalami pekerjaan Tuhan, wataknya berubah tanpa henti, seperti halnya pengetahuannya. Lalu, dari manakah asal perubahan ini? Bukankah perubahan ini berasal dari pekerjaan Tuhan yang selalu berubah? Jika watak manusia bisa berubah, mengapa manusia tidak mengizinkan pekerjaan-Ku dan firman-Ku juga terus berubah? Haruskah Aku tunduk pada pembatasan dari manusia? Dalam hal ini, bukankah engkau sedang menggunakan argumen dan logika yang salah?

Dikutip dari "Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

144. Ketika Tuhan Yesus datang, Dia menggunakan tindakan nyata-Nya untuk memberi tahu orang-orang bahwa Tuhan telah meninggalkan Zaman Hukum Taurat dan telah memulai pekerjaan baru, dan bahwa pekerjaan baru ini tidak mengharuskan dipatuhinya hari Sabat. Keluarnya Tuhan dari batasan hari Sabat hanyalah sebuah pendahuluan dari pekerjaan baru-Nya; pekerjaan yang nyata dan dahsyat masih akan datang. Ketika Tuhan Yesus memulai pekerjaan-Nya, Dia telah meninggalkan "belenggu" Zaman Hukum Taurat, dan telah mendobrak peraturan dan prinsip-prinsip pada zaman tersebut. Di dalam diri-Nya, tidak terdapat apa pun yang berkaitan dengan hukum Taurat; Dia telah membuang itu sepenuhnya dan tidak lagi mematuhinya, dan Dia tidak lagi mengharuskan umat manusia untuk mematuhinya. Jadi di sini engkau melihat bahwa Tuhan Yesus pergi melewati ladang jagung pada hari Sabat, dan bahwa Tuhan tidak beristirahat; Dia berada di luar untuk bekerja, dan tidak beristirahat. Tindakan-Nya ini mendobrak gagasan orang dan menyampaikan kepada mereka bahwa Dia tidak lagi hidup di bawah hukum Taurat, dan bahwa Dia telah meninggalkan batasan hari Sabat dan menampakkan diri di hadapan umat manusia dan berada di tengah-tengah mereka dalam wujud yang baru, dengan cara kerja yang baru. Tindakan-Nya ini menyampaikan kepada orang-orang bahwa Dia telah membawa beserta-Nya pekerjaan baru, pekerjaan yang dimulai dengan keluar dari bawah hukum Taurat dan meninggalkan hari Sabat. Ketika Tuhan melaksanakan pekerjaan baru-Nya, Dia tidak lagi berpegang teguh pada masa lampau, dan Dia tidak lagi peduli dengan peraturan Zaman Hukum Taurat. Dia juga tidak terpengaruh oleh pekerjaan-Nya pada zaman sebelumnya, tetapi sebaliknya bekerja pada hari Sabat sama seperti yang dilakukan-Nya pada hari lainnya, dan ketika murid-murid-Nya lapar pada hari Sabat, mereka dapat memetik jagung untuk dimakan. Semua ini sangat normal di mata Tuhan. Bagi Tuhan, diperbolehkan memiliki permulaan baru bagi banyak dari pekerjaan baru yang ingin dilakukan-Nya dan firman baru yang ingin diucapkan-Nya. Ketika Dia memulai sesuatu yang baru, Dia tidak lagi membahas pekerjaan-Nya yang sebelumnya, juga tidak terus melakukannya. Oleh karena Tuhan memiliki prinsip-Nya sendiri dalam pekerjaan-Nya, ketika Dia ingin memulai pekerjaan yang baru, itu adalah ketika Dia ingin membawa umat manusia ke tahap yang baru dari pekerjaan-Nya, dan ketika pekerjaan-Nya telah memasuki fase yang lebih tinggi. Apabila orang-orang terus bertindak sesuai perkataan atau peraturan yang lama atau terus berpegang teguh pada hal-hal tersebut, Dia tidak akan mengingat atau menyetujuinya. Ini karena Dia telah membawa pekerjaan baru, dan telah memasuki fase yang baru dari pekerjaan-Nya. Ketika Dia memulai pekerjaan baru, Dia menampakkan diri kepada umat manusia dalam wujud yang benar-benar baru, dari sudut yang benar-benar baru, dan dalam cara yang benar-benar baru sehingga orang dapat melihat berbagai aspek dari watak-Nya dan melihat apa yang Dia miliki dan siapa diri-Nya. Ini adalah salah satu tujuan-Nya dalam pekerjaan baru-Nya. Tuhan tidak berpegang teguh pada hal-hal lama atau menempuh jalan yang sudah pernah ditapaki; ketika Dia bekerja dan berfirman, Dia tidak bersikap penuh larangan seperti yang orang bayangkan. Di dalam Tuhan, semuanya bebas dan merdeka, dan tidak ada larangan, tidak ada kekangan—yang Dia bawa kepada umat manusia adalah kebebasan dan kemerdekaan. Dia adalah Tuhan yang hidup, Tuhan yang sungguh-sungguh dan benar-benar ada. Dia bukan boneka atau patung tanah liat, dan Dia sama sekali berbeda dari berhala yang orang-orang dirikan dan sembah. Dia hidup dan penuh gairah, dan apa yang firman-Nya dan pekerjaan-Nya bawa kepada umat manusia seluruhnya adalah hidup dan terang, seluruhnya adalah kebebasan dan kemerdekaan, karena Dia memiliki jalan, kebenaran, dan hidup—Dia tidak dibatasi oleh apa pun dalam semua pekerjaan-Nya. Apa pun yang orang katakan dan bagaimanapun mereka memandang atau menilai pekerjaan baru-Nya, Dia akan terus melakukan pekerjaan-Nya itu tanpa keraguan. Dia tidak akan khawatir tentang gagasan siapa pun, ataupun tuduhan yang terarah pada pekerjaan dan firman-Nya, atau bahkan penolakan dan penentangan mereka yang kuat terhadap pekerjaan baru-Nya. Tak seorang pun di antara semua ciptaan boleh menggunakan nalar manusia, atau imajinasi, pengetahuan, ataupun moralitas manusia untuk mengukur atau mendefinisikan apa yang Tuhan lakukan, atau mendiskreditkan, mengganggu atau menyabotase pekerjaan-Nya. Tidak ada larangan dalam pekerjaan-Nya dan apa yang Dia lakukan; pekerjaan-Nya tidak akan dibatasi oleh manusia, peristiwa, atau hal apa pun, juga tidak akan dikacaukan oleh kekuatan musuh mana pun. Dalam hal pekerjaan baru-Nya, Dia adalah Raja yang selamanya menang, dan segala kekuatan musuh dan segala kesesatan dan kekeliruan umat manusia diinjak-Nya di bawah tumpuan kaki-Nya. Tahap baru mana pun dari pekerjaan yang sedang Dia lakukan, pekerjaan-Nya itu pasti akan dikembangkan dan diperluas di tengah umat manusia, dan pasti akan dikerjakan tanpa halangan di seluruh alam semesta sampai pekerjaan besar-Nya itu telah diselesaikan. Inilah kemahakuasaan dan hikmat Tuhan, otoritas dan kuasa-Nya.

Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Tinggalkan komentar