Apakah Kembalinya Tuhan Yesus Harus Dalam Rupa Sebagai Laki-laki?

Pertanyaan:

Sekarang adalah akhir zaman. Beberapa orang mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah kembali, Dia berinkarnasi menjadi manusia dalam rupa seorang wanita, dan melakukan satu tahap pekerjaan penghakiman yang mulai dari rumah Tuhan. Apa yang membuat saya tidak dapat diterima adalah bagaimana Tuhan dapat mengambil gambar seorang wanita ketika Dia kembali? Kita semua tahu bahwa Tuhan Yesus bekerja dalam rupa manusia sebagai laki-laki, dan Alkitab mengatakan: "Aku akan melipatgandakan rasa sakitmu pada saat mengandung; dalam kesakitan engkau akan melahirkan anak-anakmu; dan engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu" (Kejadian 3:16). "Namun, aku ingin kalian tahu, bahwa Kepala setiap pria adalah Kristus; dan kepala wanita adalah pria; dan kepala Kristus adalah Tuhan" (1 Korintus 11:3). Ayat-ayat ini memjelaskan bahwa perempuan dikutuk oleh Tuhan, mereka harus mematuhi laki-laki dan tidak dapat mengambil alih dan memegang otoritas. Bagaimana mungkin Tuhan yang berinkarnasi dan bekerja dalam rupa seorang wanita?

Jawaban:

Kita selalu percaya bahwa pria adalah kepala wanita, dan Tuhan tidak dapat menampakkan diri sebagai seorang wanita kepada manusia. Apakah pandangan ini benar? Untuk memahami masalah ini, pertama-tama engkau harus memiliki pemahaman yang murni dan benar tentang kedua ayat Alkitab ini, dan mencari tahu apa yang sebenarnya yang dirujuk oleh ayat-ayat tersebut. Pertama-tama mari kita baca satu paragraf firman Tuhan: "Sebelum ini, semua manusia yakin bahwa Tuhan hanya bisa menjadi laki-laki dan bahwa seorang perempuan tidak dapat disebut sebagai Tuhan, karena semua manusia menganggap laki-laki memiliki otoritas atas perempuan. Mereka yakin bahwa tidak ada perempuan yang dapat memegang otoritas, hanya laki-laki. Terlebih lagi, mereka bahkan mengatakan bahwa laki-laki adalah kepala atas perempuan dan perempuan harus menaati laki-laki dan tidak boleh mengunggulinya. Di masa lalu, ketika dikatakan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, ini ditujukan kepada Adam dan Hawa, yang telah diperdaya oleh ular—bukan ditujukan kepada laki-laki dan perempuan sebagaimana mereka telah diciptakan Yahweh pada mulanya... Yahweh berkata kepada perempuan, 'Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu.' Dia berkata demikian hanya agar umat manusia (yaitu, laki-laki dan perempuan) dapat menjalani kehidupan yang normal di bawah kekuasaan Yahweh, dan agar kehidupan umat manusia dapat memiliki sebuah struktur, dan tidak melenceng dari tatanan yang semestinya. Oleh karena itu, Yahweh membuat aturan yang pantas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak, meskipun ini hanya berkaitan dengan semua makhluk ciptaan yang hidup di bumi, dan tidak ada kaitannya dengan daging inkarnasi Tuhan. ... Ketika Yahweh dua kali menjadi daging, gender daging-Nya terkait dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ular; sesuai dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ularlah Dia dua kali menjadi daging. ... Tentunya tidak mungkin bahwa kelelakian Yesus membuktikan bahwa Dia adalah kepala atas semua perempuan tetapi bukan kepala atas semua laki-laki, bukan? Bukankah Dia adalah Raja atas semua orang Yahudi (termasuk laki-laki dan perempuan)? Dia adalah Tuhan itu sendiri, bukan hanya kepala atas perempuan tetapi juga kepala atas laki-laki. Dia adalah Tuhan atas semua makhluk dan kepala atas semua makhluk. Bagaimana bisa engkau menentukan kelelakian Yesus sebagai simbol kepala atas perempuan? Bukankah ini adalah penghujatan?"

Firman Tuhan sangat jelas. Mengenai "wanita berahi kepada suami, kepala wanita adalah pria", ini adalah tuntutan Tuhan atas umat manusia setelah Adam dan Hawa berdosa. Hal ini untuk memungkinkan kehidupan umat manusia dapat memiliki sebuah struktur, adalah sesuatu yang harus dipatuhi manusia, dan itu tidak ada hubungannya dengan Tuhan yang berinkarnasi. Kalau kita menurut pada Kejadian 3:16 yang berbunyi: "Aku akan melipatgandakan rasa sakitmu pada saat mengandung; dalam kesakitan engkau akan melahirkan anak-anakmu; dan engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu", sehingga kita menganggap bahwa wanita adalah sumber kerusakan, mereka dikutuk, dan harus diperintah oleh laki-laki, dan tidak dapat memegang otoritas, dan juga menetapkan bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak dapat menjadi seorang wanita. Sebenarnya, pandangan seperti itu salah. Laki-laki adalah kepala wanita hanya mengacu kepada umat manusia yang rusak, bukan kepada daging inkarnasi Tuhan. Karena Kristus adalah daging inkarnasi Tuhan, dan esensinya adalah Tuhan itu sendiri, sama seperti Tuhan Yesus yang berinkarnasi, Dia bukan hanya kepala wanita, tetapi juga kepala semua makhluk ciptaan. Adam dan Hawa yang dirusak tidak dapat dibandingkan dengan Tuhan Yesus. Tetapi kita menggunakan tuntutan Tuhan pada umat manusia yang rusak agar dipatuhi oleh Tuhan, dan menerapkan kata-kata "pria adalah kepala wanita" pada Tuhan yang berinkarnasi. Bukankah ini penghujatan terhadap Tuhan? Bukankah ini terlalu tidak rasional?

Sebenarnya, tidak tepat bagi kita untuk mendefinisikan gender Tuhan sebagai laki-laki. Mengenai pertanyaan ini, mari kita melihat beberapa ayat Alkitab lagi supaya lebih jelas. Seperti yang dikatakan Alkitab dalam Kejadian 1:27: "Maka Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dalam gambar Tuhan diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Di sini mengatakan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan wanita menurut gambar-Nya. Tuhan tidak hanya menciptakan laki-laki menurut gambar-Nya. Jika kita berpikir bahwa Tuhan adalah laki-laki, bagaimana kita dapat menjelaskan kalimat dalam Kejadian 1:27? Selain itu, Ulangan 4:15-17 mengatakan: "Karena itu perhatikan dirimu baik-baik; karena kamu tidak melihat wujud apapun pada hari ketika Yahweh berbicara kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api. Jangan sampai kamu berlaku busuk, dan membuat patung yang menyerupai gambar apa pun, baik laki-laki atau perempuan, yang berbentuk binatang yang ada di bumi, atau unggas bersayap yang terbang di udara. ..." Dari beberapa ayat ini, kita menyadari bahwa Tuhan tidak mengizinkan kita untuk menentukan gambar Tuhan. Manusia mendefinisikan Tuhan, ini adalah hal yang paling dibenci oleh Tuhan.

Mengenai kebenaran tentang gender inkarnasi Tuhan, mari kita melihat satu paragaraf firman Tuhan supaya lebih memahami. Tuhan berfirman: "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan."

Tuhan adalah roh, dan tidak memiliki perbedaan gender. Hanya karena kebutuhan pekerjaan maka Tuhan berinkarnasi menjadi rupa manusia dengan mengambil identitas sebagai laki-laki atau wanita. Ketika pekerjaan inkarnasi Tuhan di bumi selesai, Tuhan akan kembali ke dunia roh, saat itu tidak ada gender lagi. Tetapi selama Tuhan bekerja dalam daging untuk menyelamatkan manusia, tidak peduli apa jenis kelaminnya, tetap Tuhan sendiri yang bekerja dalam daging, dan itu adalah pekerjaan ilahi Tuhan dalam daging. Sama seperti Tuhan yang berinkarnasi menjadi seorang wanita di akhir zaman, penampilannya normal dan biasa, tetapi apa yang dia lakukan adalah pekerjaan ilahi. Sama seperti kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, Dia telah membuka tujuh meterai, membuka gulungan kitab, dan membuka semua misteri, seperti misteri tiga tahap pekerjaan Tuhan, misteri nama Tuhan, misteri Alkitab, misteri inkarnasi Tuhan, dan misteri tujuan akhir bagi umat manusia, dll. Selain itu, Tuhan mengungkapkan firman-Nya untuk menghakimi kerusakan dan ketidakbenaran dalam diri kita, menyingkapkan berbagai watak kita yang rusak, dan pada saat yang sama menunjukkan jalan penerapan agar watak manusia berubah dan dimurnikan, dan menuntun kita ke dalam semua kebenaran. Ini menggenapi nubuatan Tuhan Yesus: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu" (Yohanes 16:12-13). Dari pekerjaan dan perkataan-Nya, kita dapat melihat bahwa ini adalah penampakan Tuhan dalam daging dan kembalinya Tuhan Yesus. Oleh karena itu, apa pun jenis kelamin yang diambil Tuhan yang berinkarnasi, esensi Tuhan tetap sama, dan itu adalah pekerjaan Tuhan dalam daging.

Selain itu, kita harus memahami bahwa gender apapun yang diambil Tuhan yang berinkarnasi adalah yang bermakna dan paling bermanfaat bagi manusia untuk mengenal Tuhan. Di Zaman Hukum Taurat, Tuhan bekerja dalam bentuk roh, dan pengetahuan manusia tentang Tuhan terbatas pada Tuhan sebagai roh yang tidak dapat didekati manusia, yang misterius dan tidak dapat diprediksi. Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan berinkarnasi menjadi Tuhan Yesus, dan orang-orang melihat bahwa Tuhan bukan hanya roh, tetapi juga dapat menjadi manusia, menjadi gambar laki-laki. Sekarang adalah akhir zaman, Tuhan telah kembali ke daging untuk menjadi gambar seorang wanita. Orang-orang melihat bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak hanya bisa menjadi laki-laki tetapi juga perempuan. Tidak ada perbedaan gender dalam Tuhan, sehingga manusia tidak lagi membatasi Tuhan dalam gagasan mereka yang menganggap bahwa Tuhan hanya bisa menjadi laki-laki. Pekerjaan Tuhan seperti ini terlalu berarti. Jika Tuhan berinkarnasi saat ini masih menjadi laki-laki, maka kita akan selalu berpikir bahwa rupa Tuhan adalah laki-laki. Dapat dilihat dari sini bahwa makna terbesar Tuhan berinkarnasi menjadi seorang wanita di akhir zaman. Tujuannya memecahkan gagasan yang selalu kita pegang dan memungkinkan kita untuk memiliki pemahaman yang lebih praktis tentang Tuhan.

Aku percaya bahwa bersekutu sampai sini, semua orang akan mengerti kebenaran tentang mengapa Tuhan berinkarnasi menjadi seorang wanita di akhir zaman. Faktanya, tidak peduli apa jenis kelamin Tuhan yang berinkarnasi, semua domba milik Tuhan akan kembali kepada Tuhan ketika mereka mendengar suara Tuhan, seperti yang Tuhan katakan: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Sama seperti ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, para murid seperti Petrus, Matius, dan Yohanes tidak mendefinisikan pekerjaan Tuhan berdasarkan konsepsi dan imajinasi, dan berfokus pada mendengarkan suara Tuhan. Ketika mereka menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias, mereka meninggalkan segalanya untuk mengikuti Tuhan Yesus. Sebaliknya, orang-orang Farisi dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka sendiri, dan percaya bahwa Mesias harus agung, dan bersikap raja. Ketika mereka melihat bahwa Tuhan Yesus tidak disebut Mesias, dan Dia tidak memiliki temperamen yang tinggi dan besar, tidak memiliki penampilan yang luar biasa, tetapi biasa dan normal, yang tidak sesuai dengan Mesias yang ada dalam gagasan mereka. Mereka tidak menerima kebenaran dari mulut Tuhan Yesus, bahkan menentang dan menghujat Tuhan, dan akhirnya mereka menyalib Tuhan Yesus dan kehilangan keselamatan Tuhan. Kita harus mengambil pelajaran dari kegagalan orang Farisi. Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan gagasan kita, kita harus memiliki rasa takut akan Tuhan, mengesampingkan gagasan dan imajinasi kita sendiri, dan lebih banyak datang kepada Tuhan untuk berdoa dan mencari, percaya bahwa Tuhan akan membimbing kita. Karena Tuhan Yesus pernah berkata: "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7:7). Tuhan itu setia, dan kita hanya dapat dipuji dan diberkati oleh Tuhan jika kita bertindak sesuai dengan firman Tuhan.

Semoga persekutuan hari ini bermanfaat buat anda, amin!

Share
Read more!
Read more!