6 Lagu Pengakuan Dosa—Harus Didengar Orang Kristen
Setiap orang melakukan dosa tanpa disadari setiap harinya, baik dosa besar atau kecil, yang selalu mengikuti kita. Pengakuan dosa adalah jalan bagi kita untuk benar-benar bertobat dan memperoleh pengampunan Tuhan. "Di bawah ini adalah pilihan dari beberapa lagu rohani tentang pengakuan dosa, untuk menunjukkan kepada Anda bagaimana kita mengaku dosa agar berkenan kepada Tuhan."
- Navigasi cepat
- 1.Pertobatan
- 2.Pertobatan yang Sepenuh Hati
- 3.Keinginan dari Hati untuk Bertobat
- 4.Hati yang Penuh Penyesalan
- 5.Penyesalan Setelah Mengalami Penghakiman
- 6.Bertobat dan Memulai Dari Awal
Pertobatan
Bait 1
Maksud yang baik dan saran akhir zaman bangunkan manusia dari tidurnya. Kenangan pahit dan noda menyiksa nuraniku. Dalam bingung, aku berdoa.
Bait 2
Tangan di dada, ku bertobat. Kau Tuhan sangat baik, tapi kutipu dengan kasih palsu. Jiwa jahatku tak kenal kata penyesalan. Hidup dalam dosa tanpa takut.
Refrain 1
Tak p'duli apa yang Kau rasakan. Hanya ingin anug'rah-Mu. Risau dan m'ngasihani diri, menyesal, tapi ku tak dapat berhenti. Menipu diri sukar 'tuk ditutupi.
Bait 3
Tak tahu bahwa Kau setia dan benar, ku sungguh cari jalan keluar. Bencana telah tiba, siapakah yang sanggup menahan-Mu? Yang tertinggal hanyalah desah dan sesal. Hidup berdosa dan rusak.
Refrain 2
Rasa bersalah p'nuhi hatiku. Firman tulus masih di dalamku. Kubenci betapa rendahnya aku. Bertangan kosong, kujumpa firman-Mu. Terlalu malu 'tuk m'lihat-Mu. Oh…
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Pertobatan yang Sepenuh Hati
1 Di malam hari saat aku tak bisa tidur, begitu banyak kenangan yang muncul dalam benakku. Selama bertahun-tahun memercayai Tuhan, aku masih mengikuti tren dunia. Aku terus hidup di dalam dosa, kebejatan moral, dan gemar akan kesenangan daging. Kupikir jika aku bekerja keras, aku tidak akan ditolak oleh Tuhan. Kudengar suara Tuhan, dan mengetahui bahwa Tuhan telah muncul. Jadi kupikir aku akan diangkat ke hadapan Tuhan dan memiliki bagianku dalam kerajaan sorga. Aku tak pernah menerima penghakiman dan pengungkapan dari firman Tuhan dan merenungkan diri sendiri. Aku mengikuti keinginanku dan bertindak dengan sengaja, memperlakukan firman Tuhan dengan penuh kebencian. Saat bersekutu mengenai firman Tuhan, aku hanya berbicara mengenai doktrin dan merasa bahwa aku telah melakukannya dengan baik. Saat dipangkas dan ditangani, aku melawan dan membuat-buat alasan. Saat dihadapkan dengan cobaan, aku selalu ingin kabur; aku tidak mengenal keselamatan Tuhan. Sekarang, aku melihat bahwa aku sama sekali tidak mengejar kebenaran. Aku telah jauh menyimpang dari firman Tuhan, aku telah jatuh ke dalam kegelapan tak berujung. Karena tidak dapat merasakan kehadiran Tuhan, ada rasa takut dan kegelisahan dalam hatiku. Takut dan gemetar, aku pun sujud di hadapan Tuhan, takut kehilangan Dia. Aku membaca firman Tuhan dan berdoa kepada Tuhan, mendambakan belas kasih-Nya.
2 O Tuhan! Dapatkah kau mendengar hatiku menangis keras dalam pertobatan? Betapa gelap dan sakitnya kehilangan hadirat-Mu! Tidak ada terang tanpa firman-Mu di dalam hatiku. Aku hidup di dalam watak yang rusak dan Iblis mempermainkanku. O Tuhan! Kuingin bertobat, memulai hidup baru. Aku ingin Engkau lebih banyak menghakimi dan menghajarku. Bahkan jika cobaan dan pemurnian yang lebih berat datang, selama aku bisa hidup di hadapan-Mu aku dapat menanggung apa pun. Aku begitu dalam dirusak, aku tidak dapat disucikan tanpa penghakiman-Mu. Hanya penghakiman yang dapat menyelamatkanku dari Iblis. O Tuhan! Aku telah mencicipi bahwa penghakiman dan hajaran adalah kasih. Firman-Mu adalah kebenaran; hanya Engkau yang dapat menyelamatkanku. Aku ingin menghargai firman-Mu dan menjalani hidupku berdasarkan firman. Aku tidak akan pernah lagi gagal membalas kasih dan usaha keras-Mu. Aku akan melakukan kebenaran dan hidup dalam keserupaan dengan manusia, memberikan kesaksian tentang kasih-Mu!
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Keinginan dari Hati untuk Bertobat
1 Melihat hari kemuliaan Tuhan yang semakin dekat, hatiku tak dapat menahan rasa sedih dan khawatir. Aku kembali memikirkan pemberontakan dan penentanganku terhadap Tuhan, rasa bersalah, kegelisahan, dan utang budi semakin besar dalam hatiku. Tuhan memilihku, jadi aku berpaling kembali kepada-Nya dan menghadiri perjamuan kerajaan. Ia dengan sungguh-sungguh mengajarkan kepadaku jalan yang harus kuambil, dan cara yang harus kupegang. Ia menasihatiku lagi dan lagi tapi aku tidak mengindahkannya. Aku belum memperoleh kebenaran, aku tidak layak menghadap Tuhan.
2 Selama bertahun-tahun dalam imanku, aku menganggap doktrin sebagai kenyataan, mempercayai bahwa bekerja keras adalah melakukan kebenaran. Aku kurang pengabdian dalam menunaikan tugasku, semuanya adalah kecerobohan dan tipu daya. Saat aku dipangkas dan ditangani, aku membuat-buat alasan dan membenarkan diriku sendiri. Tuhan mengaturkan orang dan segala hal untuk menyempurnakanku dan membantuku memperoleh kebenaran, tetapi aku tidak tunduk, apalagi mencari kebenaran. Aku dengan keras kepala menelusuri jalan kaum Farisi dan tidak tahu harus berpaling kembali. Dibenci oleh Tuhan, aku hidup dalam kegelapan, dalam hidup yang lebih buruk dari kematian.
3 Setiap firman penghakiman Tuhan mengguncang hatiku. Hatiku yang telah lama mati rasa baru mulai bangkit sekarang. Aku membenci diriku sendiri karena begitu keras hati dan tidak mengejar kebenaran. Hingga hari ini aku hidup dalam watak jahat belaka. Pekerjaan Tuhan menjelang akhir, Ia akan segera kembali ke Sion. Beriman tetapi tidak mampu memuaskan Tuhan benar-benar disayangkan. Aku benar-benar tidak layak menikmati firman-Nya, aku benar-benar berutang kepada Tuhan. Dapat mengabdikan jam-jam terakhir dalam hidupku kepada Tuhan adalah anugerah yang langka. Aku membulatkan tekad untuk mengejar kebenaran dan menghabiskan hidupku membalas kasih karunia Tuhan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Hati yang Penuh Penyesalan
1 Melalui penghakiman firman Tuhan, aku melihat wajah asli dari kerusakanku sendiri. Meski aku percaya kepada Tuhan dan membaca firman-Nya, hatiku tidak merindukan kebenaran. Apa yang aku berikan, yang aku serahkan, yang aku keluarkan—semua itu tercemar oleh motif yang hina. Aku hanya ingin diberkati oleh Tuhan; aku tidak pernah benar-benar mengasihi Tuhan. Penghakiman dan ujian tanpa ampun Tuhan menyingkapkan diriku. Aku negatif, pasif, merusak diri sendiri, masih disibukkan dengan masa depan dan nasibku. Aku melihat kemerosotan akhlakku, keburukan kerusakanku, keinginan rakusku, dan wajah palsuku—bagaimana mungkin aku tidak dibenci oleh Tuhan?
2 Merenungkan diriku dalam terang firman Tuhan, pikiranku tiba-tiba tercerahkan: semua firman Tuhan adalah kebenaran—hanya saja aku telah lalai dalam pengejaranku. Tidak ada perubahan dalam watakku, aku masih hidup dengan racun Iblis. Aku egois, licik, curang, dan sembrono—di manakah rasa takutku akan Tuhan? Aku rusak begitu dalam, aku tidak memiliki keserupaan dengan manusia, tetapi masih ingin diberkati oleh Tuhan. Betapa bodohnya aku! Aku tidak tahu kekudusan dan kebenaran Tuhan. Aku melihat kembali jalan yang telah aku tempuh: di manakah ada kesaksian yang benar? Ada penyesalan di dalam hatiku, aku benar-benar bertobat kepada Tuhan. Aku hanya ingin mengejar kebenaran dan memulai awal yang baru.
3 Penghakiman Tuhan menyelamatkanku, menahirkan kerusakanku. Firman-Nya menghakimi, menghajar, dan mengujiku, menyingkirkan motivasiku untuk diberkati. Aku memahami bahwa hidup hanya memiliki nilai dan arti ketika orang telah mendapatkan kebenaran. Memercayai bahwa semua yang Tuhan lakukan itu benar, aku harus menaati-Nya sepenuhnya. Tuhan telah menanggung rasa sakit dan penghinaan, Dia mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan manusia. Namun demikian, aku belum membalas-Nya; hatiku penuh dengan penyesalan dan kecemasan. Bagaimana mungkin aku membiarkan Tuhan terus merindukan dan menantikan dengan kesakitan? Entah aku akan diberkati atau menderita kemalangan, aku bertekad untuk melakukan tugasku dengan benar, untuk menyelesaikan misiku dan memberikan kesaksian tentang Tuhan.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Penyesalan Setelah Mengalami Penghakiman
1 Setelah mengalami penghakiman firman Kristus, aku dikuasai emosi. Semua firman Tuhan adalah kebenaran, berbicara tentang kebenaran kerusakan umat manusia. Merenungkan tindakan dan perilakuku, aku dipenuhi penyesalan. Congkak, sombong, egois, dan licik, bagaimana aku menunjukkan keserupaan apa pun dengan manusia? Tanpa penghakiman Tuhan, aku masih akan yakin bahwa diriku baik. Hanya oleh karena penghakiman dan penyingkapan-Nyalah aku telah tersadar, dan sekarang aku melihat kedalaman kerusakanku dan bahwa aku tidak memiliki hati nurani atau nalar. Firman Tuhan menginspirasiku untuk mengejar kebenaran dan menghibur-Nya.
2 Tuhan telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran; kehendak-Nya telah diwujudkan. Aku benci karena aku sangat memberontak: meski menyadari kebenaran dengan jelas, aku tidak menerapkannya. Aku merenungkan tindakanku, penuh dengan falsafah jahat, selalu berpikir bahwa diriku cukup baik, dan melarikan diri dari penghakiman serta hajaran. Berulang kali, aku telah keras kepada dan memberontak, menghancurkan hati Tuhan. Setelah ditangani dan dipangkas berkali-kali, aku akhirnya tunduk. Aku tidak tahu mengapa tunduk kepada Tuhan begitu sulit. Apa sebenarnya yang menjadi akar pemberontakan manusia? Penghakiman Tuhan yang berulang-ulang telah menyelamatkanku, dan baru sekarang aku menghargai kesulitan menyelamatkan umat manusia yang rusak. Penghakiman dan hajaran Tuhan sangat bermanfaat bagi manusia; ujian dan pemurnian memungkinkan orang untuk benar-benar mengenal diri mereka sendiri. Sungguh karena berkat dan kasih karunia Tuhanlah kita mengalami pekerjaan-Nya.
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"
Bertobat dan Memulai Dari Awal
1 Mengapa aku tidak sadar? Aku hanya menghabiskan semuanya untuk mengejar status dan ketenaran. Aku hanya berfokus pada pekerjaan dan berkhotbah, tetapi tidak menerapkan atau mengalami firman Tuhan. Mengapa aku tidak sadar? Aku bekerja keras hanya untuk mendapatkan imbalan. Penuh dengan keinginan dan tuntutan yang berlebihan, aku sangat egois dan tercela. Firman Tuhan memanggilku berkali-kali, aku mengeraskan hatiku dan mengabaikannya. Hatiku penuh dengan keinginan yang egois, bagaimana aku bisa memperhatikan nasihat Tuhan? Ya Tuhan! Perbuatanku telah sangat menyakiti-Mu. Aku terlalu malu untuk hidup di hadirat-Mu, menikmati kasih-Mu. Aku tidak sanggup untuk mengingat hal-hal di masa lalu, itu semua adalah pemberontakan dan keburukanku. Aku congkak, merasa diri penting, sembrono, dan gegabah, aku memberikebebasan penuh pada watak Iblisku. Pelanggaranku menghantui hati nuraniku, aku menangis saat pengakuan dosaku, bagaimana aku bisa menebus waktuku yang hilang?
2 Hanya melalui penghakiman, aku dapat melihat bahwa aku adalah seorang yang munafik. Berkali-kali aku menyatakan sumpah setia, tetapi tidak mampu tahan menghadapi ujian. Berkali-kali aku bertobat dan berdoa, mengeklaim bahwa aku akan menjadi orang yang baru, tetapi itu adalah kebohongan. Hanya melalui penghakiman aku memahami dengan jelas bahwa tanpa menerapkan kebenaran, pada akhirnya, aku akan tersingkap. Melalui cobaan berat aku bertobat, aku jadi membenci kerusakanku yang dalam dan ketidakserupaanku dengan manusia. Aku bersujud di hadapan Tuhan, aku penuh penyesalan, aku akan memperbarui diriku untuk menghibur hati Tuhan. Ya Tuhan! Perbuatanku telah sangat menyakiti-Mu. Bagaimana aku tidak malu untuk memohon belas kasih dan kesabaran-Mu? Aku hanya ingin mencurahkan hatiku untuk memenuhi tugasku dengan baik. Aku tidak sanggup untuk mengecewakan-Mu lagi. Aku ingin menyerahkan diriku ke dalam tangan-Mu, menaati pengaturan dan aturan-Mu. Aku membulatkan tekadku untuk menerapkan kebenaran, menrima penghakiman dan penahiran-Mu, melakukan tugasku untuk membalas kasih-Mu kepadaku!
dari "Ikuti Anak Domba dan Nyanyikan Lagu Baru"