Tuhan berkata: "... Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). Tuhan itu adil dan kudus, dan membenci segala benda yang kotor, Tuhan tidak akan membawa orang yang sering melakukan dosa dan penuh dengan kenajisan masuk ke dalam surga. Karena itu, banyak orang yang tulus percaya kepada Tuhan merasa gelisah, karena mereka masih selalu hidup dalam siklus melakukan dosa dan mengakui dosa, mereka berusaha untuk membebaskan diri dari ikatan dosa dengan membaca Alkitab, berdoa, dan berpuasa, tetapi semuanya gagal. Saudara Mikha juga merasa menderita karena dia tidak bisa menyingkirkan sifat dosa dan mencapai kesucian. Setelah menyelidiki, akhirnya dia menemukan cara untuk menyingkirkan dosa. Bagaimana dia menemukannya? Mari kita melihat pengalamannya bersama.
Ketika saya masih kecil, saya sakit parah, karena keluarga miskin saya tidak bisa mendapatkan perawatan di rumah sakit. Di saat yang kritis, adalah Tuhan yang menyembuhkan saya, membiarkan penyakit saya secara ajaib disembuhkan. Untuk membalas kasih Tuhan yang besar, ayah saya menyarankan agar saya berkuliah di sekolah teologi dan mendedikasikan hidup saya kepada Tuhan. Setelah memasuki sekolah teologi, saya setiap hari membaca Alkitab, merenungkan Firman Tuhan, berdoa dan berseru kepada Tuhan. Pada saat itu, saya merasa sangat sukacita dalam hati saya, dan saya merasa sangat dekat dengan Tuhan.
Setahun kemudian, saya menemukan bahwa meskipun belajar Alkitab setiap hari, dan selalu berusaha untuk menjadi rendah hati, lembut, toleransi, penuh kasih, dan mencoba berbuat yang terbaik untuk membantu orang lain, meskipun saya telah dipuji oleh saudara dan saudari, termasuk pendeta, tetapi saya sama sekali tidak merasakan kebahagiaan, karena saya memiliki banyak pikiran jahat di dalam hati saya, seperti: Pada suatu hari, kami pergi berkhotbah di sebuah kampung, kebetulan bertemu dengan pendeta dari faksi lain yang juga datang untuk berkhotbah. Secara lahiriah, saya mengobrol dengan dia, dan kelihatannya sangat dekat, tetapi dalam hati saya telah mengucilkannya, dan berpikir: Jika kamu datang berkhotbah setiap hari, semua orang telah didapatkan olehmu, lalu, bagaimana saya bisa mendapatkan mereka?" Lalu saya menyadari bahwa saya sedang berjuang dengan dia untuk mendapatkan sejumlah orang, dan saya merasa bahwa saya benar-benar jahat! Saya menangis dan berdoa kepada Tuhan, memohon kepada Tuhan untuk membantu saya menghentikan pemikiran ini. Tapi pikiran ini tetap akan muncul pada lingkungan yang sama nanti. Dan di sekolah teologis, saya terkadang melihat para pendeta dan penatua memberi perhatian kepada para saudara dan saudari lainya, saya sangat marah, dan cemburu terhadap mereka, ketika berperan serta dalam berbagai pertunjukan di sekolah, saya selalu ingin berada di depan publik, berharap dapat disanjung oleh semua orang; sesudahnya jika ada saudara-saudari di dalam kelas yang menyakiti saya, meskipun saya tampaknya sudah mengampuni mereka, tetapi di dalam hati saya merasa sangat marah. Bukan hanya itu, terkadang saya melihat gadis cantik, saya juga memiliki pikiran jahat, memiliki pikiran seperti ini juga sama artinya melakukan dosa.
Setelah menyadari bahwa saya memiliki pikiran jahat ini, saya merasa sangat menderita, karena Tuhan Yesus pernah berkata: "Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dan segenap pikiranmu" (Markus 12:30). Kehendak Tuhan adalah supaya saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya, dan melakukan seperti yang Tuhan ajarkan, bukan hanya untuk menjadi toleran dan sabar terhadap orang secara lahiriah, tetapi hati penuh persaingan, kecemburuan, kemarahan, kebencian,dan kejahatan. Hatiku sangat bejat dan kotor, bagaimana saya dapat memuaskan Tuhan? Terpikir kasih karunia Tuhan kepadaku, dan saya masih tidak bisa membalas kasih Tuhan, saya merasa sangat sedih dan kebingungan, kalau saya terus seperti ini, dan ketika Tuhan datang, apakah saya bisa dibawa masuk ke surga? Untuk menyingkirkan pikiran jahat ini, saya membaca alkitab dengan bersungguh-sungguh setiap hari, merenungkan, merefleksikan diri saya setiap malam, berdoa kepada Tuhan, berseru kepada Tuhan, dan memohon kepada Tuhan untuk membawa saya keluar dari segala dosa. Tapi kemudian, pikiran jahat saya masih akan timbul ketika mengalami hal yang sama. Perlahan-lahan, saya merasa bahwa saya banyak membaca alkitab, tetapi saya selalu tidak bisa mendapatkan pembekalan. Saya banyak berdoa, tetapi hati saya tidak bergerak, hati saya dingin, membaca alkitab dan doa secara bertahap menjadi sejenis ritual.
Akhir-akhir ini, saya melihat pendeta dan penatua di seminari juga sering kali berbuat dosa, khotbah mereka terdengar sangat baik, sangat setia kepada Tuhan, tetapi dalam kehidupan, saat mereka menghadapi kesulitan di rumah, mereka tidak hadir dalam pelayanan, dan memperlakukan saudara dan saudari juga berdasarkan status, sama sekali tidak menerapkan ajaran Tuhan. Saya sangat kesal dan sedih melihat tindakan mereka, saya merasa bahwa mereka bukan orang yang benar-benar melayani Tuhan, dan jika saya mengikuti mereka, bukankah itu disebut sebagai orang buta yang memimpin orang buta. Dan jika orang buta memimpin orang buta, keduanya akan terperosok ke dalam parit. Jadi saya memutuskan untuk meninggalkan gereja dan seminari untuk membaca Alkitab dan berdoa sendiri di rumah buat sementara waktu. Pada saat itu, saya menangis dan berdoa kepada Tuhan, "Oh Tuhan, Engkau tahu hati saya, Engkau tahu keinginan saya. Saya ingin mengasihi-Mu dengan segenap hati saya, tetapi entah kenapa, saya tidak dapat menghentikan pikiran jahat itu dalam hati saya. Saat saya belajar di sekolah teologi, karena saya ingin membalas kasih-Mu, tapi sekarang tempat itu sudah bukan tempat untuk melayani dan menyembah-Mu. Oh Tuhan, saya tidak tahu bagaimana bisa melakukan sesuai dengan kehendak-Mu. Saya berdoa agar Engkau menuntun saya ke jalan yang benar dan melakukan kehendak-Mu."
Setelah sekitar dua atau tiga minggu, saya berkenalan dengan saudari Kirsi di FB, dan kami telah banyak berbagi dan berkomunikasi bersama. Sebagai contoh: Membedakan antara orang yang secara nama saja percaya kepada Tuhan, aturan manusia dan kehendak Tuhan. Ini membuka mata rohani saya dan bermanfaat bagi saya. Penjelasan saudari tentang Alkitab sangat jelas, dan dia mengerti lebih banyak daripada saya yang belajar teologi. Saya bertanya-tanya dari mana asal pengetahuan dan pengenalannya? Saya sangat iri. Akhirnya, dia berbagi dengan saya beberapa pasal Alkitab tentang akhir zaman, dan mengatakan bahwa sekarang bencana di dunia semakin besar, nubuatan Tuhan Yesus telah terpenuhi, dan kita harus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Saya sangat setuju dengan komunikasi saudari itu, dan sekarang memang adalah akhir zaman, dan adalah saatnya Tuhan Yesus datang kembali. Setelah itu, dia juga mengirimi saya beberapa kata yang berkaitan, salah satunya mengatakan: "Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman." Setelah membaca kata-kata ini, saya merasa kata-kata ini sangat berkuasa dan berotoritas, saya telah membaca Alkitab berkali-kali dan membaca banyak buku rohani, tetapi saya tidak pernah membaca kata-kata seperti ini, dan saya tidak punya perasaan seperti ini. Saya merasa disini ada pekerjaan Roh Kudus, seolah-olahnya berhadapan muka dan mendengar Tuhan berbicara. Saya selalu menunggu untuk bertemu langsung dengan Tuhan, dan sekarang saya merasa harapan saya sudah termakbul. Saya kemudian bergabung dengan grup persekutuan mereka dan berkenalan dengan saudari Aine dan beberapa saudari lainnya. Di satu persekutuan, Saudari Aine tiba-tiba bertanya kepada saya, “Saudaraku, apakah Anda tahu bagaimana caranya Tuhan Yesus datang kembali?” Pertanyaan ini mengejutkan saya. Bagaimana saya bisa tahu tentang kedatangan Tuhan Yesus? Tetapi saat itu telah tiba waktu untuk saya berpuasa, saya pun keluar dari persekutuan dan mematikan ponsel, dan mulai berpuasa selama lima hari. Dalam beberapa hari ini, saya terus menerus berpikir: Mengapa mereka mengajukan pertanyaan ini kepada saya? Mereka mungkin punya jawaban untuk pertanyaan ini. Saya juga berpikir bahwa kata-kata yang mereka bagikan kepada saya sebelumnya sangat berkuasa, tetapi kata-kata itu tidak ada dalam Alkitab, di sini mungkin ada kebenaran yang perlu diselidiki. Semakin saya memikirkannya, semakin saya ingin memahaminya.
Lima hari kemudian, ketika saya menghidupkan ponsel saya lagi, saya melihat mereka mengirimkan jawaban untuk pertanyaan ini, mereka berkata, “Tuhan Yesus sudah kembali. Namanya disebut Tuhan Yang Mahakuasa, dan Dia membuat karya baru di atas dasar karya Tuhan Yesus, melakukan pekerjaan baru dan mengungkapkan firman baru!” dan ketika saya melihat pesan ini, saya sangat tersentuh, dan hati saya dipenuhi dengan sukacita, teringat sejak awal saya percaya kepada Tuhan Yesus, saya sangat ingin berjumpa dengan Tuhan, karena Tuhan telah menyelamatkan saya, dan saya ingin mengikuti dan mengasihi-Nya dengan sepenuh hati. Kemudian, ketika saya menemukan bahwa ada banyak pikiran jahat dalam diri saya, tidak peduli sekeras apa pun saya berusaha, saya tidak dapat menyingkirkan dosa, maka saya sangat bersemangat untuk bertemu dengan Tuhan. Karena saya berpikir bahwa jika saya dapat bertemu dengan Tuhan dan berbicara secara langsung tentang kesulitan-kesulitan ini kepada Tuhan, Tuhan pasti akan menghilangkan semua pikiran jahat saya. Dulu masalah-masalah yang saya lihat di gereja dan masalah pribadi saya tentang berbuat dosa yang membawa penderitaan dan kekhawatiran kepada saya akan segera hilang, jadi saya ingin mengerti lebih banyak tentang pekerjaan yang dilakukan oleh kembalinya Tuhan Yesus.
Pada saat ini, saudari bertanya kepada saya, “Saudaraku, apakah kamu setuju?” Saya berpikir dalam hati saya: Saya setuju bahwa sekarang adalah akhir zaman. Menurut Alkitab, inilah saatnya Tuhan Yesus kembali, siapa yang dapat menyangkal kembalinya Tuhan pada saat yang penting ini? Tetapi ada Kristus-Kristus palsu di akhir zaman, bagaimana kita dapat membedakannya. Jadi saya memberitahu saudari tentang pendapat saya. Selanjutnya, saudari bersekutu dengan saya bagaimana membedakan antara Kristus yang benar dan yang palsu. Setelah mendengarkan persekutuan dari saudari , saya mengerti bahwa ciri-ciri utama Kristus palsu adalah meniru Tuhan Yesus dan mengadakan banyak mukjizat dan keajaiban untuk menyesatkan orang, tetapi pekerjaan Tuhan selalu baru dan tidak pernah mengulangi pekerjaan lamanya. Setelah pekerjaan Yesus selesai, kembalinya Tuhan Yesus di akhir zaman tidak akan melakukan pekerjaan untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat lagi, saudari juga mengirimi saya sebuah klip video "Gadis-gadis yang bijaksana dapat membedakan antara Kristus yang benar dan yang palsu". Setelah menonton video ini, saya tahu bahwa Tuhan Yesus sudah kembali, dan saya merasa bahwa saya harus memiliki hati yang menyelidiki, kalau tidak saya akan kehilangan kesempatan. Malam itu, saya berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yesus, jika Engkau benar-benar telah kembali, tolong bukakan hati saya, biarkan saya mengerti kata-kata-Mu, dan mengikuti jejak langkah-Mu..."
Dua hari kemudian, kami bertemu lagi. Di awal persekutuan, seorang saudari bertanya kepada saya, "Saudaraku, setelah kamu belajar teologi, apakah kamu berpikir bahwa kamu telah berubah?"
Saya berkata: "Ya, sebelumnya, saya hanya mencintai diri saya sendiri, sekarang saya tahu bagaimana mencintai orang lain. Sebelumnya, saya tidak ingin berbicara dan bergaul dengan orang lain, dan sekarang saya bisa menjaga orang. Dulu, jika seseorang membuat saya marah, saya akan langsung bertengkar dengannya, tetapi sekarang saya telah belajar untuk bertoleransi dan bersabar. Karena itu, saya merasa bahwa saya telah sedikit berubah setelah saya percaya kepada Tuhan Yesus."
Saudari berkata: "Kita semua memiliki sedikit perilaku yang baik secara lahiriah setelah percaya kepada Tuhan Yesus, seperti tidak memukul orang, tidak memarahi orang, dan tidak berselisih dengan orang lain, memperlakukan orang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, dan meninggalkan segalanya, melakukan perkerjaan dan mengorbankan diri demi Tuhan, dan lain-lain. Meskipun kita tidak melakukan dosa-dosa ini, itu tidak membuktikan bahwa watak kita telah berubah. Seperti halnya kita biasanya hidup harmoni dengan orang lain, tetapi ketika pihak lain berbicara dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan pribadi kita, kita masih akan memiliki prasangka, dan bahkan bisa membenci orang; Ketika kita melihat bahwa orang lain lebih baik daripada kita, kita akan tetap cemburu dan tidak bisa tunduk, dan ketika kita melayani di gereja, ketika terlibat dengan ketenaran, kekayaan, status, kita bisa berbohong, menipu, dan bahkan diam-diam saling bertarung ... Mengenai tindakan-tindakan seperti ini, saya percaya banyak setiap orang memiliki pengalaman yang sangat mendalam, ini membuktikan bahwa kita belum bebas dari dosa, watak Iblis yang rusak masih ada dalam diri kita, bahkan jika kita kadang-kadang bisa toleran, sabar, atau memiliki sedikit kasih sayang, itu hanya didasarkan pada semangat sementara, atau dicapai dengan menahan diri, perubahan ini tidak berlangsung lama. Ketika kita menghadapi hal-hal yang tidak selaras dengan kehendak kita, watak rusak kita akan tetap tersingkapkan. Kita juga bisa memberontak terhadap Tuhan, bahkan melawan Tuhan dan menyangkal Tuhan, serta mengkhianati Tuhan. Oleh karena itu, kita memiliki beberapa perilaku baik secara lahiriah tetapi itu dapat tidak menunjukkan bahwa kita memiliki perubahan watak, kita harus dapat membedakannya!"
Bersambung……