Firman Tuhan yang Relevan:
Terlepas dari apakah seseorang menjadi marah di hadapan orang lain atau di belakang mereka, semua orang memiliki niat dan tujuan yang berbeda dengan kemarahan mereka. Mungkin mereka membangun prestise mereka, atau mungkin mereka mempertahankan kepentingan mereka sendiri, menjaga citra atau menjaga muka mereka. Sebagian orang berlatih menahan amarah mereka, sementara sebagian lainnya lebih gegabah dan membiarkan amarah mereka berkobar kapan pun mereka mau tanpa berusaha menahannya sedikit pun. Singkatnya, kemarahan manusia berasal dari wataknya yang rusak. Tidak peduli apa pun tujuan kemarahan itu, asalnya dari daging dan natur; kemarahan itu tidak ada hubungannya dengan keadilan atau ketidakadilan karena tidak ada sesuatu pun dalam natur esensi manusia yang selaras dengan kebenaran. Karena itulah, sifat umat manusia yang rusak dan murka Tuhan tidak seharusnya disamakan. Tanpa terkecuali, perilaku manusia yang dirusak Iblis dimulai dengan keinginan untuk menjaga kerusakan, dan memang itu didasarkan pada kerusakan; inilah mengapa kemarahan manusia tidak dapat disamakan dengan murka Tuhan, bagaimanapun layaknya kemarahan manusia secara teori.
Begitu seorang manusia memiliki status, ia akan sering kesulitan mengendalikan suasana hatinya, jadi, ia akan menikmati menggunakan kesempatan untuk mengungkapkan ketidakpuasannya dan melampiaskan emosinya; ia akan sering terbakar amarah tanpa alasan jelas, untuk menunjukkan kemampuannya dan membiarkan orang lain tahu bahwa status dan identitasnya berbeda dengan orang biasa. Tentu saja, orang yang rusak tanpa status apa pun juga sering kehilangan kendali. Amarah mereka sering kali disebabkan oleh rusaknya kepentingan pribadi mereka. Untuk melindungi status dan martabat mereka, umat manusia yang rusak akan sering kali melampiaskan emosinya dan menyatakan naturnya yang congkak. Manusia akan terbakar amarah dan melampiaskan emosinya untuk mempertahankan dan menegakkan keberadaan dosa, dan tindakan-tindakan ini adalah cara manusia mengungkapkan ketidakpuasannya; mereka penuh dengan kenajisan, dengan rencana licik dan intrik, dengan kerusakan dan kejahatan manusia, dan lebih dari semuanya, mereka penuh dengan ambisi dan keinginan liar manusia. Ketika keadilan bentrok dengan kejahatan, amarah manusia tidak akan terbakar dalam mempertahankan keberadaan keadilan atau untuk menegakkannya; sebaliknya, ketika kekuatan keadilan terancam, dianiaya, dan diserang, sikap manusia tidak peduli, menghindar, atau mundur. Namun, ketika menghadapi kekuatan kejahatan, sikap manusia membantu, menjilat. Karena itulah, pelampiasan manusia adalah jalan keluar dari kekuatan kejahatan, ungkapan dari tingkah laku jahat daging manusia yang merajalela dan tidak bisa dihentikan.
jika orang-orang ingin percaya dan mengasihi Tuhan, mereka harus membayar harga. Alih-alih mencoba bertindak dengan cara tertentu secara lahiriah, mereka seharusnya mencari pemahaman sejati di lubuk hati mereka. Jika engkau bersemangat untuk menyanyi dan menari, tetapi tidak dapat melakukan kebenaran, dapatkah engkau dikatakan mengasihi Tuhan? Mengasihi Tuhan mengharuskan pencarian akan kehendak Tuhan dalam segala hal, dan itu menuntutmu untuk menyelidiki lubuk hati ketika sesuatu terjadi kepadamu, berusaha memahami kehendak Tuhan, dan berusaha memahami apa kehendak Tuhan dalam masalah itu, apa yang Dia minta untuk engkau capai, dan bagaimana engkau harus memperhatikan kehendak-Nya. Misalnya: sesuatu terjadi yang mengharuskanmu menanggung penderitaan, pada saat seperti itulah engkau harus memahami apa kehendak Tuhan, dan bagaimana harus memperhatikan kehendak-Nya. Engkau tidak boleh memuaskan dirimu sendiri: kesampingkan dirimu terlebih dahulu. Tidak ada yang lebih hina daripada kedagingan. Engkau harus berusaha memuaskan Tuhan, dan engkau harus memenuhi tugasmu. Dengan pemikiran seperti itu, Tuhan akan memberimu pencerahan khusus dalam masalah ini, dan hatimu pun akan menemukan penghiburan. Entah besar ataupun kecil, ketika sesuatu terjadi kepadamu, engkau harus mengesampingkan dirimu terlebih dahulu dan menganggap kedagingan sebagai sesuatu yang paling hina dari segala sesuatu. Semakin engkau memuaskan daging, semakin kedaginganmu mengambil kebebasannya; jika engkau memuaskan daging pada saat ini, lain kali itu akan menuntut lebih banyak. Saat ini terus berlanjut, manusia mulai semakin mencintai daging. Daging selalu memiliki keinginan yang berlebihan; itu selalu menuntutmu untuk memuaskannya dan menuntutmu untuk menyenangkannya di dalam dirimu, entah itu dengan makanan yang kaumakan, pakaian yang kaukenakan, dalam hal kehilangan kesabaranmu, atau menuruti kelemahan dan kemalasanmu sendiri .... Semakin engkau memuaskan daging, semakin besar keinginan dagingmu, dan semakin bejat dagingnya, sampai pada satu titik di mana keinginan daging itu membuat orang menyimpan pemahaman yang lebih mendalam, dan tidak menaati Tuhan, dan meninggikan dirinya sendiri, dan mulai meragukan pekerjaan Tuhan. Semakin engkau memuaskan daging, semakin besar kelemahan daging; engkau akan selalu merasa tak seorang pun yang bersimpati dengan kelemahanmu, engkau akan selalu meyakini bahwa Tuhan sudah keterlaluan, dan engkau akan berkata: "Mengapa Tuhan begitu keras? Mengapa Dia tidak mau memberi orang kelonggaran?" Ketika orang memuaskan daging dan terlalu menyayanginya, mereka menghancurkan dirinya sendiri. Jika engkau sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan tidak memuaskan daging, engkau akan melihat bahwa segala sesuatu yang Tuhan lakukan sangat benar dan sangat baik, dan bahwa kutukan-Nya terhadap pemberontakanmu dan penghakiman-Nya terhadap kesalahanmu dibenarkan. Adakalanya Tuhan akan menghajar dan mendisiplinkan dirimu, dan menciptakan keadaan tertentu untuk membuatmu marah, memaksamu untuk datang ke hadapan-Nya—dan engkau akan selalu merasa bahwa apa yang Tuhan lakukan itu mengagumkan. Dengan demikian, engkau akan merasa seolah-olah tidak ada banyak penderitaan, dan bahwa Tuhan itu sangat baik. Jika engkau menuruti kelemahan daging, dan mengatakan bahwa Tuhan sudah keterlaluan, engkau akan selalu merasa kesakitan, dan akan selalu merasa tertekan, dan engkau akan menjadi tidak jelas tentang semua pekerjaan Tuhan, dan akan tampak seolah-olah Tuhan sama sekali tidak bersimpati terhadap kelemahan manusia, dan tidak menyadari kesulitan manusia. Oleh karena itu, engkau akan merasa sangat sengsara dan kesepian, seolah-olah engkau telah mengalami ketidakadilan yang besar, dan pada saat seperti ini engkau akan mulai mengeluh. Semakin engkau menuruti kelemahan daging dengan cara seperti ini, semakin engkau akan merasa bahwa Tuhan sudah keterlaluan, sampai sedemikian buruknya sehingga engkau menyangkali pekerjaan Tuhan, dan mulai menentang Tuhan, dan menjadi penuh ketidaktaatan. Oleh karena itu, engkau harus memberontak terhadap daging, dan jangan menurutinya: "Suami (istri) ku, anak-anakku, masa depanku, perkawinanku, keluargaku—semua itu tidak penting! Di dalam hatiku hanya ada Tuhan, dan aku harus berusaha semampuku untuk memuaskan Tuhan, dan tidak memuaskan daging." Engkau harus memiliki tekad ini. Jika engkau selalu dikuasai oleh tekad seperti itu, ketika engkau melakukan kebenaran, dan mengesampingkan dirimu, engkau akan mampu melakukan itu dengan sedikit upaya saja. Diceritakan pernah ada seorang petani yang melihat seekor ular yang terbujur kaku di jalan. Si petani tersebut mengambil ular itu dan menggendongnya di dadanya, dan setelah pulih, ular itu menggigit si petani sampai mati. Kedagingan manusia ibarat ular itu: esensinya adalah untuk mencelakakan hidup mereka—dan ketika daging telah mendapatkan semua keinginannya, engkau akan kehilangan hidupmu. Daging adalah milik Iblis. Di dalam daging, terdapat keinginan-keinginan yang berlebihan, daging hanya memikirkan dirinya sendiri, ingin menikmati kenyamanan dan bersenang-senang dalam waktu luang, berkubang dalam kemalasan dan keengganan untuk bekerja, dan setelah memuaskannya sampai titik tertentu, engkau akhirnya akan dimakan olehnya. Artinya, jika engkau memuaskannya saat ini, di lain waktu daging akan meminta lebih banyak. Daging selalu memiliki keinginan yang berlebihan dan permintaan baru, dan memanfaatkan caramu menurutinya untuk membuatmu semakin lebih menyayanginya dan hidup di tengah kenyamanannya—dan jika engkau tidak mengalahkannya, pada akhirnya engkau akan merusak dirimu sendiri. Apakah engkau dapat memperoleh kehidupan di hadapan Tuhan atau tidak dan bagaimana akhirmu kelak, tergantung pada bagaimana engkau melakukan pemberontakan terhadap daging. Tuhan telah menyelamatkanmu, memilihmu dan menentukanmu dari semula, tetapi jika saat ini engkau tidak mau memuaskan-Nya, engkau tidak mau melakukan kebenaran, engkau tidak mau memberontak terhadap daging dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, pada akhirnya engkau akan menghancurkan dirimu sendiri, dan akan menanggung penderitaan yang bukan kepalang. Jika engkau selalu menuruti daging, Iblis akan secara perlahan-lahan menelanmu, dan meninggalkanmu tanpa kehidupan, atau tanpa jamahan Roh, sampai tiba harinya engkau menjadi gelap sepenuhnya di dalam dirimu. Ketika engkau hidup dalam kegelapan, engkau akan ditawan oleh Iblis, engkau tidak lagi memiliki Tuhan di dalam hatimu, dan pada saat itu engkau akan menyangkali keberadaan Tuhan dan meninggalkan-Nya. Jadi, jika orang ingin mengasihi Tuhan, mereka harus membayar harga dengan cara menanggung penderitaan dan kesulitan. Tidak perlu semangat dan susah payah lahiriah, tidak perlu lebih banyak membaca dan menyibukkan diri; sebaliknya, mereka harus mengesampingkan hal-hal berikut ini dalam diri mereka: pemikiran yang berlebihan, kepentingan pribadi, dan pertimbangan, gagasan, serta niat mereka sendiri. Itulah kehendak Tuhan.
Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. Misalnya, jika engkau berprasangka terhadap saudara-saudarimu, tentu akan ada perkataan-perkataan yang ingin kauucapkan—perkataan yang kaurasa mungkin jahat di mata Tuhan—tetapi jika engkau tidak mengatakannya, engkau akan merasakan ketidaknyamanan di dalam hatimu, dan pada saat itulah, peperangan akan mulai terjadi di dalam dirimu: "Apakah aku harus bicara atau tidak?" Inilah peperangannya. Jadi, dalam segala sesuatu yang engkau hadapi selalu ada peperangan, dan ketika ada peperangan di dalam dirimu, berkat kerja sama dan penderitaanmu yang nyata, Tuhan bekerja di dalam dirimu. Akhirnya, engkau mampu mengesampingkan masalah di dalam dirimu dan kemarahanmu secara alami dipadamkan. Itulah dampak kerja samamu dengan Tuhan. Ada harga tertentu yang harus orang bayar untuk segala upaya yang mereka lakukan. Tanpa adanya penderitaan yang nyata, mereka tidak dapat memuaskan Tuhan; mereka bahkan jauh sekali dari memuaskan Tuhan, dan mereka hanya meneriakkan slogan kosong! Dapatkah slogan-slogan kosong ini memuaskan Tuhan? Ketika Tuhan dan Iblis berperang di alam roh, bagaimanakah seharusnya engkau memuaskan Tuhan, dan bagaimana engkau harus berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya? Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi kepadamu adalah sebuah ujian besar dan merupakan saat ketika Tuhan membutuhkanmu untuk menjadi kesaksian. Meskipun dari luar semua itu kelihatannya tidak penting, ketika hal-hal ini terjadi, semua ini menunjukkan apakah engkau mengasihi Tuhan atau tidak. Jika engkau mengasihi-Nya, engkau akan mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya, dan jika engkau belum menerapkan kasih kepada-Nya, ini menunjukkan bahwa engkau bukan orang yang melakukan kebenaran, bahwa engkau tidak memiliki kebenaran, dan tidak memiliki hidup. Engkau hanyalah sekam! Segala sesuatu yang terjadi kepada orang-orang terlaksana saat Tuhan mengharuskan mereka untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Dia. Meskipun tidak ada hal besar yang terjadi kepadamu saat ini dan engkau tidak menjadi kesaksian yang besar, setiap detail kehidupanmu sehari-hari adalah kesaksian bagi Tuhan. Jika engkau dapat membuat saudara-saudari, anggota keluarga, dan semua orang di sekitarmu kagum; jika pada suatu hari orang tidak percaya datang, dan mengagumi semua hal yang kaulakukan, dan melihat bahwa semua yang Tuhan lakukan menakjubkan, berarti engkau telah menjadi kesaksian. Walaupun engkau tidak memiliki pengertian dan kualitasmu rendah, melalui penyempurnaan Tuhan atas dirimu, engkau akan mampu memuaskan Dia dan memperhatikan kehendak-Nya, menunjukkan kepada orang lain pekerjaan besar apa yang telah Dia lakukan dalam diri orang-orang dengan kualitas terburuk. Ketika orang mulai mengenal Tuhan dan menjadi para pemenang di hadapan Iblis, luar biasa setia kepada Tuhan, maka tidak ada yang lebih pemberani daripada sekelompok orang ini, dan inilah kesaksian yang terbesar. Walaupun engkau tidak mampu melakukan pekerjaan yang besar, engkau mampu memuaskan Tuhan. Orang lain tidak mampu mengesampingkan gagasan mereka, tetapi engkau mampu; orang lain tidak mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan melalui pengalaman nyata mereka, tetapi engkau mampu menggunakan tingkat pertumbuhan dan tindakan nyatamu untuk membalas kasih Tuhan dan menjadi kesaksian yang meyakinkan bagi-Nya. Hanya inilah yang bisa dianggap benar-benar mengasihi Tuhan. Jika engkau tidak mampu melakukan ini, artinya engkau tidak menjadi kesaksian di antara anggota keluargamu, saudara-saudarimu, atau di hadapan orang-orang dunia. Jika engkau tidak mampu menjadi kesaksian di hadapan Iblis, dia akan menertawakanmu. Iblis akan memperlakukanmu sebagai lelucon, sebagai mainan, dia juga akan sering membodohimu dan menganggumu. Di masa depan, ujian besar mungkin akan menimpamu—tetapi saat ini, jika engkau mengasihi Tuhan dengan hati yang tulus, dan jika, terlepas dari sebesar apa pun ujian yang akan datang, terlepas dari apa pun yang akan terjadi kepadamu, jika engkau mampu berdiri teguh dalam kesaksianmu, dan mampu memuaskan Tuhan, hatimu akan terhibur, dan engkau tidak akan takut menghadapi ujian sebesar apa pun di masa depan. Engkau semua tidak dapat melihat apa yang akan terjadi di masa depan; engkau semua hanya dapat memuaskan Tuhan dalam keadaan yang terjadi sekarang. Engkau semua tidak mampu melakukan pekerjaan besar apa pun dan harus berfokus untuk memuaskan Tuhan dengan mengalami firman-Nya dalam kehidupan nyata, serta menjadi kesaksian yang kuat dan meyakinkan yang mempermalukan Iblis. Walaupun dagingmu tetap tidak akan terpuaskan dan akan menderita, engkau akan memuaskan Tuhan dan mempermalukan Iblis. Jika engkau selalu melakukan penerapan seperti ini, Tuhan akan membukakan jalan di hadapanmu. Ketika, suatu hari nanti, ujian yang besar datang, orang lain akan jatuh, tetapi engkau akan mampu berdiri teguh: karena harga yang telah kaubayar, Tuhan akan melindungimu sehingga engkau mampu berdiri teguh dan tidak jatuh. Jika, biasanya, engkau mampu melakukan kebenaran dan memuaskan Tuhan dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya, Tuhan pasti akan melindungimu selama ujian di masa depan. Walaupun engkau bodoh dan memiliki tingkat pertumbuhan yang rendah, serta berkualitas buruk, Tuhan tidak akan membedakan dirimu. Hal itu bergantung pada apakah niatmu benar atau tidak. Saat ini, engkau mampu memuaskan Tuhan, di mana engkau memperhatikan hingga detail terkecil, engkau memuaskan Tuhan dalam segala hal, engkau memiliki hati yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, engkau memberikan hatimu yang tulus kepada Tuhan, dan meskipun ada beberapa hal yang tidak dapat kaupahami, engkau dapat datang ke hadapan Tuhan untuk memperbaiki niatmu dan mencari kehendak Tuhan, dan engkau melakukan segala sesuatu yang diperlukan demi memuaskan Tuhan. Mungkin saudara-saudarimu akan meninggalkanmu, tetapi hatimu akan memuaskan Tuhan, dan engkau tidak akan mengingini kesenangan daging. Jika engkau selalu melakukan penerapan seperti ini, engkau akan dilindungi ketika ujian besar menimpamu.
Jangan menganggap dirimu sedemikian tinggi sehingga ketika orang lain tidak mengindahkanmu, engkau merasa dihina dan merasa telah menderita penghinaan yang besar. Hal itu bukanlah masalah. Yang terpenting adalah apa pun yang kaulakukan, engkau melakukannya di hadapan Tuhan; engkau harus mempertanggungjawabkan dirimu sendiri kepada Tuhan. Segala sesuatu yang kaulakukan harus bermanfaat bagi orang lain. Bagi engkau semua, ini mungkin tampak sebagai tuntutan yang sedikit berat, tetapi itu karena orang-orang tidak memiliki kemanusiaan dan tingkat pertumbuhan. Di atas segalanya, engkau harus memikirkan bagaimana mempertahankan keadaan normal saat engkau hidup di hadapan Tuhan. Apa yang harus kaulakukan ketika natur dan sikapmu yang cepat marah akan meledak? Cepatlah datang ke hadapan Tuhan dan panggil nama-Nya. Ketika engkau memanggil nama-Nya, engkau akan merasakan kemarahan dan kebencianmu lenyap dan hilang. Ke mana itu pergi? Mengapa engkau tiba-tiba tidak dapat mengingat pemikiran dan teori aneh dari pikiranmu itu? Apa yang sedang terjadi? Tuhan membersihkan hal-hal yang Iblis lakukan, serta pembenaran dan sikap cepat marah dalam pikiran manusia, memberimu kedamaian dan sukacita, menenangkan hatimu sedikit demi sedikit, dan engkau berkata kepada dirimu sendiri: "Mengapa tadi aku bisa begitu impulsif? Mengapa aku bisa begitu bodoh? Sangat bodoh? Apa artinya ini? Aku sangat marah—untunglah aku berseru kepada Tuhan dan Dia membantuku dan memberiku kekuatan; Tuhan benar-benar ada di sana mendukungku. Dia melindungiku dan menghentikanku dari berbuat dosa terhadap Dia. Aku benar-benar dapat merasakan kasih karunia-Nya." Kesabaran, kasih, dan belas kasihan Tuhan tidak terbatas, dan orang harus belajar untuk datang ke hadapan Tuhan untuk memintanya dan menerimanya. Asalkan engkau memiliki iman dan ketulusan, Tuhan akan memberikan hal-hal ini kepadamu dan membantumu memperoleh semuanya. Seorang manusia tidak bisa melakukan hal-hal semacam itu, tetapi Tuhan bisa. Jadi, sebelum melakukan apa pun, engkau harus berpikir terlebih dahulu apakah itu benar-benar perlu atau tidak. Jika engkau belum memikirkannya masak-masak, pastikan engkau berada dalam keadaan damai. Sebelum engkau melakukan apa pun, sebelum sikapmu yang cepat marah meledak, engkau harus menenangkan dirimu, memanggil nama Tuhan, dan merenungkan apakah yang sedang kaulakukan sesuai dengan kehendak-Nya; jika apa yang sedang kaulakukan tidak memuaskan Tuhan, Dia akan membantumu menjinakkan sikapmu yang cepat marah itu, sedikit demi sedikit, dan menyelesaikan situasi tersebut. Apakah ini akan bermanfaat bagimu? Jika orang-orang terlalu keras kepala saat mereka berkumpul bersama, akan sulit bagi mereka untuk kembali ke keadaan paling awal dari hubungan mereka, jadi, ketika engkau akan melampiaskan amarah, ketika natur dan sikapmu yang cepat marah itu akan meledak darimu, dan ketika natur dan sikapmu yang cepat marah ini kemungkinan besar melukai orang lain, sebaiknya engkau berpikir sejenak, dan pastikan untuk lebih banyak berdoa kepada Tuhan. Saudara-saudari di gereja, atau anggota keluargamu—engkau harus rukun dengan mereka semua. Ini adalah tuntutan minimum. Ketika orang telah menangani hubungan ini dengan baik, tingkat pertumbuhan mereka akan menjadi dewasa dan mereka akan benar-benar mampu melaksanakan tugas dan memikul tanggung jawab, dan mereka akan mampu menerima amanat Tuhan.
Dalam memercayai Tuhan, jika manusia menginginkan perubahan watak, maka mereka tidak boleh melepaskan diri dari kehidupan nyata. Dalam kehidupan nyata, engkau harus mengenal dirimu, meninggalkan dirimu sendiri, melakukan kebenaran, serta mempelajari prinsip-prinsip, akal sehat, dan aturan-aturan berperilaku dalam segala hal sebelum engkau mampu mencapai perubahan bertahap. Jika engkau hanya berfokus pada pengetahuan teoretis dan hanya hidup dalam upacara keagamaan tanpa mendalami realitas, tanpa masuk ke dalam kehidupan nyata, engkau tidak akan pernah memasuki realitas, engkau tidak akan pernah mengenal dirimu sendiri, kebenaran, atau Tuhan, dan akan selamanya buta dan abai. Pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan manusia bukanlah untuk memungkinkan mereka menjalani kehidupan manusia yang normal setelah jangka waktu singkat, dan bukan pula untuk mengubah gagasan dan doktrin mereka yang salah. Sebaliknya, tujuan-Nya adalah untuk mengubah watak lama manusia, mengubah cara hidup lama mereka secara keseluruhan, dan mengubah semua cara berpikir dan pandangan mental mereka yang sudah ketinggalan zaman. Berfokus hanya pada kehidupan bergereja tidak akan mengubah kebiasaan lama dalam hidup seseorang atau mengubah cara-cara lama yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun. Bagaimanapun juga, manusia tidak boleh melepaskan diri dari kehidupan nyata. Tuhan meminta manusia untuk hidup dalam kemanusiaan yang normal dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja; agar mereka hidup dalam kebenaran dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja; agar mereka memenuhi fungsi mereka dalam kehidupan nyata, bukan hanya dalam kehidupan bergereja. Untuk memasuki realitas, orang harus mengarahkan semuanya ke kehidupan nyata. Jika dalam memercayai Tuhan, manusia tidak dapat mengenal diri mereka sendiri melalui jalan masuk ke dalam kehidupan nyata, dan jika mereka tidak dapat hidup dalam kemanusiaan yang benar dalam kehidupan nyata, mereka akan menjadi orang yang gagal. Mereka yang tidak menaati Tuhan semuanya adalah orang yang tidak bisa memasuki kehidupan nyata. Merekalah manusia yang membicarakan kemanusiaan, tetapi hidup dalam natur setan. Mereka semua adalah orang-orang yang membicarakan kebenaran, tetapi justru hidup dalam doktrin. Mereka yang tidak bisa hidup dalam kebenaran dalam kehidupan nyata adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi dibenci dan ditolak-Nya. Engkau harus menerapkan jalan masukmu dalam kehidupan nyata, mengetahui kekuranganmu sendiri, ketidaktaatan dan kebodohanmu, serta mengenal kelemahan dan kemanusiaanmu yang tidak normal. Dengan begitu, pengetahuanmu akan menyatu ke dalam situasi dan kesulitan nyatamu. Hanya pengetahuan jenis inilah yang nyata dan dapat memungkinkanmu untuk benar-benar mengenal kondisimu dan mencapai perubahan watakmu.