Bagaimana kita bisa membebaskan diri dari belenggu dosa? Aku percaya bahwa banyak saudara dan saudari dalam Tuhan yang terganggu oleh pertanyaan ini. Mungkin Anda secara pribadi telah mencoba banyak cara tetapi masih gagal untuk melepaskan belenggu dosa. Penulis artikel berikut pernah mengalami masalah yang sama. Tetapi setelah mencari selama bertahun-tahun, dia akhirnya menemukan akar dosanya dan mendapatkan jalan penerapan untuk melepaskan diri dari ikatan dosa.
Terikat oleh dosa, aku merasa bingung dan tidak punya tempat untuk berpaling.
Aku lahir dalam keluarga Katolik, dan ketika aku berusia tiga belas tahun, aku mulai mempelajari doktrin-doktrin Katolik dan menerima baptisan. Belakangan, aku melihat iman beberapa teman gerejaku menjadi semakin dingin. Mereka menyibukkan diri dengan menghasilkan uang dan mengikuti tren dunia, menjadi semakin jauh dari Tuhan. Melihat ini, aku merasa benar-benar tidak mudah untuk berjalan di jalan salib, dan bahwa tanpa iman kepada Tuhan tidak mungkin masuk kerajaan surga. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mengabdikan diriku kepada Tuhan, dan berusaha untuk menjadi seorang pastor dalam pelayanan Tuhan.
Pada usia 22 tahun, aku masuk seminari untuk belajar. Setiap hari, aku bangun jam 5:30 pagi, melakukan meditasi, berdoa Rosario dan memuji Tuhan dari jam 6 pagi, mempelajari Alkitab dan doktrin Katolik dari jam 8 pagi, dan berdoa selama lebih dari satu jam di malam hari. Tetapi setelah belajar selama beberapa waktu, aku tidak merasa bahwa aku semakin dekat dengan Tuhan, tetapi sebaliknya aku merasa bahwa kehidupan seperti itu membosankan. Selain itu, selama periode itu, pikiran kotor dan jahat sering muncul di benakku, dan meskipun aku mengaku dosa dan bertobat kepada Tuhan, pikiran-pikiran ini masih muncul dari waktu ke waktu dan aku tidak dapat mengendalikan diriku. Aku pernah bersumpah kepada Tuhan bahwa aku akan menjalani kemurnian, tetapi sekarang aku melanggarnya. Tidakkah ini berarti aku melakukan dosa dan menipu Tuhan? Lalu bagaimana aku bisa masuk kerajaan surga? Jadi aku terus-menerus berdoa kepada Tuhan setiap hari, meminta Dia untuk membantu aku menyingkirkan ikatan dosa dan membuat aku melayani Dia dengan sepenuh hati. Tapi ini tidak membawa perubahan, yang membuat aku menderita dan merasa cemas. Setelah belajar selama sepuluh tahun, aku lulus dari sana. Kemudian, untuk mengatasi masalah tentang berbuat dosa, aku pergi ke tempat terpencil di Indonesia untuk belajar lebih lanjut. Tapi aku tetap tidak bisa tidak memikirkan hal-hal najis itu. Karena alasan ini, aku merasa sangat putus asa dan berkecil hati, dan setahun kemudian aku memilih untuk kembali ke negara asli.
Kemudian, gereja mengatur agar aku pergi ke Beijing untuk studi lanjutan. Selama aku belajar di sana, aku sering mengingat bahwa selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, aku terus-menerus berdoa kepada-Nya dan meminta-Nya untuk mengubahku, dan aku juga terus berupaya menjalin hubungan yang dekat dengan-Nya. Tetapi setelah berupaya bertahun-tahun, aku masih tidak memiliki pemahaman tentang Tuhan dan sifat dosaku juga belum dihilangkan. Aku berpikir: "Bagaimana aku bisa melakukan pekerjaan yang baik dalam memimpin teman-teman gerejaku dalam keadaan seperti itu? Jika aku menjadi pastor, bukankah aku akan menghancurkan teman-teman gerejaku?" Setelah aku menyelesaikan studiku, uskup datang untuk mencariku dan berkata bahwa dia ingin menguduskan aku sebagai pastor. Itu adalah mimpi yang telah aku kejar selama bertahun-tahun, tetapi pada saat itu hasrat dan antusiasmeku sebelumnya telah hilang. Oleh karena itu, aku menolak, dan memilih untuk menjadi orang percaya biasa. Setelah itu, aku kembali ke rumah dan menikah. Setelah itu, aku lebih sering melakukan dosa, sering kehilangan kesabaran dan bertengkar dengan istriku karena hal-hal sepele, tidak bisa mempraktikkan kesabaran. Karena itu, aku sering mengaku dosa dan bertobat kepada Tuhan, tetapi setelah itu aku masih berbuat dosa. Kemudian, aku mencoba memulihkan hubunganku dengan Tuhan dengan menghadiri lebih banyak Misa; setiap kali ada Misa atau kelas pelatihan di gerejaku, aku akan mengesampingkan pekerjaanku untuk menghadirinya. Tapi ini masih tidak menyelesaikan masalahku. Karena melemahnya semangat dan tekanan pekerjaan, aku kelelahan, baik fisik maupun mental, aku merasa sangat bingung, dan tidak tahu bagaimana melanjutkan perjalanan di depan. Seolah-olah aku telah dibuang ke hutan belantara. Ada kekecewaan dan ketidakberdayaan yang tak terkatakan di hatiku.
Berita tentang kembalinya Tuhan memberiku harapan.
Tepat ketika aku tidak memiliki iman lagi untuk melanjutkan, keselamatan Tuhan datang kepadaku dan membawa aku keluar dari kesengsaraan. Suatu hari di bulan Januari 2018, setelah menghadiri Misa, aku bertemu Saudara Li secara kebetulan, dan kemudian melalui perkenalannya aku berkenalan dengan Saudara Liu. Sejak saat itu, kami berbicara tentang kepercayaan bersama kapan pun kami punya waktu. Aku merasa bahwa mereka berdua memiliki pemahaman yang unik tentang Alkitab, jadi aku senang berkomunikasi dengan mereka. Suatu kali, ketika kami saling berbagi pemahaman tentang kitab suci, Saudara Liu berkata: "Seorang rekan kerja yang kukenal di Tiongkok adalah orang yang saleh dan pandai berkhotbah, tetapi dia sekarang percaya pada Kilat dari Timur. Belum lama ini, dua rekan kerjaku, yang mengadakan Misa dengan aku di gereja, juga mulai mempercayai Kilat dari Timur. Gereja seperti apa Kilat dari Timur itu? Mengapa begitu banyak saudara dan saudari yang mengejar kebenaran mulai percaya pada Kilat dari Timur?" Mendengar itu, aku sedikit berkerut. Aku ingat bahwa seorang wali gereja yang saleh yang kukenal sebelumnya juga telah beralih ke Kilat dari Timur. Aku berpikir dalam hati: "Apa yang mereka khotbahkan di Kilat dari Timur? Mengapa ia mampu menarik begitu banyak orang Kristen yang saleh? Aku pernah mendengar bahwa orang-orang di gereja itu selalu berbicara tentang Kitab Wahyu. Kebanyakan orang tidak berani berbicara tentang Kitab Wahyu, dan bahkan para pendeta pun jarang membicarakannya. Mungkinkah mereka memiliki pencerahan dari Roh Kudus? Mengapa aku tidak pergi dan mendengarkan Kilat dari Timur untuk melihat apa yang istimewa dari khotbah mereka? Mungkin itu akan bermanfaat bagi devosi rohaniku dan membantuku mengenal Tuhan." Berpikir seperti ini, aku menjadi penasaran dengan gereja itu, jadi aku berkata kepada mereka: "Mengapa kita tidak pergi untuk menyelidiki Kilat dari Timur untuk melihat apa yang berbeda darinya?" Mereka semua mengangguk setuju. Kemudian, Saudara Liu menghubungi beberapa jemaat paroki dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan menjadwalkan Misa dengan mereka.
Pada waktu yang ditentukan, kami tiba di tempat Misa. Segera setelah kami memasuki pintu, jemaat paroki dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, yang datang lebih awal, menyambut kami dengan antusias. Setelah perkenalan, seorang jemaat paroki memutar video tentang Asal Usul dan Perkembangan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah menonton video tersebut, aku merasa sangat terkejut: Isinya semua sejalan dengan Alkitab dan mengungkapkan misteri dalam Kitab Wahyu. Sebagai contoh: Alkitab berkata, "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" (Matius 24:27). Meskipun aku telah membaca Alkitab selama bertahun-tahun, aku tidak tahu apa arti ayat Alkitab ini. Baru setelah aku menonton video itu, aku mengerti bahwa pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi di akhir zaman telah menggenapi ayat Alkitab tersebut. Kemudian, seorang jemaat paroki memutarkan film Injil berjudul "Hubungan Antara Alkitab dan Tuhan" untuk kami. Setelah menonton film itu, semangatku terguncang sangat dalam. Ternyata ada begitu banyak misteri tentang Alkitab. Aku merasa bahwa kebenaran yang dipersekutukan dalam film tidak dapat diungkapkan oleh teolog atau pendeta mana pun di dunia. Aku telah membaca begitu banyak buku rohani, namun aku belum pernah melihat siapa yang dapat mempersekutukan pembentukan Alkitab dan esensinya dengan begitu jelas dan gamblang. Aku benar-benar mendapatkan perbekalan darinya.
Setelah itu, kami bertiga mendengarkan persekutuan Saudara Wang dengan lebih cermat. Ketika mendengar bahwa Tuhan sedang melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman, aku agak curiga dan berpikir: "Itu tidak benar. Tuhan Yesus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya, jadi bagaimana Dia bisa menjadi manusia untuk melakukan pekerjaan penghakiman? Ada apa dengan semua ini?" Aku menjadi lebih tertarik dengan apa yang Saudara Wang katakan dan ingin tahu lebih banyak tentang hal itu untuk memastikan apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang kembali atau tidak. Namun, waktunya sudah larut. Jadi kami membuat janji dengan mereka untuk hari berikutnya sehingga kami dapat terus mendengarkan persekutuan mereka. Dalam perjalanan pulang, kami mendiskusikan apa yang ada dalam video dan aku berkata: "Aku mengerti banyak dari Misa hari ini. Aku merasa bahwa itu telah membawa aku lebih dekat kepada Tuhan." Mengatakan ini, aku merasa agak bersemangat dan berpikir: "Jika Tuhan benar-benar telah kembali dan berada di antara kita, bukankah aku seperti Petrus, yang hidup pada zaman yang sama dengan Tuhan? Jika demikian, maka aku benar-benar diberkati! Dan aku percaya bahwa Tuhan pasti akan membantu menyelesaikan masalahku." Memikirkan hal ini, aku lebih menantikan Misa keesokan harinya.
Kebingunganku teratasi dan aku mengerti alasan mengapa Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dan apa akar dari keberdosaanku.
Keesokan harinya, aku bergegas ke tempat Misa setelah aku pulang kerja. Setibanya di sana, aku melihat jemaat paroki semuanya sedang menungguku. Aku merasa sedikit malu, dan dengan cepat berjalan ke depan lalu duduk. Saat itu, seorang saudari yang bertemu dengan aku sehari sebelumnya bertanya sambil tersenyum: "Bagaimana perasaanmu tentang Misa terakhir kali kita? Jika saudara memiliki sesuatu yang masih tidak dimengerti, katakan saja. Kita dapat mencari bersama melalui Misa." Mendengar undangannya, aku langsung bertanya: "Saudari, kemarin dikatakan bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman. Tetapi di kayu salib, Tuhan Yesus dengan jelas berkata, 'Sudah selesai.' Bukankah ini membuktikan bahwa Tuhan telah menyelesaikan pekerjaan-Nya? Mengapa Dia masih perlu melakukan pekerjaan penghakiman-Nya? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"
Saudari itu berkata: "Saudaraku, menurutmu ketika Tuhan Yesus disalibkan dan berkata sebelum Dia kehabisan napas, 'Sudah selesai,' membuktikan bahwa pekerjaan keselamatan Tuhan telah selesai sepenuhnya, dan tidak akan ada lagi pekerjaan lain. Tapi apakah cara berpikir ini benar atau tidak? Mari kita bersekutu tentang hal ini. Kita semua tahu, bahwa sejak umat manusia dirusak oleh Iblis, Tuhan telah melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan umat manusia. Dia akan sepenuhnya menyelamatkan kita dari wilayah kekuasaan Iblis dan memulihkan kesucian asli kita. Tetapi sekarang kita masih hidup dalam keadaan berbuat dosa dan kemudian mengakui dosa, dan kita masih belum mencapai kesucian. Ini membuktikan bahwa pekerjaan keselamatan Tuhan belum sepenuhnya selesai. Sebenarnya, jika kita menyelidiki Alkitab dengan seksama, tidak sulit untuk menemukan bahwa di dalamnya ada banyak nubuat tentang pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman. Misalnya, dalam 1 Petrus 4:17 mengatakan: "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan: dan jika itu pertama kali dimulai pada kita, apakah kesudahan dari mereka yang tidak menaati Injil Tuhan?" Dalam Wahyu 14:7 mengatakan: "Takutlah akan Tuhan, dan berikan kemuliaan pada-Nya; karena saat penghakiman-Nya sudah tiba: dan sembahlah Dia yang telah menciptakan langit dan bumi, dan laut dan semua mata air." Dan pasal 16, ayat 12-13 dalam Injil Yohanes mengatakan: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu." Dari ayat-ayat ini, kita dapat melihat bahwa di akhir zaman, Tuhan akan melakukan pekerjaan penghakiman dan Roh kebenaran akan membimbing kita ke dalam kebenaran. Mari kita membaca beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa sehingga kita dapat memahaminya dengan lebih baik."
Kemudian saudari itu mulai membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak." "Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan."
Setelah membaca kata-kata ini, saudari itu melanjutkan persekutuannya: "Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita dapat melihat bahwa 'Sudah selesai' yang dikatakan oleh Tuhan Yesus berarti bahwa pekerjaan penebusan Tuhan telah selesai; itu tidak berarti bahwa pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia telah selesai. Ada tertulis dalam Alkitab, 'Karena Akulah Yahweh, Tuhanmu: karena itu engkau harus menguduskan dirimu, dan engkau harus menjadi kudus; karena Aku kudus: jangan engkau menajiskan dirimu dengan berbagai jenis binatang melata yang merayap di atas bumi' (Imamat 11:44). 'Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). Tuhan itu kudus, jadi orang yang kotor dan rusak tidak layak untuk melihat wajah Tuhan, juga tidak layak untuk memasuki kerajaan Tuhan. Dalam kepercayaan kepada Tuhan, kita hanya diampuni dari dosa-dosa kita; dengan datang ke hadapan Tuhan Yesus untuk mengaku dan bertobat, barulah kita dapat menikmati kasih karunia dan berkat dari Tuhan, dan Dia tidak lagi memandang kita sebagai orang berdosa. Tetapi watak Iblis kita belum diampuni oleh Tuhan, dan sifat dosa kita masih ada. Kita masih menjalani siklus hidup di mana kita berbuat dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, dan tidak dapat melepaskan diri dari ikatan dosa. Misalnya, untuk melindungi kepentingan pribadi kita, kita masih berbohong dan menipu Tuhan; ketika kita melihat orang lain melakukan sesuatu dengan cara yang tidak sesuai dengan pikiran kita, kita sering kehilangan kesabaran dan memarahi mereka; terkadang kita tidak dapat mengatasi godaan tren jahat dunia, sehingga kita mengikutinya dan melakukan dosa; ketika pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan pemahaman kita, kita masih mampu menghakimi dan mengutuk Tuhan, dan menolak pekerjaan-Nya sesuai dengan pemikiran dan imajinasi kita. Oleh karena itu, kita membutuhkan Tuhan untuk melakukan pekerjaan penghakiman untuk memurnikan dan mengubah watak kita yang rusak. Hanya ketika watak rusak kita disucikan dan kita menjadi orang yang benar-benar menghormati, menaati, dan mencintai Tuhan, barulah pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia akan selesai sepenuhnya. Pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman dibangun di atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus di Zaman Kasih Karunia. Karena penebusan Tuhan Yesus, kita memenuhi syarat untuk datang ke hadapan Tuhan untuk menerima keselamatan-Nya, tetapi jika dalam kepercayaan kepada Tuhan, kita tidak mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman, maka kita tidak dapat benar-benar mencapai keselamatan Tuhan."
Persekutuan saudari itu membuat aku tiba-tiba tercerahkan. Sebelumnya, aku berpikir bahwa kita yang percaya kepada Tuhan telah diberkati dengan keselamatan dan bahwa ketika Tuhan datang, kita akan langsung diangkat ke dalam kerajaan surga. Tetapi sekarang melalui persekutuan saudari itu, aku menyadari bahwa pandanganku salah. Iman kita kepada Tuhan Yesus hanya memungkinkan dosa-dosa kita diampuni, tetapi sifat dosa kita masih ada, jadi kita perlu menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman. Hanya ketika watak rusak kita dimurnikan dan diubah, kita dapat dibawa oleh Tuhan ke dalam kerajaan surga. Memikirkan diriku sendiri, aku belajar di seminari selama sepuluh tahun dan kemudian pergi ke ordo agama untuk studi lanjutan, tetapi aku masih tidak dapat menahan diriku untuk berbuat dosa. Meskipun aku mengakui dosa-dosaku dan bertobat kepada Tuhan, aku kemudian mengulangi dosa yang sama. Keadaanku menunjukkan bahwa aku memang bukan orang yang disucikan dan bahwa aku sama sekali tidak memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan surga. Aku juga mengerti bahwa karena watakku yang rusak, aku selalu hidup dalam keadaan di mana aku berbuat dosa dan kemudian mengakui dosa. Terima kasih kepada Tuhan! Persekutuan saudari itu begitu baik sehingga memecahkan kebingunganku.
Aku akhirnya menemukan cara untuk membuang watakku yang rusak.
Kemudian, aku bertanya kepada saudari itu dengan cemas: "Jadi, bagaimana Tuhan menyucikan kita? Bagaimana watakku yang rusak dapat dihilangkan? Aku selalu berusaha mengekang diri agar tidak berbuat dosa dan juga berdoa kepada Tuhan, memohon Dia untuk membantuku. Namun, bertahun-tahun telah lewat, dan aku masih belum berubah." Mendengar ini, dia tersenyum dan bersekutu dengan aku dengan sabar: "Saudaraku, tentang pertanyaan ini, firman Tuhan Yang Mahakuasa mengatakan dengan sangat jelas. Mari kita membaca sebuah paragraf bersama-sama."
Tuhan Yang Mahakuasa berkata, "Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan."
Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa di akhir zaman, Tuhan menghakimi dan memurnikan watak kita yang rusak dengan mengungkapkan kebenaran. Di satu sisi, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk mengekspos dan membedah hakikat sifat kita serta kebenaran tentang bagaimana kita telah dirusak oleh Iblis, sehingga kita dapat benar-benar mengetahui, dalam penghakiman dan hajaran firman Tuhan, bahwa kita penuh dengan watak Iblis—kesombongan dan keangkuhan, kebengkokan dan kecurangan, keegoisan dan kekejian. Kita juga dapat mengetahui bahwa hidup dengan watak yang rusak membuat kita tidak memiliki hati yang hormat kepada Tuhan, dan bahwa kita masih bisa mengandalkan gagasan dan imajinasi kita sendiri untuk menghakimi dan melawan Dia, dan kita telah sepenuhnya menjadi tipe Iblis yang memberontak terhadap Tuhan dan memusuhi Tuhan. Di sisi lain, firman Tuhan juga telah memberi tahu kita secara eksplisit kehendak, tuntutan, dan standar-Nya, serta jalan penerapan yang tepat, sehingga kita memiliki jalan ke depan. Misalnya, Tuhan memberi tahu kita bahwa Dia menyukai orang jujur dan membenci orang yang penuh tipu daya, bahwa hanya orang jujur yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga, dan juga memberi tahu kita bagaimana menyingkirkan watak yang penuh tipu daya dan menjadi orang jujur. Sementara itu, Tuhan juga mengatur lingkungan-lingkungan yang praktis untuk menguji, memurnikan, memangkas, dan menangani kita. Kita telah dirusak oleh Iblis selama ribuan tahun, dan watak Iblis yang rusak telah berakar kuat dalam diri kita dan tidak dapat diubah sekaligus, jadi kita perlu menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan, serta ujian dan pemurnian dalam jangka panjang dari Tuhan, serta teguran dan disiplin dari datangnya fakta-fakta. Hanya dengan cara ini, barulah kita dapat melihat dengan jelas kebenaran tentang kerusakan kita sendiri, mencapai tahap di mana kita benar-benar mengenal diri sendiri, dan membenci serta menyesali diri kita sendiri, barulah kita dapat memiliki pemahaman yang benar tentang substansi Tuhan yang kudus, benar dan baik, dan pada akhirnya mengembangkan hati yang menghormati Tuhan dan menjadi bersedia mempraktikkan kebenaran untuk memuaskan-Nya.
Mendengarkan persekutuan saudari itu, aku tiba-tiba tercerahkan dan berkata kepadanya dengan gembira: "Terima kasih Tuhan. Di masa lalu, untuk menahan diri agar tidak berbuat dosa, aku mempelajari Alkitab dengan keras dan mematuhi aturan seminari, tetapi aku masih terus-menerus berbuat dosa. Melalui persekutuan saudari tentang firman Tuhan, aku menjadi tahu bahwa hanya kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman yang dapat menyelesaikan masalah tentang berbuat dosa." Saudara Liu juga berkata dengan penuh semangat: "Terima kasih Tuhan! Sekarang kita akhirnya menemukan cara untuk melepaskan diri dari ikatan dosa." Mendengar ini, saudari itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kemudian, ia menunjukkan kepada kami video kesaksian yang berjudul "Cahaya Sejati Telah Muncul". Keadaan tokoh protagonis dalam video ini dulunya seperti aku, hidup dalam dosa dan sangat menderita, tetapi kemudian dengan mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, dia mengetahui wataknya yang rusak. Setelah itu, ketika dia mengungkapkan kerusakannya, dia akan mengandalkan Tuhan untuk meninggalkan dagingnya dan bertindak sesuai dengan firman Tuhan. Lambat laun, dia tidak begitu dibatasi oleh watak rusaknya dan hidup dalam keserupaan manusia sejati. Setelah menonton video ini, aku melihat dengan lebih jelas bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa begitu berotoritas dan berkuasa, dan aku percaya bahwa selama aku menerima serta mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, aku akan dapat memperoleh pemahaman tentang watakku yang rusak dan secara bertahap mendapatkan penyucian dan transformasi. Terima kasih Tuhan! Aku memiliki jalan yang lebih jelas untuk menyingkirkan dosa-dosaku.
Aku memahami kebenaran dan rohku dibebaskan.
Selama pertemuan berikutnya, saudari itu bersekutu dengan aku banyak kebenaran yang berkaitan dengan kisah sebenarnya dan esensi dari tiga tahap pekerjaan Tuhan, arti nama Tuhan, misteri inkarnasi Tuhan, dan aspek kebenaran lainnya. Setelah mendengar semua itu, aku memiliki pemahaman baru tentang Tuhan, merasa bahwa aku lebih dekat dengan Tuhan, dan merasa puas secara rohani. Aku menegaskan dari hatiku bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang kembali, karena hanya Tuhan yang dapat mengungkapkan kebenaran dan menyingkapkan misteri dalam Alkitab. Aku merasa bersyukur kepada Tuhan karena membiarkanku mendengar suara Tuhan dan berpesta dengan Anak Domba.
Selanjutnya, setiap kali aku senggang di rumah, aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan menonton film-film Injil serta video tarian dan lagu yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Semakin aku menonton, semakin aku suka dan semakin bersemangat jadinya. Selain itu, aku berpartisipasi dalam kehidupan bergereja di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Selama Misa, kami jemaat paroki saling berbagi pemahaman tentang firman Tuhan dan pengalaman menjalani penghakiman firman Tuhan. Setelah beberapa saat, aku memiliki beberapa pemahaman tentang pekerjaan Tuhan serta sifat rusakku, dan aku tidak lagi memperlakukan orang dengan tidak sabar seperti sebelumnya. Ketika apa yang istriku katakan tidak menyenangkanku, aku akan berdoa kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya. Dengan bimbingan firman Tuhan, aku bisa mengesampingkan keegoisanku dan tidak memperlakukan istri dengan tidak sabar. Sekarang hubunganku dengan istriku sedikit lebih baik dari sebelumnya. Terima kasih Tuhan! Meskipun aku baru percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa beberapa bulan, aku benar-benar melihat bahwa firman-Nya adalah kebenaran dan memang mampu mengubah watak rusakku. Mulai sekarang, aku bersedia untuk mengalami lebih banyak penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan sehingga aku dapat membuang watak rusakku lebih awal, menghidupi keserupaan manusia sejati, dan mencapai keselamatan Tuhan.