Menu

Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 103 Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 103
00:00/ 00:00

Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 103

00:00
00:00

Entah pada tahap ini Tuhan yang berinkarnasi sedang mengalami kesukaran atau melakukan pelayanan-Nya, Dia melakukannya untuk melengkapi makna dari inkarnasi, karena ini merupakan inkarnasi Tuhan yang terakhir. Tuhan hanya dapat berinkarnasi dua kali. Tidak ada yang ketiga. Inkarnasi yang pertama adalah laki-laki, inkarnasi yang kedua adalah perempuan, dan dengan demikian citra daging Tuhan pun lengkap dalam pemikiran manusia; selain itu, kedua inkarnasi telah menyelesaikan pekerjaan Tuhan dalam daging. Pada kali pertama, Tuhan yang berinkarnasi memiliki kemanusiaan yang normal untuk melengkapi makna inkarnasi. Kali ini pun Dia memiliki kemanusiaan yang normal, tetapi makna dari inkarnasi ini berbeda: maknanya lebih dalam, dan pekerjaan-Nya pun memiliki makna penting yang lebih mendalam. Alasan Tuhan kembali menjadi daging adalah untuk melengkapi makna inkarnasi. Ketika Tuhan telah sepenuhnya mengakhiri tahap pekerjaan-Nya ini, seluruh makna inkarnasi, yaitu pekerjaan Tuhan dalam daging, akan menjadi lengkap, dan tidak akan ada lagi pekerjaan yang dilakukan dalam daging. Artinya, mulai dari sekarang. Tuhan tidak akan pernah lagi datang dalam daging untuk melakukan pekerjaan-Nya. Hanya untuk menyelamatkan dan menyempurnakan umat manusialah Tuhan melakukan pekerjaan inkarnasi. Dengan kata lain, bukan sesuatu yang biasa bagi Tuhan untuk datang dalam daging, kecuali untuk melakukan pekerjaan. Dengan datang dalam daging untuk bekerja, Dia menunjukkan kepada Iblis bahwa Tuhan adalah daging, manusia normal, manusia biasa—tetapi Dia dapat memerintah dengan kemenangan atas dunia, dapat mengalahkan Iblis, menebus umat manusia, menaklukkan umat manusia! Tujuan pekerjaan Iblis adalah merusak umat manusia, sedangkan tujuan pekerjaan Tuhan adalah menyelamatkan umat manusia. Iblis menjebak manusia dalam jurang maut, sedangkan Tuhan menyelamatkannya dari sana. Iblis membuat semua manusia menyembahnya, sedangkan Tuhan membuat mereka tunduk pada kekuasaan-Nya, karena Dia adalah Tuhan atas ciptaan. Semua pekerjaan ini dicapai melalui kedua inkarnasi Tuhan. Pada intinya, daging-Nya merupakan persatuan antara kemanusiaan dan keilahian, serta memiliki kemanusiaan yang normal. Jadi, tanpa daging inkarnasi Tuhan, Tuhan tidak akan mencapai hasil dalam menyelamatkan umat manusia, dan tanpa kemanusiaan yang normal dari daging-Nya, pekerjaan-Nya dalam daging tetap tidak bisa mencapai hasil. Esensi inkarnasi Tuhan adalah Dia harus memiliki kemanusiaan yang normal; karena jika tidak, akan bertentangan dengan niat Tuhan yang semula dalam berinkarnasi.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"

Tinggalkan komentar