Tuhan berkata "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3).
Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa Tuhan menghargai orang jujur, dan Tuhan dengan jelas memberitahu kita bahwa hanya orang-orang jujur yang dapat memasuki kerajaan surga. Jadi, manifestasi apa yang dimiliki oleh orang jujur yang Tuhan katakan? Bagaimana kita bisa menjadi orang yang jujur di mata Tuhan? Masalah ini terkait langsung dengan masalah penting apakah kita akan bisa masuk kerajaan surga. Mari kita bersekutu tentang hal di bawah ini.
Tuhan berkata: "Tuhan adalah Roh dan mereka yang menyembah Dia harus menyembah Dia dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:24).
Firman Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan menuntut kita untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Artinya, ketika berdoa kita harus berbicara kepada Tuhan dengan tulus dan dari hati ke hati dengan Tuhan, dan bukannya mengatakan beberapa kata-kata yang kedengaran menyenangkan atau bertentangan dengan hati naluri kita untuk menyembunyikan sesuatu dari Tuhan dan menipu Tuhan. Namun dalam kehidupan nyata, kita sering tidak bisa berdoa dengan jujur kepada Tuhan. Misalnya, beberapa orang tidak memberitahu Tuhan tentang keadaan mereka yang sebenarnya dalam doa mereka, dan tidak bersungguh-sungguh dengan apa yang mereka katakan, hanya melakukan formulitas dan proses dengan memperlakukan Tuhan secara acuh tidak acuh. Beberapa orang, ketika berdoa, memberitahu Tuhan tentang semua penderitaan dan harga yang telah mereka bayar, inginkan Tuhan untuk mengingat ini dan menganugerahkan rahmat dan berkat-Nya kepada mereka. Beberapa orang mengatakan dalam doa bahwa mereka ingin mengejar untuk mencintai dan memuaskan Tuhan dengan sepenuh hati, tetapi di balik layar mereka mengejar ketenaran dan kekayaan, dan kesenangan daging. Beberapa orang ingin meminta Tuhan untuk menyelesaikan kesulitan yang mereka hadapi, dan mereka berjanji dalam doa mereka untuk mengabdikan diri kepada Tuhan dan mengatakan banyak hal dalam pujian kepada Tuhan, tetapi sesudah itu, mereka bertindak seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa—doa seperti itu secara terang-terangan berbohong kepada Tuhan. Ada orang mengeluh di dalam hati mereka tentang situasi yang Tuhan aturkan, tetapi mereka tidak berbicara tentang kondisi sebenar mereka dalam doa tetapi hanya bersyukur dan memuji Tuhan dengan mulut— kata-kata mereka ini bertentangan dengan hati nurani mereka, bukannya kata-kata faktual yang diucapkan dari lubuk hati. Ada juga beberapa orang yang, sengaja mengucapkan kata-kata yang kedengaran enak di hadapan orang lain ketika berdoa agar orang lain melihat bahwa mereka adalah orang yang sangat mengejar kebenaran dan mencintai Tuhan—mereka ingin membuat orang lain meninggikan dan menyanjungi mereka melalui doa dan sebagainya. Doa-doa yang dibuat orang-orang dengan niat, tujuan, dan tuntutan masing-masing ini bukanlah doa yang tulus. Coba pikirkan baik-baik: Bukankah kita jauh dari menjadi orang jujur dalam doa kita?
Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi orang yang jujur di mata Tuhan, pertama kita harus menerapkan dari doa. Ketika kita berdoa, kita harus membuka hati kita kepada Tuhan, berbicara dengan kejujuran, mengatakan yang sebenarnya, dan terbuka dengan Tuhan dalam kesulitan atau kerusakan apa pun. Dan kita harus melakukan apapun yang kita katakan dalam doa kita, dan harus terbuka serta menunjukkan representasi sejati tentang diri kita sendiri.
Tuhan Yesus berkata: "Tetapi hendaknya perkataanmu demikian, Jika ya katakan ya, jika tidak katakan tidak: Karena semua yang di luar itu datangnya dari si jahat" (Matius 5:37). Wahyu 14: 5 juga bernubuat: "Dan di dalam mulut mereka tidak ditemukan kelicikan: karena mereka tidak bercacat di hadapan takhta Tuhan" Seperti terlihat dari perkataan ini, salah satu ungkapan kejujuran adalah mereka berbicara tanpa niat tercela atau ketidakmurnian, berbicara dengan tepat, dan perkataan mereka sesuai dengan fakta. Namun, dalam kehidupan nyata, kita tetap bisa tanpa sadar berbohong dan menipu untuk melindungi kepentingan, harga diri, atau status kita sendiri. Misalnya, beberapa orang berbohong untuk menghiasi diri agar orang lain memandang tinggi dan mengagumi mereka. Untuk mencapai tujuan mereka, beberapa orang mungkin mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan untuk menjilat orang lain. Ada juga orang yang coba menyembunyikan fakta yang sebenarnya demi keuntungan pribadi saat ada masalah dalam pekerjaannya sehingga menyebabkan kerugian, dan lain-lain.
Seperti yang bisa dilihat, kita berbohong karena dikendalikan oleh motif kita. Maka, jika kita ingin menjadi orang yang jujur di mata Tuhan, pertama-tama kita harus menerima pengawasan Tuhan dan merefleksi diri untuk menemukan apakah niat kita benar dan apakah yang ingin kita katakan sesuai dengan fakta. Jika kita memendam niat yang salah dan apa yang akan kita katakan tidak selaras dengan fakta, kita harus berdoa kepada Tuhan agar kita bisa mengkhianati niat kita. Jika kita secara berbohong tanpa sadar, setelah itu kita harus datang ke hadapan Tuhan, berdoa dan bertobat kepada-Nya, dan memperbaiki kebohongan ini. Selama kita menerapkan dengan cara ini, secara bertahap kita akan menjadi orang yang jujur.
Yesus berkata kepadanya, "Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama" (Matius 22:37-38).
"jika engkau jujur sampai ke taraf engkau hanya tahu untuk memuaskan Tuhan dan tidak memikirkan dirimu sendiri atau mengambil untuk dirimu sendiri, maka Aku katakan bahwa orang-orang seperti ini adalah mereka yang terpelihara dalam terang dan yang akan hidup selamanya dalam kerajaan."
Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa ketika orang jujur a mengorbankan diri untuk Tuhan, mereka tidak mempertimbangkan dan merencanakan dengan licik untuk kepentingan mereka sendiri, tidak membuat kesepakatan dengan Tuhan dan membuat tuntutan, atau meminta imbalan, tetapi sebaliknya memiliki kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan. Mereka tidak menyalahkan atau mengkhianati Tuhan tidak peduli apapun situasinya yang dihadapi. Kita harus mencerminkan diri kita sendiri dalam terang firman Tuhan, dan merenungkan apakah kita memiliki karakteristik orang jujur ini. Meskipun kita bisa bekerja keras untuk Tuhan, apakah itu benar-benar dilakukan demi mencintai atau memuaskan Tuhan? Sementara kita bekerja keras untuk Tuhan, kita masih mengejar ketenaran dan kedudukan dan memamerkan diri kita sendiri sehingga orang lain akan meninggikan kita dan menyanjungi kita—penderitaan dan pengorbanan seperti ini bukanlah mencintai Tuhan. Beberapa orang bekerja keras untuk Tuhan sepenuhnya demi tempat tujuan mereka, ingin mendapatkan kasih karunia Tuhan yang melimpah dan berkat untuk memasuki kerajaan surga melalui pengorbanan mereka—ini juga tidak dapat dikatakan sebagai ungkapan cinta terhadap Tuhan tetapi adalah menipu dan mengeksploitasi Tuhan. Beberapa orang salah paham dengan Tuhan ketika mereka menghadapi bencana alam atau buatan manusia, atau pencobaan dan pemurnian; ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kondisi dalam pengorbanan mereka—mereka dapat mengorbankan diri demi Tuhan ketika Tuhan memberkati mereka dengan kenyamanan dan ketenangan dalam segala hal, tetapi mereka tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan ketika dalam kesulitan. Ini bukanlah ekspresi dari mencintai dan menaati Tuhan. Dari semua ini, kita dapat melihat bahwa kita memiliki ketidakmurnian dan niat dalam kerja keras kita, dan bahwa hati kita sama sekali tidak jujur. Kita bukan orang jujur yang menyerahkan segalanya mengorbankan diri untuk Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan jiwa kita.
Jika kita ingin menjadi orang yang jujur di mata Tuhan, kita harus sering datang ke hadapan Tuhan dan mengintrospeksi niat dan ketidakmurnian kita ketika kita mengorbankan diri untuk Tuhan. Ketika kita menemukan bahwa kita memiliki niat yang salah atau ketidakmurnian, kita harus berdoa dan bertobat kepada Tuhan dan mulai mengorbankan diri untuk Tuhan dengan sungguh-sungguh demi mencintai dan memuaskan Dia. Hanya orang seperti itu adalah orang jujur di mata Tuhan.
Mereka yang memiliki ketiga-tiga ciri di atas adalah karakteristik orang jujur di mata Tuhan. Dan hanya menerapkan sesuai dengan firman Tuhan dan menjadi orang yang jujur di mata Tuhan, kita akan memperoleh perkenanan Tuhan.