Menu

Renungan Amsal 23 ayat 17: Cara Melepaskan Keirihatian

Jangan biarkan hatimu iri terhadap orang berdosa, tetapi selalu takut akan Tuhan.

Ketika Anda melihat orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik dari diri sendiri, lebih kaya dan lebih berkuasa dari diri sendiri, dan lebih baik dari diri sendiri dalam segala aspek, Anda akan merasa iri, menyebabkan hati Anda dipenuhi dengan ketidakpuasan dan kegelisahan. Jadi bagaimana Anda bisa melepaskan keirihatian dan membawa kedamaian dan ketenangan pada diri sendiri? Anda akan dapat menemukan caranya dengan membaca artikel ini.

Dalam hidup, kita sering menghadapi segala macam orang dan hal. Beberapa orang mungkin memiliki banyak kekayaan, status tinggi, reputasi besar, dan menjalani kehidupan yang tampaknya bahagia. Kita mungkin akan merasa bahwa kita telah ditinggalkan oleh kehidupan dan dipermainkan oleh nasib. Pada saat ini, kecemburuan batin kita dapat dengan mudah tumbuh. Dan ketika kita iri terhadap orang lain, hati kita dipenuhi dengan ketidakpuasan dan kegelisahan, yang menyebabkan kita hidup dalam penderitaan. Emosi negatif ini tidak hanya merugikan kesehatan batin kita, tetapi juga merusak hubungan interpersonal. Ayat ini memberi kita cara untuk mengatasi keirihatian, yaitu dengan takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan berarti kita mengakui kedaulatan dan hikmat Tuhan. Ketika kita takut akan Tuhan dengan hati yang saleh, kita akan mengalihkan fokus dari rasa iri terhadap sesama ke hubungan kita dengan Tuhan, kita akan mensyukuri segala sesuatu yang kita miliki dan sekaligus menghargai kesuksesan orang lain. Ini akan memberi kita kedamaian dan ketenangan batin. Lalu, bagaimana kita bisa mencapai takut akan Tuhan? Firman Tuhan mengatakan: "Meskipun esensi Tuhan mengandung unsur kasih, dan Dia penuh belas kasih terhadap tiap-tiap orang, orang telah mengabaikan dan melupakan fakta bahwa esensi-Nya juga mengandung unsur martabat. Memang Dia memiliki kasih, tetapi itu bukan berarti bahwa orang dapat dengan bebas menyinggung-Nya tanpa membangkitkan perasaan atau reaksi dalam diri-Nya, demikian juga fakta bahwa Dia memiliki belas kasih bukan berarti bahwa Dia tidak memiliki prinsip dalam cara Dia memperlakukan orang. Tuhan itu hidup; Dia benar-benar ada. Dia bukanlah boneka imajiner atau suatu hal lain. Berhubung Dia memang ada, kita harus senantiasa mendengarkan suara hati-Nya secara saksama, memperhatikan sikap-Nya baik-baik, dan bisa memahami perasaan-Nya. Kita tidak boleh menggunakan imajinasi manusia untuk mendefinisikan Tuhan, dan kita tidak seharusnya memaksakan pemikiran atau keinginan manusia kepada-Nya, yang membuat Tuhan memperlakukan orang dengan cara manusia berdasarkan imajinasi manusia. Jika engkau melakukan ini, engkau sedang membuat Tuhan marah, menyulut murka-Nya, dan menantang martabat-Nya! Karena itu, begitu engkau semua bisa memahami tingkat keparahan perkara ini, Aku mendorong setiap orang dari antaramu agar berhati-hati dan bijaksana dalam tindakanmu. Berhati-hatilah dan bijaksanalah dalam perkataanmu juga—sehubungan dengan cara engkau memperlakukan Tuhan, semakin engkau berhati-hati dan bijaksana, semakin baik! Ketika engkau tidak memahami seperti apa sikap Tuhan, berhentilah berkata-kata dengan ceroboh, jangan ceroboh dalam tindakanmu, dan jangan sembarangan memberi label. Terlebih penting lagi, jangan membuat sembarang kesimpulan. Sebaliknya, engkau harus menunggu dan mencari; tindakan seperti ini juga merupakan ungkapan rasa takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Di atas segalanya, jika engkau dapat mencapai hal ini dan di atas segalanya, jika engkau memiliki sikap ini, maka Tuhan tidak akan menyalahkanmu karena kebodohanmu, ketidaktahuanmu, dan kurangnya pemahamanmu tentang alasan di balik berbagai hal. Sebaliknya, oleh karena sikapmu yang takut menyinggung Tuhan, rasa hormatmu akan niat-Nya, dan kerelaanmu untuk taat kepada-Nya, Tuhan akan mengingatmu, membimbing dan mencerahkanmu, atau menoleransi ketidakmatangan dan ketidaktahuanmu. Sebaliknya, andaikata sikapmu terhadap-Nya tanpa rasa hormat—menghakimi-Nya sesuka hatimu atau sembarangan menebak dan mendefinisikan gagasan-Nya—Tuhan akan mengutukmu, mendisiplinkanmu, dan bahkan menghukummu; atau, Dia mungkin memberi komentar tentang dirimu. Mungkin, komentar ini akan melibatkan kesudahanmu. Oleh karena itu, Aku ingin menekankan sekali lagi: engkau masing-masing harus berhati-hati dan bijaksana tentang apa pun yang berasal dari Tuhan. Jangan berbicara dengan ceroboh, dan jangan ceroboh dalam tindakanmu. Sebelum engkau mengatakan apa pun, engkau harus berhenti dan berpikir: apakah tindakanku ini membuat Tuhan marah? Dengan melakukannya, apakah aku menghormati Tuhan? Bahkan dalam perkara sederhana, engkau tetap harus berusaha memikirkan pertanyaan ini, dan meluangkan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkannya. Jika engkau benar-benar dapat melakukan pengamalan berdasarkan prinsip-prinsip ini dalam segala hal, dalam segala sesuatu, dan setiap saat, serta menerapkan sikap sedemikian rupa, terutama saat engkau tidak memahami sesuatu, Tuhan akan senantiasa membimbingmu, dan memberimu jalan untuk diikuti.(Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan dan Hasil yang Akan Dicapai Pekerjaan-Nya) Firman Tuhan mengatakannya dengan sangat jelas. Tuhan memiliki kasih dan belas kasihan terhadap manusia, namun Dia juga memiliki watak yang benar dan megah. Oleh karena itu, kita harus memiliki rasa takut akan Tuhan, mengenal watak Tuhan, tidak memperlakukan Tuhan sesuai dengan keinginan kita sendiri, namun menyikapi segala sesuatu yang berasal dari Tuhan dengan hati-hati, mencari kehendak Tuhan dalam segala hal, menunggu petunjuk Tuhan, dan menaati kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Dengan berlatih menerapkan seperti ini, secara bertahap kita akan mampu memiliki rasa takut akan Tuhan, mampu bertindak sesuai kehendak Tuhan, dan berangsur-angsur melepaskan hal-hal negatif dan emosi negatif dalam diri kita.

Teman-teman, marilah kita menerapkan takut akan Tuhan sesuai firman-Nya setiap hari, tidak lagi mengembangkan rasa iri di dalam hati, tetapi memiliki rasa syukur dan kasih sayang. Inilah kunci untuk menjauhkan diri dari keirihatian dan berjalan menuju rasa takut akan Tuhan. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak kebenaran tentang takut akan Tuhan, silakan hubungi kami melalui jendela obrolan online di bagian bawah situs web. Kami akan membagikan lebih banyak firman Tuhan kepada Anda sehingga Anda dapat menjadi orang yang takut akan Tuhan sesegera mungkin!

Tinggalkan komentar