Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 109

264 Juni 22, 2020

Murka Tuhan adalah Penjaga untuk Semua Kekuatan Keadilan dan Hal Positif (Bagian-bagian Pilihan)

Bisakah engkau semua melihat hakikat murka Tuhan dalam penghancuran-Nya atas Sodom? Apakah ada sesuatu yang bercampur dengan amarah-Nya? Apakah kemarahan Tuhan itu murni? Bila menggunakan kata-kata manusia, apakah murka Tuhan tidak dipalsukan? Apakah ada tipuan di balik murka-Nya? Apakah ada konspirasi? Apakah ada rahasia yang tidak terkatakan? Aku bisa katakan kepadamu semua dengan tegas dan sungguh-sungguh: Tidak ada bagian dari murka Tuhan yang bisa diragukan. Amarah-Nya murni, tidak dipalsukan dan tidak memiliki tujuan lain. Alasan murka-Nya kudus, tidak bercacat cela dan tidak dapat dikritik. Itu adalah pewahyuan alami dan menunjukkan hakikat-Nya yang kudus; ini adalah sesuatu yang makhluk ciptaan tak dapat miliki. Ini adalah bagian dari watak Tuhan yang benar dan ini juga yang membedakan secara mencolok antara hakikat Sang Pencipta dan ciptaan-Nya.

Terlepas dari apakah seseorang menjadi marah di hadapan orang lain atau di belakang mereka, semua orang memiliki niat dan tujuan yang berbeda. Mungkin mereka membangun prestise, atau mungkin mereka mempertahankan kepentingan mereka sendiri, menjaga citra atau muka mereka. Sebagian orang berlatih menahan amarahnya, sementara sebagian lain lebih keras dan mudah terbakar amarah kapan pun mereka mau tanpa menahan-nahan. Singkatnya, kemarahan manusia berasal dari wataknya yang rusak. Tidak masalah apa pun tujuannya, asalnya dari daging dan sifat alami; tidak ada hubungannya dengan keadilan atau ketidakadilan karena tidak ada sesuatu pun dalam sifat alami dan hakikat manusia yang selaras dengan kebenaran. Karena itulah, sifat umat manusia yang rusak dan murka Tuhan tidak seharusnya disamakan. Tanpa kecuali, perilaku manusia yang dirusak Iblis dimulai dengan keinginan untuk menjaga kerusakan dan didasarkan pada kerusakan; jadi kemarahan manusia tidak dapat disamakan dengan murka Tuhan, bagaimanapun secara teori keduanya terlihat layak. Ketika Tuhan mengirim murka-Nya, kekuatan jahat diuji, hal-hal jahat dihancurkan, sementara hal-hal positif dan adil menikmati kepedulian, perlindungan Tuhan dan mereka dibiarkan terus ada. Tuhan mengirim murka-Nya karena hal-hal yang tidak adil, negatif, dan jahat merusak, mengganggu atau menghancurkan, dan menghalangi aktivitas biasa dan perkembangan hal-hal yang adil dan positif. Tujuan dari amarah Tuhan bukanlah menjaga status dan identitas-Nya, tetapi untuk menjaga keberadaan hal-hal adil, positif, indah dan baik, menjaga hukum dan keteraturan dari kelangsungan hidup manusia biasa. Inilah akar penyebab dari murka Tuhan. Murka Tuhan itu sangat tepat, alami, dan pewahyuan sejati dari watak-Nya. Tidak ada tujuan lain di balik amarah-Nya, juga tidak ada rencana lain atau tipuan, atau hal lain, amarah-Nya tidak mengandung keinginan, kelicikan, kejahatan, kekerasan, kejahatan, atau segala sesuatu yang dimiliki umat manusia yang sudah rusak. Sebelum Tuhan mengirim murka-Nya, Dia sudah memahami hakikat semua masalah dengan jelas dan utuh dan Dia sudah merumuskan definisi dan kesimpulan yang akurat dan jelas. Karena itulah tujuan Tuhan dalam segala yang dilakukan-Nya sangat jelas, sama seperti sikap-Nya. Dia tidak bingung; Dia tidak buta; Dia tidak impulsif; Dia tidak ceroboh; dan yang pasti; Dia bukannya tidak memiliki prinsip. Inilah aspek praktis dari murka Tuhan dan karena aspek praktis dari murka Tuhan inilah maka umat manusia mendapatkan keberadaannya yang biasa. Tanpa murka Tuhan, kemanusiaan akan turun ke kondisi hidup yang tidak biasa; semua hal yang adil, indah, dan baik akan dihancurkan dan tidak akan ada lagi. Tanpa murka Tuhan, hukum dan aturan keberadaan bagi makhluk ciptaan akan hancur atau bahkan tumbang. Sejak penciptaan manusia, Tuhan terus-menerus menggunakan watak-Nya yang benar untuk menjaga dan memelihara keberadaan umat manusia yang biasa. Karena watak-Nya yang benar mengandung murka dan keagungan-Nya, semua orang jahat, hal-hal, objek-objek dan semuanya yang mengganggu dan menghancurkan keberadaan manusia yang biasa akan dihukum, dikendalikan, dan dihancurkan karena murka-Nya. Selama beberapa millenium terakhir, Tuhan telah terus-menerus menggunakan watak-Nya yang benar untuk menghukum dan menghancurkan segala jenis roh najis dan jahat yang menentang Tuhan dan bertindak sebagai kaki tangan dan juru sita Iblis dalam pekerjaan-Nya mengelola manusia. Karena itulah pekerjaan Tuhan bagi keselamatan manusia selalu maju sesuai dengan rencana-Nya. Jadi bisa dikatakan karena keberadaan murka Tuhan, alasan paling benar di antara manusia tidak pernah dihancurkan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II”

Tinggalkan komentar