Menu

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 5 Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 5
00:00/ 00:00

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 5

00:00
00:00

Makhluk ciptaan yang sejati harus tahu siapa Sang Pencipta, apa maksud dari penciptaan manusia, dan bagaimana menjalankan tanggung jawab sebagai makhluk ciptaan, dan bagaimana menyembah Tuhan atas segala ciptaan. Ia harus mengerti, memahami, mengetahui, dan memedulikan maksud, keinginan, dan tuntutan Sang Pencipta, dan harus bertindak sesuai dengan jalan Sang Pencipta—takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.

Apa maksud dari takut akan Tuhan? Dan bagaimana seseorang dapat menjauhi kejahatan?

"Takut akan Tuhan" tidak berarti ketakutan dan perasaan ngeri tanpa arti, bukan menghindari, bukan menjaga jarak, bukan juga memberhalakan ataupun menjadikan takhayul. Takut akan Tuhan adalah kekaguman, rasa hormat, kepercayaan, pengertian, kepedulian, ketaatan, pengabdian, kasih, juga penyembahan, balasan, dan penyerahan tanpa syarat maupun keluhan. Tanpa pengenalan sejati akan Tuhan, manusia tidak akan memiliki kekaguman, kepercayaan, pemahaman, kepedulian, dan ketaatan yang sejati, melainkan hanya rasa takut dan gelisah, hanya keraguan, kesalahpahaman, penghindaran dan pengelakan; tanpa pengenalan sejati akan Tuhan, manusia tidak akan memiliki pengabdian dan balasan yang sejati; tanpa pengenalan yang sejati akan Tuhan, manusia tidak akan memiliki penyembahan dan penyerahan yang sejati, hanya pemberhalaan dan takhayul buta; tanpa pengenalan sejati akan Tuhan, umat manusia tidak mungkin bertindak sesuai dengan jalan Tuhan, atau takut akan Tuhan, atau menjauhi kejahatan. Sebaliknya, setiap aktivitas dan perilaku manusia akan dipenuhi dengan pembangkangan dan penentangan, dengan tuduhan penuh fitnah dan penghakiman terhadap-Nya, dan dengan perbuatan jahat yang berlawanan dengan kebenaran dan makna sebenarnya dari firman Tuhan.

Dengan memiliki kepercayaan yang nyata terhadap Tuhan, manusia akan benar-benar tahu bagaimana mengikuti dan bergantung pada Tuhan; hanya dengan kepercayaan dan ketergantungan yang nyata pada Tuhan, manusia dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang sejati; bersamaan dengan pemahaman nyata akan Tuhan muncul kepedulian nyata terhadap-Nya; hanya dengan kepedulian sejati terhadap-Nya manusia dapat memiliki ketaatan yang sejati; hanya dengan ketaatan sejati manusia dapat memiliki pengabdian sejati; hanya dengan pengabdian sejati terhadap Tuhan manusia dapat memberikan balasan tanpa syarat dan keluhan; hanya dengan kepercayaan dan ketergantungan yang sejati, pengertian dan kepedulian yang sejati, ketaatan yang sejati, serta pengabdian dan balasan yang sejati, manusia dapat benar-benar menjadi kenal akan watak dan esensi Tuhan, dan mengenal jati diri Sang Pencipta; hanya ketika manusia telah mengenal Sang Penciptalah mereka dapat membangkitkan di dalam diri mereka penyembahan dan penyerahan yang sejati; hanya jika mereka memiliki penyembahan dan penyerahan yang nyata terhadap Sang Penciptalah manusia akan benar-benar bisa menyingkirkan cara-cara jahat mereka, dengan kata lain, menjauhi kejahatan.

Ini merupakan keseluruhan proses dari "takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan," dan juga merupakan keseluruhan isi dari takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, sekaligus jalan yang harus ditapaki untuk sampai kepada takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.

"Takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan" dan pengenalan akan Tuhan terhubung oleh benang-benang yang banyaknya tak terhitung, dan hubungan di antara dua hal ini sudah tidak perlu dibuktikan lagi. Apabila seseorang ingin bisa menjauhi kejahatan, ia harus terlebih dahulu benar-benar takut akan Tuhan; apabila seseorang ingin memiliki ketakutan akan Tuhan, ia harus terlebih dahulu benar-benar mengenal Tuhan; apabila seseorang ingin mengenal Tuhan, ia harus terlebih dahulu mengalami firman Tuhan, memasuki kenyataan firman Tuhan, mengalami didikan dan disiplin Tuhan, hajaran dan penghakiman-Nya; jika seseorang ingin mengalami firman Tuhan, ia harus terlebih dahulu bertatap muka dengan firman Tuhan, bertatap muka dengan Tuhan, dan meminta Tuhan untuk membukakan kesempatan untuk mengalami firman Tuhan dalam bentuk berbagai macam keadaan yang melibatkan banyak orang, peristiwa, dan objek; jika seseorang ingin bertatap muka dengan Tuhan dan dengan firman Tuhan, ia harus terlebih dahulu memiliki hati yang sederhana dan jujur, kesiapan untuk menerima kebenaran, kerelaan untuk menanggung penderitaan, ketetapan hati dan keberanian untuk menjauhi kejahatan, dan aspirasi untuk menjadi makhluk ciptaan yang sejati …. Dengan cara ini, bergerak maju selangkah demi selangkah, engkau akan semakin mendekat kepada Tuhan, hatimu akan menjadi semakin murni, dan hidupmu dan nilai atas kehidupanmu, seiring dengan pengenalanmu akan Tuhan, akan menjadi semakin bermakna dan semakin bersinar. Sampai, suatu hari, engkau akan merasakan bahwa Sang Pencipta bukan lagi suatu teka-teki, bahwa Sang Pencipta tidak pernah tersembunyi darimu, bahwa Sang Pencipta tidak pernah merahasiakan wajah-Nya darimu, bahwa Sang Pencipta sama sekali tidak berada jauh darimu, bahwa Sang Pencipta tidak lagi Ia yang engkau rindukan di dalam pikiranmu tapi tidak dapat dicapai oleh perasaanmu, bahwa Ia benar-benar dan sungguh-sungguh menjagamu di sisi kiri dan kananmu, membekali hidupmu, mengendalikan takdirmu. Ia tidak berada nun jauh di kaki langit, Ia tidak merahasiakan keberadaan-Nya jauh tinggi di balik awan. Ia ada tepat di sisimu, mengawasi segala kepunyaanmu, Ia adalah segalanya yang engkau miliki, dan Ia adalah satu-satunya hal yang engkau miliki. Tuhan ini membolehkan engkau mengasihi-Nya dari hatimu, melekat pada-Nya, memeluk-Nya erat, mengagumi-Nya, takut kehilangan-Nya, dan menjadi enggan menyangkal-Nya lagi, tidak lagi mematuhi-Nya, dan tidak lagi menghindar dari-Nya atau menjaga jarak dari-Nya. Yang engkau inginkan adalah memedulikan-Nya, mematuhi-Nya, membalas semua yang telah Ia berikan kepadamu, dan menyerah kepada kekuasaan-Nya. Engkau tidak lagi menolak untuk dibimbing, dibekali, diawasi, dan dijaga oleh-Nya, tidak lagi menolak apa yang Ia suruh dan perintahkan terhadapmu. Semua yang engkau inginkan adalah mengikuti-Nya, berjalan di sisi kiri atau kanan-Nya. Semua yang engkau inginkan adalah menerima-Nya sebagai satu-satunya hidupmu, menerima-Nya sebagai satu-satunya Rajamu, sebagai satu-satunya Tuhanmu.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Kata Pengantar”

Tinggalkan komentar