Saya telah sakit beberapa hari ini, dan berdoa kepada Tuhan pun tidak dapat sembuh. Hati saya menimbulkan beberapa keluhan, saya tahu bahwa saya tidak harus mengeluh kepada Tuhan, tetapi saya tidak dapat menahan diri. Bagaimana saya harus mengalami dalam penyakit?

Firman Tuhan yang Relevan:

Apa sumber penderitaan seumur hidup mulai dari melahirkan, kematian, penyakit, dan usia tua yang manusia alami? Apa yang menyebabkan manusia mengalami hal-hal ini Manusia tidak mengalami hal-hal ini ketika mereka pertama kali diciptakan, bukan? Jadi darimanakah datangnya semua itu? Semua ini terwujud setelah manusia dicobai Iblis dan daging mereka menjadi merosot. Rasa sakit daging manusia, penderitaannya, dan kehampaannya serta urusan dunia manusia yang sangat menyedihkan, hanya datang begitu Iblis telah merusak manusia. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, ia mulai menyiksa mereka. Akibatnya, mereka menjadi semakin merosot. Penyakit mereka menjadi semakin parah, dan penderitaan mereka semakin lama menjadi semakin berat. Semakin banyak orang merasakan kekosongan dan tragedi dunia manusia, juga ketidakmampuan mereka untuk terus hidup di sana, dan mereka merasa semakin lama semakin kehilangan harapan untuk dunia. Jadi. penderitaan ini ditimpakan kepada manusia oleh Iblis, dan hal ini terjadi hanya setelah manusia dirusak Iblis dan daging manusia menjadi merosot.

Tuhan Yang Mahakuasa, Kepala segala sesuatu, menjalankan kuasa kerajaan-Nya dari takhta-Nya. Dia memerintah atas alam semesta dan segala sesuatu, dan Dia sedang menuntun kita di seluruh muka bumi. Kita harus mendekat kepada-Nya setiap saat dan datang ke hadapan-Nya dalam kesunyian, tanpa pernah melewatkan satu saat pun, dan mempelajari berbagai hal setiap waktu. Segalanya, mulai dari lingkungan di sekitar kita, hingga orang-orang, perkara-perkara, dan berbagai hal, semuanya ada seturut izin dari takhta-Nya. Jangan sekali-kali membiarkan keluhan apa pun timbul dalam hatimu, atau Tuhan tidak akan mencurahkan kasih karunia-Nya kepadamu. Ketika penyakit menimpa, itu adalah kasih Tuhan, dan pasti ada maksud baik-Nya di baliknya. Sekalipun tubuhmu bisa saja mengalami sedikit penderitaan, jangan dengarkan gagasan si Iblis. Pujilah Tuhan di tengah keadaan sakit dan nikmati Tuhan di tengah puji-pujianmu. Jangan tawar hati di hadapan sakit penyakit, tetaplah mencari dan jangan pernah menyerah, dan Tuhan akan menerangimu dengan terang-Nya. Seperti apa iman Ayub? Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tabib yang maha hebat! Berdiam dalam penyakit berarti sakit, tetapi berdiam di dalam roh berarti sehat. Selama engkau masih mempunyai napas tersisa, Tuhan tak akan membiarkanmu mati.

Kita memiliki kehidupan Kristus yang telah bangkit dalam diri kita. Tak bisa disangkal, kita kekurangan iman di hadirat Tuhan: kiranya Tuhan memberikan iman sejati di dalam kita. Firman Tuhan sungguh manis! Firman Tuhan adalah obat yang manjur! Firman Tuhan mempermalukan Iblis dan setan-setan! Memahami Firman Tuhan memberi kita dukungan. Firman-Nya bertindak cepat untuk menyelamatkan hati kita! Firman-Nya mengenyahkan segala sesuatu dan menjadikan segalanya damai. Iman itu seperti jembatan dari satu gelondong kayu: mereka yang dengan tercela mempertahankan hidup akan mengalami kesulitan menyeberanginya, tetapi mereka yang siap untuk mengorbankan diri dapat menyeberanginya dengan pasti, tanpa rasa khawatir. Jika manusia memiliki pikiran yang kerdil dan penakut, itu karena mereka telah dibodohi oleh Iblis, yang takut bahwa kita akan menyeberangi jembatan iman untuk masuk ke dalam Tuhan. Iblis menempuh segala cara yang memungkinkan untuk mengirimkan pikiran-pikirannya kepada kita. Kita harus berdoa setiap saat agar Tuhan menerangi kita dengan cahaya-Nya, setiap saat bergantung kepada Tuhan untuk menyucikan kita dari racun Iblis, setiap saat berlatih dalam roh kita untuk mendekat kepada Tuhan, dan mengizinkan Tuhan berkuasa atas seluruh keberadaan kita.

Bagaimana seharusnya awal penyakit dialami? Engkau harus datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa dan berusaha untuk memahami kehendak-Nya, serta memeriksa kesalahan apa yang kaulakukan, atau watak rusak apa yang ada di dalam dirimu yang tidak dapat kauselesaikan. Engkau tidak dapat menyelesaikan watakmu yang rusak tanpa rasa sakit. Orang harus ditempa oleh rasa sakit; baru setelah itulah mereka akan berhenti menjadi tidak bermoral dan selalu hidup di hadapan Tuhan. Saat dihadapkan dengan penderitaan, orang akan selalu berdoa. Tidak akan ada pemikiran tentang makanan, pakaian, atau kesenangan; dalam hati mereka, mereka akan berdoa, dan memeriksa apakah mereka telah melakukan sesuatu yang salah atau tidak selama ini. Sering kali, ketika orang diserang penyakit serius atau penyakit yang tidak biasa, dan penyakit itu menyebabkan mereka sangat kesakitan, hal-hal ini tidak terjadi secara kebetulan; entah engkau sakit atau sehat, kehendak Tuhan ada di balik semua itu. Biasanya ketika Roh Kudus bekerja, engkau merasa segalanya baik-baik saja. Ketika engkau dalam keadaan sehat walafiat, engkau dapat mencari Tuhan, tetapi di awal kesulitan, engkau tidak dapat mencari Tuhan, juga tidak tahu bagaimana mencari Tuhan. Engkau hanya hidup di tengah penyakit, hanya memikirkan bagaimana engkau dapat disembuhkan sehingga engkau bisa mengatasinya dengan lebih cepat. Pada saat-saat seperti itu, engkau iri kepada mereka yang tidak menderita sakit, dan engkau ingin melepaskan diri dari penyakit ini sesegera mungkin—ini adalah suasana hati yang negatif dan antagonis. Terkadang orang berpikir dalam hati, "Apakah penyakit ini disebabkan oleh kebodohanku, atau apakah ada kehendak Tuhan di baliknya?" Beberapa penyakit terjadi secara normal, seperti saat engkau masuk angin atau menderita panas dalam yang berlebihan, atau terkena flu. Namun, dengan penyakit serius apa pun—ketika engkau terserang penyakit, dan ketika, secara tiba-tiba, hidup menjadi tak tertahankan—perasaan atau penyakit semacam itu tidak terjadi secara kebetulan. Di awal penyakit atau rasa sakit, apakah engkau berdoa kepada Tuhan dan mencari Tuhan? Dan apakah Roh Kudus hanya mencerahkan dan menerangimu? Ini bukan satu-satunya cara Dia bekerja. Bagaimana Tuhan menguji orang? Bukankah dengan membuat mereka mengalami penderitaan? Di mana ada ujian, di situ ada rasa sakit—bagaimana bisa orang menderita tanpa ujian? Dan bagaimana bisa orang berubah tanpa penderitaan? Ketika ujian disertai dengan rasa sakit, ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Terkadang Tuhan memberi orang rasa sakit, kalau tidak, mereka tidak akan menyadari ketinggian surga atau kedalaman bumi, dan mereka akan menjadi kurang ajar. Dalam beberapa hal, hanya mengandalkan pada mempersekutukan kebenaran tidak akan menyelesaikan masalah. Orang lain menunjukkan masalahmu kepadamu dan engkau sendiri menyadarinya, tetapi engkau tidak mampu untuk berubah. Bagaimanapun engkau mengandalkan tekadmu untuk mengekang diri, bahkan mungkin sampai menampar wajahmu dan memukul kepalamu sendiri, itu tetap tidak menyelesaikan masalah karena naturmu masih ada di dalam dirimu. Hal ini hidup, itu seperti pemikiran manusia yang hidup, dan itu dapat muncul setiap saat. Jadi apa yang dapat kaulakukan jika naturmu tidak dapat diselesaikan? Orang harus dimurnikan oleh penyakit tertentu, dan ketika mereka menderita sakit, ada orang yang tidak mampu menahan siksaan tersebut serta mulai berdoa dan mencari. Sebelum engkau menderita sakit, engkau tidak bermoral dan kurang ajar, tetapi penyakit membuatmu berperilaku baik. Bisakah engkau tetap bersikap kurang ajar? Ketika engkau terlalu lemah untuk berbicara, apakah engkau masih mampu menceramahi orang, apakah engkau tetap bersikap congkak? Pada saat-saat seperti itu, engkau tidak meminta apa pun selain agar rasa sakit itu berakhir, dan engkau tidak memikirkan apa yang akan dimakan, apa yang akan dikenakan, apa yang akan dinikmati. Sebagian besar dari antaramu belum pernah mengalami perasaan semacam itu. Bila engkau semua telah mengalaminya, engkau akan mengerti.

Terkadang Tuhan menempatkanmu dalam situasi tertentu, atau memakai orang-orang tertentu untuk menanganimu, untuk membuatmu merasa terganggu, untuk memberimu pelajaran; inilah pekerjaan yang Tuhan lakukan saat ini, ini adalah salah satu aspeknya. Aspek lainnya adalah Tuhan menimpakan rasa sakit atas dagingmu. Ini seperti bagaimana Paulus selalu berkata bahwa ada duri dalam dagingnya. Duri apa yang dia bicarakan? Duri adalah penyakit. Dia tahu betul apa sebenarnya penyakitnya itu: penyakit itu sebenarnya ada pada wataknya, naturnya. Tanpa duri ini, jika dia tidak diserang penyakit, kapan pun dan di mana pun, dia akan cenderung untuk berusaha membangun kerajaannya sendiri, tetapi ketika dia jatuh sakit, dia kehilangan tenaga untuk melakukannya. Jadi, penyakit sering kali merupakan "payung pelindung" bagi manusia. Jika engkau tidak sakit, jika engkau dalam keadaan sehat walafiat, mungkin engkau akan terus melakukan kejahatan, atau melakukan hal-hal yang merusak. Ketika engkau kurang ajar dan tidak bermoral, engkau cenderung menjadi tidak masuk akal, dan ketika kemalangan datang, engkau akan menyesalinya, dan apa yang terjadi tidak lagi tergantung padamu. Karena itu, sedikit penyakit adalah hal yang baik, itu melindungi manusia. Mungkin saja engkau menjadi mampu untuk menyelesaikan kesulitan orang lain dan juga mampu menyelesaikan masalah dengan pemikiranmu sendiri. Jika penyakitmu tidak kunjung membaik, tidak ada yang dapat kaulakukan untuk mengatasinya. Saat engkau menderita sakit, itu benar-benar bukan tergantung padamu. Ketika engkau menderita sakit dan tidak kunjung membaik apa pun yang kaulakukan, penderitaan ini layak kauterima, jadi jangan berusaha melarikan diri darinya. Engkau harus berdoa, mencari, dan tunduk, serta engkau harus mencari maksud Tuhan: "Ya Tuhan! Aku tahu bahwa aku rusak, bahwa naturku jahat, bahwa aku cenderung melakukan hal-hal yang memberontak dan menentangmu, melakukan hal-hal yang membuat-Mu menderita dan terluka, jadi adalah baik bahwa Engkau telah memberiku penyakit ini. Aku harus tunduk padanya. Namun, kumohon agar Engkau menerangiku, agar Engkau membiarkanku mengetahui kehendak-Mu, dan membuatku memahami apa yang ingin Engkau ubah dan sempurnakan dari diriku. Aku hanya memohon agar Engkau membimbingku, agar Engkau membiarkanku memahami arah jalan kehidupan manusia, agar Engkau membiarkanku memahami kebenaran ini." Engkau harus mencari dan berdoa. Jangan bingung sambil berpikir, "Ini bukan apa-apa. Aku pasti tidak menyinggung Tuhan." Jangan langsung menyimpulkan begitu saja. Jika Tuhan benar-benar ada di dalam hatimu, engkau tidak akan mengabaikan apa pun yang menimpamu. Engkau akan berdoa dan mencari, engkau akan memahami kehendak Tuhan dalam segala sesuatu yang terjadi, dan ketika Tuhan melihat betapa taatnya dirimu, Dia secara berangsur-angsur akan mengurangi rasa sakitmu.

Menderita penyakit merupakan kesusahan bagi manusia, karena beberapa penyakit bisa membahayakan nyawa mereka kapan saja. Pada kenyataannya, jika orang benar-benar beriman kepada Tuhan, hal pertama yang harus mereka ketahui adalah bahwa masa hidup mereka ada di tangan-Nya. Ketika Tuhan memberikan penyakit kepada manusia, penyakit itu terasa seperti sakit bagi mereka, tetapi, sebenarnya, apa yang telah diberikan kepada mereka adalah kasih karunia, bukan penyakit. Orang pertama-tama harus mengerti dan meyakini tentang fakta ini, dan menanggapinya dengan serius. Ketika orang menderita karena suatu penyakit, mereka bisa sering datang ke hadapan Tuhan, dan memastikan diri melakukan apa yang harus mereka lakukan dengan bijak dan berhati-hati, dan melaksanakan tugas mereka dengan lebih peduli dan rajin dibandingkan orang lain. Menurut pandangan manusia, ini adalah perlindungan, bukan belenggu. Ini adalah cara negatif dalam menangani perkara. Selain itu, masa hidup setiap orang telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan. Jika suatu penyakit di permukaan tampaknya mematikan, tetapi, dari sudut pandang Tuhan, jika waktumu belum tiba dan misimu belum selesai, maka Dia tidak akan mengambil nyawamu, Jika engkau belum ditakdirkan untuk mati, maka, sekalipun engkau tidak berdoa, atau tidak menjaga dirimu sendiri, atau tidak menganggap kondisimu serius, atau tidak melihat penyakit itu sebagai masalah yang cukup serius untuk mendapatkan perawatan, engkau tidak bisa mati. Jika Tuhan telah memercayakan suatu amanat kepadamu, dan misimu belum selesai, maka Dia tidak akan membiarkanmu mati, tetapi akan membuatmu tetap hidup hingga saat terakhir. Apakah engkau mengimani ini? Jika tidak, engkau akan terus-menerus berdoa dengan waspada, dengan mengatakan, "Tuhan! Aku masih harus menyelesaikan amanatku. Aku ingin menghabiskan hari-hari akhirku dalam pengabdian sepenuhnya kepada-Mu, agar aku tidak akan memiliki penyesalan!" Engkau akan sering membuat alasan-alasan seperti itu dan menggunakan cara-cara seperti itu dalam upayamu melakukan tawar menawar dengan Tuhan. Sebenarnya, apakah engkau berusaha untuk menawar lebih banyak waktu, atau tidak menganggap serius penyakitmu sama sekali, itu tidak masalah; dari sudut pandang Tuhan, selama engkau bisa memenuhi tugasmu dan masih berguna, dan selama Dia masih hendak menggunakanmu dan berketetapan untuk melakukannya—jika engkau tidak ditakdirkan untuk mati—maka engkau tidak bisa mati, karena Tuhan telah menentukan masa hidupmu sebelum menciptakan dunia. Apakah engkau mengimani ini? Jika engkau mengakui ini hanya sebagai suatu masalah doktrin, maka rangkaian tindakanmu tidak akan lebih dari serangkaian tindakan; jika dalam lubuk hatimu, engkau mengakui bahwa Tuhan akan melakukan ini, maka akan ada banyak perubahan dalam caramu melakukan berbagai hal dan dalam caramu melakukan penerapan. Tentu saja, sakit atau tidak, semua orang harus menjalani hidup mereka dengan akal sehat dalam hal menjaga kesehatan mereka. Jika engkau sakit, engkau juga harus memiliki pengetahuan umum tentang cara mengobati penyakitmu. Ini adalah sesuatu yang harus orang lakukan sendiri. Namun, mengobati suatu penyakit dengan cara ini janganlah dimaksudkan untuk menolak masa hidup yang ditetapkan untukmu oleh Tuhan, juga janganlah engkau melakukannya untuk memastikan bahwa engkau bisa menjalani masa hidup yang telah Dia tetapkan untukmu. Apakah artinya ini? Dapat dikatakan begini: dalam pengertian pasif, jika engkau tidak menganggap serius penyakitmu, jika engkau memenuhi tugasmu sebagaimana seharusnya, dan beristirahat sedikit lebih banyak dari yang lain, jika engkau tidak menunda tugasmu, apakah penyakitmu akan bertambah parah? Penyakitmu tidak akan bertambah parah, juga tidak akan menyebabkan kematianmu, yang bergantung pada apa yang Tuhan lakukan. Dengan kata lain, jika, dalam pandangan Tuhan, masa hidupmu yang ditetapkan sejak semula belum sampai pada akhirnya, maka, bahkan sekalipun engkau sakit, Dia tidak akan membiarkanmu mati. Jika penyakitmu tidak mematikan, tetapi saatmu sudah tiba, maka Tuhan akan mengambil nyawamu kapan pun Dia kehendaki. Bukankah ini sepenuhnya tunduk pada keinginan Tuhan? Ini dikendalikan oleh penentuan-Nya dari sejak semula! Beginilah seharusnya engkau memandang masalah ini. Engkau mungkin melakukan bagianmu dan pergi ke dokter, minum obat, menjaga kesehatanmu, dan berolahraga, tetapi engkau harus memahami dalam lubuk hatimu bahwa hidup orang ada di tangan Tuhan, dan masa hidup orang sudah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan. Tidak seorang pun bisa melampaui apa yang telah Tuhan tentukan sebelumnya. Jika engkau tidak memiliki pemahaman ini barang sedikit pun, maka engkau tidak benar-benar beriman, dan tidak benar-benar percaya kepada Tuhan.

Ada orang-orang yang, begitu mulai menderita suatu penyakit ringan, mereka memeras otak dan menggunakan segala macam metode untuk mengobatinya, tetapi, apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak bisa sembuh. Semakin mereka mengobati, semakin parah penyakitnya. Mereka sama sekali tidak datang ke hadapan Tuhan untuk mencari tahu apa sebenarnya yang menyebabkan mereka sakit, atau untuk menemukan akar penyakit mereka; mereka memikirkan sendiri bagaimana cara menanganinya. Akibatnya, kendati semua metode yang sudah mereka gunakan, penyakit mereka tetap ada, sampai, begitu mereka berhenti berusaha menyembuhkannya, penyakit itu sekonyong-konyong hilang, tanpa mereka sadari. Ada orang lainnya mungkin mulai menderita suatu penyakit yang tampaknya biasa-biasa saja dan berkata, "Ini bukan apa-apa; aku tidak perlu memeriksakannya. Aku hanya akan menaruh kepercayaanku kepada Tuhan"—dan kemudian suatu hari, mereka sekonyong-konyong mati. Mengapa ini terjadi? Ini terjadi karena, dalam pandangan Tuhan, misi orang ini di bumi sudah selesai, jadi Tuhan membawanya pergi. Ada orang-orang yang mati tanpa jatuh sakit, dan ada juga orang-orang dengan penyakit parah yang tidak mati, dan bahkan bisa hidup sepuluh atau dua puluh tahun lagi. Ini semua bergantung pada apa yang telah Tuhan tentukan sebelumnya. Jika engkau memahami ini, engkau memiliki iman sejati kepada Tuhan. Jika, seiring waktu, penyakitmu memburuk dan engkau harus minum sedikit obat untuk mengatasinya, maka minumlah obatmu seperti normalnya dan berolahragalah; santai, dan hadapi situasimu dengan tenang. Bagaimanakah pendapatmu mengenai sikap ini? Inilah jenis sikap yang dinikmati oleh orang-orang yang memiliki iman sejati kepada Tuhan. Engkau tidak minum obat atau menerima suntikan, dan tidak berolahraga atau menjaga kesehatanmu, tetapi masih sangat khawatir, dan engkau terus-menerus berdoa. Engkau berkata: "Tuhan, aku harus melakukan yang terbaik untuk memenuhi tugasku. Aku masih belum menyelesaikan misiku. Aku memiliki keinginan dan aku bertekad; hanya Engkau yang bisa membuatku hidup hingga saat terakhir, dan hanya Engkau yang bisa memenuhi keinginanku. Aku tidak boleh mati; jika aku mati, aku tidak akan bisa memenuhi tugasku sebagai makhluk ciptaan. Aku ingin memenuhi tugas sebagai makhluk ciptaan; aku ingin memuliakan-Mu dan memuji-Mu hingga akhir. Aku ingin melihat hari kemuliaan-Mu." Di permukaan, penolakanmu untuk minum obat atau mendapatkan suntikan mungkin membuatmu tampak sangat kuat dan penuh iman kepada Tuhan, tetapi imanmu sesungguhnya lebih kecil dari biji sesawi: engkau ketakutan, dan tidak memiliki kepercayaan kepada Tuhan. Apa yang terjadi? Bagaimana hal ini memperlihatkan bahwa engkau tidak memiliki iman yang sejati kepada Tuhan? Manusia sama sekali tidak memahami sikap, prinsip, dan cara yang digunakan Sang Pencipta dalam memandang makhluk ciptaan; manusia mengandalkan prasangka, gagasan, dan imajinasi mereka sendiri yang tidak memadai untuk menebak apa yang akan Tuhan lakukan. Jika Tuhan hendak membiarkanmu hidup, maka engkau akan baik-baik saja, seserius apa pun penyakitmu; jika Dia tidak menghendakimu hidup, maka engkau harus mati, dan engkau harus mati, bahkan sekalipun engkau sama sekali tidak sakit. Mengetahui hal ini adalah pengetahuan yang sejati dan iman yang sejati. Jadi, apakah Tuhan membuat orang jatuh sakit secara acak? Ini bukan sesuatu yang acak; ini adalah sebuah cara untuk memurnikan iman mereka. Ini adalah penderitaan yang harus ditanggung manusia. Jika Dia membuatmu jatuh sakit, jangan mencoba untuk menghindarinya; jika Dia tidak membuatmu jatuh sakit, maka jangan memintanya. Semua ada di tangan Sang Pencipta, dan manusia harus belajar untuk membiarkan alam mengambil jalannya. Apa artinya alam? Tidak ada di alam ini yang terjadi secara acak; semua berasal dari Tuhan. Ini adalah kebenaran. Di antara para penderita penyakit yang sama, sebagian mati dan yang lainnya hidup; semua ini telah ditentukan sebelumnya oleh Tuhan. Jika engkau bisa hidup, itu membuktikan bahwa engkau belum menyelesaikan misi yang Tuhan berikan kepadamu. Engkau harus bekerja keras untuk menyelesaikannya, dan menghargai waktu yang ada; jangan menyia-nyiakannya. Inilah artinya. Jika engkau sakit, jangan mencoba menghindarinya, dan, jika engkau tidak sakit, jangan memintanya. Bagaimanapun, engkau tidak bisa mendapatkan apa yang engkau inginkan hanya dengan memintanya, engkau juga tidak bisa melarikan diri dari apa pun hanya karena engkau menginginkannya. Tidak seorang pun bisa mengubah apa yang telah Tuhan putuskan untuk dilakukan-Nya.

Beberapa orang berkata, "Aku merasa pekerjaan Roh Kudus telah lama hilang dariku. Aku selalu menderita sakit dan merasa kurang sehat, dan aku selalu menghadapi situasi yang sulit." Ini benar. Terkadang Roh Kudus bekerja dengan cara ini, dan terkadang Dia bekerja dengan cara lain; terkadang Dia mencerahkanmu, menggunakan persekutuan untuk membiarkanmu memahami kebenaran tertentu, dan terkadang Dia memakai banyak situasi untuk menyadarkanmu, situasi-situasi di mana engkau diuji, ditempa, dilatih, sehingga engkau dapat bertumbuh. Namun, beberapa penyakit disebabkan oleh manusia itu sendiri. Semua penyakit tersebut terjadi karena engkau tidak tahu bagaimana menjaga dirimu sendiri atau menjaga kesehatanmu, di mana dalam hal ini engkau seharusnya lebih perhatian. Namun, apakah penyakit itu buatan manusia atau yang diberikan oleh Roh Kudus, itu selalu merupakan anugerah istimewa Tuhan kepadamu, semuanya agar engkau dapat belajar, dan karena itu, engkau harus bersyukur kepada Tuhan dan tidak mengeluh. Setiap keluhan adalah noda pada dirimu, dosa yang tidak bisa dibersihkan! Ketika engkau mengeluh sekali, berapa lama waktu yang akan dibutuhkan untuk membalikkan keadaanmu? Saat engkau menjadi sedikit negatif, mungkin dibutuhkan waktu sebulan untuk engkau bangkit kembali; ketika engkau mengeluh dan mengucapakan hal-hal negatif tertentu, engkau mungkin tidak dapat bangkit kembali bahkan dalam waktu setahun, dan Roh Kudus akan menghentikan pekerjaan-Nya. Mengeluh adalah masalah serius. Itu membuatmu semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Dibutuhkan banyak upaya dalam doa untuk mendapatkan sedikit pekerjaan Roh Kudus, dan tidaklah mudah untuk mengubah pola pikirmu sepenuhnya; ini hanya bisa diselesaikan dengan mencari kebenaran.

Tak seorang pun yang menjalani seluruh hidup mereka tanpa penderitaan. Bagi beberapa orang, ini ada hubungannya dengan keluarga, bagi beberapa orang, dengan pekerjaan atau perkawinan, dan bagi beberapa orang, dengan penyakit fisik. Semua manusia menderita. Beberapa orang berkata, "Mengapa manusia harus menderita? Alangkah baiknya jika kita dapat menjalani seluruh hidup kita dengan damai dan bahagia. Tak bisakah kita tidak menderita?" Tidak—semua orang harus menderita. Penderitaan menyebabkan semua orang mengalami berbagai perasaan kehidupan jasmani, entah perasaan ini positif, negatif, aktif atau pasif; penderitaan memberimu berbagai perasaan dan pengetahuan, yang bagimu, semuanya merupakan pengalaman hidup. Jika engkau dapat mencari kebenaran dan mencari kehendak Tuhan dari semua penderitaan ini, engkau akan semakin dekat dengan tujuan yang diberikan Tuhan kepadamu. Itu adalah satu aspek, dan itu juga untuk membuat orang semakin berpengalaman. Aspek lainnya adalah tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada manusia. Tanggung jawab apa? Tanggung jawab untuk menjalani penderitaan ini. Engkau harus menanggung penderitaan ini. Jika engkau mampu menanggungnya, maka ini adalah kesaksian. Diperhadapkan dengan penyakit, sebagian orang takut orang lain akan mengetahuinya, mereka menganggap itu adalah sesuatu yang memalukan, padahal sebenarnya tidak ada yang memalukan. Sebagai manusia normal, jika di tengah penyakit, engkau mampu menerima berbagai macam penderitaan yang Tuhan atur untukmu dan masih dapat melaksanakan tugasmu secara normal, mampu menyelesaikan amanat yang Tuhan berikan kepadamu secara normal, maka ini adalah kesaksian, dan itu adalah sesuatu yang mempermalukan dan mengalahkan Iblis. Jadi, penderitaan apa pun harus diterima dan dijalani oleh semua makhluk ciptaan dan semua orang. Beginilah seharusnya engkau memahaminya, ini sejalan dengan kehendak Tuhan dan itu adalah maksud Tuhan. Inilah yang diatur Tuhan bagi setiap makhluk ciptaan. Penempatan-Nya terhadapmu dalam situasi dan kondisi ini setara dengan memberimu tanggung jawab, kewajiban, dan amanat, dan karena itu, engkau harus menerimanya. Bukankah ini adalah kebenaran? Selama itu berasal dari Tuhan, selama Tuhan yang membuat tuntutan seperti itu kepadamu, itu adalah kebenaran. Mengapa ini dikatakan sebagai kebenaran? Ini karena jika engkau menerima firman ini sebagai kebenaran, ketika engkau menghadapi suatu masalah, firman ini akan dapat menyelesaikan gagasan dan pemberontakanmu, serta akan membuatmu dapat melewati masalah ini dengan lancar dan akan membuatmu menjadi kesaksian serta tidak menentang kehendak Tuhan atau memberontak terhadap Tuhan. Jika engkau mampu tunduk pada kondisi dan keadaan yang Tuhan tempatkan untukmu, itu berarti engkau memahami kebenaran, dan jika engkau dapat menjadi kesaksian seperti itu, engkau akan dapat mempermalukan Iblis.

Share
Read more!
Read more!