Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 66

283 Juni 22, 2020

"Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci. Tetapi jika engkau mengerti apa artinya ini, Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan, tentu engkau tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari Sabat" (Matius 12:6-8). Apakah arti dari "Bait Suci" di sini? Sederhananya, "Bait Suci" di sini merujuk kepada sebuah bangunan megah, tinggi, dan pada Zaman Hukum Taurat, digunakan oleh para imam sebagai tempat menyembah Tuhan. Ketika Tuhan Yesus berkata "di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci," siapakah yang Ia maksud dengan "ada yang lebih besar"? Jelas bahwa yang dimaksud adalah Tuhan Yesus dalam daging, karena hanya Dia yang lebih besar daripada Bait Suci. Apa yang firman itu sampaikan kepada orang-orang? Yang disampaikan adalah agar orang-orang keluar dari Bait Suci—karena Tuhan telah keluar dan tidak lagi bekerja di dalamnya, sehingga orang-orang harus mencari jejak kaki Tuhan di luar Bait Suci dan mengikuti jejak-Nya dalam pekerjaan baru-Nya. Latar belakang perkataan Tuhan Yesus adalah bahwa di bawah hukum Taurat, orang-orang telah memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar dari Tuhan itu sendiri. Dengan kata lain, orang-orang lebih menyembah Bait Suci ketimbang menyembah Tuhan, sehingga Tuhan Yesus memperingatkan mereka untuk tidak menyembah berhala, melainkan menyembah Tuhan karena Dia-lah yang terutama. Karena itu Ia berkata: "Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan." Jelas bahwa di mata Yesus, kebanyakan orang di bawah hukum Taurat tidak lagi menyembah Tuhan Yahweh, melainkan hanya melakukan proses pemberian persembahan, dan Tuhan Yesus menganggap bahwa proses ini tak lain adalah penyembahan berhala. Para penyembah berhala ini memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi daripada Tuhan. Di dalam hati mereka hanya ada Bait Suci, bukannya Tuhan, dan jika mereka kehilangan Bait Suci itu, mereka pun kehilangan tempat berdiam. Tanpa Bait Suci tidak ada lagi tempat bagi mereka untuk beribadah dan melakukan pengorbanan. Yang disebut kediaman bagi mereka adalah tempat mereka bekerja di bawah panji penyembahan kepada Tuhan Yahweh, yang memungkinkan mereka untuk berdiam di dalam Bait Suci dan melakukan urusan mereka sendiri. Yang mereka sebut melakukan pengorbanan tidak lain hanyalah mengerjakan urusan pribadi mereka yang memalukan dengan kedok pelayanan di dalam Bait Suci. Inilah alasan orang-orang pada zaman itu memandang Bait Suci sebagai sesuatu yang lebih besar dari Tuhan. Karena mereka menggunakan Bait Suci sebagai kedok, dan pengorbanan sebagai samaran untuk mencurangi orang lain dan mencurangi Tuhan, Tuhan Yesus mengatakan hal ini untuk memperingatkan orang-orang. Apabila engkau semua menerapkan firman ini pada zaman sekarang, firman ini masih sama sahnya dan sama berlakunya. Walaupun orang-orang pada zaman sekarang telah mengalami pekerjaan Tuhan yang berbeda dari yang dialami orang-orang pada Zaman Hukum Taurat, esensi dari natur mereka masih tetap sama. Dalam konteks pekerjaan pada zaman sekarang, orang-orang masih akan melakukan hal yang sama jenisnya dengan menganggap "Bait Suci lebih besar daripada Tuhan." Sebagai contoh, orang-orang memandang pelaksanaan tugas mereka sebagai mata pencaharian; mereka memandang tindakan bersaksi bagi Tuhan dan bertarung melawan si naga merah yang sangat besar sebagai gerakan politik demi membela hak asasi manusia, demi demokrasi dan kebebasan; mereka mengubah tugas untuk menggunakan keterampilan mereka menjadi karier, tapi mereka memperlakukan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan tidak lebih dari sekadar doktrin keagamaan untuk ditaati; dan lain sebagainya. Bukankah ungkapan-ungkapan manusia ini pada intinya sama saja dengan menganggap "Bait Suci lebih besar daripada Tuhan?" Yang berbeda hanyalah bahwa dua ribu tahun lalu, orang-orang melakukan urusan pribadi mereka di dalam bangunan fisik Bait Suci, sedangkan di zaman sekarang, orang-orang sibuk dengan urusan masing-masing dalam Bait Suci yang wujudnya abstrak. Orang-orang demikian yang mencintai peraturan melihat peraturan-peraturan tersebut sebagai hal yang lebih besar daripada Tuhan, orang-orang demikian yang mencintai status memandang status sebagai hal yang lebih besar daripada Tuhan, mereka yang mencintai karier melihat karier sebagai hal yang lebih besar daripada Tuhan, dan lain sebagainya—semua pernyataan mereka membuat-Ku mengatakan: "Orang-orang memuji Tuhan sebagai yang terbesar lewat kata-kata mereka, tetapi dalam pandangan mereka segala hal lain lebih besar daripada Tuhan." Ini karena begitu mereka menemukan peluang dalam perjalanan mereka mengikuti Tuhan untuk memamerkan bakat mereka, atau untuk mengerjakan urusan atau karier mereka, mereka menjauhkan diri daripada Tuhan dan terjun ke dalam karier yang mereka cintai. Sedangkan untuk hal yang telah dipercayakan Tuhan kepada mereka, dan kehendak-Nya, hal-hal tersebut telah lama mereka tanggalkan. Dari skenario ini, apakah perbedaan orang-orang ini dengan mereka yang sibuk dengan urusan mereka sendiri di Bait Suci pada dua ribu tahun yang lalu?

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri III”

All Bible quotations in this video are translated freely from English Bible.

Tinggalkan komentar