Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 200

278 September 22, 2020

Sikap yang Tuhan Kehendaki Untuk Dimiliki Umat Manusia Terhadap Dia

Pada kenyataannya, Tuhan tidak sangat menuntut terhadap umat manusia—atau setidaknya, Dia tidak sepenuntut yang manusia bayangkan. Jika Tuhan tidak mengucapkan firman, jika Ia tidak mengungkapkan watak-Nya atau perbuatan-Nya, maka mengenal Tuhan akan sangat sulit bagi engkau semua, karena manusia harus menyimpulkan maksud Tuhan dan kehendak-Nya, yang sangatlah sulit bagi mereka. Tetapi di tahap akhir pekerjaan-Nya, Tuhan telah mengucapkan banyak firman, melakukan banyak pekerjaan, dan membuat banyak tuntutan terhadap manusia. Dalam firman-Nya, dan pekerjaan-Nya yang sangat banyak, Dia telah memberitahukan kepada manusia tentang apa yang Dia sukai, apa yang Dia benci, dan harus menjadi manusia seperti apakah mereka. Setelah memahami perkara-perkara ini, di dalam hati mereka manusia seharusnya memiliki definisi yang tepat tentang tuntutan Tuhan, karena mereka tidak percaya kepada Tuhan di tengah ketidakjelasan dan keabstrakan, dan mereka tidak lagi percaya kepada Tuhan yang samar, atau mengikuti Tuhan di tengah kesamaraan, keabstrakan, dan ketiadaan; sebaliknya, manusia dapat mendengar perkataan Tuhan, mereka dapat memahami standar tuntutan-Nya, dan mencapainya, dan Tuhan menggunakan bahasa umat manusia untuk memberi tahu manusia segala sesuatu yang harus mereka ketahui dan pahami. Saat ini, jika manusia masih belum juga mengetahui siapa Tuhan itu dan apa yang dituntut-Nya dari mereka; jika mereka tidak tahu alasan mengapa orang harus percaya kepada Tuhan, ataupun bagaimana mereka harus percaya kepada Tuhan dan memperlakukan-Nya—berarti ada masalah dengan hal ini. ... Tuntutan Tuhan yang benar terhadap umat manusia dan mereka yang mengikuti-Nya adalah sebagai berikut. Tuhan menghendaki lima hal dari mereka yang mengikuti-Nya: kepercayaan yang benar, mengikuti dengan setia, ketaatan mutlak, pengetahuan yang benar, dan penghormatan yang sepenuh hati.

Dalam kelima hal ini, Tuhan menghendaki agar manusia tidak lagi menyangsikan Dia, atau mengikuti Dia dengan menggunakan imajinasi mereka atau sudut pandang yang samar dan abstrak; mereka tidak boleh mengikuti Tuhan berdasarkan khayalan atau pemahaman apa pun. Tuhan menghendaki agar setiap orang yang mengikuti Dia melakukannya dengan setia, tidak setengah hati atau tanpa komitmen. Ketika Tuhan menuntut apa pun darimu, atau mengujimu, menghakimimu, menanganimu dan memangkasmu, atau mendisiplinkan dan memukulmu, engkau harus benar-benar taat kepada-Nya. Engkau tidak boleh menanyakan penyebabnya, atau membuat persyaratan, apalagi membicarakan alasannya. Ketaatanmu haruslah mutlak. Mengenal Tuhan adalah bidang di mana manusia sangatlah kurang. Mereka sering memaksakan kepada Tuhan ujaran-ujaran, ucapan-ucapan, dan kata-kata yang tidak bersangkut paut dengan-Nya, percaya bahwa kata-kata ini merupakan definisi yang paling tepat dari pengenalan akan Tuhan. Mereka nyaris tidak mengetahui bahwa ucapan-ucapan ini, yang berasal dari imajinasi manusia, penalaran mereka sendiri, dan kecerdasan mereka sendiri, tidak sedikit pun berkaitan dengan hakikat Tuhan. Karena itu, Aku ingin memberi tahu engkau semua bahwa, dalam hal pengetahuan yang dikehendaki Tuhan dalam diri manusia, Tuhan bukan semata-mata meminta agar engkau mengenali Tuhan dan firman-Nya, tetapi agar pengetahuanmu tentang Tuhan itu benar. Bahkan sekalipun engkau hanya dapat mengatakan satu kalimat, atau hanya sedikit menyadarinya, sedikit kesadaran ini tepat dan benar, dan sesuai dengan hakikat Tuhan sendiri. Karena Tuhan membenci pujian dan penghargaan manusia tentang diri-Nya yang tidak realistis dan tidak dipertimbangkan dengan baik. Lebih daripada itu, Dia benci ketika manusia menganggap diri-Nya seperti angin. Dia benci ketika manusia berbicara secara lancang selama pembahasan mengenai topik tentang Tuhan, berbicara sesuka hati dan tanpa ragu-ragu, mengatakan apa saja yang mereka anggap sesuai. Selain itu, Dia membenci mereka yang percaya bahwa mereka mengenal Tuhan, dan sombong mengenai pengetahuan tentang Tuhan, membahas topik tentang Tuhan tanpa batasan atau kehati-hatian. Yang terakhir dari kelima tuntutan itu adalah penghormatan yang sepenuh hati. Ini adalah tuntutan Tuhan yang utama terhadap semua orang yang mengikuti Dia. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang tepat dan benar tentang Tuhan, mereka dapat benar-benar menghormati Tuhan dan menjauhi kejahatan. Penghormatan ini berasal dari lubuk hati mereka, dan bersifat sukarela, bukan karena Tuhan telah menekan mereka. Tuhan tidak menuntut agar engkau menunjukkan sikap, atau perbuatan, atau perilaku lahiriah yang menyenangkan kepada-Nya; sebaliknya, Dia meminta agar engkau menghormati-Nya dan takut akan Dia dari lubuk hatimu. Penghormatan ini dicapai sebagai akibat dari perubahan dalam watak hidupmu, karena engkau memiliki pengetahuan tentang Tuhan, karena engkau memiliki pemahaman tentang perbuatan-perbuatan Tuhan, karena pemahamanmu tentang hakikat Tuhan, dan karena engkau telah menerima kenyataan bahwa engkau adalah salah satu dari makhluk-makhluk Tuhan. Jadi, tujuan-Ku dalam menggunakan kata "sepenuh hati" untuk mendefinisikan penghormatan di sini adalah agar umat manusia memahami bahwa penghormatan manusia terhadap Tuhan harus datang dari lubuk hati mereka.

Sekarang pertimbangkan kelima tuntutan tersebut: Adakah di antara engkau semua yang mampu mencapai tiga tuntutan yang pertama? Yang Kumaksudkan adalah kepercayaan yang benar, mengikuti dengan setia, dan ketaatan mutlak. Adakah di antara engkau semua yang mampu melakukan hal-hal ini? Aku tahu bahwa jika Aku mengatakan semua dari kelima tuntutan itu, tentu saja tidak ada di antara engkau semua yang mampu—tetapi Aku telah menguranginya menjadi tiga. Pikirkanlah apakah engkau semua telah mencapainya atau belum. Apakah "kepercayaan yang benar" mudah dicapai? (Tidak, tidak mudah.) Itu tidak mudah, karena manusia sering mempertanyakan Tuhan. Bagaimana tentang "mengikuti dengan setia"? Merujuk kepada apakah kata "setia" di sini? (Tidak setengah hati melainkan sepenuh hati.) Tidak setengah hati, melainkan sepenuh hati. Engkau mengutarakannya dengan tepat! Jadi, apakah engkau semua mampu mencapai tuntutan ini? Engkau harus berupaya lebih keras, bukan? Saat ini engkau belum mencapai tuntutan ini. Bagaimana dengan "ketaatan mutlak"—sudahkah engkau mencapainya? (Belum.) Engkau juga belum mencapai hal itu. Engkau sering tidak taat, dan memberontak, engkau sering tidak mendengarkan, atau ingin taat, atau ingin mendengar. Ini adalah tiga tuntutan paling mendasar yang dicapai oleh manusia setelah mereka masuk ke dalam hidup, dan ini masih harus dicapai dalam dirimu semua. Jadi, pada saat ini, apakah engkau semua memiliki kesanggupan yang besar? Hari ini, setelah mendengar Aku mengucapkan firman ini, apakah engkau semua merasa cemas? (Ya.) Tidak apa-apa jika engkau merasa cemas. Jangan merasa tidak cemas. Aku pun cemas demi engkau semua. Aku tidak akan membahas dua tuntutan lainnya; tidak diragukan, tidak seorang pun mampu mencapainya. Engkau semua cemas. Jadi sudahkah engkau semua menentukan tujuanmu? Tujuan apa yang harus engkau kejar, dan ke arah mana engkau harus mencurahkan upayamu? Apakah engkau mempunyai tujuan? Biarkan Aku mengatakannya dengan terus-terang: Ketika engkau semua mencapai kelima tuntutan ini, engkau akan memuaskan Tuhan. Masing-masing dari tuntutan itu adalah sebuah penunjuk, penunjuk tentang masuknya manusia ke dalam hidup setelah mencapai kedewasaan, tujuan akhir dari hal ini. Bahkan jika Aku hanya memilih salah satu dari tuntutan ini untuk dibicarakan secara terperinci dan dikehendaki dari engkau semua, hal itu tidak akan mudah untuk dicapai; engkau harus menanggung taraf kesulitan tertentu dan mengerahkan sejumlah upaya. Mentalitas macam apakah yang harus engkau semua miliki? Mentalitas itu harus sama seperti pasien kanker yang sedang menunggu untuk pergi ke meja operasi. Mengapa Aku berkata seperti ini? Jika engkau ingin percaya kepada Tuhan, ingin mendapatkan Tuhan dan memuaskan Dia, namun jika engkau tidak menanggung kesakitan atau mengerahkan sejumlah upaya, engkau tidak akan dapat mencapai hal-hal ini. Engkau semua telah banyak mendengar khotbah, tetapi telah mendengarnya bukan berarti khotbah ini adalah milikmu; engkau harus menyerapnya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang engkau miliki, engkau harus menyatukannya ke dalam kehidupanmu, membawanya ke dalam kehidupanmu, memperkenankan firman dan khotbah ini untuk memandu cara hidupmu, serta membawa nilai dan makna yang nyata bagi hidupmu—dengan demikian mendengar firman ini akan bernilai bagimu. Jika firman yang Aku ucapkan tidak membawa perbaikan dalam kehidupanmu, atau nilai apa pun bagi keberadaanmu, maka tidak ada gunanya engkau mendengarkannya. Engkau semua memahami hal ini, bukan? Setelah memahaminya, maka selanjutnya terserah kepada engkau semua. Engkau semua harus mulai bekerja! Engkau harus bersungguh-sungguh dalam segala hal! Jangan bingung dan bimbang—waktu berlalu begitu saja! Sebagian besar dari antaramu telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun. Lihatlah kembali sepuluh tahun ini: Berapa banyak yang telah engkau semua dapatkan? Berapa dasawarsa kehidupan ini yang tersisa bagimu? Tidak lama lagi. Lupakan apakah pekerjaan Tuhan menantimu, apakah Dia telah memberi engkau kesempatan, apakah Dia akan melakukan pekerjaan yang sama lagi; jangan bicarakan hal ini. Dapatkah engkau memutar kembali sepuluh tahun terakhirmu? Dengan berlalunya setiap hari dan setiap langkah yang engkau ambil, hari-hari yang engkau miliki telah berkurang satu hari. Waktu tidak menunggu siapa pun! Engkau hanya akan mendapatkan manfaat dari kepercayaan kepada Tuhan jika engkau memperlakukannya sebagai hal terbesar dalam hidupmu, lebih penting daripada makanan, pakaian, atau apa pun! Jika engkau hanya percaya ketika engkau punya waktu, dan tidak mampu mencurahkan seluruh perhatianmu pada kepercayaanmu, jika engkau selalu terjebak dalam kebingungan, maka engkau tidak akan mendapatkan apa-apa.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X”

Tinggalkan komentar