Menu

Pengalamanku Mengajarkan Injil (II)

Pengajaran Injil Tidak Pernah Berhenti

Beberapa hari kemudian, secara tak terduga aku mendapat telepon dari Saudara Amei, yang tinggal di Myanmar. Dia adalah seorang yang memiliki kemanusiaan yang baik dan merupakan seorang percaya yang sejati kepada Tuhan. Karena itu, aku mengabarkan injil Tuhan akhir zaman kepadanya dan berbagi kebenaran nama Tuhan dengannya. Setelah mendengarnya, dia ingin tahu lebih banyak mengenai kebenaran pekerjaan Tuhan dan nama Tuhan, sehingga aku mengundangnya untuk hadir di pertemuan kami.

Dalam pertemuan tersebut, Saudara Zhao membaca dua bacaan firman Tuhan: "'Yahweh' adalah nama yang Aku pakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (bangsa pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia. Yang artinya Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh dengan hikmat. 'Yesus' adalah Imanuel, dan yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, belas kasihan, dan menebus manusia. Ia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian rencana pengelolaan. Dengan kata lain, hanya Yahweh-lah Tuhan umat pilihan Israel, Tuhan Abraham, Tuhan Ishak, Tuhan Yakub, Tuhan Musa, dan Tuhan seluruh bangsa Israel. Begitu pula di zaman sekarang ini, semua orang Israel, selain suku Yehuda, menyembah Yahweh. Mereka mempersembahkan korban kepada-Nya di atas mezbah, dan melayani-Nya dengan mengenakan jubah imam di dalam Bait Suci. Yang mereka harapkan adalah penampakan kembali Yahweh. Hanya Yesus-lah Penebus umat manusia. Dialah korban penghapus dosa yang menebus umat manusia dari dosa. Dengan kata lain, nama Yesus berasal dari Zaman Kasih Karunia, dan ada karena pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia. Nama Yesus ada agar orang-orang pada Zaman Kasih Karunia dapat lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama teristimewa bagi penebusan seluruh umat manusia. Jadi, nama Yesus mewakili pekerjaan penebusan, dan menandai Zaman Kasih Karunia. Nama Yahweh adalah nama teristimewa bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat. Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna yang bersifat mewakili: Setiap nama mewakili satu zaman."

"Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus sang Juruselamat karena mereka mengasihi dan menghormati-Ku. Namun saat ini, Aku bukan Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu—Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Aku-lah Tuhan itu sendiri yang bangkit di ujung-ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tidak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Ia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan lidah api, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak satu orang atau perkara pun yang akan luput dari pemurnian melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tapi di akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang membakar segala sesuatu, dan juga Matahari kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Demikianlah pekerjaan-Ku di akhir zaman. Aku memakai nama ini dan Aku penuh dengan watak demikian supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, dan matahari yang menyala-nyala, dan lidah api. Supaya semua dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat rupa-Ku yang sejati: Aku bukan hanya Tuhan orang Israel, dan bukan hanya Sang Penebus—Aku adalah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan di seluruh bumi dan di lautan."

Saudara Zhao menyampaikan persekutuan berikut: "Sebelum aku percaya pada Tuhan, aku juga tidak tahu tentang misteri nama Tuhan. Kemudian, hanya melalui pembacaan firman Tuhan, aku memahami bahwa Tuhan pada mulanya tidak punya nama. Karena kebutuhan pekerjaan pengelolaan-Nyalah Tuhan mengadopsi nama yang berbeda-beda selama tiap-tiap zaman. Bahwa Tuhan mengambil nama yang berbeda setiap zaman menunjukkan niat dan kebijaksanaan Tuhan. Nama yang diambil Tuhan untuk setiap zaman mewakili pekerjaan yang Tuhan lakukan dan watak yang Tuhan nyatakan. Sebagai contoh, pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan bekerja dan menunjukkan kepada umat manusia—yakni umat manusia yang dirusak oleh Iblis—bagaimana untuk hidup di muka bumi sehingga mereka bertindak berdasarkan hukum dan belajar bagaimana menyembah-Nya. Jika mereka hidup menurut peraturan Tuhan, mereka akan menerima berkat Tuhan; jika tidak, mereka akan dihukum oleh Tuhan karena melanggar hukum. Pada zaman itu, Tuhan mengambil nama 'Yahwe', yang merepresentasikan watak Tuhan sebagai pribadi yang ditandai oleh kemegahan, murka, belas kasih, dan kutukan. Menjelang akhir Zaman Hukum Taurat, orang menghadapi bahaya akan dihukum mati berdasar hukum karena mereka tidak mematuhi hukum itu. Dalam rangka menebus umat manusia, Tuhan mengambil nama lain, yaitu 'Yesus', untuk mengawali pekerjaan Zaman Kasih Karunia. Nama Yesus merepresentasikan Tuhan sebagai Tuhan yang penuh belas kasih. Maka, pada Zaman Kasih Karunia, dengan belas kasih-Nya yang tak terbatas, Tuhan memaklumi pelanggaran-pelanggaran kita dan mengaruniakan atas kita kasih karunia yang berlimpah, dan pada akhirnya Dia dipakukan di kayu salib bagi kita dan menanggung semua dosa kita. Sejak saat itu, sejauh kita berdoa dalam nama Tuhan Yesus, dosa-dosa kita akan diampuni, dan, dengan demikian, kita dapat datang ke hadapan Tuhan untuk menyembah-Nya. Jika Tuhan Yesus dulu tidak melakukan pekerjaan penebusan ini, kita semua pasti telah dihukum mati berdasar hukum seturut watak Tuhan yang benar. Namun, walaupun telah ditebus oleh Tuhan, kita tetap harus melepaskan diri dari perbudakan dosa, dan kita masih hidup dalam keadaan berdosa dan bersalah. Sebab itu, karena dibutuhkan oleh kita umat manusia yang rusak ini, Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru dengan menghadirkan Zaman Kerajaan dalam nama Tuhan Yang Mahakuasa. Pada Zaman Kerajaan, dengan watak-Nya yang benar dan megah, Tuhan menyampaikan firman penghakiman pada akhir zaman bagi semua umat manusia. Dalam penghakiman firman Tuhan, kita melihat kebenaran dari kerusakan kita oleh Iblis dan juga merasakan watak Tuhan yang benar, sebuah watak yang tidak mengizinkan pemberontakan. Sementara itu, Tuhan juga menunjukkan kepada kita jalan untuk membebaskan diri dari perbudakan Iblis dan mencapai pemurnian: Sejauh kita menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman, serta melakukan dan mengalami firman-Nya, kita dapat benar-benar melepaskan diri dari perbudakan dosa dan hidup bebas dan tak terbelenggu dalam terang. Dari nama yang Tuhan ambil pada zaman yang berbeda-beda serta watak yang Tuhan nyatakan selama zaman itu, kita dapat melihat bahwa tiap-tiap nama hanya dapat merepresentasikan satu bagian dari watak Tuhan, dan hanya bila kita mengenal Tuhan melalui pekerjaan pengelolaan-Nya yang lengkap kita akan terhindar dari memahami-Nya semau kita sendiri. Hanya saat itulah pengenalan kita akan Tuhan relatif akurat."

Setelah mendengar persekutuan Saudara Zhao, hatiku merasa sangat bahagia. Di masa lalu, aku hanya tahu bahwa saat ini Tuhan telah mengubah nama-Nya ketika Dia datang untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dia tidak lagi disebut Yahwe atau Yesus. Namun, aku tidak tahu bahwa Tuhan tidak punya nama pada mulanya. Hanya karena Dia hendak mengawali pekerjaan pengelolaan-Nya, Dia mengambil sebuah nama, dan Tuhan memakai nama yang berbeda untuk menjalankan pekerjaan baru-Nya dan menyatakan watak-Nya yang berbeda. Setelah memahami hal-hal ini, aku semakin menyadari bahwa Tuhan yang memercayakan tugas mengajarkan injil kepadaku tidak hanya memintaku untuk membawa mereka yang sedang menantikan kedatangan kembali Tuhan ke hadapan-Nya tetapi juga memakai pengabaran injil itu untuk mengisi kekurangan-kekuranganku dengan cara membuatku memahami kebenaran dan mengenal Tuhan. Saudari Amei juga merasa sangat senang setelah mendengar persekutuan itu. Dia mengirimiku pesan di mana dia mengatakan bahwa dia tidak pernah membayangkan bahwa nama Tuhan akan memiliki misteri sebesar itu di baliknya, bahwa dia merasa Tuhan sungguh-sungguh bijaksana, bahwa dia akan berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa pada hari itu, dan bahwa dia akan membagikan berita baik ini dengan saudarinya. Tidak lama setelah itu, Amei dan keluarga saudarinya yang berjumlah lima orang mulai percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa. Setelah mengalami ini, aku memahami bahwa apa yang Tuhan ingin capai tidak terbatas pada individu atau hal tertentu sebab Tuhan itu mahakuasa. Tuhan pasti akan secara pribadi memanggil mereka yang ditakdirkan-Nya untuk diselamatkan. Syukur kepada Tuhan! Aku berpikir mengenai firman Tuhan yang mengatakan: "Jika kamu sekalian ingin disempurnakan oleh Tuhan, kamu sekalian harus belajar mengalami segala sesuatu dan dicerahkan dari semua hal yang kamu sekalian hadapi. Ketika engkau dihadapkan dengan sesuatu, yang baik maupun yang buruk, engkau harus dapat memperoleh manfaat darinya dan hal tersebut tidak boleh membuat engkau menjadi pasif. Bagaimanapun, engkau harus dapat mempertimbangkannya dengan berpijak pada sudut pandang Tuhan, dan tidak menganalisisnya atau mempelajarinya dari sudut pandang manusia (ini adalah suatu penyimpangan dalam pengalamanmu). Jika metode pengalamanmu seperti ini, hatimu akan dikuasai oleh beban hidupmu; engkau akan terus-menerus hidup dalam terang wajah Tuhan dan tidak mudah menyimpang dalam pengamalanmu. Manusia seperti ini memiliki prospek yang besar."  Dari firman Tuhan, aku jadi memahami bahwa, entah keadaan akan menguntungkan atau tidak, semuanya itu sudah diatur oleh Tuhan. Dan, Tuhan menginginkan kita untuk mengalami, memperoleh pengertian dan membuat kemajuan dari segala macam hal. Imanku kepada Tuhan menjadi semakin besar. Aku melihat bahwa pekerjaan Tuhan dilakukan oleh Tuhan dan kita, manusia, hanyalah alat yang dipakai dalam pekerjaan-Nya. Apa yang telah terjadi padaku membuatku melihat bahwa firman Tuhan adalah kebenaran dan domba Tuhan mendengar suara-Nya. Bagaimana pun para gembala berusaha menghalangi orang untuk datang ke hadapan Tuhan, mereka yang adalah domba-domba Tuhan akan kembali ke sisi Tuhan cepat atau lambat sebab tidak seorang pun dapat menentang pekerjaan Tuhan.

Setelah mengalami semuanya ini aku tidak kuasa untuk menghela napas dengan emosi, sebab perbuatan Tuhan benar-benar mengagumkan. Walaupun aku menghadapi banyak kesulitan, dan pernah negatif dan lemah dalam sikapku untuk mengabarkan injil, firman Tuhan selalu membimbingku, membuatku mampu berdiri teguh di tengah keputusasaanku. Terima kasih Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberiku kesempatan untuk tumbuh, yang membuatku memahami kebenaran secara bertahap, melihat bahwa otoritas Tuhan mengatasi segalanya, dan bahwa tidak seorang pun dapat menentang apa yang ingin dicapai oleh pekerjaan Tuhan melalui proses bekerja sama dengan-Nya. Persis seperti dikatakan oleh firman Tuhan: "Kita percaya bahwa tidak ada negara atau kuasa apa pun yang dapat menghalangi tujuan yang ingin dicapai Tuhan. Orang-orang yang menghalangi pekerjaan Tuhan, menentang firman Tuhan, mengganggu dan mengacaukan rencana Tuhan pada akhirnya akan dihukum oleh Tuhan." Aku telah memutuskan: Bahkan jika suatu hari aku benar-benar ditendang keluar oleh kakak iparku dan kakak perempuanku, aku tidak akan berhenti mengajarkan injil, tetapi akan terus bekerja sama dengan Tuhan untuk membawa domba kepunyaan Tuhan kembali ke rumah-Nya. Semua kemuliaan bagi Tuhan Yang Mahakuasa! Amin!

Tamat.

Artikel Selanjutnya
Pengalamanku Mengajarkan Injil (I)

Tinggalkan komentar