COVID-19 sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 3,22 juta orang, dan lebih dari 220,000 kematian di seluruh dunia. Angka ini hanyalah data yang dikumpulkan pada saat ini, tetapi semua orang tahu bahwa situasi nyata mungkin lebih buruk. Penyebaran wabak ini telah menyebabkan dunia mengalami kejatuhan, dan berbagai kelaparan dan bencana belalang yang menyusul kemudian, telah membuat orang khawatir tentang kehidupan mereka. Menghadapi bencana-bencana ini, jelaslah bahwa nubuat tentang kembalinya Tuhan sudah digenapi, dan banyak orang berpikir bahwa Tuhan mungkin telah kembali, tetapi mereka merasa tertekan karena hidup dalam keadaan yang sekadar berbuat dosa dan mengakui dosa setiap hari, dan mereka memikirkan apa yang dikatakan dalam Alkitab: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45), lalu mereka khawatir bahwa mereka masih belum lolos dari dosa-dosa dan karenanya akan ditinggalkan oleh Tuhan dan tidak bisa memasuki kerajaan surga. Jadi, mengapa kita masih bisa selalu berbuat dosa padahal dosa kita telah diampuni karena percaya kepada Tuhan Yesus? Bagaimana tepatnya kita meloloskan diri dari belenggu dosa? Seterusnya, kita akan berfokus untuk membahas masalah-masalah ini.
Untuk menyelesaikan masalah tentang berbuat dosa, pertama-tama kita harus tahu apa itu dosa dan dosa seperti apa yang ada di dalam kita. Ketika berbicara tentang dosa, kita mudah memikirkan apa yang dikatakan Alkitab: "Setiap orang yang berbuat dosa juga melanggar hukum, karena dosa adalah pelanggaran hukum" (1 Yohanes 3:4). Seperti pembunuhan, pembakaran, perampokan, pencurian, penyembahan berhala dan sebagainya adalah dosa yang melanggar hukum-hukum taurat yang bisa dilihat oleh orang-orang. Selain itu, ada sejenis dosa yang tidak bisa dilihat oleh orang, yaitu, dosa dari pikiran dan gagasan. Misalnya, Tuhan Yesus berkata: "Tetapi hal-hal yang keluar dari mulut seseorang berasal dari hati, dan ini menajiskan mereka. Karena dari hati timbul pikiran jahat — pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, kesaksian palsu, fitnah" (Matius 15: 18-19). Selain itu, Tuhan Yesus pernah berkata bahwa membenci seseorang dalam hati berarti telah membunuh orang, dan berpikiran cabul ketika melihat perempuan berarti telah melakukan perzinahan. Tidak peduli apakah itu dosa dari perilaku lahiriah, atau dosa dari pikiran dalam hati, apapun pikiran dan perilaku yang bertentangan dengan firman Tuhan atau kebenaran Tuhan, dan yang dapat menyebabkan kita memberontak dan menentang Tuhan, semuanya disebut sebagai dosa oleh Tuhan.
Dengan mencerminkan diri kita sendiri dengan firman Tuhan, ada banyak dosa yang ada di dalam kita, misalnya: ketika orang lain melakukan hal-hal tidak seperti yang kita inginkan, kita akan marah tanpa sadar; ketika orang lain lebih baik dari kita, kita akan cemburu terhadap mereka; ketika menghadapi perkara yang melibatkan kepentingan kita sendiri, kita juga akan berbohong dan menipu tanpa sadar; ketika kata-kata orang lain merugikan harga diri kita, kita akan memiliki prasangka terhadap mereka dalam hati kita, dan kita tidak bisa bertoleransi dan bersabar dengan mereka walaupun kita ingin melakukannya; ketika ditimpa oleh penyakit, bencana alam, bencana buatan manusia, ujian dan kesengsaraan besar, kita masih akan mengeluh bahwa Tuhan tidak melindungi kita, dan sebagainya. Singkatnya, tidak peduli apakah itu dosa dari perilaku lahiriah atau dosa dari pikiran dan gagasan, selama kita masih bisa berbuat dosa, memberontak terhadap Tuhan, dan menentang Tuhan, maka kita tidak memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga, seperti yang dikatakan Tuhan: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya" (Yohanes 8:34-35) "Orang yang berdosalah yang akan mati" (Yehezkiel 18:20).
Banyak orang mungkin akan bertanya, kita telah diampuni dari dosa-dosa karena menerima penebusan Tuhan, lalu mengapa kita masih akan berbuat dosa tanpa sadar? Dalam hal ini, firman Tuhan sangat jelas, mari kita lihat bersama. Firman Tuhan Yang Mahakuasa mengatakan: "Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah penebusan seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau bukan lagi orang berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan secara bertahap harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, tetapi manusia tidak lagi terikat oleh dosa, dosa-dosanya telah diampuni: asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi terikat oleh dosa." "Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan."
Kita dapat memahami dari firman Tuhan bahwa Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia, dan kita telah menerima pengampunan dosa karena menerima keselamatan Tuhan Yesus, sehingga kita tidak lagi dihukum dan dikutuk oleh hukum-hukum taurat,dapat berdoa langsung kepada Tuhan serta menikmati rahmat dan kebenaran Tuhan yang kaya. Namun, Tuhan masih belum mengampuni sifat dosa kita. Ketika Tuhan Yesus menampakkan diri dan bekerja pada waktu itu, Dia hanya membawa jalan pertobatan kepada orang-orang sesuai dengan tingkat pertumbuhan mereka, sama seperti Tuhan Yesus meminta kita untuk mengakui dosa-dosa dan bertobat, mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, mengampuni orang lain tujuh puluh kali tujuh kali, dan memikul salib untuk mengikuti Tuhan dan sebagainya, ini adalah kebenaran yang dangkal, dan kita hanya bisa mencapai beberapa perubahan perilaku lahiriah setelah melakukan kebenaran itu. Tetapi karena kita dirusak oleh Iblis dengan begitu dalam, sifat kita telah menjadi sifat Iblis, penuh dengan kesombongan dan keangkuhan, tipu daya dan kebengkokan, keegoisan dan tercela, kejahatan dan keserakahan dan watak Iblis lainnya, misalnya kita selalu meminta orang lain melakukan hal sesuai dengan kehendak kita; jika tidak, kita akan naik marah karena dikendalikan oleh sifat yang sombong dan angkuh; kita bisa berbohong dan melakukan penipuan demi melindungi kepentingan pribadi kita disebabkan karena kita dikendalikan oleh sifat yang penuh tipu daya…… Dari sini kita bisa melihat bahwa sifat rusak yang membuat kita melakukan dosa jika tidak diselesaikan, meskipun dosa-dosa kita diampuni, kita masih bisa berbuat dosa dan menentang Tuhan tanpa kendali, dan itu tidak dapat diatasi dengan hanya bergantung pada ketekunan manusia. Seperti yang dikatakan Paulus, "Karena aku tahu, bahwa di dalam aku (yaitu, di dalam dagingku), tidak ada hal yang baik, karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik" (Roma 7:18).
Tidak seorang pun dari kita yang memiliki kemampuan untuk mengalahkan dosa. Kita juga tidak mampu menyelesaikan masalah dosa. Oleh karena itu, Tuhan Yesus berjanji kepada kita bahwa Dia akan datang lagi, seperti yang dikatakan Alkitab: "Jadi Kristus satu kali dikorbankan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya, Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan" (Ibrani 9:28) Tuhan Yesus juga berkata: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13) "Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:48). Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bahwa ketika Tuhan kembali, Dia akan mengungkapkan banyak kebenaran dan menggunakan firman-firman-Nya untuk menghakimi watak Iblis kita yang rusak, membuat kita benar-benar bebas dari belenggu dosa untuk mencapai perubahan dan menjadi suci. Ketika kita menerima pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan yang datang kedua kalinya, maka ada harapan bagi kita untuk memecahkan sifat Iblis kita.
Rekomendasi terkait: Tuhan menebus umat manusia pada Zaman Kasih Karunia; jadi, mengapa Ia masih perlu melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman?
Jadi, bagaimana Tuhan menghakimi dan menyucikan manusia sewaktu Dia datang kembali? Firman Tuhan Yang Mahakuasa mengatakan: "Di akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan hakikat manusia, dan membedah kata-kata dan perbuatan-perbuatannya. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia harus menaati Tuhan, bagaimana setia kepada Tuhan, bagaimana hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan lain-lain. Firman ini semuanya ditujukan pada hakikat manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan karena manusia merupakan perwujudan Iblis dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan bukannya begitu saja menjelaskan tentang sifat manusia hanya dengan beberapa kata. Dia menyingkapkannya, menanganinya, dan memangkasnya sekian lama. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan kata-kata biasa, tetapi dengan kebenaran yang tidak dimiliki oleh manusia sama sekali. Hanya cara-cara seperti ini yang dianggap penghakiman, hanya melalui penghakiman jenis ini manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Tujuan pekerjaan penghakiman agar manusia mengetahui wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami manusia. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua hasil ini dicapai melalui pekerjaan penghakiman, karena substansi pekerjaan ini adalah pekerjaan membukakan kebenaran, jalan, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan."
"Tuhan memiliki banyak cara untuk menyempurnakan manusia. Dia menggunakan berbagai macam keadaan untuk menangani watak buruk manusia, dan memakai bermacam hal untuk menyingkapkannya; suatu saat Dia menangani manusia, di saat lainnya dia menyingkapkan manusia, menggali dan mengungkap berbagai 'misteri' di kedalaman hati manusia, dan menunjukkan kepada manusia sifatnya dengan mengungkap berbagai keadaannya. Tuhan menyempurnakan manusia melalui beragam cara—melalui penyingkapan, penanganan, pemurnian, dan hajaran—sehingga manusia mengetahui bahwa Tuhan itu nyata."
Dari sini kita memahami bahwa di akhir zaman, Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dengan mengungkapkan berbagai aspek kebenaran, dan menyingkapkan semua jenis watak rusak dan sifat Iblis yang berakar di dalam lubuk hati kita, dan juga mengatur berbagai lingkungan-lingkungan, serta orang-orang, hal-hal, dan perkara-perkara untuk menangani dan memangkas, serta menguji dan memurnikan kita. Dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan gagasan manusia ini, pemberontakan dan perlawanan kita terhadap Tuhan juga diperlihatkan. Melalui pengeksposan dari firman Tuhan dan penyingkapan dari fakta-fakta, barulah kita bisa melihat bahwa ungkapan kita semuanya adalah watak Iblis—kesombongan dan keangkuhan, tipu daya dan kebengkokan, keegoisan dan keserakahan, dan masih bisa sering menipu Tuhan dan berdagang dengan Tuhan, tidak ada ketaatan kepada Tuhan sama sekali, dan tidak memiliki sedikitpun hati nurani dan akal sehat yang harus diperlengkapi oleh makhluk ciptaan, dan dengan demikian mengakui bahwa kita dirusak oleh Iblis sehingga tidak memiliki keserupaan manusia. Jika kita tidak mengkhianati kedagingan dan mempraktikkan kebenaran, akhirnya kita akan dikutuk oleh Tuhan dan turun ke neraka. Kita melihat bahwa watak Tuhan yang tidak dapat disinggung oleh manusia, pada masa yang sama kita juga memiliki beberapa pengetahuan tentang kehendak Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Kita dirusak dengan begitu parah, tetapi Tuhan tidak langsung menghukum dan menyingkirkan kita, sebaliknya Dia mengungkapkan firman-Nya untuk menghakimi dan menyingkapkan kita, menyucikan dan mengubah kita, sehingga kita bisa mengenal diri kita sendiri, bertobat kepada Tuhan, dan memperoleh keselamatan Tuhan— ini adalah kasih Tuhan terhadap kita. Dengan mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan secara terus-menerus, tidak peduli apakah itu adalah dosa dari perilaku atau kerusakan yang diungkapkan dalam gagasan dan pikiran kita, perubahan yang kita capai bukan lagi bertobat dan mengakui dosa secara lisan, dan juga bukan mengandalkan kemampuan kita untuk mengekang perilaku kita, melainkan dapat benar-benar membenci diri kita sendiri dari hati kita, mengkhianati diri kita sendiri dan membiarkan firman Tuhan menjadi pedoman bagi cara kita bertindak dan berbicara, sehingga watak kehidupan kita berubah tanpa sadar, dan berangsur-angsur lolos dari keadaan yang merosot di mana kita sekadar melakukan dosa pada siang hari dan mengakui dosa pada malam hari, dan memiliki ketaatan dan ketakutan yang nyata kepada Tuhan. Dari sini, dapat dilihat bahwa pekerjaan penghakiman yang Tuhan lakukan dengan mengungkapkan kebenaran pada akhir zaman terlalu praktis, dan adalah kebutuhan bagi kita, manusia yang rusak; ini adalah keselamatan Tuhan yang besar bagi kita.
Rekomendasi terkait: Memandang Penampakan Tuhan dalam Penghakiman dan Hajaran-Nya
Sekarang, Tuhan Yesus sudah kembali, dan Dia adalah Kristus yang berinkarnasi pada akhir zaman, yakni Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa telah melakukan satu langkah pekerjaan yaitu pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan untuk menyucikan dan menyempurnakan mereka yang datang ke hadapan takhta-Nya. Setiap orang yang menerima karya penghakiman Kristus pada akhir zaman memiliki kesempatan untuk menerima penghakiman dan penyucian dari Kristus, sehingga sepenuhnya lolos dari belenggu dosa, menjadi orang yang benar-benar menaati Tuhan dan takut akan Tuhan, dan akhirnya dibawa ke dalam kerajaan Tuhan.
Setelah membaca artikel ini, sudahkah Anda menemukan jalan keluar dari dosa? Jika Anda menyukai artikel ini, silakan membagikannya kepada lebih banyak saudara dan saudari di dalam nama Tuhan. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak konten terkait, sila tinggalkan pesan kepada kami atau bergabung dengan grup WhatsApp untuk menghubungi kami.