Menu

Kepada Siapakah Engkau Setia? Kepada Siapakah Engkau Setia?
00:00/ 00:00

Kepada Siapakah Engkau Setia?

00:00
00:00

Setiap hari yang kamu jalani sekarang bersifat menentukan dan sangatlah penting bagi tempat tujuan dan nasibmu, jadi syukurilah segala sesuatu yang kamu sekalian miliki dan setiap menit yang berlalu. Engkau semua harus memanfaatkan segenap waktumu untuk meraih yang terbaik bagi diri sendiri, agar kamu sekalian tidak menjalani hidup ini dengan sia-sia. Mungkin engkau semua bingung mengapa Aku berkata seperti ini. Sesungguhnya, Aku tidak senang dengan tindakanmu sekalian. Karena harapan-Ku bagimu bukan hanya siapa dirimu yang sekarang. Jadi, Aku dapat mengatakannya seperti ini: Engkau semua berada di ambang bahaya. Seruanmu sekalian akan keselamatan dan aspirasi di masa lalu untuk mencari kebenaran dan terang sudah hampir berakhir. Inilah caramu membalas-Ku pada akhirnya, yaitu dengan sesuatu yang tak pernah Kuinginkan. Aku tidak akan mengatakan yang bukan fakta, karena kamu sekalian telah benar-benar mengecewakan-Ku. Mungkin kamu tidak ingin berhenti melakukannya dan tidak ingin menghadapi kenyataan, namun Aku benar-benar harus bertanya kepadamu sekalian: Sepanjang tahun-tahun ini, apa yang memenuhi hatimu? Kepada siapa engkau semua setia? Jangan katakan pertanyaan-Ku terlalu tiba-tiba, dan jangan tanyakan kenapa Aku bertanya begitu. Kamu sekalian harus tahu: semua itu karena Aku sangat mengenalmu, terlalu peduli kepadamu, dan sungguh-sungguh mengorbankan perasaan-Ku untuk perbuatanmu, sehingga Aku berulang kali bertanya kepada engkau semua dan menanggung derita yang tak terkira. Akan tetapi, pengorbanan-Ku dibalas dengan pengabaian dan penerimaan pasrah yang sungguh tak tertahankan. Kamu sekalian begitu mengabaikan-Ku; bagaimana mungkin Aku sama sekali tidak tahu? Kalau engkau semua percaya bahwa hal ini mungkin, itu hanya membuktikan lebih jauh bahwa kamu sekalian tidak memperlakukan-Ku dengan kebaikan hati. Maka sekarang Kukatakan bahwa engkau semua tengah menipu diri sendiri. Kamu sekalian sungguh pintar sampai-sampai tidak mengerti apa yang sedang kamu lakukan; lalu apa yang akan engkau semua gunakan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada-Ku?

Pertanyaan yang paling mengkhawatirkan bagi-Ku adalah kepada siapa hatimu sekalian setia. Aku juga ingin agar masing-masing dari kamu sekalian menata pikiran dan bertanya kepada diri sendiri kepada siapa kamu setia dan bagi siapa kamu hidup. Mungkin engkau semua belum pernah memikirkan pertanyaan ini dengan saksama, jadi biarlah Aku menyingkapkan jawabannya bagimu.

Semua yang punya ingatan akan mengakui fakta ini: Manusia hidup untuk dirinya sendiri dan hanya setia kepada dirinya sendiri. Aku tidak percaya jawabanmu sekalian sepenuhnya benar, karena masing-masing dari engkau semua menjalani hidup masing-masing, dan berjuang menghadapi masalah masing-masing. Oleh karena itu, kamu sekalian setia kepada orang-orang yang kamu kasihi dan hal-hal yang menyenangkanmu, bukan kepada dirimu sepenuhnya. Karena dipengaruhi oleh orang, kejadian, dan hal-hal di sekitar, engkau semua tidak sepenuhnya setia kepada diri sendiri. Aku berkata seperti ini bukan untuk memuji kesetiaanmu pada diri sendiri, melainkan menguak kesetiaanmu pada satu hal. Karena selama bertahun-tahun ini, Aku tidak pernah menerima kesetiaan dari engkau semua. Kamu sekalian telah mengikut Aku selama bertahun-tahun, tanpa pernah sekali pun setia. Kamu sekalian justru hidup untuk orang-orang yang kamu sayangi dan hal-hal yang menyenangkan hatimu, begitu besarnya kasihmu pada hal-hal tersebut, sehingga kamu sekalian membawanya dalam hati dan tidak pernah meninggalkannya, kapan pun dan di mana pun. Engkau semua selalu bersemangat dan menyukai hal lain saat sedang mengikut Aku, atau mendengarkan firman-Ku. Jadi Aku berkata, engkau semua menggunakan kesetiaan yang Kutuntut darimu untuk menyayangi dan setia kepada hal-hal yang kamu sekalian senangi. Meskipun engkau mungkin mengorbankan satu atau dua hal bagi-Ku, itu sama sekali tidak dapat mewakili segenap dirimu, dan tidak menunjukkan bahwa kepada-Kulah kamu sekalian sungguh-sungguh setia. Kamu melibatkan diri dalam segala upaya yang kamu sekalian senangi: Beberapa orang setia kepada anak-anak mereka, beberapa lainnya kepada suami, istri, harta, pekerjaan, atasan, status, atau wanita. Kesetiaanmu kepada semua hal tersebut tidak pernah membuatmu lelah atau kesal; engkau semua justru semakin menginginkan lebih banyak dan lebih bagus, dari hal-hal yang kepadanya kamu setia, dan kamu tidak pernah merasa putus asa. Aku dan firman-Ku selalu didorong ke posisi terakhir dalam daftar hal-hal yang kamu sukai. Dan kamu sekalian tidak punya pilihan selain menempatkannya di posisi terakhir; beberapa orang darimu bahkan menyediakan posisi terakhir untuk hal-hal yang mereka pikir patut mendapat kesetiaan, meskipun belum mereka temukan. Mereka tidak pernah menyimpan Aku dalam hati. Mungkin kamu sekalian pikir Aku menuntut terlalu banyak atau menuduhmu tanpa alasan, tapi apakah kamu sekalian pernah berpikir, bahwa ketika kamu meluangkan saat-saat bahagia dengan keluarga, kamu sekalian tidak pernah sekali pun setia kepada-Ku? Di saat-saat seperti itu, tidakkah engkau semua merasa pedih? Saat hatimu dipenuhi dengan kebahagiaan karena telah menerima imbalan untuk kerja kerasmu, tidakkah kamu sekalian merasa kecewa karena tidak melengkapi diri sendiri dengan kebenaran yang memadai? Kapan kamu sekalian pernah menangis karena tidak mendapatkan persetujuan-Ku? Engkau semua mengerahkan segenap pikiran dan berjerih payah bagi anak-anakmu, tapi tidak pernah puas dan selalu yakin bahwa kamu belum benar-benar bekerja sepenuh hati bagi mereka, bahwa kamu belum mengerahkan segala upaya. Tapi kepada-Ku, kamu sekalian selalu bersikap acuh dan abai, sehingga Aku hanya hidup dalam ingatan tetapi tidak terpatri dalam hatimu sekalian. Kesetiaan dan jerih payah-Ku selamanya terabaikan olehmu, dan engkau semua tidak pernah berusaha untuk memahaminya. Kamu hanya sekadar merenung sejenak dan percaya bahwa itu saja sudah cukup. Jenis "kesetiaan" seperti ini bukanlah yang Kurindukan, melainkan sudah lama Kubenci. Akan tetapi, tak peduli apa pun yang Kukatakan, kamu hanya akan terus mengakui satu atau dua hal dan tidak dapat sepenuhnya menerimanya, karena engkau semua begitu percaya diri, dan selalu memilih dan memilah apa yang bisa diterima dari firman-Ku. Jika tetap seperti ini, Aku punya rencana cadangan untuk mengalahkan keyakinan dirimu, dan Aku akan menggunakannya sedemikian rupa sehingga kamu mengakui bahwa semua firman-Ku adalah benar dan tidak menyimpang dari fakta yang ada.

Jika Aku menaruh kekayaan di hadapanmu sekalian sekarang dan memberimu kebebasan untuk memilih, dan berjanji bahwa[a] Aku tidak akan mengecammu, maka sebagian besar akan memilih kekayaan dan mengacuhkan kebenaran. Orang-orang yang lebih baik di antara kamu sekalian akan dengan enggan memilih kebenaran dibandingkan kekayaan, sementara mereka yang masih ragu akan menimbang kekayaan di satu tangan dan kebenaran di tangan lainnya. Dengan begini, bukankah sifat aslimu sekalian akan terbukti? Pada saat memilih antara kebenaran dan hal-hal yang kepadanya kamu setia, engkau semua akan membuat keputusan seperti itu dan sikapmu akan tetap sama. Bukankah begitu? Bukankah banyak darimu sekalian yang bingung memilih antara benar dan salah? Dalam persaingan antara positif dan negatif, hitam dan putih, kamu sekalian tentunya menyadari pilihan yang kamu buat antara keluarga dan Tuhan, anak-anak dan Tuhan, damai sejahtera dan kekacauan, kekayaan dan kemiskinan, status yang tinggi dan yang biasa saja, dukungan dan pengabaian, dan sebagainya. Jika harus memilih antara keluarga yang damai dan yang hancur, kamu sekalian akan memilih yang pertama tanpa ragu; antara kekayaan dan kewajiban, engkau semua juga akan memilih yang pertama, tanpa mau kembali;[b] jika pilihannya antara kemewahan dan kemiskinan, kamu sekalian akan memilih yang pertama; antara putra, putri, istri, suami, dan Aku, engkau semua akan memilih keluarga; dan jika pilihannya antara gagasan dan kebenaran, kamu sekalian lagi-lagi akan memilih yang pertama. Menghadapi semua perbuatan jahatmu, Aku benar-benar telah kehilangan keyakinan-Ku terhadap engkau semua. Aku benar-benar tak habis pikir, mengapa kamu sekalian terus mengeraskan hati dan tidak mau dilembutkan. Dedikasi dan upaya bertahun-tahun ternyata hanya menghasilkan penerimaan pasrah dan keputusasaan terhadap-Ku. Tetapi harapan-Ku untukmu terus bertumbuh seiring berlalunya setiap hari, karena hari-Ku telah terbentang di hadapan setiap orang. Akan tetapi, kamu sekalian terus mencari apa yang menjadi bagian dari kegelapan dan kejahatan, dan menolak untuk melonggarkan genggamanmu. Jika demikian, apa hasil yang akan didapat? Pernahkah kamu memikirkannya baik-baik? Jika diminta memilih lagi, apa yang akan kamu lakukan? Apakah akan tetap memilih yang pertama? Apakah engkau semua akan tetap memberi-Ku kekecewaan dan kesedihan tak berujung? Apakah hatimu sekalian masih memiliki sedikit kehangatan? Apakah kamu sekalian masih tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghibur hati-Ku? Pada saat ini, apa yang engkau semua pilih? Apakah kamu akan menaati firman-Ku atau merasa jemu terhadapnya? Hari-Ku telah terbentang di depan mata, dan apa yang kamu lihat adalah hidup dan awal yang baru. Akan tetapi, Aku harus memberitahumu bahwa titik awal ini bukan berarti dimulainya karya baru di masa lampau, melainkan akhir dari karya yang lama. Itu berarti, ini adalah bab terakhir. Aku yakin kamu sekalian akan memahami hal yang tidak biasa mengenai titik awal ini. Namun suatu hari kelak, segera, kamu sekalian akan mengerti arti sesungguhnya dari titik awal ini, jadi mari kita berjalan melaluinya dan menyambut bab terakhir! Akan tetapi, apa yang terus Kukhawatirkan adalah pada saat dihadapkan pada ketidakadilan dan keadilan, kamu akan selalu memilih yang pertama. Tetapi itu semua adalah masa lalumu. Aku juga berharap dapat melupakan apa yang terjadi di masa lalumu sekalian, satu per satu, meskipun sangat sulit. Namun, aku punya cara jitu untuk melakukannya. Biarkan masa depan menggantikan masa lalu dan biarkan bayangan masa lalumu menghilang digantikan oleh dirimu yang sejati saat ini. Ini berarti Aku harus meminta engkau semua membuat pilihan sekali lagi dan melihat kepada siapa kamu setia.

Catatan kaki:
a. Teks asli tidak mengandung kata-kata "mengetahui bahwa."
b. Kembali ke pantai: idiom Tiongkok yang berarti "kembali dari jalan yang sesat."

Tinggalkan komentar