Karena mendefinisikan Tuhan dalam Alkitab, saya hampir melewatkan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua (I)
- Navigasi cepat
- 1.Kehilangan Kesempatan karena Memegang Konsepsi-Konsepsi
- 2.Atas kasih-Nya saya mendengar Injil sekali lagi
- 3.Sekali lagi saya menyerah pada keraguan, karena halangan
Pada tahun 2018, saya akhirnya menyambut kembalinya Tuhan dan menghadiri pesta pernikahan Anak Domba, menikmati penyiraman air kehidupan. Tetapi setiap saat saya dipenuhi dengan penyesalan karena pernah berkali-kali menolak pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, sehingga hampir kehilangan kesempatan untuk menyambut kembalinya Tuhan.
Kehilangan Kesempatan karena Memegang Konsepsi-Konsepsi
Sepuluh tahun yang lalu ketika saya berada di Tiongkok, ada seorang saudari yang membagikan Injil kepada saya, mengatakan bahwa Tuhan telah kembali. Pada saat itu semua terdengar masuk akal bagi saya, tetapi kemudian saya terpikir bahwa pendeta sering mengatakan dalam kebaktian bahwa kita tidak bisa mendengarkan khotbah siapapun, karena akan disesatkan. Jadi saya memakai "Tiga Tidak" dari kebijakan pendeta - tidak membaca, tidak mendengarkan, tidak berhubungan. Saya menolak saudari itu. Itulah bagaimana saya membiarkan kesempatan pertama akan keselamatan Tuhan pada akhir zaman berlalu begitu saja.
Pada tahun 2015 saya datang ke Korea dan seseorang yang dari kampung halaman saya juga memberitakan Injil karya Tuhan Yang Mahakuasa akhir zaman dengan saya. Dia juga memberi saya sebuah buku dan mengatakan kepada bahwa semua yang ada di dalamnya telah diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dan itu semua adalah kebenaran. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya harus membacanya dengan sungguh-sungguh, dan berharap saya akan menyelidikinya. Meskipun saya merasa bahwa apa yang dia bagikan kepada saya tentang tiga tahap pekerjaan Tuhan benar-benar baru dan masuk akal, tetapi dalam kebaktian pendeta juga sering mengatakan bahwa semua pekerjaan dan kata-kata Tuhan ada di dalam Alkitab, jadi apa pun di luar Alkitab itu adalah sesat. Dia berkata bahwa kita harus sangat berhati-hati agar kita tidak mengkhianati Tuhan. Saya khawatir salah memercayainya, jadi untuk menentukan apakah Tuhan benar-benar telah kembali, saya memberikan buku itu kepada pendeta untuk membiarkan dia bertindak sebagai penjaga gerbang. Tetapi dia dengan santai membolak-balik beberapa halaman dan kemudian menyita buku itu dari saya. Dia juga memperingatkan saya, dan berkata, "Kata-kata dalam buku ini berada di luar Alkitab, kamu tidak boleh membacanya. Kamu kurang dalam kebijaksanaan, jadi itu adalah dosa; itu akan mengkhianati Tuhan." Setelah mendengar dia mengatakan ini, saya tidak memiliki keberanian untuk menyelidikinya, jadi saya sekali lagi menolak Injil kerajaan Tuhan yang Mahakuasa.
Atas kasih-Nya saya mendengar Injil sekali lagi
Suatu kali, ketika saya mendaki gunung, saya bertemu dengan seorang teman yang percaya kepada Tuhan, dia mengundang saya untuk pergi ke gereja mereka untuk mendengarkan khotbah dan berkata bahwa saya pasti akan mendapatkan banyak setelah saya pergi ke sana. Ini membangkitkan rasa ingin tahu saya, jadi saya memutuskan untuk pergi ke gereja bersamanya. Pemahaman mereka terhadap Alkitab benar-benar bagus, mereka bersekutu tentang hal-hal seperti perumpamaan penaburan, perumpamaan sepuluh gadis, dan orang seperti apa yang bisa memasuki kerajaan surga dan sebagainya, segalanya baru dan tidak ada yang pernah saya dengar sebelumnya. Semakin saya mendengarkan, semakin saya ingin melanjutkan mendengar. Namun, ketika mereka mulai berbicara tentang ayat Alkitab: "Karena itu hendaklah engkau berjaga-jaga: sebab Anak Manusia akan datang pada waktu yang tidak engkau duga" (Matius 24:44). dan mengatakan bahwa Tuhan akan datang kembali pada akhir zaman, Dia akan menjadi manusia, muncul sebagai Anak Manusia, saya tiba-tiba memikirkan apa yang dikatakan pendeta: "Jangan dengarkan siapa pun yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus telah kembali karena apa yang mereka khotbahkan adalah di luar ruang lingkupan Alkitab, dan apapun di luar Alkitab adalah bidah." Saya menyadari bahwa mereka kemungkinan besar berasal dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, jadi saya segera menjaga diri dan tidak ingin mendengarkan lebih lama lagi, kemudian saya membuat alasan untuk pergi.
Ketika saya sampai di rumah saya terus memikirkan tentang persekutuan mereka. Mereka telah membagikan persekutuan yang sangat jelas tentang perumpamaan dari Alkitab, orang seperti apa yang bisa masuk ke kerajaan surga, dan masih banyak lagi. Itu adalah hal-hal yang mencerahkan yang belum pernah saya dengar sebelumnya dan saya benar-benar ingin mendengarkan lebih banyak lagi, tetapi saya benar-benar khawatir akan tersesat dalam kepercayaan saya dan mengkhianati Tuhan. Saya berpikir dan berpikir, dan kemudian berbagi kekhawatiran saya dengan saudari itu. Saya juga mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin pergi ke gereja lagi, saudari itu berkata: "Kedatangan Tuhan adalah perkara yang besar; itu adalah sesuatu yang harus kita selidiki dengan sungguh-sungguh. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa: 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku' (Wahyu 3:20). Ketika Tuhan datang, Dia akan mengetuk pintu kita. Yaitu, Dia akan membagikan Injil kepada kita melalui orang lain, dan jika kita tidak mencari atau menyelidiki, jika kita tidak fokus mendengarkan suara Tuhan, kapan kita dapat menyambut kedatangan Dia? Kita harus memiliki hati untuk mencari tentang kedatangan Tuhan yang kedua kali. Kita tidak bisa hanya mendengarkan secara buta apa yang dikatakan pendeta dan kemudian kehilangan kesempatan menyambut kedatangan Tuhan! Kita harus berdoa kepada Tuhan dan mencari lebih banyak; Saya percaya bahwa Dia akan membimbing kita untuk membedakan antara jalan yang benar dan jalan yang salah." Saya merasa bahwa apa yang dia katakan benar, dan bahwa jika saya menolaknya tanpa benar-benar menyelidikinya dan akhirnya kehilangan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali, bukankah saya akan menyesal kelak? Saya pikir saya harus pergi lagi keesokan harinya.
Jadi, saya kembali ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa pada hari berikutnya, di mana saya diterima dengan hangat oleh saudara-saudari. Seorang saudara memutarkan video pembacaan firman Tuhan yang berjudul "Mengenal Tiga Tahap Pekerjaan Tuhan adalah Jalan untuk Mengenal Tuhan" bagi saya. Setelah menonton saya tercengang— Dalam Video sangat jelas menjelaskan rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan dan kehendak-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa diungkapkan oleh manusia biasa. Hanya Tuhan Sendiri yang dapat membuka misteri pekerjaan Tuhan; kata-kata itu mengandung kebenaran dan sepertinya itu suara Tuhan. Tidak lama setelah itu, saudara itu memutar video lagu pujian dan tarian Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Saya sangat tersentuh oleh video paduan suara "Kerajaan Surga"— saudara-saudari di dalam video semua penuh semangat dan mata mereka penuh dengan kekuatan. Ada semangat yang tak tergoyahkan yang muncul dari dalam diri mereka dalam pertunjukan yang benar-benar menyentuh hati saya, membuat saya melihat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dengan pandangan baru. Saya berpikir dalam hati, "Saya pernah mendengar pendeta mengatakan hal-hal buruk tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa di masa lalu, tetapi dalam interaksi saya yang sebenarnya dengan mereka, saya telah menemukan bahwa saudara dan saudari ini tidak hanya dapat berbagi persekutuan dengan Alkitab yang mengandung pencerahan, tetapi pertunjukan mereka juga sangat menyentuh hati orang." Hati saya yang tegang kemudian sedikit rileks dan saya mulai mendengarkan khotbah mereka dengan penuh perhatian. Mereka kemudian mengeluarkan sebuah buku berjudul "Domba Tuhan Mendengar Suara Tuhan" dan mengatakan bahwa itu berisi firman baru yang diucapkan kepada gereja oleh Tuhan yang telah kembali. Ketika saya mendengar mereka berkata "gereja-gereja", hati saya melompat, karena itu mengingatkan saya pada ayat Alkitab ini: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). Saya berpikir dalam hati, "Mungkinkah apa yang mereka baca sebenarnya adalah firman Tuhan? Mungkinkah itu berasal dari Roh Kudus? Apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah kembalinya Tuhan Yesus? Jika Dia benar-benar adalah Tuhan Yesus yang kembali, saya benar-benar harus menyelidikinya."
Sekali lagi saya menyerah pada keraguan, karena halangan
Tiga hari setelah itu kakak perempuan saya mengajak saya untuk pergi berbelanja dengannya. Dengan penuh semangat saya memberitahunya tentang penyelidikanku terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan memberitahunya bahwa dia harus menyelidikinya juga. Mendengar ini, dia segera memberi tahu saya dengan tegas, "Semua pekerjaan dan firman Tuhan ada di dalam Alkitab. Tuhan sama sekali tidak akan melakukan pekerjaan baru atau mengucapkan kata-kata baru di luar alkitab, jadi apa pun di luar Alkitab adalah bidah. Jika kamu percaya pada hal yang salah, itu merupakan mengkhianati Tuhan, dan kemudian imanmu selama tahun-tahun akan menjadi sia-sia! Jangan menyelidikinya lagi." Mendengar dia mengatakan ini, saya berpikir lagi tentang apa yang pendeta katakan kepada saya sebelumnya. Saya mulai merasa ragu. Saya memang berpikir bahwa apa yang dikatakan saudara dan saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa itu benar-benar mencerahkan dan tampaknya tidak sesat seperti yang dikatakan pendeta, tetapi memang benar bahwa pekerjaan dan perkataan Tuhan Yang Mahakuasa berada di luar Alkitab. Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Saya tidak tahu apakah saya harus terus menyelidikinya atau tidak. Saya tidak bisa mengambil keputusan, dan saya tenggelam dalam keraguan.
Kebetulan saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa melihat saya tidak pergi ke gereja untuk satu jangka waktu, jadi mereka mengirimi saya banyak film Injil dan firman Tuhan. Mereka juga mendesak saya untuk menonton film dan mencari jawaban bagi masalah-masalah yang saya tidak mengerti dalam firman Tuhan. Saya menonton beberapa film dan membaca beberapa bagian dari firman Tuhan secara bersamaan, dan semakin saya menonton, semakin saya merasa bahwa semua kata-kata ini sangat benar, dan penuh dengan otoritas. Saya ingin menyelidiki apakah Tuhan benar-benar telah kembali atau tidak, tetapi saya merasa takut percaya hal yang salah. Saya sangat gelisah sampai menangis; yang bisa saya lakukan adalah berdoa kepada Tuhan dengan segera, berharap Tuhan akan membimbing saya untuk kembali di hadapan-Nya.
Bersambung ...