Orang-orang telah menyadari bahwa bencana besar sedang menimpa kita dan mereka yang mengharapkan Tuhan datang di atas awan telah menantikan dengan gelisah. Setelah bertahun-tahun menantikan, mereka belum juga melihat Dia datang. Sebaliknya, mereka melihat Kilat dari Timur memberikan kesaksian tentang pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Ini adalah kekecewaan besar bagi mereka. Mereka telah berharap untuk diangkat secara langsung di mana mereka akan bertemu dengan Tuhan, tidak pernah menduga Dia akan melakukan pekerjaan penghakiman pada saat kedatangan-Nya kembali. Mereka tidak mau menerimanya. Banyak orang mengikuti kekuatan antikristus dunia keagamaan, menghakimi dan mengutuk penampakan dan pekerjaan Tuhan. Mereka berpikir, "Dosa-dosa kami telah diampuni dan kami telah dianggap benar oleh Tuhan, jadi kami tidak membutuhkan penghakiman Tuhan. Kami sedang menantikan Tuhan untuk membawa kami ke dalam kerajaan-Nya di mana kami akan menikmati berkat-Nya." Mereka berpegang teguh pada gagasan mereka, tidak mau mencari dan menyelidiki jalan yang benar, itulah sebabnya mereka masih belum menyambut Tuhan, tetapi telah jatuh ke dalam bencana. Ini sepenuhnya menggenapi firman Tuhan Yesus: "Karena kepada setiap orang yang memiliki akan diberikan, dan dia akan berkelimpahan: tetapi dia yang tidak memiliki, darinya akan diambil bahkan apa yang dia miliki. Dan melemparkanmu hamba yang tidak berguna ke dalam kegelapan di luar: akan ada ratapan dan kertakan gigi" (Matius 25:29-30). Namun, ada banyak orang yang mencintai kebenaran dan ketika mereka membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, mereka melihat kuasa dan otoritasnya, melihat bahwa semuanya adalah kebenaran. Mereka mengenali suara Tuhan dan tidak lagi dibatasi oleh gagasan mereka, tetapi terus menyelidiki jalan yang benar. Pertanyaan pertama mereka adalah mengapa Tuhan masih harus melakukan pekerjaan penghakiman padahal dosa-dosa mereka telah diampuni dan telah dianggap benar oleh Tuhan, dan bagaimana Tuhan menyucikan dan menyelamatkan umat manusia melalui pekerjaan itu pada akhir zaman. Inilah dua pertanyaan paling kritis dan membingungkan yang harus dipahami oleh semua orang yang menyelidiki jalan yang benar.
Mari kita mulai dengan mengapa Tuhan harus melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Ini membingungkan bagi banyak orang beragama. Mereka berpikir, "Tuhan telah mengampuni dosa-dosa kami, dan tidak melihat kami sebagai orang berdosa, jadi kami bisa langsung dibawa ke dalam kerajaan-Nya, dan kami tidak membutuhkan penghakiman Tuhan." Ini kekeliruan yang sangat besar. Memang benar bahwa Tuhan telah mengampuni dosa manusia, tetapi apakah pengampunan itu berarti bahwa kita telah disucikan? Apakah itu berarti kita telah mencapai ketundukan sejati kepada Tuhan? Tidak. Kita semua telah melihat fakta ini: meskipun dosa-dosa kita telah diampuni, orang percaya, tanpa terkecuali, hidup dalam lingkaran berbuat dosa dan mengaku dosa, berbuat dosa di siang hari, lalu mengaku dosa di malam hari, berusaha dan gagal mematuhi perintah Tuhan Yesus, berusaha dan gagal untuk mengasihi dan tunduk kepada Tuhan, bertekad untuk berbuat baik, tetapi tetap berbohong dan berbuat dosa walau tidak mau, gagal sekeras apa pun mereka berusaha keras menahan diri. Banyak yang merasa bahwa daging terlalu rusak, dan hidup dalam dosa sungguh menyakitkan. Jadi, mengapa orang tidak mampu melepaskan diri dari ikatan dosa? Mengapa kita tak berdaya selain terus berbuat dosa? Itu karena natur berdosa dan watak manusia yang jahat. Inilah sumber dosa. Tanpa menangani sumber dosa, kita takkan pernah bisa dibebaskan darinya, tetapi kita akan terus menentang Tuhan, mengutuk dan memusuhi Dia. Renungkan tentang orang Farisi, yang beriman selama beberapa generasi dan sering mempersembahkan korban penghapus dosa. Mengapa ketika Tuhan Yahweh menjadi daging sebagai Tuhan Yesus dan mengungkapkan begitu banyak kebenaran, mereka tidak mengakui Tuhan Yesus sebagai penampakan Tuhan Yahweh, tetapi menghukum dan menghakimi Dia, dan bahkan menyalibkan Dia? Apa masalahnya? Sekarang pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa datang dan mengungkapkan kebenaran, jadi mengapa begitu banyak orang beragama yang bahkan menolak untuk menyelidikinya, tetapi dengan gila-gilaan mengutuk dan menghujat Dia, bertekad untuk memakukan Tuhan di kayu salib sekali lagi? Apa artinya semua itu? Ini jelas memperlihatkan, walaupun dosa manusia telah diampuni, mereka masih dikuasai oleh natur jahatnya dan dapat mengutuk dan menentang Tuhan setiap saat. Dosa umat manusia bukan hanya masalah perbuatan dosa, tetapi itu begitu parah sehingga mereka ingin menyalibkan Kristus yang mengungkapkan kebenaran, melawan Tuhan, menentang kebenaran, bertindak dan menentang Tuhan dan menjadi musuh-Nya. Bagaimana mungkin orang-orang najis dan rusak yang menentang Tuhan seperti itu layak memasuki kerajaan-Nya? Tuhan itu adil dan kudus, dan watak-Nya tak terbantahkan Jika orang yang dosanya telah diampuni tidak ditahirkan melalui pekerjaan penghakiman, tetapi terus berbuat dosa dan menentang Tuhan, mereka takkan pernah layak untuk memasuki kerajaan Tuhan—itu pasti. Ini menggenapi firman Tuhan Yesus: "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya" (Yohanes 8:34-35). Ada juga Ibrani 12:14: "Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan." Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata berkali-kali selama pekerjaan penebusan-Nya bahwa Dia akan datang kembali. Jadi, untuk apa Dia datang kembali? Untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya untuk menyelamatkan umat manusia sepenuhnya dari dosa dan dari kekuatan Iblis, sehingga kita dapat sepenuhnya berbalik kepada Tuhan dan menjadi orang yang tunduk dan menyembah Tuhan. Kemudian, Dia akan membawa kita ke tempat tujuan yang indah. Sebagaimana Tuhan Yesus bernubuat: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). "Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:47-48). Dan, "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). Kita dapat memahami di sini bahwa Tuhan telah sejak lama merencanakan untuk melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman, dan inilah tepatnya yang dibutuhkan umat manusia yang rusak untuk diselamatkan sepenuhnya. Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa sedang mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan. Dia adalah Roh kebenaran yang datang di antara manusia, memimpin umat pilihan Tuhan untuk masuk ke dalam seluruh kebenaran. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan Yesus. Sekarang mari kita baca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk kejelasan lebih lanjut tentang mengapa Tuhan harus melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman.
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).
"Sebelum manusia ditebus, banyak racun Iblis yang telah tertanam kuat di dalam dirinya. Setelah ribuan tahun dirusak oleh Iblis, di dalam diri manusia terdapat sifat dasar yang selalu menolak Tuhan. Oleh karena itu, ketika manusia telah ditebus, manusia mengalami tidak lebih dari penebusan, di mana manusia dibeli dengan harga yang mahal, namun sifat beracun dalam dirinya masih belum dihilangkan. Manusia masih begitu tercemar sehingga harus mengalami perubahan sebelum layak untuk melayani Tuhan. Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. ... Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, dia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak. ... Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya" ("Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus sendiri disalibkan, menjadi korban penghapus dosa umat manusia dan menebus manusia dari dosa. Sejak itu, dosa manusia telah diampuni dan Tuhan tidak melihat kita sebagai orang berdosa, sehingga kita bisa berdoa langsung kepada Tuhan dan datang ke hadapan-Nya. Namun, Tuhan tidak lagi melihat manusia sebagai orang berdosa hanya berarti Dia telah mengampuni dosa-dosa kita, bukan berarti kita bebas dari dosa, bahwa kita benar-benar kudus. Kita tetap memiliki natur berdosa dan watak jahat. Kita harus mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman agar kerusakan diri kita dapat ditahirkan dan kita dapat diselamatkan sepenuhnya. Pekerjaan penebusan Tuhan pada Zaman Kasih Karunia membuka jalan bagi pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman. Artinya, pekerjaan penghakiman-Nya dilakukan atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus. Pekerjaan penebusan Tuhan hanya menyelesaikan setengah dari pekerjaan keselamatan-Nya yang penuh. Pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zamanlah yang mampu sepenuhnya mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia, dan itu adalah tahap paling penting dari pekerjaan keselamatan Tuhan. Kita harus mengalami penghakiman dan pentahiran Tuhan pada akhir zaman, dibebaskan sepenuhnya dari dosa dan ditahirkan, dan benar-benar tunduk kepada Tuhan dan melakukan kehendak Tuhan agar layak untuk memasuki kerajaan-Nya.
Pada titik ini, saya rasa kita telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang mengapa Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman. Beberapa orang mungkin bertanya-tanya bagaimana pekerjaan ini menyucikan dan menyelamatkan umat manusia. Mari kita lihat apa yang Tuhan Yang Mahakuasa firmankan tentang hal ini. "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani penghakiman dan hajaran, penderitaan dan pemurnian oleh firman Tuhan, atau ditangani, didisiplinkan, dan dipangkas oleh firman-Nya. Hanya setelah itulah mereka dapat mencapai ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan, dan tidak lagi bersikap acuh tak acuh terhadap-Nya. Melalui pemurnian oleh firman Tuhan-lah, watak manusia berubah. Hanya melalui penyingkapan, penghakiman, pendisiplinan, dan penanganan oleh firman-Nya mereka tidak akan lagi berani bertindak gegabah, tetapi sebaliknya akan menjadi mantap dan tenang. Hal yang paling penting adalah mereka mampu untuk tunduk pada firman Tuhan zaman sekarang dan pekerjaan-Nya, bahkan sekalipun firman dan pekerjaan itu tidak sejalan dengan pemahaman manusia, mereka mampu menyingkirkan pemahaman tersebut dan dengan rela tunduk" ("Orang-Orang Yang Wataknya Telah Berubah adalah Mereka yang Telah Masuk ke Dalam Kenyataan Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Tuhan memiliki banyak cara untuk menyempurnakan manusia. Dia menggunakan berbagai macam lingkungan untuk menangani watak rusak manusia, dan memakai bermacam hal untuk menyingkapkan manusia; suatu saat Dia menangani manusia, di saat lainnya Dia menyingkapkan manusia, menggali dan menyingkapkan berbagai 'misteri' di kedalaman hati manusia, dan menunjukkan kepada manusia natur dirinya dengan menyingkapkan banyak hal mengenai keadaannya. Tuhan menyempurnakan manusia melalui beragam cara—melalui penyingkapan, penanganan, pemurnian, dan hajaran—sehingga manusia bisa mengetahui bahwa Tuhan itu nyata" ("Hanya Mereka yang Berfokus pada Penerapan yang Dapat Disempurnakan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Bagian ini membantu mencerahkan sedikit tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya, bukan? Dalam pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, Dia terutama mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan menyingkapkan esensi manusia yang rusak, dan watak jahat kita sehingga kita dapat melihat kebenaran tentang kerusakan diri kita, merasakan penyesalan yang mendalam, membenci diri kita sendiri, meninggalkan daging dan menerapkan firman Tuhan, serta mencapai pertobatan dan perubahan sejati. Firman Tuhan Yang Mahakuasa menyingkapkan sepenuhnya perwujudan watak manusia yang rusak seperti kecongkakan, kecurangan, dan kejahatan, serta motif dan pemalsuan dalam iman kita, dan bahkan pemikiran dan perasaan kita yang terdalam dan paling tersembunyi. Semua ini disingkapkan secara tajam. Membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, serasa Tuhan ada di sana menghakimi kita berhadapan muka. Kita melihat diri kita yang kotor, rusak, buruk disingkapkan oleh Tuhan sepenuhnya, membuat kita merasa malu, tak punya tempat untuk bersembunyi, dan tidak layak hidup di hadapan Tuhan. Sementara menghakimi manusia dengan firman-Nya, Tuhan juga mengatur situasi nyata untuk menyingkapkan kita, kemudian kita dipangkas, ditangani, dan diuji dengan fakta, agar kita bisa merenungkan dan mengenal diri kita sendiri. Setelah disingkapkan oleh kenyataan, dan kemudian disingkapkan lebih lanjut dan dihakimi melalui firman Tuhan, kita melihat lebih jelas keburukan kita yang hidup dengan natur jahat kita. Kita dipenuhi dengan penyesalan dan kebencian terhadap diri kita sendiri, dan secara berangsur memiliki pertobatan sejati. Watak kita yang rusak kemudian ditahirkan dan diubah. Selanjutnya, mari kita dengarkan beberapa firman Tuhan yang menyingkapkan watak manusia yang rusak untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya.
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Perbuatan-perbuatan-Ku lebih banyak daripada butiran pasir di pantai, dan hikmat-Ku melampaui semua keturunan Salomo, tetapi manusia hanya menganggap-Ku sebagai tabib yang tak berarti dan guru manusia yang tak dikenal! Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menyembuhkan mereka. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya agar Aku dapat menggunakan kuasa-Ku untuk mengusir roh-roh najis dari tubuh mereka, dan begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya supaya mereka dapat menerima damai dan sukacita dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menuntut lebih banyak kekayaan materi dari-Ku. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya untuk menjalani hidup ini dengan damai dan agar aman dan selamat di dunia yang akan datang. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku untuk menghindari penderitaan neraka dan menerima berkat-berkat surga. Begitu banyak orang percaya kepada-Ku hanya demi kenyamanan sementara, tetapi tidak berusaha memperoleh apa pun dari dunia yang akan datang. Saat Aku menjatuhkan murka-Ku ke atas manusia dan mengambil semua sukacita dan damai yang pernah mereka miliki, manusia menjadi bimbang. Saat Aku memberi kepada manusia penderitaan neraka dan menarik kembali berkat-berkat surga, rasa malu manusia berubah menjadi amarah. Saat manusia meminta-Ku untuk menyembuhkan mereka, Aku tidak memedulikan dan merasakan kebencian terhadap mereka; manusia meninggalkan-Ku untuk mencari cara pengobatan lewat perdukunan dan ilmu sihir. Saat Aku mengambil semua yang telah manusia tuntut dari-Ku, semua orang menghilang tanpa jejak. Maka dari itu, Aku berkata bahwa manusia beriman kepada-Ku karena Aku memberi terlalu banyak kasih karunia, dan ada terlalu banyak yang bisa didapatkan" ("Apa yang Kauketahui tentang Iman?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Banyak orang yang mengikut Tuhan hanya peduli dengan bagaimana memperoleh berkat atau menghindari bencana. Begitu pekerjaan dan pengaturan Tuhan disebut, mereka terdiam dan kehilangan minat. Mereka berpikir bahwa memahami perkara yang membosankan semacam itu tidak akan membantu kehidupan mereka untuk bertumbuh atau memberikan manfaat apa pun. Akibatnya, walaupun mereka telah mendengar tentang pengelolaan Tuhan, mereka tidak terlalu mengindahkannya. Mereka tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu yang berharga untuk diterima, apalagi menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. Orang-orang semacam itu memiliki satu tujuan yang sangat sederhana dalam mengikut Tuhan, dan tujuan itu adalah untuk memperoleh berkat. Orang-orang semacam itu tidak bisa diminta untuk memperhatikan hal lain yang tidak melibatkan tujuan ini secara langsung. Bagi mereka, tidak ada tujuan yang lebih sah daripada percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat—inilah inti dari iman mereka. Jika sesuatu tidak berkontribusi untuk tujuan ini, mereka tetap tidak tergerak olehnya. Inilah yang terjadi dengan kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan pada masa kini. Tujuan dan niat mereka kelihatannya benar, karena bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka juga mengorbankan diri untuk Tuhan, mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan, dan melaksanakan tugas mereka. Mereka meninggalkan masa muda mereka, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, dan bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun menyibukkan diri jauh dari rumah. Demi tujuan akhir mereka, mereka mengubah minat mereka, pandangan mereka tentang hidup, dan bahkan mengubah arah yang mereka tempuh, tetapi mereka tidak dapat mengubah tujuan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka sangat sibuk menggapai cita-cita mereka sendiri; sejauh apa pun jalannya, dan sebanyak apa pun kesulitan dan rintangan yang ada di sepanjang jalan, mereka tetap tekun dan tidak takut mati. Kekuatan apa yang mendorong mereka untuk terus mendedikasikan diri mereka seperti ini? Apakah hati nurani mereka? Apakah karakter mereka yang agung dan mulia? Apakah tekad mereka untuk melawan kekuatan jahat sampai pada akhirnya? Apakah iman mereka yang membuat mereka memberikan kesaksian tentang Tuhan tanpa mencari upah? Apakah kesetiaan mereka yang membuat mereka rela menyerahkan segalanya untuk melakukan kehendak Tuhan? Ataukah semangat pengabdian mereka yang membuat mereka selalu meninggalkan keinginan pribadi mereka yang berlebih-lebihan? Bagi seseorang yang tidak pernah memahami pekerjaan pengelolaan Tuhan, untuk tetap berkorban begitu banyak, sungguh sebuah keajaiban yang menakjubkan! Untuk saat ini, kita tidak perlu membahas berapa banyak yang telah diberikan oleh orang-orang ini. Meskipun demikian, perilaku mereka sangat layak untuk dianalisis. Selain dari keuntungan yang berhubungan sangat erat dengan mereka, mungkinkah ada alasan lain mengapa orang-orang yang tidak pernah memahami Tuhan mau berkorban begitu banyak bagi-Nya? Dalam hal ini, kita menemukan masalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi: hubungan manusia dengan Tuhan semata-mata demi kepentingan diri sendiri. Hubungan ini adalah hubungan antara penerima dan pemberi berkat. Sederhananya, hubungan ini seperti hubungan antara karyawan dan majikan. Karyawan bekerja hanya untuk menerima upah yang diberikan oleh majikannya. Dalam hubungan semacam ini, tidak ada kasih sayang, hanya ada transaksi. Tidak ada tindakan mencintai dan dicintai, hanya ada derma dan belas kasihan. Tidak ada pengertian, hanya ada kemarahan terpendam dan tipu daya. Tidak ada keintiman, hanya ada jurang yang tak bisa diseberangi. Sekarang setelah segala sesuatunya telah sampai pada titik ini, siapakah yang mampu membalikkan arah semacam ini? Dan berapa banyakkah orang yang benar-benar mampu memahami betapa buruknya hubungan ini? Aku yakin bahwa ketika orang membenamkan diri dalam kegembiraan karena diberkati, tak seorang pun yang dapat membayangkan betapa memalukan dan tidak sedap dipandangnya hubungan dengan Tuhan yang seperti ini" ("Manusia Hanya Dapat Diselamatkan di Tengah Pengelolaan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Sebaiknya engkau semua mencurahkan lebih banyak upaya untuk mengetahui kebenaran tentang mengenal dirimu sendiri. Mengapa engkau semua tidak berkenan bagi Tuhan? Mengapa watakmu adalah kejijikan bagi-Nya? Mengapa perkataanmu membangkitkan kebencian-Nya? Begitu engkau semua telah menunjukkan sedikit kesetiaan, engkau memuji dirimu sendiri dan menuntut upah untuk sumbangsih kecilmu; engkau memandang rendah orang lain ketika mampu memperlihatkan sedikit ketaatan, dan menjadi sombong di hadapan Tuhan setelah menyelesaikan tugas kecil. Karena menyambut Tuhan, engkau semua meminta uang, hadiah, dan pujian. Hatimu sakit ketika memberikan satu atau dua koin; lalu ketika memberi sepuluh koin, engkau semua berharap mendapat berkat dan diistimewakan dari yang lain. Kemanusiaan seperti itu benar-benar menjijikkan untuk dibicarakan atau didengarkan. Adakah yang layak dipuji dari perkataan dan tindakanmu? Mereka yang melakukan tugasnya dan yang tidak; mereka yang memimpin dan yang mengikuti; mereka yang menyambut Tuhan dan yang tidak; mereka yang memberi sumbangan dan yang tidak; mereka yang berkhotbah dan yang menerima firman, dan seterusnya: manusia-manusia seperti itu semuanya mencari pujian bagi diri mereka sendiri. Tidakkah menurutmu ini menggelikan? Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak dapat hidup sesuai dengan Tuhan. Sekalipun mengetahui sepenuhnya bahwa engkau sama sekali tidak layak, engkau tetap saja menyombong. Tidakkah engkau semua merasa bahwa akalmu sudah tumpul sedemikian rupa sampai-sampai engkau tidak lagi punya pengendalian diri? Dengan akal seperti ini, bagaimana mungkin engkau layak bersekutu dengan Tuhan? Di saat genting ini, tidakkah engkau semua cemas akan dirimu sendiri? Watakmu telah sedemikian merosot sampai-sampai engkau tidak mampu untuk sesuai dengan Tuhan. Dengan demikian, bukankah imanmu itu menggelikan? Bukankah imanmu itu tidak masuk akal? Bagaimana engkau akan menghadapi masa depanmu? Bagaimana engkau akan memilih jalan yang harus engkau lalui?" ("Mereka yang Tidak Sesuai dengan Kristus Pasti Merupakan Lawan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
"Setelah kerusakan selama beberapa ribu tahun, manusia menjadi mati rasa dan dungu; manusia telah menjadi setan yang menentang Tuhan, sampai ke taraf pemberontakan manusia terhadap Tuhan telah didokumentasikan dalam buku-buku sejarah, dan bahkan manusia itu sendiri tidak mampu menceritakan dengan lengkap tentang perilakunya yang suka memberontak—karena manusia telah begitu dalam dirusak oleh Iblis, dan telah disesatkan oleh Iblis sampai sedemikian rupa hingga dia tidak tahu ke mana harus berpaling. Bahkan sekarang pun, manusia masih mengkhianati Tuhan: ketika manusia melihat Tuhan, dia mengkhianati-Nya, dan ketika dia tidak dapat melihat Tuhan, dia juga mengkhianati-Nya. Bahkan ada orang-orang yang, setelah menyaksikan kutukan Tuhan dan murka Tuhan, tetap saja mengkhianati-Nya. Jadi, Aku katakan bahwa akal manusia telah kehilangan fungsi aslinya, dan hati nurani manusia juga telah kehilangan fungsi aslinya. Manusia yang kulihat adalah binatang liar dalam wujud manusia, dia adalah ular berbisa, dan tidak peduli seberapa menyedihkan dia berusaha menampilkan dirinya di depan-Ku, Aku tidak akan pernah berbelas kasihan terhadapnya, karena manusia tidak memahami perbedaan antara hitam dan putih, perbedaan antara kebenaran dan yang bukan kebenaran. Akal manusia begitu kebas, tetapi dia masih ingin mendapatkan berkat; kemanusiaannya begitu rendah, tetapi dia masih ingin memiliki kedaulatan seorang raja. Dia akan menjadi raja untuk siapa, dengan akal seperti itu? Bagaimana mungkin manusia dengan kemanusiaan seperti itu duduk di atas takhta? Manusia benar-benar tidak punya rasa malu! Dia adalah makhluk celaka yang sombong! Bagi engkau semua yang ingin mendapatkan berkat, Kusarankan agar engkau semua mencari cermin terlebih dahulu dan memandang cerminan buruk dirimu sendiri—apakah engkau memiliki apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang raja? Apakah engkau memiliki wajah seorang yang bisa memperoleh berkat? Belum ada sedikit pun perubahan dalam watakmu dan engkau belum menerapkan kebenaran apa pun, tetapi engkau masih mengharapkan hari esok yang luar biasa. Engkau menipu dirimu sendiri!" ("Memiliki Watak yang Tidak Berubah Berarti Memusuhi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").
Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat praktis, dan setiap kalimatnya begitu nyata, menyingkapkan pemalsuan dan motif keji dalam iman kita serta natur kita yang menentang Tuhan. Dahulu kita selalu berpikir bahwa kita mampu berkorban, menderita, dan membayar harga untuk Tuhan, yang berarti kita saleh dan taat, serta bisa mendapatkan perkenanan Tuhan. Namun, melalui penghakiman firman Tuhan, kita merenungkan dan mengenal diri kita sendiri, dan menyadari bahwa semua pengorbanan kita tercemar, dan hanya untuk mendapatkan berkat. Ketika Tuhan memberkati kita dengan kehidupan yang damai, kita tunduk kepada-Nya dan bekerja untuk-Nya, tetapi ketika penderitaan dan bencana menyerang, kita salah paham kepada Tuhan dan menyalahkan Dia karena tidak melindungi kita, dan bahkan mungkin berhenti berkorban untuk-Nya. Kemudian kita menyadari bahwa iman dan pengorbanan kita sepenuhnya bersifat transaksional, untuk mendapatkan anugerah dan berkat dari Tuhan. Ini berarti menipu dan memperalat Tuhan. Ini sangat egois dan licik! Kita sama sekali tidak memiliki hati nurani dan nalar, bahkan tidak layak disebut manusia. Begitu kotor dan rusak, kita masih berpikir kita memiliki hak untuk diberkati dan masuk kerajaan Tuhan. Itu berarti tidak tahu malu dan tidak bernalar. Firman Tuhan penghakiman dan penyingkapan memperlihatkan kepada kita watak-Nya yang benar dan kudus yang tak terbantahkan, dan bahwa yang Tuhan tuntut dari kita adalah ketulusan dan kesetiaan kita. Memiliki iman dan melakukan kewajiban dengan motif dan ketidakmurnian seperti itu adalah menipu dan menentang Tuhan, dan itu memuakkan dan menjijikkan bagi-Nya. Tuhan tidak mengenal iman seperti ini. Melalui penghakiman firman Tuhan serta ditangani dan diuji berkali-kali, kita akhirnya mampu melihat kebenaran tentang kerusakan diri kita, benar-benar membenci diri kita sendiri dan merasa menyesal, serta bersujud di hadapan Tuhan dalam pertobatan. Kita juga mampu melihat kebenaran Tuhan dan bahwa Dia benar-benar melihat hati dan pikiran kita, serta mengenal kita dengan baik. Kita benar-benar diyakinkan dan memiliki hati yang takut akan Tuhan. Sudut pandang kita tentang iman berubah, kita memperlakukan tugas kita dengan lebih murni, tanpa begitu banyak keinginan yang berlebihan, dan kita dengan senang hati tunduk pada pengaturan Tuhan dan melakukan tugas makhluk ciptaan, entah Tuhan memberkati kita atau tidak, entah kita menerima berkat kerajaan atau tidak. Setelah melihat diri kita yang sesungguhnya, kita tidak congkak seperti sebelumnya. Kita menjadi berhikmat dalam perkataan dan perbuatan, kita mencari dan tunduk pada kebenaran. Inilah penghakiman dan hajaran Tuhan, yang secara berangsur mentahirkan dan mengubah kerusakan diri kita. Kita yang pernah mengalami pekerjaan Tuhan pasti tahu betul betapa nyatanya pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, bagaimana pekerjaan itu benar-benar mentahirkan dan menyelamatkan manusia sepenuhnya. Tanpa penghakiman dan pemangkasan ini, kita takkan pernah benar-benar melihat kerusakan diri kita sendiri, tetapi akan tetap terjebak dalam hidup kita yang selalu berbuat dosa dan mengaku dosa, berpikir bahwa kita dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan karena dosa-dosa kita telah diampuni, bahwa kita memiliki perkenanan Tuhan. Itu benar-benar bodoh dan menyedihkan! Berkat penghakiman Tuhan, kita dapat benar-benar mengenal diri kita sendiri, kita memahami banyak kebenaran dan watak rusak kita ditahirkan dan diubah. Ini sangat membebaskan. Penghakiman dan hajaran Tuhan memberi kita begitu banyak. Semua itu adalah kasih sejati Tuhan bagi kita, keselamatan terbesar-Nya. Sudah 30 tahun sejak Tuhan Yang Mahakuasa mulai mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya, dan Dia telah membentuk sekelompok pemenang sebelum bencana—buah sulung. Ini sepenuhnya menggenapi nubuat Alkitab: "Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia, sebagai buah sulung bagi Tuhan dan Anak Domba" (Wahyu 14:4). Umat pilihan Tuhan telah mengalami penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian-Nya, watak rusak mereka telah ditahirkan, dan akhirnya bebas dari kekuatan Iblis. Mereka telah datang untuk tunduk dan menyembah Tuhan, menerima keselamatan Tuhan yang besar. Pengalaman dan kesaksian mereka telah dibuat menjadi film dan video yang semuanya tersedia secara online, menjadi saksi bagi seluruh umat manusia terhadap pekerjaan penghakiman akhir zaman Tuhan, tanpa meninggalkan keraguan di hati pemirsa. Injil Kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, dan umat pilihan Tuhan di mana-mana sedang menyebarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa. Penyebaran Injil kerajaan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya sudah dekat. Jelas, pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan telah diselesaikan. Tuhan telah mengalahkan Iblis dan memperoleh semua kemuliaan. Sebagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berfirman, "Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang Dia, dan demi kesaksian-Nya. Tanpa penghakiman-Nya atas watak manusia yang rusak, manusia tidak mungkin mengetahui watak-Nya yang benar, yang tidak menoleransi pelanggaran, dan manusia juga tidak akan mampu mengubah pengetahuan lamanya tentang Tuhan menjadi pengetahuan yang baru. Demi kesaksian-Nya, dan demi pengelolaan-Nya, Dia memperlihatkan keseluruhan diri-Nya secara terbuka, sehingga melalui penampakan-Nya yang secara terbuka itu, Dia memampukan manusia untuk sampai pada pengetahuan tentang Tuhan, untuk diubahkan dalam wataknya, dan untuk menjadi kesaksian yang meyakinkan bagi Tuhan. Perubahan watak manusia dicapai melalui berbagai jenis pekerjaan Tuhan; tanpa perubahan seperti itu dalam wataknya, manusia tidak akan dapat menjadi kesaksian bagi Tuhan dan berkenan di hati Tuhan. Perubahan watak manusia menandakan bahwa manusia telah membebaskan dirinya dari perbudakan Iblis dan dari pengaruh kegelapan, dan telah benar-benar menjadi teladan dan contoh pekerjaan Tuhan, seorang saksi Tuhan, dan orang yang berkenan di hati Tuhan. Pada zaman sekarang, Tuhan yang berinkarnasi telah datang untuk melakukan pekerjaan-Nya di bumi, dan Dia menuntut agar manusia mencapai pengetahuan tentang Dia, ketaatan kepada-Nya, menjadi kesaksian bagi-Nya, mengenal pekerjaan-Nya yang normal dan nyata, menaati semua firman dan pekerjaan-Nya yang tidak sesuai dengan pemahaman manusia, dan memberi kesaksian tentang semua pekerjaan yang Dia lakukan untuk menyelamatkan manusia serta semua perbuatan yang Dia capai untuk menaklukkan manusia. Orang-orang yang menjadi kesaksian bagi Tuhan harus memiliki pengetahuan tentang Tuhan; hanya kesaksian semacam inilah yang akurat dan nyata, dan hanya kesaksian semacam inilah yang dapat mempermalukan Iblis" ("Hanya Mereka yang Mengenal Tuhan yang Bisa Menjadi Kesaksian bagi Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Mereka yang mampu berdiri teguh dalam masa penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman—yaitu, selama pekerjaan penyucian terakhir—akan menjadi orang-orang yang akan masuk ke tempat perhentian terakhir bersama Tuhan; karena itu, semua orang yang masuk ke tempat perhentian akan terbebas dari pengaruh Iblis dan sudah didapatkan oleh Tuhan setelah menjalani pekerjaan penyucian terakhir-Nya. Orang-orang ini, yang pada akhirnya akan didapatkan oleh Tuhan, akan masuk ke tempat perhentian terakhir. Tujuan penting pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan adalah untuk menyucikan umat manusia dan untuk mempersiapkan mereka untuk hari perhentian terakhir; tanpa penahiran semacam itu, tidak ada umat manusia yang dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori menurut jenisnya, atau masuk ke tempat perhentian. Pekerjaan ini adalah satu-satunya jalan untuk manusia bisa masuk ke tempat perhentian" ("Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").