Menu

Saat Teduh Hari Ini: 3 Penerapan Penting Bagi Orang Kristen Mendekatkan Diri Kepada Tuhan

Navigasi cepat
1.Pertama, tenangkan hati di hadapan Tuhan pada saat teduh
2.Kedua, bila membaca Alkitab di saat teduh, kita harus merenungkan firman Tuhan atau membaca firman Tuhan dengan doa.
3.Ketiga, membawa masalah dan kesulitan nyata kita ke saat teduh untuk mendekati Tuhan

Saat teduh adalah bagian penting dari kehidupan seharian umat Kristen. Inilah saatnya bagi umat Kristen untuk memusatkan perhatian untuk mendekati dan berkomunikasi dengan Tuhan. Di saat teduh, umat Kristen dapat berdoa, membaca Alkitab, menyanyikan lagu rohani, memuji Tuhan, dll. Saat teduh yang efektif dapat memelihara hubungan baik kita dengan Tuhan dan membantu kita bertumbuh secara rohani. Meskipun banyak saudara dan saudari memiliki saat teduh setiap hari, mereka masih merasa bahwa mereka jauh dari Tuhan dan belum banyak bertumbuh dalam kehidupan rohani mereka. Roh mereka seringkali berada dalam kegelapan serta bersikap negatif dan lemah. Saat teduh seperti itu tidak efektif. Lalu bagaimana kita menerapkan dalam saat teduh agar mencapai hasil?

Pertama, tenangkan hati di hadapan Tuhan pada saat teduh

Untuk mencapai hasil dalam saat teduh, ini membutuhkan hati kita untuk tenang di hadapan Tuhan. Semakin tenang hati kita di hadapan Tuhan, semakin mudah kita dicerahkan dan diterangi oleh Roh Kudus. Karena Tuhan itu kudus, jika hati kita tidak tenang di hadapan Tuhan—tangan kita masih melakukan pekerjaan lain ketika kita berdoa—hati kita masih memikirkan tentang kehidupan keluarga dan mencari uang di tempat kerja ketika kita membaca Alkitab—saat-saat teduh seperti itu hanya mengikuti prosedur dan adalah berurusan dengan Tuhan dengan cara yang acuh tak acuh. Kalau begitu, Roh Kudus tidak bisa menerangi kita. Walaupun kita membaca Alkitab, kita hanya bisa mengerti arti harfiahnya. Oleh karena itu, di saat teduh, kita harus memiliki hati yang tak terbagi untuk tenang di hadapan Tuhan. Tuhan berfirman: "Jika engkau ingin hatimu benar-benar damai di hadapan Tuhan, engkau harus bekerjasama secara sadar. Ini artinya masing-masing dari engkau semua harus memiliki waktu untuk bersaat teduh, waktu di mana engkau mengesampingkan orang, peristiwa, dan hal-hal lainnya, menenangkan hatimu dan berdiam diri di hadapan Tuhan. ... Jika engkau menjalani kehidupan rohani seperti ini setiap hari, hatimu akan dapat kembali menjadi milik Tuhan, rohmu semakin lama akan menjadi semakin kuat, keadaanmu akan terus meningkat, engkau akan menjadi lebih mampu menempuh jalan yang dipimpin oleh Roh Kudus, dan Tuhan akan melimpahkan berkat yang lebih besar kepadamu." Dari firman Tuhan, kita dapat melihat bahwa tenang di hadapan Tuhan mengharuskan kita untuk menghindari semua orang, hal-hal, dan perkara-perkara yang dapat mengganggu kita, serta secara sadar melawan hati dan pikiran kita yang mengganggu kedekatan kita dengan Tuhan. Jika kita dapat menenangkan hati kita di depan Tuhan untuk jangka waktu tertentu setiap hari untuk melakukan renungan rohani, situasi rohani kita akan menjadi lebih baik, dan kita akan menikmati sukacita karena berada bersama Tuhan. Secara umum, ketika kita baru bangun di pagi, kita belum bersentuhan dengan hal-hal yang berantakan dalam kehidupan dan pekerjaan kita, dan hati kita adalah yang paling tenang. Gunakan waktu pagi ini untuk dekat dengan Tuhan, sebagai saat teduh harian kita, karena waktu ini kita paling mudah mendapatkan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan renungan kita juga dapat mencapai hasil yang baik.

Saya biasanya menggunakan waktu setelah bangun pagi sebagai saat teduh harian. Saat itu, saya berdoa kepada Tuhan, membaca Alkitab, dan menyanyikan lagu pujian. Saya sering menerima pencerahan dan penerangan Roh Kudus, menikmati kemanisan dari firman Tuhan, dan menyadari bahwa firman Tuhan adalah pembimbing hidup saya. Tentu saja, terkadang saya akan membaca Alkitab setelah pulang kerja atau selesai melakukan kerja lain. Tetapi efek dari membaca Alkitab seperti ini jauh lebih buruk. Dalam 3-5 menit pertama, sulit untuk menenangkan hati. Setelah membaca beberapa ayat Alkitab, saya tidak paham apa yang dibaca. Saya masih memikirkan banyak hal tentang kehidupan dan pekerjaan saya. Saya yakin banyak saudara dan saudari juga mengalami hal semacam ini. Terkadang, dalam proses membaca Alkitab, hati kita akan melayang tanpa sadar dan memikirkan hal-hal lain. Saat ini, kita harus segera berdoa kepada Tuhan dan memohon Tuhan untuk menenangkan hati kita agar kita bisa fokus kembali. Ini juga salah satu aspek kerjasama kita dengan Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga ketenangan hati kita di saat teduh dan tidak dipenuhi oleh orang-orang, hal-hal, dan perkara-perkara.

Kedua, bila membaca Alkitab di saat teduh, kita harus merenungkan firman Tuhan atau membaca firman Tuhan dengan doa.

Cara kedua untuk mencapai hasil yang baik dalam saat teduh adalah dengan fokus pada merenungkan maksud firman Tuhan ketika membaca firman Tuhan. Seringkali, kita membaca firman Tuhan hanya untuk memahami makna harfiahnya. Dengan cara ini, meskipun kita dapat membaca banyak firman Tuhan di setiap saat teduh, kita tidak memahami maksud tersirat firman Tuhan dan masih gagal mencapai hasil yang baik. Kita semua tahu bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan setiap firman Tuhan mengandung makna yang dalam, bukannya sesuatu yang dapat kita pahami dengan memikirkannya dengan pikiran kita. Itu memerlukan kita untuk merenungkan firman Tuhan dan membaca doa dengan sungguh-sungguh. Hanya dengan mendapatkan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, kita bisa secara bertahap memahami makna firman Tuhan yang dalam. Firman Tuhan menyatakan: "Engkau harus memahami arti dari firman Tuhan, mencari tahu sumbernya dan hasil yang ingin dicapai. Firman Tuhan mengandung kebenaran, makna, dan terang. Ada banyak hal yang terkandung di dalam firman-Nya; engkau tidak bisa hanya menjelaskan arti harfiahnya." "Memperoleh pemahaman yang sejati tentang makna sesungguhnya dari firman Tuhan bukanlah perkara yang sederhana. Jangan berpikir seperti ini: 'Aku dapat menafsirkan makna harfiah firman Tuhan, dan semua orang mengatakan tafsiranku itu bagus, dan memberiku acungan jempol, jadi ini artinya aku memahami firman Tuhan.' Itu tidak sama dengan memahami firman Tuhan. Jika engkau telah mendapatkan sedikit terang dari dalam perkataan Tuhan, dan engkau telah merasakan makna sesungguhnya dari firman-Nya; dan jika engkau dapat mengungkapkan maksud di balik firman-Nya dan apa pengaruh yang pada akhirnya akan dicapai oleh firman-Nya, maka setelah engkau memiliki pemahaman yang jelas akan semua hal ini, engkau dapat dianggap memiliki tingkat pemahaman tertentu akan firman Tuhan." Karena itu, saat membaca Alkitab di saat teduh, kita harus bekerja sama secara aktif. Setelah membaca firman Tuhan, jangan puas dengan pemahaman harfiah dan melewatkan firman Tuhan begitu saja. Kita harus merenungkan firman Tuhan lebih lanjut dan berdoa kepada Tuhan, dan memohon Tuhan untuk mencerahkan dan menerangi kita. Apa maksud Tuhan ketika mengucapkan kalimat ini, aspek kebenaran apa yang ingin Tuhan beritahu kepada kita, hasil apa yang ingin Tuhan capai dalam diri kita, dan bagaimana kita bisa menggunakan kalimat ini dalam hidup kita; dengan merenungkan masalah-masalah terkait ini dan menerima pencerahan dan penerangan Roh Kudus, kita akan berangsur-angsur memahami arti sebenarnya dari kata-kata ini yang diucapkan Tuhan.

Sebagai contoh, kita melihat Tuhan Yesus berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga" (Matius 18:3). Setelah membaca perikop ini, kita semua tahu bahwa Tuhan Yesus menuntut kita untuk menjadi anak kecil agar bisa masuk kerajaan surga. Tetapi janganlah kita puas dengan arti harfiah dan harus mencari tahu apakah artinya menjadi sama seperti anak kecil itu? Mengapa kita harus menjadi seperti anak kecil agar dapat memasuki kerajaan surga? Apa kehendak Tuhan? Bagaimana kita bisa menjadi sama seperti anak kecil? Ketika Tuhan melihat bahwa kita memiliki hati yang haus akan kebenaran, Dia akan mencerahkan kita dan memberi kita beberapa pemahaman baru, sehingga memahami bahwa menjadi sama seperti anak kecil mengacu pada kejujuran, bersikap sederhana dan terbuka, dan tidak ada kepalsuan dan kepura-puraan. Menjadi sama seperti anak kecil berarti menjadi orang yang jujur. Tidak hanya tidak ada kebohongan di mulut kita, tetapi juga tidak ada tipu daya di hati kita. Apalagi di kerajaan surga semuanya orang jujur. Mereka yang berbohong, menipu, dan melakukan tipu daya tidak bisa memasuki kerajaan surga. Menerapkan untuk menjadi orang jujur adalah cara untuk memasuki kerajaan surga. Melihat betapa pentingnya menjadi orang yang jujur, kita sendiri juga harus berusaha menjadi orang yang jujur agar memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Bila menyadari hal ini, bisa dikatakan bahwa kita memiliki pemahaman tentang firman Tuhan. Namun terkadang mungkin kita tidak mendapatkan banyak pencerahan, dan kita tidak menerima jawaban Tuhan segera setelah berdoa, tapi selama hati kita mau memahami kebenaran, mungkin suatu hari ketika kita mendengarkan khotbah atau membaca firman Tuhan terkait lainnya, kita akan memahami arti dari kalimat ini.

Singkatnya, kita harus sering merenungkan firman Tuhan dan membaca firman Tuhan dengan doa ketika saat teduh. Dengan ini, kita akan mendapatkan lebih banyak pencerahan dan bimbingan dari Tuhan, dan memahami arti firman Tuhan, kehendak Tuhan, dan permintaan Tuhan kepada kita. Kita bisa mempraktikkan firman Tuhan dengan lebih banyak dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ketiga, membawa masalah dan kesulitan nyata kita ke saat teduh untuk mendekati Tuhan

Untuk mencapai hasil yang baik di saat teduh, kesulitan yang dihadapi dalam kehidupan harian harus dibawa ke saat teduh. Karena tujuan kita mendekati Tuhan pada saat teduh adalah untuk memahami kebenaran, menyelesaikan masalah dan kesulitan kita sendiri, serta memiliki jalan ke depan. Tetapi seringkali, ketika kita berdoa atau membaca firman Tuhan di saat teduh, kita tidak memiliki tujuan. Kita hanya membaca di sini dan sana, setelah renungan selesai, hasil yang baik tidak dapat tercapai. Padahal, dalam kehidupan nyata, kita sering menemui banyak masalah dan kesulitan. Misalnya, tidak ada jalan penerapan untuk mendidik anak-anak dan melayani Tuhan, dan tidak tahu orang seperti apa yang cocok untuk dijadikan sebagai pasangan hidup kita, atau ketika mencari pekerjaan, tidak tahu mencari pekerjaan yang sesuai, atau ada masalah dengan hubungan interpersonal. Hal-hal ini akan mengganggu hati kita, membuat kita banyak tertekan, seringkali dalam kekhawatiran. Pada saat ini, kita harus membawa kesulitan-kesulitan ini ke dalam renungan, berdoa kepada Tuhan, membaca firman Tuhan terkait, dan meminta Tuhan untuk membimbing kita untuk melaksanakan kebenaran, dan tidak menangani hal-hal ini sesuai dengan keinginan kita sendiri atau dengan emosi kita sendiri. Tuhan juga akan menerangi dan memimpin kita secara khusus. Seperti yang dinyatakan dalam Alkitab: "Serahkan semua kekhawatiranmu kepada-Nya sebab Dia peduli padamu" (1 Petrus 5:7).

Misalnya, dalam hal mencari pasangan hidup, seorang kakak perempuan yang saya kenal memiliki seorang pria yang tinggi, tampan, dan kaya yang datang untuk mengejarnya, tetapi apakah pria ini cocok untuknya, kakak perempuan itu tidak dapat melihatnya dengan jelas, jadi dia membawa masalah ini ke depan Tuhan untuk berdoa selama saat teduh, dan juga mencari konten yang berkaitan dengan masalah tersebut untuk dibaca. Kemudian, saudari itu melihat dua paragraf khotbah: "Jadi ketika kamu memilih pasangan hidup, apa yang harus kamu pilih dulu? Terlalu penting untuk memilih orang yang berpikiran sama denganmu. Atas dasar orang yang berpikiran sama, apa lagi yang kamu harus pilih? Pilihlah seseorang yang kemanusiaannya mirip dengan kamu. Jika kamu memiliki kemanusiaan yang baik, tetapi kamu memilih orang dengan kemanusiaan yang buruk untuk menjadi pasangan hidupmu, maka perselisihan atau jurang pemisah antara kedua orang pasti besar. Jika kemanusiaan kamu tidak baik, memilih seseorang yang kemanusiaannya baik bermanfaat bagimu, karena dia bisa bertimbang rasa terhadapmu. Ini kuncinya. Semua aspek ini harus dipertimbangkan." "Adalah hal yang benar untuk menikah dan memulai sebuah keluarga ketika usia kita cukup tua, tetapi kita harus memilih orang yang tepat. Setidaknya itu bermanfaat bagi kita untuk beriman kepada Tuhan dan baik untuk hidup kita. Ini sangat penting. Pilihan manusia menentukan jalan dan tempat tujuannya. Kuncinya adalah untuk melihat apakah manusia dapat memilih jalannya sendiri sesuai dengan kehendak Tuhan." Saudari menyadari bahwa lebih cocok untuk mencari orang yang memiliki kepercayaan agama yang sama. Pernikahan yang demikian memiliki indeks kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pernikahan lawan jenis yang tidak memiliki kepercayaan agama yang sama. Itu karena dua orang menempuh jalan yang berbeda. Mereka yang percaya pada Tuhan fokus pada pencarian kebenaran, sementara mereka yang tidak percaya pada Tuhan fokus pada pencarian uang. Saat dua orang bersama, mereka tidak akan memiliki bahasa yang sama, mereka tidur di ranjang yang sama tetapi mimpi mereka berbeda sepanjang hidup mereka, yang berarti ada jurang yang dalamnya tak terselami di antara mereka, jadi kehidupan rumah tangga tidak mungkin akan bahagia. Di sisi lain, kita perlu memilih orang yang mempunyai karakter yang baik, setidaknya dia memiliki kemanusiaan umum yang harus dimiliki oleh manusia. Orang seperti itu akan bertimbang rasa terhadap orang lain, dan akan dengan mudah berdamai satu sama lain ketika perselisihan dan perbedaan pendapat terjadi di masa depan. Melalui doa, melalui khotbah yang dilihat saat renungan, saudari telah mendapatkan bimbingan Tuhan dalam hal pernikahan, dia memiliki arah dan tujuan, dan pada saat yang sama dia juga memahami prinsip mencari pasangan hidup. Dapat dilihat dari sini bahwa lebih mudah untuk memahami kebenaran dengan membawa kesulitan kita sendiri ke saat teduh untuk mendekati Tuhan, dan pada saat yang sama juga dapat menyelesaikan masalah atau kesulitan nyata kita.

Melalui persekutuan di atas, kita memahami bahwa untuk mencapai hasil pada saat teduh, pertama-tama kita harus menenangkan hati di hadapan Tuhan, kemudian berdoa, membaca Alkitab, dan merenungkan firman Tuhan. Kita juga harus membawa kesulitan kita ke saat teduh untuk mendekati Tuhan dan mencari pencerahan dan bimbingan Tuhan, hanya saat teduh yang seperti itu dapat mencapai hasil yang baik.

Tinggalkan komentar