Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Menyingkapkan Kerusakan Manusia | Kutipan 310

205 September 23, 2020

Pengetahuan beberapa ribu tahun tentang budaya kuno dan sejarah telah menutup pikiran dan gagasan dan pandangan mental manusia dengan ketat sehingga sukar ditembus dan tidak dapat diubah. Manusia hidup di dalam neraka tingkat ke-18 seakan mereka telah dibuang oleh Tuhan ke dalam penjara bawah tanah, tidak pernah melihat terang lagi. Pemikiran feodal menekan manusia sedemikian rupa sehingga manusia sulit bernapas dan sesak napas. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk melawan dan hanya bisa dengan pasrah menanggungnya dan terus menangungnya ... Tidak pernah berani untuk melawan atau berdiri bagi kebenaran dan keadilan. Mereka sekadar hidup, tidak lebih baik dari hidup binatang, dalam pelecehan, dan pembunuhan para penguasa feodal, tahun demi tahun, hari demi hari. Manusia tidak pernah berpikir untuk mencari Tuhan untuk menikmati kebahagiaan di bumi. Seakan manusia sudah kalah, sama seperti daun yang gugur di musim dingin, layu dan menjadi coklat. Manusia sudah lama kehilangan ingatan mereka dan tanpa daya hidup di alam neraka bernama dunia manusia, menunggu datangnya akhir zaman, sehingga mereka bisa binasa bersama-sama dengan neraka seakan akhir zaman yang mereka nantikan adalah hari di mana mereka akan menikmati damai dan istirahat. Etika feodal telah membawa hidup manusia ke dalam "dunia orang mati" sehingga manusia bahkan tidak memiliki kemampuan lagi untuk melawan. Berbagai macam tekanan memaksa manusia untuk secara bertahap jatuh lebih dalam ke dalam dunia orang mati dan semakin jauh dari Tuhan. Sekarang Tuhan menjadi pribadi yang sama sekali asing bagi manusia dan manusia tetap berusaha cepat-cepat menghindari-Nya saat mereka bertemu. Manusia tidak memedulikan-Nya dan mengucilkan-Nya seakan manusia tidak pernah mengenal atau melihat Dia sebelumnya. Tuhan sudah menunggu sepanjang perjalanan panjang hidup manusia tetapi tidak pernah mengarahkan amarah-Nya yang tidak terkendali kepada manusia. Dia hanya menunggu dalam diam agar manusia bertobat dan memulai awal baru. Tuhan sudah sejak lama datang ke dunia manusia dan menanggung penderitaan yang sama seperti manusia. Dia sudah hidup dengan manusia selama bertahun-tahun dan tidak ada yang menyadari keberadaan-Nya. Tuhan diam-diam menanggung penderitaan dunia manusia sambil melaksanakan pekerjaan yang Dia bawa bersama diri-Nya. Oleh karena kehendak Bapa dan kebutuhan umat manusia, Dia telah menanggung, menderita rasa sakit yang belum pernah dialami oleh manusia. Di hadapan manusia, Dia diam-diam melayani mereka dan merendahkan diri-Nya, demi kehendak Bapa dan kebutuhan umat manusia. Pengetahuan tentang budaya kuno telah diam-diam mencuri manusia dari hadirat Tuhan dan menyerahkan manusia kepada raja iblis dan anak-anaknya. The Four Books dan Five Classics (buku-buku yang memuat ajaran Konfusius) telah membawa pikiran dan konsep manusia ke dalam zaman pemberontakan lain, menyebabkan manusia semakin jauh menyembah mereka yang menulis buku-buku itu, membuat gagasan mereka tentang Tuhan semakin jauh. Raja iblis dengan kejam mengusir Tuhan dari hati manusia tanpa mereka menyadarinya, dan pada saat yang sama ia dengan gembira menguasai hati manusia. Dari sejak saat itu, manusia memiliki jiwa yang jelek dan jahat dengan wajah si raja Iblis. Kebencian terhadap Tuhan memenuhi dada mereka dan kejahatan raja Iblis menyebar dalam diri manusia hari demi hari sampai manusia sepenuhnya dikuasai olehnya. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan dan tidak mampu lepas dari jeratan raja Iblis. Oleh karena itu, manusia hanya bisa diam di tempat, tertawan, menyerah kepadanya dan diperhamba olehnya. Raja Iblis sejak lama menanamkan benih tumor ateisme dalam hati anak muda, mengajar manusia berbagai kekeliruan seperti "belajar ilmu pengetahuan dan teknologi, menyadari Empat Modernisasi, tidak ada Tuhan di dunia". Tidak hanya itu, ia berkali-kali menyatakan "Mari kita bangun tanah air yang indah melalui para buruh kita yang rajin," meminta semua orang untuk bersiap dari sejak kanak-kanak untuk melayani negara mereka. Manusia tanpa sadar dibawa ke hadapannya dan ia tanpa ragu mencuri pujian (merujuk kepada Tuhan yang memegang seluruh umat manusia di tangan-Nya). Tidak pernah sekalipun ia merasa malu atau punya rasa malu. Terlebih lagi, ia tanpa malu menawan umat Tuhan di dalam rumahnya, sementara ia melompat ke atas meja seperti seekor tikus dan menyuruh manusia untuk menyembahnya sebagai Tuhan. Benar-benar penjahat nekat! Ia meneriakkan skandal yang mengejutkan, "Tidak ada Tuhan di dunia. Angin ada karena aturan alam, hujan adalah uap air yang menguap dan turun ke bumi dalam bentuk butiran air; gempa bumi adalah goncangan permukaan bumi karena perubahan geologis; kekeringan ada karena kekeringan di udara yang disebabkan oleh gangguan nukleonik di permukaan matahari. Semua ini adalah fenomena alam. Di mana dari semua itu adalah tindakan Tuhan?" Ia bahkan meneriakkan perkataan tidak tahu malu seperti ini: "Manusia berevolusi dari kera di masa lalu dan dunia pada zaman sekarang ini telah maju dari masyarakat primitif kurang lebih satu milyar tahun lalu. Entahkah sebuah negara bangkit atau jatuh, itu ditentukan oleh tangan warga negaranya." Di belakangnya, ia menggantung manusia terbalik di tembok dan menempatkannya di meja untuk diabadikan dan disembah. Sambil ia meneriakkan, "Tidak ada Tuhan," ia menganggap dirinya sendiri sebagai Tuhan, mendorong Tuhan keluar dari bumi tanpa henti. Ia berdiri di tempatnya Tuhan dan bertindak sebagai raja Iblis. Benar-benar menggelikan! Ini menyebabkan manusia dikuasai oleh kebencian yang beracun. Tampaknya Tuhan adalah musuh besarnya dan Tuhan tidak mungkin berdamai dengannya. Ia berencana licik mengusir Tuhan sementara ia sendiri tetap tidak dihukum dan berkeliaran dengan bebas seperti itulah si raja Iblis! Bagaimana mungkin kita menoleransi keberadaannya? Ia tidak akan beristirahat sampai ia telah mengganggu pekerjaan Tuhan dan meninggalkannya dalam keadaan kacau dan compang-camping, seakan ia ingin menentang Tuhan sampai akhir, sampai ikan mati atau jala rusak. Ia menentang Tuhan secara terbuka dan bergerak semakin dekat. Wajahnya yang menjijikkan telah lama terbuka dan sekarang penuh memar dan luka, dalam keadaan buruk yang mengerikan, ia tidak berhenti terus mengumbar kebenciannya kepada Tuhan seakan ia berharap bisa melahap Tuhan sepenuhnya dengan satu kali suapan demi memadamkan kebencian di hatinya. Bagaimana mungkin kita menoleransinya, musuh yang sangat membenci Tuhan ini! Hanya pemusnahan dan penghukuman total dirinya yang akan membawa keinginan hidup kita pada kesudahannya. Bagaimana bisa ia dibiarkan mengamuk? Ia sudah merusak manusia sampai tahap tertentu sehingga manusia tidak lagi mengenal matahari surga dan menjadi mati rasa dan tumpul. Manusia telah kehilangan nalar manusia yang normal. Mengapa tidak mengorbankan seluruh keberadaan kita dengan menghancurkan dan membakarnya demi membinasakan rasa takut akan bahaya yang tetap tinggal dan membiarkan pekerjaan Tuhan mencapai kemuliaan seperti yang belum pernah terjadi sebelumnnya dengan lebih cepat? Gerombolan penjahat nekat ini telah datang ke antara manusia dan menyebabkan keresahan dan kekacauan total. Mereka telah membawa manusia ke tepi jurang terjal, diam-diam berencana mendorong mereka ke jurang sehingga hancur berkeping-keping dan memakan mayat mereka. Mereka dengan sia-sia berharap bisa mengganggu rencana Tuhan dan bersaing dengan Tuhan dalam pertaruhan yang sulit. Sama sekali tidak mudah. Salib, biar bagaimana pun, disiapkan untuk si raja Iblis yang bersalah karena kejahatan paling kejam. Salib bukan tempat Tuhan dan Dia telah meninggalkannya untuk si Iblis. Tuhan sudah sejak lama sekali menang dan tidak lagi merasa sedih karena dosa umat manusia. Dia akan membawa keselamatan kepada seluruh umat manusia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)"

Tinggalkan komentar