Menu

Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman (Bagian Dua) Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman (Bagian Dua)
00:00/ 00:00

Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman (Bagian Dua)

00:00
00:00

Demikianlah keadaan yang harus dicapai manusia setelah disempurnakan. Jika tidak dapat mencapai sebanyak ini, engkau tidak dapat menjalani kehidupan yang bermakna. Manusia hidup di tengah-tengah daging, yang berarti ia hidup dalam neraka manusia, dan tanpa penghakiman dan hajaran Tuhan, manusia sama kotornya dengan Iblis. Bagaimana mungkin manusia menjadi kudus? Petrus percaya bahwa hajaran dan penghakiman oleh Tuhan adalah perlindungan terbaik dan kasih karunia terbesar bagi manusia. Hanya melalui hajaran dan penghakiman oleh Tuhan maka manusia dapat bangkit dan menolak daging, serta membenci Iblis. Disiplin yang ketat dari Tuhan membebaskan manusia dari pengaruh Iblis, melepaskan dia dari dunia kecilnya sendiri, dan memungkinkannya untuk hidup dalam terang hadirat Tuhan. Tidak ada keselamatan yang lebih baik selain hajaran dan penghakiman! Petrus berdoa, "Ya Tuhan! Selama Engkau menghajar dan menghakimi, aku akan tahu bahwa Engkau belum meninggalkan aku. Bahkan seandainya Engkau tidak memberi sukacita atau kedamaian, namun menjadikan aku hidup dalam penderitaan dan memberi didikan yang tak terhitung banyaknya kepadaku, selama Engkau tidak meninggalkan aku, hatiku akan merasa tenang. Hari ini, hajaran dan penghakimanmu telah menjadi perlindungan terbaikku dan berkat terbesarku. Anugerah yang Engkau berikan bagiku telah melindungi aku. Kasih karunia yang Engkau limpahkan kepadaku hari ini adalah perwujudan dari watak-Mu yang benar, dan merupakan hajaran dan penghakiman; lagi pula, itulah ujian, dan terlebih lagi, inilah hidup dalam penderitaan." Petrus mampu mengesampingkan kenikmatan daging dan mencari kasih yang lebih dalam dan perlindungan yang lebih besar, sebab ia telah memperoleh begitu banyak anugerah dari hajaran dan penghakiman Tuhan. Dalam hidupnya, jika manusia ingin ditahirkan dan mencapai perubahan dalam wataknya, jika ia ingin menjalani kehidupan yang bermakna dan memenuhi kewajibannya sebagai makhluk ciptaan, maka ia harus menerima hajaran dan penghakiman Tuhan dan tidak membiarkan disiplin Tuhan dan pukulan-Nya menjauh darinya. Dengan demikian ia dapat membebaskan diri dari manipulasi dan pengaruh Iblis dan hidup dalam terang Tuhan. Ketahuilah bahwa hajaran dan penghakiman Tuhan adalah terang, terang keselamatan manusia, dan tidak ada berkat, kasih karunia atau perlindungan yang lebih baik bagi manusia. Manusia hidup di bawah pengaruh Iblis, dan berada di dalam daging; jika ia tidak ditahirkan dan tidak menerima perlindungan Tuhan, manusia akan menjadi semakin bejat. Jika ia ingin mencintai Tuhan, maka ia harus ditahirkan dan diselamatkan. Petrus berdoa, "Tuhan, ketika Engkau memperlakukan aku dengan baik, aku senang dan merasa nyaman; ketika Engkau menghajarku, aku merasakan kenyamanan dan sukacita yang bahkan lebih besar. Sekalipun aku lemah dan menanggung penderitaan yang tak terkatakan, meskipun ada air mata dan kesedihan, Engkau tahu bahwa kesedihan ini adalah karena ketidaktaatanku dan kelemahanku. Aku meratap karena tidak dapat memuaskan keinginan-Mu. Hatiku sedih dan menyesal karena tidak cukup memadai sesuai dengan tuntutan-Mu, tetapi aku bersedia mencapai ranah ini, aku bersedia melakukan segala yang bisa kuperbuat demi memuaskan hati-Mu. Hajaranmu telah mendatangkan perlindungan dan memberiku keselamatan terbaik; penghakiman-Mu jauh melebihi toleransi dan kesabaran-Mu. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, aku tidak akan menikmati belas kasih dan kasih setia-Mu. Hari ini, telah kulihat lebih banyak lagi bahwa kasih-Mu telah melampaui langit dan mengatasi segalanya. Cinta-Mu bukan hanya belas kasih dan kasih setia; bahkan terlebih lagi, itu adalah hajaran dan penghakiman. Hajaran dan penghakiman-Mu telah memberiku begitu besar. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, tak seorang pun akan ditahirkan, dan tak seorang pun akan dapat mengalami kasih Sang Pencipta. Sekalipun aku telah mengalami ratusan ujian dan kesengsaraan, dan bahkan telah mendekati ajal, penderitaan seperti itu[a] telah menolong aku untuk sungguh-sungguh mengenal Engkau dan memperoleh keselamatan tertinggi. Jika hajaran, penghakiman dan disiplin-Mu harus disingkirkan dari-Ku, maka aku akan hidup dalam kegelapan, di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Kebaikan apakah yang dimiliki daging manusia? Jika hajaran dan penghakiman-Mu meninggalkan aku, rasanya sama seperti Roh-Mu telah beranjak dariku, seolah-olah Engkau tidak lagi bersamaku. Jika demikian, bagaimana aku bisa terus bertahan hidup? Jika Engkau menimpakan penyakit dan merenggut kebebasanku, aku dapat terus bertahan hidup, tetapi jika hajaran dan penghakiman-Mu meninggalkan aku, tidak ada cara lain untuk terus bertahan hidup. Tanpa hajaran dan penghakiman-Mu, aku akan kehilangan cinta-Mu, cinta yang terlalu dalam bagiku untuk dilukiskan dengan kata-kata. Tanpa kasih-Mu, aku akan hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan tidak akan bisa melihat wajah-Mu yang mulia. Katakanlah, bagaimana aku bisa terus bertahan hidup? Kegelapan dan kehidupan seperti itu, tidak tahan aku menanggungnya. Berada bersama-Mu sama seperti melihat Engkau, jadi bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan Engkau? Aku meminta kepada-Mu, memohon kepada-Mu, janganlah mengambil penghiburan terbesar ini dariku, bahkan sekalipun itu hanya beberapa kata pelipur lara. Aku telah menikmati kasih-Mu, dan hari ini aku tidak sanggup menjauh dari-Mu; katakanlah, bagaimana mungkin aku tidak bisa mencintai-Mu? Aku sudah banyak mencucurkan air mata dukacita karena cinta-Mu, namun aku selalu merasa bahwa kehidupan seperti ini lebih berarti, lebih bisa memperkaya aku, lebih mampu mengubah aku, dan lebih bisa menolong aku mencapai kebenaran yang harus dimiliki oleh segenap makhluk ciptaan."

Seluruh hidup manusia dihidupi di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan tidak ada seorang pun yang dapat membebaskan diri dari pengaruh Iblis dengan upayanya sendiri. Semua orang hidup di dunia yang cemar, dalam kerusakan dan kekosongan, tanpa makna atau nilai sedikit pun. Mereka menjalani kehidupan tanpa beban demi daging, nafsu, dan Iblis. Tidak ada sedikit pun nilai bagi keberadaan mereka. Manusia tidak mampu menemukan kebenaran yang akan membebaskannya dari pengaruh Iblis. Sekalipun manusia percaya kepada Tuhan dan membaca Alkitab, ia tidak mengerti bagaimana cara membebaskan dirinya dari kendali pengaruh Iblis. Sepanjang zaman, hanya segelintir orang yang telah menemukan rahasia ini, sangat sedikit yang telah mengetahuinya. Dengan demikian, sekalipun manusia membenci Iblis dan menjauhi kedagingan, ia tidak tahu bagaimana cara menyingkirkan dirinya dari jerat pengaruh Iblis. Hari ini, apakah engkau sekalian masih berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis? Engkau sekalian tidak menyesali tindakanmu yang tidak taat, apalagi merasa bahwa engkau kotor dan tidak taat. Setelah menentang Tuhan, engkau bahkan memiliki kedamaian pikiran dan merasakan ketenangan yang luar biasa. Apakah ketenanganmu bukan karena engkau rusak? Apakah ketenangan pikiran ini tidak datang dari ketidaktaatanmu? Manusia hidup dalam neraka manusia, ia hidup di bawah pengaruh gelap Iblis. Di seluruh negeri ini, roh-roh jahat hidup bersama-sama dengan manusia, merambah daging manusia. Di bumi, engkau tidak tinggal di firdaus yang indah. Tempat engkau berada adalah dunia iblis, neraka manusia, alam baka. Jika manusia tidak ditahirkan, maka ia berasal dari yang cemar; jika ia tidak dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan, maka ia masih menjadi tawanan Iblis; jika ia tidak dihakimi dan dihajar, maka ia tidak akan memiliki sarana untuk menghindari penindasan dari pengaruh gelap Iblis. Watak rusak yang engkau tunjukkan dan perilaku tidak taat yang engkau hidupi cukup membuktikan bahwa engkau masih hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Jika pikiran dan akal budimu belum ditahirkan, dan watakmu belum dihakimi dan dihajar, maka seluruh keberadaanmu masih dikendalikan oleh wilayah kekuasaan Iblis, pikiranmu dikuasai oleh Iblis, akal budimu dimanipulasi oleh Iblis, dan segenap dirimu sedang dikendalikan oleh tangan Iblis. Tahukah engkau, seberapa jauh engkau sekarang dari standar Petrus? Apakah kualitasmu memenuhi syarat? Seberapa banyak yang engkau ketahui tentang hajaran dan penghakiman hari ini? Berapa banyak yang engkau miliki dari apa yang Petrus ketahui? Jika hari ini engkau tidak dapat memahami, apakah engkau dapat mencapai pengetahuan ini di kemudian hari? Seseorang yang malas dan pengecut sepertimu tidak mampu mengetahui hajaran dan penghakiman Tuhan. Jika engkau mengejar kedamaian daging dan kenikmatan daging, maka engkau tidak akan memiliki sarana supaya dapat ditahirkan, sehingga pada akhirnya engkau akan berbalik kepada Iblis, sebab yang engkau hidupi adalah Iblis dan kedagingan. Seperti yang terjadi sekarang, banyak orang tidak mengejar kehidupan, yang berarti bahwa mereka tidak peduli tentang proses ditahirkan, atau memasuki pengalaman hidup yang lebih mendalam. Bagaimana mungkin mereka bisa disempurnakan? Mereka yang tidak mengejar kehidupan tidak memiliki kesempatan untuk disempurnakan. Mereka yang tidak mengejar pengetahuan akan Tuhan dan tidak mengupayakan perubahan dalam watak mereka, tidak akan mampu lolos dari pengaruh gelap Iblis. Berkenaan dengan pengetahuan mereka tentang Tuhan dan jalan masuk mereka menuju perubahan dalam watak mereka, mereka tidak mengejarnya dengan segenap hati, sama seperti orang-orang yang hanya percaya pada agama dan yang hanya mengikuti adat istiadat dalam ibadah mereka. Bukankah itu hanya membuang-buang waktu? Jika dalam keyakinannya kepada Tuhan, manusia tidak serius tentang masalah-masalah kehidupan, tidak berupaya masuk ke dalam kebenaran, tidak mengejar perubahan dalam wataknya, apalagi mengejar pengetahuan akan pekerjaan Tuhan, maka dia tidak bisa disempurnakan. Jika ingin disempurnakan, engkau harus memahami pentingnya pekerjaan Tuhan. Terutama, engkau harus memahami pentingnya hajaran dan penghakiman-Nya, dan mengapa hal itu dilakukan terhadap manusia. Apakah engkau sanggup menerima? Selama hajaran semacam ini, apakah engkau dapat mencapai pengalaman dan pengetahuan yang sama seperti Petrus? Jika engkau mengejar pengetahuan akan Tuhan dan karya Roh Kudus, dan mengupayakan perubahan dalam watakmu, maka engkau memiliki kesempatan untuk disempurnakan.

Bagi orang-orang yang harus disempurnakan, langkah proses ditaklukkan ini sangat diperlukan; sebab hanya dengan ditaklukkan, manusia dapat mengalami proses disempurnakan. Tidak ada nilai yang besar hanya dengan memenuhi tugas untuk ditaklukkan, yang tidak akan membuat engkau layak dipakai oleh Tuhan. Engkau tidak akan memiliki sarana untuk memainkan peran dalam memberitakan Injil, sebab engkau tidak mengejar kehidupan dan tidak mengupayakan perubahan dan pembaruan dirimu sendiri, sehingga engkau tidak memiliki pengalaman hidup yang nyata. Selama proses selangkah demi selangkah ini, engkau pernah bertindak sebagai pelaku pelayanan dan sebuah kontras, tetapi jika pada akhirnya engkau tidak berupaya menjadi seperti Petrus, dan upayamu tidak sesuai dengan jalan yang ditempuh Petrus untuk disempurnakan, maka tentu saja, engkau tidak akan mengalami perubahan watak. Jika engkau adalah seseorang yang mengupayakan supaya dapat disempurnakan, maka engkau pasti akan menjadi kesaksian, dan engkau akan berkata: "Dalam pekerjaan Tuhan langkah demi langkah ini, aku telah menerima proses hajaran dan penghakiman Tuhan. Sekalipun aku telah menanggung penderitaan besar, aku telah mengetahui bagaimana cara Tuhan menyempurnakan manusia, aku mulai menyelami pekerjaan yang Tuhan lakukan, memiliki pengetahuan tentang kebenaran Tuhan, dan hajaran-Nya telah menyelamatkan aku. Watak-Nya yang benar telah membuka mataku, mendatangkan berkat dan kasih karunia bagiku, dan penghakiman serta hajaran-Nya telah melindungi dan menyucikan aku. Seandainya aku tidak dihajar dan dihakimi oleh Tuhan, dan jika teguran keras firman-Nya tidak datang atasku, maka aku tidak dapat mengenal Tuhan, dan tentu tidak dapat diselamatkan. Saat ini telah kulihat bahwa, sebagai makhluk ciptaan, tidak hanya manusia menikmati segala sesuatu yang dijadikan oleh Sang Pencipta, tetapi yang lebih penting, bahwa segenap makhluk ciptaan harus menikmati watak Tuhan yang benar, dan menikmati penghakiman-Nya yang adil, sebab watak Tuhan layak memperoleh kenikmatan manusia. Sebagai makhluk yang telah dirusak oleh Iblis, seseorang harus menikmati watak Tuhan yang benar. Dalam watak-Nya yang benar, ada hajaran dan penghakiman, dan terlebih lagi, ada kasih yang besar. Sekalipun aku tidak mampu sepenuhnya mendapatkan kasih Tuhan hari ini, aku bernasib baik untuk menyaksikannya, dan demikianlah aku telah diberkati." Inilah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang mengenyam proses disempurnakan dan pengetahuan yang mereka sampaikan. Orang-orang semacam itu sama dengan Petrus; mereka memiliki pengalaman yang sama dengan Petrus. Mereka juga yang telah memperoleh kehidupan dan memiliki kebenaran. Jika manusia mengalami sampai akhir, selama penghakiman Tuhan, ia pasti akan sepenuhnya menjauhkan dirinya dari pengaruh Iblis dan didapat oleh Tuhan.

Setelah mereka ditaklukkan, manusia tidak memiliki kesaksian yang meyakinkan. Mereka hanya telah mempermalukan Iblis, tetapi tidak menghidupi kenyataan firman Tuhan. Engkau belum memperoleh keselamatan kedua; engkau baru sekadar mendapatkan korban penghapus dosa, tetapi engkau belum disempurnakan—betapa besar kerugiannya. Engkau sekalian harus memahami apa yang harus engkau masuki, dan apa yang harus engkau hidupi, dan haruslah engkau memasukinya. Jika, pada akhirnya, engkau tidak mencapai kesempurnaan, maka engkau tidak akan menjadi manusia sejati, dan akan dirundung penyesalan. Adam dan Hawa yang diciptakan oleh Tuhan pada mulanya adalah orang-orang kudus, yang berarti, saat berada di Taman Eden mereka kudus, bersih dari kecemaran. Mereka juga setia kepada Yahweh, dan tidak tahu apa-apa tentang pengkhianatan terhadap Yahweh. Semua ini karena mereka hidup tanpa gangguan pengaruh Iblis, tanpa racun Iblis, dan mereka adalah yang paling suci dari segenap umat manusia. Mereka tinggal di Taman Eden, tidak tercemar oleh kotoran apa pun, tidak dikuasai oleh daging, dan hidup dalam penghormatan kepada Yahweh. Kemudian, ketika mereka dicobai oleh Iblis, mereka memiliki racun si ular dan keinginan untuk mengkhianati Yahweh, dan mereka hidup di bawah pengaruh Iblis. Pada mulanya, mereka kudus dan hormat pada Yahweh. Demikianlah awalnya manusia. Kemudian, setelah mereka dicobai oleh Iblis, mereka memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dan hidup di bawah pengaruh Iblis. Lambat laun mereka dirusak oleh Iblis, dan kehilangan gambar dan rupa manusia yang semula. Pada mulanya, manusia memiliki napas Yahweh, dan tidak sedikit pun memberontak, dan tidak menyimpan kejahatan di dalam hatinya. Saat itu, mereka adalah manusia sejati. Setelah dirusak oleh Iblis, manusia menjadi seekor binatang buas: Pikirannya dipenuhi dengan kejahatan dan kecemaran, tanpa kebaikan atau kekudusan. Bukankah ini Iblis? Engkau telah mengecap banyak pekerjaan Tuhan, namun engkau belum berubah ataupun ditahirkan. Engkau masih hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis, dan tetap tidak tunduk kepada Tuhan. Inilah seseorang yang telah ditaklukkan tetapi belum disempurnakan. Mengapa dikatakan bahwa orang seperti itu belum disempurnakan? Karena orang ini tidak mengejar kehidupan atau pengetahuan akan pekerjaan Tuhan, dan mendambakan tidak lebih dari kenikmatan daging dan kenyamanan sesaat. Akibatnya, tidak ada perubahan dalam watak hidup mereka, dan mereka belum mendapatkan kembali penampilan semula manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Orang seperti itu adalah mayat berjalan, mereka adalah orang mati yang tidak memiliki roh! Mereka yang tidak mengejar pengetahuan tentang hal-hal dalam roh, yang tidak mengejar kekudusan, dan yang tidak berupaya menghidupi kebenaran, yang hanya puas jika ditaklukkan pada sisi negatif, serta tidak mampu menghidupi dan menunjukkan kebenaran, dan menjadi orang-orang kudus—mereka adalah orang-orang yang belum diselamatkan. Karena, jika tanpa kebenaran, manusia tidak dapat berdiri teguh selama ujian Tuhan; hanya mereka yang dapat berdiri teguh selama ujian Tuhan adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Yang Kukehendaki adalah orang-orang seperti Petrus, mereka yang berupaya untuk disempurnakan. Kebenaran hari ini diberikan kepada mereka yang merindukan dan mencarinya. Keselamatan ini diberikan kepada mereka yang rindu diselamatkan oleh Tuhan, dan tidak hanya dimaksudkan untuk engkau sekalian dapatkan, tetapi juga supaya engkau sekalian bisa didapatkan oleh Tuhan. Engkau sekalian mendapatkan Tuhan agar Dia bisa mendapatkan engkau. Pada hari ini Aku telah menyampaikan firman ini kepadamu, dan engkau telah mendengarnya, maka engkau harus melakukannya sesuai dengan firman ini. Pada akhirnya, ketika engkau sekalian melakukan perkataan ini, saat itulah Aku telah mendapatkan engkau melalui perkataan-perkataan ini; selain itu, engkau juga akan mendapatkan perkataan ini, yang berarti, engkau sekalian akan memperoleh keselamatan tertinggi. Setelah engkau ditahirkan, engkau akan menjadi manusia sejati. Jika engkau tidak mampu menghidupi kebenaran, atau menghidupi keserupaan orang yang telah disempurnakan, maka dapat dikatakan bahwa engkau bukan manusia, melainkan mayat berjalan, binatang, karena engkau hidup tanpa kebenaran, yang artinya hidup tanpa napas Yahweh, dan dengan demikian engkau adalah mayat yang tidak memiliki roh! Meskipun sangat mungkin memberikan kesaksian setelah ditaklukkan, yang engkau dapatkan hanyalah sedikit keselamatan, dan engkau belum menjadi makhluk hidup yang memiliki roh. Sekalipun engkau telah mengalami hajaran dan penghakiman, namun watakmu tidak diperbarui atau diubah sebagai hasilnya; engkau masih manusia lama, masih menjadi milik Iblis, dan bukan orang yang telah ditahirkan. Hanya mereka yang telah disempurnakan itulah yang berharga, dan hanya orang-orang seperti inilah yang sudah memperoleh kehidupan yang sejati. Suatu hari, seseorang akan berkata kepadamu, "Engkau telah mengalami pekerjaan Tuhan, jadi bicaralah sedikit tentang seperti apakah pekerjaan-Nya. Daud mengalami pekerjaan Tuhan dan menyaksikan perbuatan Yahweh; Musa juga menyaksikan perbuatan Yahweh, dan mereka berdua mampu menggambarkan perbuatan Yahweh, dan dapat berbicara tentang keajaiban Yahweh. Engkau sekalian telah menyaksikan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi; dapatkah engkau sekalian berbicara tentang hikmat-Nya? Dapatkah engkau berbicara tentang keajaiban pekerjaan-Nya? Tuntutan apakah yang Tuhan inginkan darimu sekalian, dan bagaimana engkau sekalian mengalaminya? Engkau sekalian telah mengecap pekerjaan Tuhan selama akhir zaman; apakah visi terbesarmu sekalian? Bisakah engkau membicarakan hal ini? Dapatkah engkau sekalian berbicara tentang watak Tuhan yang benar?" Bagaimana engkau sekalian akan menjawab ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini? Jika engkau dapat berkata, "Tuhan itu benar, Dia menghajar dan menghakimi kami, dan tidak tanggung-tanggung menelanjangi kami. Watak Tuhan sangat tidak toleran terhadap pelanggaran oleh manusia. Setelah mengalami pekerjaan Tuhan, aku telah mengetahui sifat kebinatangan keburukan kami sendiri, dan sesungguhnya aku telah benar-benar melihat watak Tuhan yang benar," kemudian orang lain akan terus bertanya kepadamu, "Apa lagi yang engkau ketahui tentang Tuhan? Bagaimana seseorang bisa masuk ke dalam kehidupan? Apakah engkau memiliki keinginan pribadi?" Engkau akan menjawab, "Setelah dirusak oleh Iblis, makhluk ciptaan Tuhan menjadi binatang, dan tidak ada bedanya dengan keledai. Hari ini, aku hidup dalam tangan Tuhan, maka aku harus memuaskan keinginan Sang Pencipta, dan menuruti apa pun yang Dia ajarkan. Tidak ada pilihan lain." Jika engkau hanya berbicara dalam hal yang lazim seperti itu, orang tidak akan mengerti apa yang engkau katakan. Ketika mereka menanyakan pengetahuan apa yang engkau miliki tentang pekerjaan Tuhan, mereka mengacu pada pengalaman pribadimu. Mereka menanyakan pengetahuan apa yang engkau miliki tentang hajaran dan penghakiman Tuhan setelah mengalaminya. Dengan demikian mereka mengacu pada pengalaman pribadimu, dan meminta engkau menuturkan pengetahuanmu tentang kebenaran. Jika engkau tidak dapat membicarakan hal-hal tersebut, ini membuktikan engkau tidak tahu apa-apa tentang pekerjaan pada zaman sekarang. Engkau selalu mengucapkan kata-kata munafik, atau yang dikenal secara universal; engkau tidak memiliki pengalaman khusus, apalagi ada hakikat dari pengetahuanmu, dan engkau tidak memiliki kesaksian yang benar, sehingga orang lain tidak yakin denganmu. Janganlah menjadi pengikut Tuhan yang pasif, dan janganlah mengejar apa yang ganjilsukar dipahami. Dalam keadaan dingin atau panas, engkau akan mengorbankan dirimu sendiri dan menunda hidupmu. Engkau harus melepaskan diri dari sikap pasif dan kemalasan seperti itu, dan menjadi mahir dalam mengejar hal-hal positif dan mengatasi kelemahanmu sendiri, sehingga engkau dapat memperoleh kebenaran dan menghidupinya. Tidak ada yang menakutkan dari kelemahanmu, dan kekuranganmu bukanlah masalah terbesar. Masalah terpenting dan kelemahan terbesarmu, adalah keadaanmu yang tidak panas atau dingin dan kurangnya keinginan untuk menyelidiki kebenaran. Masalah terbesarmu adalah mentalitas pengecut karena engkau bahagia dengan segala hal sebagaimana adanya, dan menunggu dengan pasif. Inilah rintangan terbesar engkau sekalian, dan musuh terbesar bagi pencarian engkau sekalian akan kebenaran. Jika engkau taat hanya karena firman yang Kusampaikan sangat mendalam, maka engkau sesungguhnya tidak memiliki pengetahuan, dan juga tidak menghargai kebenaran. Ketaatan sepertimu tidak diperhitungkan sebagai kesaksian, dan Aku tidak berkenan akan ketaatan seperti itu. Seseorang mungkin bertanya kepadamu, "Dari manakah tepatnya Tuhanmu berasal? Apakah hakikat Tuhanmu ini?" Engkau akan menjawab, "Hakikat-Nya adalah hajaran dan penghakiman." "Apakah Tuhan tidak pengasih dan penyayang terhadap manusia? Tahukah engkau hal ini?" Engkau akan menjawab, "Itu Tuhan orang lain. Itu Tuhan yang dipercaya oleh orang-orang beragama, bukan Tuhan kami." Apabila orang-orang seperti engkau menyebarluaskan berita Injil, jalan yang benar itu telah engkau selewengkan, lalu apa gunanya dirimu? Bagaimana orang lain bisa memperoleh jalan yang benar darimu? Engkau hidup tanpa kebenaran, dan tidak bisa berbicara apa pun tentang kebenaran, apalagi menghidupi kebenaran. Apakah yang membuat engkau memenuhi syarat untuk hidup di hadapan Tuhan? Ketika engkau menyebarkan Injil kepada orang lain, dan saat engkau berbicara tentang kebenaran, dan memberikan kesaksian bagi Tuhan, jika engkau tidak mampu memenangkan mereka, maka mereka akan menyanggah perkataanmu. Apakah engkau tidak membuang-buang waktu? Engkau telah mengecap begitu banyak pekerjaan Tuhan, tetapi ketika engkau berbicara tentang kebenaran, perkataanmu tidak masuk akal. Bukankah engkau tidak berguna? Apakah gunanya engkau? Bagaimana engkau sekalian telah mengalami begitu banyak pekerjaan Tuhan, namun tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang Dia? Ketika mereka menanyakan pengetahuan nyata apakah yang engkau miliki tentang Tuhan, engkau kehilangan kata-kata, atau menjawab dengan sesuatu yang tidak relevan—mengatakan bahwa Tuhan itu perkasa, bahwa berkat-berkat besar yang engkau terima sesungguhnya merupakan peningkatan derajat oleh Tuhan, dan tidak ada hak istimewa yang lebih besar selain dapat melihat Tuhan secara pribadi. Nilai apakah yang dimaksud dengan mengatakan ini? Itulah omong kosong yang sia-sia! Setelah mengecap begitu banyak pekerjaan Tuhan, apakah engkau hanya tahu bahwa peningkatan derajat oleh Tuhan adalah kebenaran? Engkau harus mengenal pekerjaan Tuhan, dan baru setelah itu engkau akan memberikan kesaksian yang benar bagi Tuhan. Bagaimana mereka yang belum memperoleh kebenaran dapat bersaksi bagi Tuhan?

Catatan kaki:
a. Teks asli tertulis "hal itu."
Bacaan Diperpanjang:
Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman (Bagian Satu)
Pengalaman Petrus: Pengetahuannya tentang Hajaran dan Penghakiman (Bagian Tiga)

Tinggalkan komentar