Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 196

185 September 22, 2020

Selanjutnya adalah siklus kehidupan dan kematian para pelaku pelayanan. Barusan kita membahas tentang asal-usul para pelaku pelayanan itu, yaitu, mereka bereinkarnasi dari orang-orang tidak percaya dan hewan di kehidupan mereka sebelumnya. Dengan datangnya tahap terakhir pekerjaan, Tuhan telah memilih dari antara orang-orang tidak percaya sekelompok orang seperti itu, dan itu adalah sebuah kelompok yang khusus. Tujuan Tuhan dalam memilih orang-orang seperti itu adalah agar mereka melayani pekerjaan-Nya. "Pelayanan" bukanlah sebuah kata yang terdengar sangat elok, juga bukan sesuatu yang akan ditetapkan bagi siapa saja, tetapi kita harus melihat kepada siapa pelayanan itu ditujukan. Ada makna khusus dari keberadaan para pelaku pelayanan Tuhan. Tidak ada orang lain yang bisa memainkan peran mereka, karena mereka dipilih oleh Tuhan. Apa peran para pelaku pelayanan ini? Untuk melayani umat pilihan Tuhan. Yang terutama, peran mereka adalah melayani pekerjaan Tuhan, bekerja sama dengan pekerjaan Tuhan, dan bekerja sama dengan dilengkapinya umat pilihan-Nya oleh Tuhan. Terlepas dari apakah mereka sedang bersusah payah, melakukan beberapa pekerjaan, atau melakukan tugas-tugas tertentu, apa tuntutan Tuhan terhadap orang-orang ini? Apakah Dia sangat keras dalam tuntutan-Nya terhadap mereka? (Tidak, Tuhan meminta mereka untuk setia.) Para pelaku pelayanan juga harus setia. Terlepas dari asal-usulmu, atau mengapa Tuhan memilihmu, engkau harus setia kepada Tuhan, kepada apa yang Tuhan amanatkan kepadamu, serta kepada pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu dan tugas yang engkau laksanakan. Jika para pelaku pelayanan mampu bersikap setia, dan memuaskan Tuhan, apa yang akan menjadi akhir mereka? Mereka akan bisa tinggal. Apakah merupakan sebuah berkat untuk menjadi pelaku pelayanan yang tetap tinggal? Apa artinya tinggal? Apa artinya berkat ini? Secara status, mereka tampaknya tidak seperti umat pilihan Tuhan, mereka tampak berbeda. Namun, pada kenyataannya, tidakkah hal-hal yang mereka nikmati dalam kehidupan ini sama dengan umat pilihan Tuhan? Setidaknya, dalam kehidupan ini hal tersebut sama saja. Engkau semua tidak menyangkal hal ini, bukan? Perkataan Tuhan, kasih karunia Tuhan, penyediaan Tuhan, berkat Tuhan—siapa yang tidak menikmati hal-hal ini? Semua orang menikmati kelimpahan seperti itu. Identitas seorang pelaku pelayanan adalah pelaku pelayanan, tapi bagi Tuhan, mereka adalah salah satu dari antara segala sesuatu yang diciptakan-Nya—hanya saja peran mereka adalah sebagai pelaku pelayanan. Sebagai salah satu makhluk Tuhan, adakah perbedaan antara pelaku pelayanan dan umat pilihan Tuhan? Sebenarnya tidak ada. Pada namanya, ada perbedaan, secara substansi ada perbedaan, dalam hal peran yang mereka mainkan ada perbedaan, tetapi Tuhan tidak pandang bulu terhadap orang-orang ini. Jadi mengapa orang-orang ini ditetapkan sebagai pelaku pelayanan? Engkau semua harus memahami hal ini. Para pelaku pelayanan berasal dari orang-orang tidak percaya. Sebutan sebagai orang-orang tidak percaya memberitahu kita bahwa masa lalu mereka buruk: Mereka semua ateis, di masa lalu mereka adalah ateis, mereka tidak percaya kepada Tuhan, mereka memusuhi Tuhan, kebenaran, dan hal-hal yang positif. Mereka tidak percaya kepada Tuhan dan tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, jadi apakah mereka mampu memahami firman Tuhan? Dapat dikatakan, secara umum, mereka tidak mampu. Sama seperti hewan tidak mampu memahami perkataan manusia, para pelaku pelayanan tidak mengerti apa yang dikatakan Tuhan, apa yang dituntut-Nya, mengapa Dia membuat tuntutan seperti itu—mereka tidak mengerti, hal-hal ini tidak dapat dipahami oleh mereka, mereka tetap tidak tercerahkan. Karena alasan ini, orang-orang ini tidak memiliki kehidupan yang kita bicarakan. Tanpa kehidupan, bisakah orang memahami kebenaran? Apakah mereka diperlengkapi dengan kebenaran? Apakah mereka diperlengkapi dengan pengalaman dan pengetahuan tentang firman Tuhan? (Tidak.) Demikianlah asal-usul para pelaku pelayanan. Tetapi karena Tuhan menjadikan orang-orang ini pelaku pelayanan, masih ada standar untuk tuntutan-Nya terhadap mereka; Dia tidak memandang rendah mereka, dan Dia tidak acuh tak acuh terhadap mereka. Meskipun mereka tidak mengerti firman-Nya, dan tidak memiliki kehidupan, Tuhan masih baik kepada mereka, dan masih ada standar untuk tuntutan-Nya terhadap mereka. Engkau semua baru saja membicarakan standar-standar ini: Bersikap setia kepada Tuhan, dan melakukan apa yang dikatakan-Nya. Dalam pelayananmu, engkau harus melayani di mana diperlukan, dan harus melayani sampai akhir. Jika engkau dapat menjadi pelaku pelayanan yang setia, dapat melayani sampai benar-benar akhir, dan dapat menyelesaikan secara sempurna amanat yang diberikan Tuhan kepadamu, engkau akan menjalani kehidupan yang bernilai, sehingga engkau akan dapat tinggal. Jika engkau mengerahkan sedikit lagi upaya, jika engkau berusaha lebih keras, dapat melipatgandakan usahamu untuk mengenal Tuhan, dapat berbicara sedikit tentang pengenalan akan Tuhan, dapat memberikan kesaksian bagi Tuhan, dan terlebih lagi, jika engkau dapat memahami sesuatu tentang kehendak Tuhan, dapat bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan, dan cukup menyadari kehendak Tuhan, maka engkau, pelaku pelayanan ini, akan memiliki perubahan dalam keberuntungan. Dan apakah perubahan keberuntungan ini? Engkau tidak lagi semata-mata bisa tinggal. Berdasarkan perilaku dan harapan serta usahamu secara pribadi, Tuhan akan menjadikanmu salah satu dari umat pilihan. Ini akan menjadi perubahan dalam keberuntunganmu. Bagi para pelaku pelayanan, apa yang terbaik tentang hal ini? Yang terbaik adalah bahwa mereka dapat menjadi salah satu umat pilihan Tuhan. Jika mereka menjadi salah satu umat pilihan Tuhan, itu berarti mereka tidak lagi bereinkarnasi sebagai hewan layaknya orang tidak percaya. Apakah itu bagus? Ya, dan itu adalah kabar baik. Artinya, para pelaku pelayanan dapat dibentuk. Bagi seorang pelaku pelayanan, ketika Tuhan menetapkan dia untuk melayani, bukan berarti dia akan melakukan hal itu untuk selamanya; belum pasti demikian. Berdasarkan perilakunya masing-masing, Tuhan akan menanganinya secara berbeda, dan membalasnya secara berbeda.

Tetapi ada para pelaku pelayanan yang tidak dapat melayani sampai akhir; selama pelayanan mereka, ada orang-orang yang menyerah di tengah jalan dan meninggalkan Tuhan, ada orang-orang yang melakukan banyak hal buruk, bahkan orang-orang yang menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan menimbulkan kehancuran yang luar biasa terhadap pekerjaan Tuhan, bahkan ada pelaku pelayanan yang mengutuk Tuhan, dan seterusnya—dan apa artinya konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki ini? Tindakan jahat apa pun yang semacam itu akan berarti dihentikannya pelayanan mereka. Karena perilakumu selama pelayananmu terlalu buruk, karena engkau telah melampaui dirimu sendiri, ketika Tuhan melihat bahwa pelayananmu tidak memenuhi standar Dia akan melucutimu dari kelayakanmu untuk melayani, Dia tidak akan membiarkanmu melayani, Dia akan menghapus engkau dari hadapan-Nya, dan dari rumah Tuhan. Bukankah engkau yang tidak ingin melayani? Bukankah engkau selalu ingin melakukan kejahatan? Bukankah engkau selalu tidak setia? Baiklah jika demikian, ada jalan keluar yang mudah: engkau akan dilucuti dari kelayakanmu untuk melayani. Bagi Tuhan, melucuti seorang pelaku pelayanan dari kelayakan mereka untuk melayani berarti bahwa akhir dari pelaku pelayanan ini telah dinyatakan, dan mereka tidak lagi memenuhi syarat untuk melayani Tuhan, Tuhan tidak lagi membutuhkan pelayanan mereka, dan tidak peduli apa pun hal-hal baik yang mereka katakan, perkataan ini akan sia-sia. Ketika semuanya telah sampai pada titik ini, situasi ini sudah tidak dapat diperbaiki lagi; pelaku pelayanan seperti ini tidak akan memiliki jalan kembali. Bagaimana Tuhan menangani para pelaku pelayanan seperti ini? Apakah Dia sekadar menghentikan mereka dari melayani? Tidak. Apakah Dia sekadar mencegah mereka tetap tinggal? Ataukah Dia mengesampingkan mereka, dan menunggu mereka untuk berbalik? Tidak. Tuhan tidak begitu mengasihi para pelaku pelayanan itu, sungguh. Jika seseorang memiliki sikap seperti ini dalam pelayanan mereka kepada Tuhan, sebagai akibat dari sikap ini Tuhan akan melucuti mereka dari kelayakan mereka untuk melayani, dan akan sekali lagi melemparkan mereka kembali di antara orang-orang tidak percaya. Bagaimana nasib seorang pelaku pelayanan yang telah dilemparkan kembali di antara orang-orang tidak percaya? Nasibnya sama dengan nasib orang-orang tidak percaya: bereinkarnasi sebagai hewan dan menerima hukuman bagi orang-orang tidak percaya di dunia roh. Tuhan tidak akan menaruh perhatian secara pribadi pada hukuman mereka, karena mereka tidak lagi memiliki sangkut paut dengan pekerjaan Tuhan. Ini bukan saja merupakan akhir dari kehidupan iman mereka kepada Tuhan, tetapi juga akhir dari nasib mereka sendiri, pernyataan nasib mereka. Jadi, jika para pelaku pelayanan melayani dengan buruk, mereka harus menanggung konsekuensinya sendiri. Jika seorang pelaku pelayanan tidak mampu melayani sampai akhir, atau dilucuti dari kelayakan mereka untuk melayani di tengah jalan, mereka akan dilemparkan di antara orang-orang tidak percaya—dan jika mereka dilemparkan di antara orang-orang tidak percaya mereka akan ditangani dengan cara yang sama seperti ternak, dengan cara yang sama seperti orang yang tidak memiliki kecerdasan atau rasionalitas. Ketika Aku menjelaskannya dengan cara seperti itu, engkau mengerti, bukan?

Di atas adalah cara Tuhan menangani siklus kehidupan dan kematian umat pilihan-Nya dan para pelaku pelayanan. Bagaimana perasaanmu setelah mendengar hal ini? Sudah pernahkah Aku berbicara tentang topik yang baru saja Aku bicarakan, topik tentang umat pilihan Tuhan dan para pelaku pelayanan? Sebenarnya Aku sudah pernah, tetapi engkau semua tidak ingat. Tuhan itu adil terhadap umat pilihan-Nya dan para pelaku pelayanan. Dalam segala hal Dia adil, bukan? Dapatkah engkau menemukan kesalahan di mana pun? Adakah orang-orang yang akan mengatakan: "Mengapa Tuhan sangat toleran terhadap umat pilihan? Mengapa Dia kurang sabar terhadap para pelaku pelayanan?" Apakah ada yang ingin membela para pelaku pelayanan? "Dapatkah Tuhan memberi para pelaku pelayanan lebih banyak waktu, dan bersikap lebih sabar dan toleran terhadap mereka?" Apakah perkataan ini benar? (Tidak, tidak benar.) Mengapa perkataan ini tidak benar? (Karena kita sesungguhnya telah diperlihatkan kebaikan hati semata-mata dengan dijadikan pelaku pelayanan.) Para pelaku pelayanan sesungguhnya telah diperlihatkan kebaikan hati semata-mata dengan diperkenankan untuk melayani! Tanpa istilah "pelaku pelayanan," dan tanpa pekerjaan para pelaku pelayanan, akan berada di manakah para pelaku pelayanan ini? Di antara orang-orang tidak percaya, hidup dan meninggal bersama ternak. Betapa besarnya anugerah yang mereka nikmati saat ini, diperkenankan untuk datang ke hadapan Tuhan, dan datang ke rumah Tuhan! Ini adalah anugerah yang luar biasa! Jika Tuhan tidak memberi engkau kesempatan untuk melayani, engkau tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk datang ke hadapan Tuhan. Setidaknya, bahkan seandainya engkau adalah seorang penganut agama Buddha dan telah mencapai hasil, paling-paling engkau hanyalah seorang pesuruh di dunia roh; engkau tidak akan pernah berjumpa dengan Tuhan, atau mendengar suara-Nya, atau mendengar firman-Nya, atau merasakan kasih dan berkat-Nya bagimu, dan engkau tidak akan mungkin pernah berhadapan muka dengan-Nya. Satu-satunya perkara yang dihadapi penganut agama Buddha adalah tugas-tugas yang sederhana. Mereka tidak mungkin mengenal Tuhan, hanya tunduk dan taat tanpa berpikir, sedangkan para pelaku pelayanan mendapatkan begitu banyak selama tahap pekerjaan ini! Pertama-tama, mereka dapat berhadapan dengan Tuhan secara tatap muka, mendengar suara-Nya, mendengar firman-Nya, serta mengalami anugerah dan berkat yang diberikan-Nya kepada manusia. Lebih dari itu, mereka dapat menikmati firman dan kebenaran yang diberikan oleh Tuhan. Mereka benar-benar mendapatkan banyak hal! Jadi jika, sebagai seorang pelaku pelayanan, engkau bahkan tidak dapat berusaha dengan benar, akankah Tuhan tetap mempertahankan engkau? Dia tidak mungkin mempertahankan engkau. Dia tidak meminta banyak darimu, tetapi engkau tidak melakukan apa pun yang diminta-Nya dengan benar, engkau belum setia pada tugasmu—karena itu, tanpa diragukan lagi, Tuhan tidak mungkin mempertahankan engkau. Demikianlah watak Tuhan yang benar. Tuhan tidak memanjakan engkau, tetapi Dia juga tidak pandang bulu terhadap engkau. Demikianlah prinsip-prinsip yang digunakan Tuhan dalam bertindak. Tuhan bertindak seperti ini terhadap semua orang dan makhluk.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X”

Tinggalkan komentar