Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 17

248 Juni 2, 2020

Nasib Manusia Ditentukan oleh Sikapnya Terhadap Tuhan

Tuhan adalah Tuhan yang hidup, dan sama seperti orang bersikap secara berbeda dalam situasi berbeda, sikap Tuhan terhadap kinerja-kinerja ini berbeda karena Dia bukan sebuah boneka, Dia juga bukan udara hampa. Mengenal sikap Tuhan adalah pengejaran yang layak dilakukan umat manusia. Orang seharusnya belajar bagaimana, dengan mengenal sikap Tuhan, mereka bisa mengetahui watak Tuhan dan memahami hati-Nya sedikit demi sedikit. Ketika engkau mulai memahami hati Tuhan sedikit demi sedikit, engkau tidak akan merasakan bahwa sikap takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan itu hal yang sulit untuk dicapai. Terlebih lagi, ketika engkau memahami Tuhan, engkau tidak mungkin membuat kesimpulan tentang diri-Nya. Ketika engkau berhenti membuat kesimpulan tentang Tuhan, engkau tidak mungkin menyinggung-Nya, dan tanpa disadari Tuhan akan menuntunmu untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri-Nya, dan dengan demikian engkau akan takut akan Tuhan dalam hatimu. Engkau akan berhenti mendefinisikan Tuhan menggunakan doktrin, huruf-huruf yang tertulis, dan teori yang engkau kuasai. Sebaliknya, dengan selalu mencari maksud Tuhan dalam semua hal, engkau secara tidak sadar akan menjadi seseorang yang berkenan di hati Tuhan.

Pekerjaan Tuhan tidak terlihat dan tidak dapat disentuh oleh umat manusia, namun sejauh menyangkut Tuhan, tindakan setiap orang, beserta sikap mereka terhadap-Nya—ini tidak hanya dapat diketahui oleh Tuhan, namun juga dapat dilihat. Ini adalah hal yang seharusnya setiap orang kenali dan pahami dengan jelas. Engkau mungkin selalu bertanya kepada dirimu sendiri: "Apakah Tuhan tahu apa yang aku lakukan di sini? Apakah Tuhan tahu apa yang aku pikirkan saat ini? Mungkin Dia tahu, mungkin Dia tidak tahu." Jika engkau menggunakan sudut pandang semacam ini, yakni mengikuti dan percaya kepada Tuhan namun meragukan pekerjaan-Nya dan keberadaan-Nya, maka cepat atau lambat akan tiba hari ketika engkau membuat-Nya marah, karena engkau sudah berdiri di ambang jurang berbahaya. Aku sudah melihat orang yang percaya terhadap Tuhan selama bertahun-tahun, namun mereka masih belum memperoleh kenyataan kebenaran, dan mereka juga bahkan tidak memahami kehendak Tuhan. Tingkat pertumbuhan hidup mereka tidak membuat kemajuan apa pun, hanya menaati doktrin dengan begitu dangkal. Ini karena orang-orang ini tidak pernah menjadikan firman Tuhan sebagai hidup mereka sendiri, dan mereka tidak pernah menyambut dan menerima keberadaan-Nya. Apakah engkau berpikir bahwa Tuhan melihat orang tersebut dan dipenuhi dengan kesenangan? Apakah mereka menghibur Dia? Dalam kasus tersebut, itu adalah metode kepercayaan orang kepada Tuhan yang menentukan nasib mereka. Sehubungan dengan cara orang mencari Tuhan dan cara mereka mendekati-Nya, sikap mereka merupakan hal terpenting. Jangan mengabaikan Tuhan seakan-akan Dia hanyalah udara hampa yang mengambang di belakang kepalamu; pikirkan selalu Tuhan yang engkau percaya sebagai Tuhan yang hidup, Tuhan yang nyata. Dia tidak berada di atas sana di surga tingkat ketiga tanpa melakukan apa pun. Sebaliknya, Dia terus-menerus menyelidiki hati setiap orang, memperhatikan apa yang engkau rencanakan, setiap perkataan dan setiap perbuatan sekecil apa pun, melihat cara engkau berperilaku dan seperti apa sikapmu terhadap Tuhan. Apakah engkau bersedia mempersembahkan dirimu kepada Tuhan atau tidak, semua perilaku serta pikiran dan gagasanmu yang terdalam berada di hadapan Tuhan, diperhatikan oleh-Nya. Sesuai dengan perilakumulah, sesuai dengan perbuatanmulah, dan sesuai dengan sikapmu terhadap Tuhan-lah, pertimbangan-Nya terhadapmu, dan sikap-Nya terhadapmu, terus-menerus berubah. Aku hendak menawarkan sedikit nasihat kepada beberapa orang: Jangan menempatkan dirimu seperti bayi kecil di tangan Tuhan, seolah-olah Dia seharusnya memberi kasih sayang kepadamu, seolah-olah Dia tidak pernah bisa meninggalkanmu, dan seolah-olah sikap-Nya terhadapmu tetap dan tidak pernah berubah, dan Kunasihatkan kepadamu untuk berhenti bermimpi! Tuhan itu benar dalam perlakuan-Nya terhadap setiap orang. Dia menangani pekerjaan penaklukan dan penyelamatan umat manusia dengan sungguh-sungguh. Itulah pengelolaan-Nya. Dia memperlakukan setiap orang dengan serius, bukan seperti hewan peliharaan yang diajak bermain. Kasih Tuhan untuk manusia bukanlah kasih yang memberi hati atau memanjakan; belas kasih dan toleransi-Nya terhadap umat manusia tidak memanjakan atau kurang awas. Sebaliknya, kasih Tuhan untuk umat manusia adalah menyayangi, mengasihani, dan menghormati kehidupan; belas kasih dan toleransi-Nya menyampaikan apa yang diharapkan-Nya mengenai manusia; belas kasih dan toleransi-Nya adalah apa yang umat manusia butuhkan untuk bertahan hidup. Tuhan itu hidup, dan Tuhan benar-benar ada; sikap-Nya terhadap umat manusia berprinsip, sama sekali bukan aturan dogmatis, dan itu bisa berubah. Kehendak-Nya untuk umat manusia berubah secara bertahap dan bertransformasi seiring waktu, menurut keadaan, dan sesuai sikap setiap orang. Oleh karena itu, engkau perlu mengetahui dalam hatimu dengan sejernih-jernihnya bahwa esensi Tuhan tidak dapat berubah, dan bahwa watak-Nya akan muncul di waktu-waktu berbeda, dan dalam konteks berbeda. Engkau mungkin tidak berpikir bahwa ini persoalan serius, dan engkau menggunakan pemahaman pribadimu sendiri untuk membayangkan bagaimana Tuhan seharusnya bertindak. Namun, ada kalanya ketika kebalikan total dari sudut pandangmu adalah yang benar, dan bahwa dengan menggunakan pemahaman pribadimu sendiri untuk menguji dan mengukur Tuhan, engkau sudah membuat-Nya marah. Ini karena Tuhan tidak bekerja seperti yang engkau pikir Dia lakukan, dan Tuhan tidak akan memperlakukan perkara ini seperti yang engkau katakan akan Dia lakukan. Jadi Aku mengingatkan kepadamu agar berhati-hati dan bijaksana dalam pendekatanmu terhadap segala sesuatu di sekitarmu, dan belajar bagaimana mengikuti prinsip berjalan dalam jalan Tuhan dalam segala hal, yakni dengan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Engkau harus mengembangkan pemahaman yang mantap tentang perkara kehendak Tuhan dan sikap Tuhan; mencari orang yang sudah dicerahkan untuk menyampaikannya kepadamu, dan mencari dengan sungguh-sungguh. Jangan pandang Tuhan yang engkau percayai sebagai boneka—menghakimi secara sembarangan, mencapai kesimpulan secara sembarangan, tidak memperlakukan Tuhan dengan rasa hormat yang layak Dia dapatkan. Dalam proses penyelamatan Tuhan, saat Dia menentukan kesudahanmu, tidak peduli apakah Dia memberimu belas kasih, atau toleransi, atau penghakiman dan hajaran, sikap-Nya terhadapmu tidak tetap. Itu bergantung pada sikapmu terhadap Tuhan, dan pemahamanmu akan Tuhan. Jangan biarkan satu aspek sepintas lalu dari pengetahuan atau pemahamanmu tentang Tuhan mendefinisikan diri-Nya untuk selama-lamanya. Jangan percaya kepada Tuhan yang mati; percayalah kepada Tuhan yang hidup. Ingatlah ini! Meski Aku sudah membahas beberapa kebenaran di sini, kebenaran yang engkau perlu dengar, dengan mempertimbangkan keadaan dan tingkat pertumbuhanmu saat ini, Aku tidak akan membuat tuntutan lebih besar supaya tidak menyurutkan semangatmu. Bertindak demikian bisa memenuhi hatimu dengan terlalu banyak kemuraman, dan membuat engkau semua merasakan terlalu banyak kekecewaan terhadap Tuhan. Sebaliknya, Aku berharap engkau semua bisa menggunakan kasih kepada Tuhan di dalam hatimu, dan menggunakan suatu sikap yang penuh rasa hormat terhadap Tuhan saat menapaki jalan di depan. Jangan bersusah payah mengurusi perkara bagaimana menyikapi kepercayaan kepada Tuhan. Sikapi itu sebagai satu pertanyaan terbesar yang ada. Tempatkan itu dalam hatimu, lakukan secara nyata, hubungkan dengan kehidupan nyata—jangan berkata di bibir saja. Karena ini adalah persoalan hidup dan mati, dan ini salah satu yang akan menentukan nasibmu. Jangan sikapi itu seperti sebuah lelucon, seperti permainan anak kecil! Setelah berbagi firman ini dengan engkau semua hari ini, Aku bertanya-tanya apa hasil pengetahuan yang didapat dalam benakmu. Apakah ada pertanyaan yang ingin engkau semua ajukan tentang apa yang baru saja Aku katakan hari ini?

Meski topik-topik ini sedikit baru, dan sedikit berbeda dari pandanganmu dan apa yang biasanya dikejar dan diberi perhatian oleh engkau semua, Aku pikir setelah semua itu disampaikan selama jangka waktu tertentu, engkau semua akan mengembangkan pemahaman umum tentang segala sesuatu yang sudah Aku katakan di sini. Karena semua ini adalah topik baru, topik yang belum pernah engkau semua pertimbangkan sebelumnya, Aku berharap bahwa semua itu tidak menambah bebanmu. Aku mengatakan firman ini sekarang bukan untuk menakut-nakuti engkau semua, dan Aku juga tidak mencoba untuk menanganimu; sebaliknya, tujuan-Ku adalah membantumu memahami kebenaran sesungguhnya. Bagaimana pun, ada jarak antara umat manusia dan Tuhan: Meski manusia percaya kepada Tuhan, dia tidak pernah memahami Tuhan; dia tidak pernah mengetahui sikap Tuhan. Manusia juga tidak pernah antusias dalam kekhawatirannya atas sikap Tuhan. Sebaliknya, mereka percaya secara membabi buta, mereka menjalani hidup secara membabi buta, dan ceroboh dalam pengetahuan dan pemahaman mereka akan Tuhan. Jadi, Aku merasa harus membereskan persoalan ini untukmu, dan membantumu memahami seperti apakah Tuhan yang engkau semua percaya ini; apa yang Dia pikirkan; apa sikap-Nya dalam perlakuan-Nya terhadap berbagai jenis orang; seberapa jauh engkau semua dari memenuhi persyaratan-Nya; dan perbedaan antara tindakanmu dan standar yang Dia tuntut. Tujuan engkau semua mengetahui hal ini adalah memberimu patokan dalam hatimu yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui hasil seperti apa jalan yang telah engkau semua lalui, apa yang belum engkau semua peroleh pada jalan ini, dan dalam area apa saja engkau semua belum terlibat. Ketika engkau semua saling berkomunikasi, engkau semua biasanya membicarakan sejumlah topik yang umum dibahas; lingkupnya sempit, dan isinya sangat dangkal. Ada jarak, jurang pemisah, antara yang engkau semua bahas dan maksud Tuhan, antara pembahasanmu dan lingkup serta standar tuntutan Tuhan. Menjalani hidup seperti ini dari waktu ke waktu akan membuatmu semakin jauh menyimpang dari jalan Tuhan. Engkau semua hanya menerima firman yang ada dari Tuhan dan mengubahnya menjadi objek penyembahan, menjadi ritual dan peraturan. Hanya itu saja! Pada kenyataannya, Tuhan sama sekali tidak memiliki tempat di hatimu, dan Tuhan tidak pernah mendapatkan hatimu. Beberapa orang berpikir bahwa mengenal Tuhan itu sangat sulit—inilah kebenarannya. Memang sulit! Jika orang diminta untuk melakukan tugas mereka dan menyelesaikan urusan lahiriah, jika mereka diminta untuk bekerja keras, maka orang akan berpikir bahwa percaya kepada Tuhan sangat mudah, karena semua ini berada dalam lingkup kemampuan manusia. Namun, begitu topik bergeser menuju ranah maksud Tuhan dan sikap Tuhan terhadap manusia, maka urusan menjadi semakin lebih sulit sejauh menyangkut setiap orang. Itu karena ini melibatkan pemahaman orang akan kebenaran dan jalan masuk mereka ke dalam kenyataan; jelas ada tingkat kesulitan! Namun setelah engkau melewati pintu pertama, setelah engkau mulai memasukinya, hal itu secara bertahap menjadi semakin mudah.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan dan Hasil yang Akan Dicapai Pekerjaan-Nya”

Tinggalkan komentar