Firman Tuhan Klasik - "Firman tentang Penyingkapan Misteri Inkarnasi" - Kutipan 106-107
106. Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang pertama tidak menyelesaikan pekerjaan inkarnasi; Dia hanya menyelesaikan langkah pertama dari pekerjaan yang perlu Tuhan lakukan dalam daging. Jadi, untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi, Tuhan telah kembali menjadi daging sekali lagi, menjalani semua kenormalan dan realitas daging, yaitu menjadikan firman Tuhan terwujud dalam daging yang sepenuhnya normal dan biasa, dan dengan demikian menyelesaikan pekerjaan yang belum Dia selesaikan dalam daging. Pada intinya, daging inkarnasi yang kedua serupa dengan yang pertama, tetapi jauh lebih nyata, jauh lebih normal daripada yang pertama. Sebagai konsekuensinya, penderitaan yang ditanggung oleh daging inkarnasi yang kedua lebih besar daripada yang pertama, tetapi penderitaan ini adalah akibat dari pelayanan-Nya dalam daging, yang berbeda dari penderitaan manusia yang rusak. Penderitaan ini juga berasal dari kenormalan dan realitas dari daging-Nya. Karena Dia melakukan pelayanan-Nya dalam daging yang benar-benar normal dan nyata, daging itu harus menanggung banyak kesukaran. Semakin normal dan nyata daging ini, semakin banyak Dia akan menderita dalam melakukan pelayanan-Nya. Pekerjaan Tuhan diungkapkan dalam daging yang sangat biasa, daging yang sama sekali tidak supranatural. Karena daging-Nya itu normal dan juga harus memikul pekerjaan menyelamatkan manusia, Dia menderita dalam ukuran yang jauh lebih besar daripada yang mampu ditanggung oleh daging yang supranatural—semua penderitaan ini berasal dari realitas dan kenormalan daging-Nya. Dari penderitaan yang telah dialami oleh kedua daging inkarnasi ketika melakukan pelayanan Mereka, manusia dapat melihat esensi dari daging inkarnasi. Semakin normal daging, semakin besar kesukaran yang harus Dia tanggung ketika melakukan pekerjaan; semakin nyata daging yang melakukan pekerjaan, semakin keras gagasan yang orang miliki, dan semakin besar bahaya yang akan menimpa-Nya. Namun, semakin nyata daging, dan semakin daging memiliki kebutuhan dan nalar lengkap seorang manusia normal, semakin mampu Dia melakukan pekerjaan Tuhan dalam daging. Daging Yesus-lah yang dipakukan di kayu salib, daging-Nyalah yang Dia korbankan sebagai korban penghapus dosa; melalui daging dengan kemanusiaan yang normallah Dia mengalahkan Iblis dan sepenuhnya menyelamatkan manusia dari salib. Dan sebagai daging sepenuhnya, Tuhan dalam inkarnasi-Nya yang kedua melakukan pekerjaan penaklukan dan mengalahkan Iblis. Hanya daging yang sepenuhnya normal dan nyata yang dapat melakukan pekerjaan penaklukan secara menyeluruh serta menjadi kesaksian yang kuat. Artinya, penaklukan manusia berhasil dilakukan melalui realitas dan kenormalan Tuhan dalam daging, bukan melalui mukjizat supranatural dan pewahyuan. Pelayanan Tuhan yang berinkarnasi ini adalah berfirman, dan melaluinya, Dia menaklukkan dan menyempurnakan manusia; dengan kata lain, pekerjaan Roh yang diwujudkan dalam daging, yaitu tugas daging, adalah berfirman, dan dengan demikian, Dia menaklukkan, menyingkapkan, menyempurnakan, dan menyingkirkan manusia sepenuhnya. Jadi, di dalam pekerjaan penaklukanlah, pekerjaan Tuhan dalam daging akan diselesaikan sepenuhnya. Pekerjaan awal penebusan hanyalah permulaan dari pekerjaan inkarnasi; daging yang melakukan pekerjaan penaklukan akan menyelesaikan seluruh pekerjaan inkarnasi. Secara gender, yang seorang adalah laki-laki dan yang lain adalah perempuan, sehingga melengkapi makna penting dari inkarnasi Tuhan dan menghalau gagasan manusia tentang Tuhan: Tuhan dapat menjadi laki-laki dan perempuan, dan pada intinya, Tuhan yang berinkarnasi tidak bergender. Dia menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bagi-Nya, tidak ada pemisahan gender. Pada tahap pekerjaan ini, Tuhan tidak melakukan tanda-tanda dan mukjizat, sehingga pekerjaan akan mencapai hasilnya dengan menggunakan sarana firman. Alasan untuk ini, terlebih lagi, adalah karena pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi kali ini bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk menaklukkan manusia dengan cara berfirman, yang berarti bahwa kemampuan asli yang dimiliki daging inkarnasi Tuhan ini adalah mengucapkan firman dan menaklukkan manusia, bukan menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan yang normal bukan untuk melakukan mukjizat, bukan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat, tetapi untuk berfirman, dan dengan demikian, bagi orang-orang, daging inkarnasi yang kedua tampak jauh lebih normal daripada yang pertama. Orang melihat bahwa inkarnasi Tuhan bukan dusta; tetapi inkarnasi Tuhan ini berbeda dari Yesus yang berinkarnasi, dan meskipun Mereka keduanya adalah Tuhan yang berinkarnasi, Mereka tidak sepenuhnya sama. Yesus memiliki kemanusiaan yang normal, kemanusiaan biasa, tetapi Dia disertai dengan banyak tanda dan mukjizat. Dalam inkarnasi Tuhan yang ini, mata manusia tidak akan menyaksikan tanda-tanda atau mukjizat, penyembuhan orang sakit, pengusiran setan, berjalan di atas air, ataupun puasa selama empat puluh hari .... Dia tidak melakukan pekerjaan yang sama dengan yang Yesus lakukan, bukan karena daging-Nya secara esensi berbeda dengan daging Yesus, tetapi karena pelayanan-Nya bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Dia tidak meruntuhkan pekerjaan-Nya sendiri, tidak mengganggu pekerjaan-Nya sendiri. Karena Dia menaklukkan manusia melalui firman-Nya yang nyata, tidak perlu menundukkannya dengan mukjizat, dan dengan demikian, tahap ini adalah untuk menyelesaikan pekerjaan inkarnasi.
Dikutip dari "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
107. Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri.
Dikutip dari "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"