Renungan Pagi Kristen: 4 metode penting yang perlu dipahami oleh orang Kristen
- Navigasi cepat
- 1.Banyak merenungkan firman Tuhan dalam renungan pagi
- 2.Saat renungan, banyak bersekutu dengan saudara dan saudari dan saling melengkapi satu sama lain
- 3.Perlu melakukan introspeksi diri setelah satu jangka waktu
- 4.Membuat catatan renungan pribadi setiap kali renungan
Renungan harian pagi adalah pelajaran wajib bagi setiap orang Kristen. Ini adalah praktik yang terbaik bagi kita untuk menenangkan hati kita di hadapan Tuhan serta berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan. Ini juga merupakan jalan yang penting bagi kita untuk menjalin hubungan yang normal dengan Tuhan dan bertumbuh dalam kehidupan rohani kita. Melalui renungan harian pagi, kita dapat hidup dalam keadaan normal sepanjang hari, memahami kehendak Tuhan, dan hati kita akan diperkaya serta jiwa kita mendapatkan kedamaian. Kehidupan renungan pagi yang baik akan membuat hidup kita bertumbuh dengan lebih cepat. Jadi, bagaimana kita harus mempraktikkan renungan harian supaya mencapai hasil yang lebih besar?
Saya melihat bagian dari firman Tuhan yang mengatakan: "Biasanya ketika engkau bangun di pagi hari jika engkau tidak sibuk dengan pekerjaanmu, jika waktunya tidak terlalu ketat, apakah engkau harus memiliki saat teduh? Ini adalah hal besar pertama setelah engkau membuka mata pada pagi hari, engkau harus melakukan perenungan rohani pribadimu, orang yang kehidupan rohaninya tidak normal tidak dapat membuat kemajuan. Pertama-tama, kehidupanmu harus teratur. Hal yang pertama adalah melakukan perenungan rohani. Waktu untuk perenungan rohani pribadimu setiap hari harus dijamin, membaca firman Tuhan dengan pembacaan doa, berdoa dalam hati, menyanyikan lagu pujian, merenungkan firman Tuhan, banyak makan dan minum firman Tuhan, mencari orang yang mengerti kebenaran dan saudara-saudari untuk bersekutu, mencari dan menyelesaikan kerusakan dirimu sendiri, mengintrospeksi diri sendiri tentang watak rusak apa yang telah terungkap dalam jangka waktu ini, hal apa yang tidak berkenan di hati Tuhan, hal apa yang bertentangan dengan kebenaran, serta hal apa yang tidak manusiawi dan tidak bermoral, engkau harus meringkas hal-hal ini setelah satu jangka waktu, dan menulisnya dalam buku catatanmu. Dengan melakukan ini, tanpa sadar, hatimu tenang di hadapan Tuhan, engkau akan menyukai kehidupan beriman kepada Tuhan" (Persekutuan Tuhan). Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa terdapat banyak metode dan tidak ada aturan dalam mempraktikkan renungan rohani Kristen. Yang lebih sering kita praktikkan adalah pembacaan doa dan perenungan firman Tuhan, sehingga kita dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan Roh Kudus, memahami makna dalam firman Tuhan, dan membiarkan kita lebih memahami tentang Tuhan; kita juga berdoa dalam hati, memohon kepada Tuhan agar hati kita tetap tenang di hadapan-Nya, sehingga hati kita tidak akan meninggalkan Tuhan, terlepas dari apapun lingkungan yang kita hadapi setiap hari; dan menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Tuhan untuk merasakan kasih Tuhan terhadap kita. Selain itu, kita juga dapat bersekutu dengan saudara-saudari dan membahas tentang pengalaman dan pemahaman kita sendiri akan firman Tuhan. Cara renungan semua ini adalah praktik yang penting bagi pertumbuhan kehidupan rohani kita. Seterusnya, mari kita membahasnya secara detail.
1. Banyak merenungkan firman Tuhan dalam renungan pagi
Merenungkan firman Tuhan—ini adalah praktik yang lebih mendalam daripada sekedar membaca atau menghafal firman Tuhan. Ketika kita menjalankan renungan pagi, kita bukan hanya membaca firman Tuhan, tetapi juga harus fokus untuk merenungkan firman Tuhan. Dengan ini, kita dapat dengan mudah mendapatkan bimbingan pekerjaan Roh Kudus. Ketika pekerjaan Roh Kudus mencerahkan kita untuk memahami kebenaran, kita akan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Misalnya, ketika kita membaca firman Tuhan: "Dan hendaklah engkau mengasihi Tuhanmu, dengan seluruh hatimu, dan dengan seluruh jiwamu, dan dengan seluruh pikiranmu, dan dengan seluruh kekuatanmu" (Markus 12:30). Kita harus merenungkannya dengan hati kita: Mengapa Tuhan memberikan tuntutan seperti itu kepada kita? Dengan terus merenungkannya, kita dapat memahami sedikit tentang kehendak Tuhan. Tuhan adalah Sang Pencipta, sementara kita adalah makhluk ciptaan, Tuhan memberi kita hidup, dan memberi kita semua yang kita butuhkan untuk hidup, maka mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa kita merupakan sesuatu yang harus kita lakukan, dan itu adalah tujuan hidup kita dan jalan yang harus kita tempuh. Pada saat yang sama, Tuhan tahu bahwa setelah kita dirusak oleh Iblis, sifat kita adalah keegoisan. Apa pun yang kita lakukan, kita lebih memikirkan bagaimana menjaga dan memuaskan kepentingan kita sendiri, bukan bagaimana memuaskan Tuhan. Ini telah menyebabkan kita selalu berdagang dengan Tuhan dalam banyak hal dan kita tidak dapat mengasihi Tuhan dengan sederhana, sehingga kita tidak bisa mendapatkan pujian Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan memberikan tuntutan kepada kita sesuai dengan kekurangan dan kebutuhan kita, Tuhan berharap bahwa motivasi kita dalam melakukan sesuatu adalah untuk memuaskan Tuhan dan mengasihi Tuhan, sehingga kita dengan rela mendedikasikan dan mengorbankan sesuatu demi Tuhan tanpa bercampur dengan kepentingan pribadi kita di dalamnya, barulah kita akan dipuji oleh Tuhan. Ketika kita mendapatkan pengenalan setelah perenungan, kita akan memahami makna yang sebenarnya di dalam firman Tuhan tersebut, dan kemudian, sikap kita terhadap Tuhan, serta sikap kita terhadap tanggung jawab dan tugas kita akan dibalikkan sehingga tidak lagi memiliki persyaratan kepada Tuhan, tetapi kita akan meminta diri kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita. Ini adalah efek yang dicapai dengan berdoa dan membaca firman Tuhan.
2. Saat renungan, banyak bersekutu dengan saudara dan saudari dan saling melengkapi satu sama lain
Yang satu ini juga sangat penting, karena kualitas dan kemampuan penerimaan setiap orang terbatas, dan sudut pandang tentang sesuatu masalah juga tidak sama. Karena itu, dalam renungan, pemahaman seseorang tentang firman Tuhan akan berat sebelah. Jadi, dengan mencari dan bersekutu bersama dengan saudara-saudari serta mengomunikasikan pemahaman kita yang benar tentang firman Tuhan, kita dapat saling mengambil kekuatan orang lain untuk mengimbangi kekurangan kita. Renungan dengan cara ini memungkinkan kita menuai hasil yang lebih banyak. Misalnya, ketika kita melihat firman Tuhan: "Tidak ada orang yang dapat melayani dua tuan, karena dia akan membenci yang satu dan mengasihi yang lain, atau dia akan setia kepada yang satu dan meremehkan yang lain. Kamu tidak dapat melayani Tuhan dan mamon" ( Matius 6:24). Berdasarkan makna harfiah dari firman Tuhan ini, pemahaman kita sendiri tentang kehendak Tuhan adalah, Dia berharap agar kita percaya kepada-Nya dengan sepenuh hati dan jiwa, dan kita tidak bisa bekerja dan berkorban demi Tuhan sambil mengejar kekayaan dan keuntungan. Tetapi dengan mencari dan bersekutu dengan saudara-saudari, Tuhan akan menuntun saudara-saudari yang berpengalaman untuk berkomunikasi dengan lebih detail, sehingga kita tidak akan salah memahami kehendak Tuhan dengan berpikir bahwa kita tidak diizinkan untuk menghasilkan uang setelah percaya kepada Tuhan, sebaliknya kita akan memahami bahwa kita yang percaya kepada Tuhan tidak harus memperhatikan untuk mengejar uang, kita harus puas selama kita memiliki makanan dan pakaian yang cukup, lalu meluangkan lebih banyak waktu untuk mengejar kebenaran. Hanya dengan cara ini, kita akan memperoleh kebenaran, dan memiliki kesempatan untuk diselamatkan oleh Tuhan supaya bertahan hidup dalam bencana yang akan datang pada masa depan. Juga ada beberapa saudara dan saudari yang akan menambahkan pemahaman mereka dan meneruskan persekutuan dengan berbicara tentang konsekuensinya mengejar uang, serta menjelaskan sebabnya Tuhan berfirman bahwa kita tidak dapat melayani Tuhan sambil mengejar uang pada saat yang sama, karena sifat alami kita manusia lebih mencintai keuntungan pribadi daripada kebenaran. Ketika kita mengejar kekayaan, hati kita akan dipenuhi olehnya, dan kita akan akan semakin terjerat lebih dalam, sehingga kita tidak dapat setia kepada Tuhan dalam pekerjaan dan pelayanan, dan hanya melakukannya dengan cara yang acuh tak acuh serta menjalankan formalitas. Hasil yang dicapai dalam pekerjaan kita juga tidak akan memuaskan Tuhan. Ketika bersekutu dengan cara ini, kita akan mengetahui bagaimana memperlakukan hal tentang uang dengan sikap yang benar di masa depan. Oleh karena itu, ketika kita melakukan renungan, kita harus memusatkan perhatian untuk bersekutu serta mencari dengan saudara dan saudari, dengan ini pemahaman kita tentang firman Tuhan akan menjadi lebih menyeluruh, dan ini akan lebih bermanfaat untuk pertumbuhan hidup kita.
3. Perlu melakukan introspeksi diri setelah satu jangka waktu
Ini juga merupakan praktik renungan yang sangat penting. Kita harus mengintrospeksi kerusakan apa yang telah kita ungkapkan, dan hal-hal mana yang telah kita lakukan yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, saat kita melakukan tugas, kita mengira bahwa kita telah mempraktikkan firman Tuhan dan telah melakukan yang terbaik untuk mengasihi Tuhan dan memuaskan Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita, tetapi ketika kita bekerja keras dan masih gagal untuk mendapatkan kehormatan dari saudara-saudari, kita akan merasa lemah dan tidak bersemangat untuk melakukan tugas dengan segenap hati dan jiwa kita, dan tidak lagi sesemangat seperti dulu. Pada saat ini, dengan melalui introspeksi diri dalam renungan, kita akan melihat bahwa semua usaha yang kita lakukan sebelumnya memiliki tujuan dan unsur transaksi. Kita ingin mendapatkan ketenaran, status dan rasa hormat dari orang lain melalui melakukan tugas. Ini sama sekali bukan untuk memuaskan Tuhan. Saat ini, kita akan memiliki sedikit pemahaman tentang masalah yang tersembunyi di dalam diri kita. Kemudian, kita akan fokus untuk mengintrospeksi niat dan tujuan kita melakukan sesuatu ketika mengalami pekerjaan Tuhan pada masa depan. Ketika kita menemukan bahwa kita memiliki niat yang salah, kita secara sadar meluruskannya. Ini adalah hasil yang dicapai dengan melakukan introspeksi diri dalam renungan kita; Contoh lainnya, kita selalu menghadapi kegagalan dalam melakukan sesuatu dan tidak mencapai hasil ketika bekerja di gereja untuk jangka waktu tertentu, dengan melalui introspeksi diri dalam renungan kita, kita dapat menyadari bahwa kita tidak bertindak menurut prinsip kebenaran dalam pekerjaan kita, tetapi bertindak menurut imajinasi kita. Oleh karena itu, kita tidak mendapatkan kepemimpinan dari Tuhan. Selain itu, kita selalu melakukan tugas kita dengan cara yang acuh tak acuh dan hanya menjalankan formalitas ketika bekerja di gereja, meremehkan amanat Tuhan, menganggap bahwa "ini kurang lebih sudah cukup", dan "sudah lumayan asalkan tidak ada masalah besar". Akibatnya, banyak masalah timbul dalam pekerjaan yang diselesaikan oleh kita, dan pekerjaan kita tidak dapat memenuhi standar melakukan tugas dengan baik. Jika keadaan ini terus berlanjut, Tuhan akan membenci kita, dan bahkan kita akan kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Bila menyadari hal ini, kita akan menyadari konsekuensi dari melakukan sesuatu dengan sikap yang santai ini. Ketika kita melakukan pekerjaan lagi pada masa depan, kita akan lebih melakukannya dengan sungguh-sungguh dan tidak lagi bertindak ceroboh serta menjalankan formalitas. Selain itu, kita juga akan selalu memiliki hati yang takut akan Tuhan dan tidak lagi melakukan sesuatu dengan mengandalkan gagasan dan imajinasi kita.
4. Membuat catatan renungan pribadi setiap kali renungan
Tuhan berfirman: "Setiap orang harus memiliki catatan renungan pribadi, mencatat pengetahuan mereka tentang firman Tuhan dan bagaimana roh mereka digerakkan, terlepas apakah perenungan itu 'mendalam' atau 'dangkal'; setiap orang harus secara sadar menenangkan hati mereka di hadapan Tuhan. Jika engkau dapat mempersembahkan satu atau dua jam setiap hari bagi kehidupan rohani yang benar, kehidupanmu hari itu akan terasa diperkaya dan hatimu akan terang dan jernih. Jika engkau menjalani kehidupan rohani seperti ini setiap hari, hatimu akan dapat kembali menjadi milik Tuhan, rohmu semakin lama akan menjadi semakin kuat, keadaanmu akan terus meningkat, engkau akan menjadi lebih mampu menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan Tuhan akan melimpahkan berkat yang lebih besar kepadamu." Dapat dilihat dari sini bahwa membuat catatan renungan adalah praktik yang sangat baik agar renungan kita mencapai hasil yang lebih baik. Artinya, kita mencatat pemahaman kita tentang firman Tuhan, jamahan Roh Kudus, serta pencerahan dan bimbingan Roh Kudus. Mencatat pengalaman harian kita adalah mencatat semua hasil yang kita peroleh dari praktik-praktik ini—membaca firman Tuhan, berdoa kepada Tuhan, merenungkan firman Tuhan, bersekutu dengan orang lain, dan mengintrospeksi diri kita sendiri. Semua ini dapat dicatat. Seiring berlalunya waktu, kita dapat menulis sebuah artikel tentang jalan masuk kehidupan kita, ini terlebih lagi bermanfaat bagi pertumbuhan hidup kita. Mungkin sebagian besar saudara-saudari telah mempraktikkan beberapa penerapan yang disebutkan di depan, tetapi kurangnya mencatat pencerahan dan penerangan mereka tepat pada waktu. Ini akan menyebabkan mereka melupakannya atau tidak dapat mengingat sepenuhnya pengalaman mereka setelah beberapa waktu. Oleh karena itu, untuk mencapai pertumbuhan kehidupan rohani, sangatlah penting untuk terus menuliskan catatan renungan.
Dari firman Tuhan dan persekutuan di atas, kita dapat melihat bahwa membaca firman Tuhan, menyanyikan lagu pujian, dan berdoa adalah pelajaran wajib bagi orang Kristen untuk melakukan renungan harian pagi Kristen dan berkomunikasi dengan Tuhan. Merenungkan firman Tuhan, datang kepada Tuhan pada jangka waktu tertentu untuk mengintrospeksi dan mengenal watak rusak kita sendiri, melakukan pencarian dan bersekutu dengan saudara dan saudari, serta membuat catatan renungan setiap hari—ini semua adalah cara yang efektif agar kehidupan rohani kita bertumbuh dewasa. Saudara-saudari boleh mencoba untuk mempraktikkannya. Kalian pasti akan menuai banyak hasil.