Saat berbicara tentang penyaliban Tuhan Yesus, kebanyakan orang tidak merasa asing, tetapi jika bertanya mengapa Tuhan Yesus disalibkan? Mayoritas orang tidak begitu jelas. Hari ini kita akan bersekutu secara detail tentang makna penyaliban Tuhan Yesus.
Di bawah ini kita membahas dari dua aspek:
Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan Yahweh memimpin bangsa Israel pada waktu itu untuk belajar hidup di bumi melalui penetapan hukum dan perintah, mengendalikan bangsa Israel, seperti memelihara hari Sabat, menghormati orang tua, tidak menyembah berhala, dll. ... mereka yang menaati hukum-hukum akan diberkati oleh Tuhan, sebaliknya jika orang melanggar hukum-hukum, mereka akan dihukum dan dikutuk oleh Tuhan, dibakar sampai mati atau dilempari batu sampai mati. Pada saat itu, Tuhan Yahweh juga menetapkan Hari Pendamaian bagi bangsa Israel. Pada Hari Pendamaian, bangsa Israel harus mengorbankan sapi dan domba sulung yang tidak cacat di atas mezbah sebagai korban penghapus dosa untuk menyucikan dosa dan pelanggaran mereka sepanjang tahun, dan orang-orang diperintahkan untuk menggunakan darah sapi dan domba sebagai bukti penyucian dosa mereka pada Hari Pendamaian setiap tahun, dan tidak ada yang bisa melanggar untuk selamanya.
Tetapi karena kerusakan oleh Iblis, umat manusia menjadi semakin merosot, semakin rusak, dan telah kehilangan hati yang takut akan Tuhan. Semakin banyak orang yang hidup dalam situasi berbuat dosa dan tidak dapat melepaskan diri darinya, sehingga orang-orang tidak memiliki sapi dan domba yang cukup untuk dijadikan sebagai korban penghapus dosa. Mereka mempersembahkan sapi dan domba yang lumpuh, buta, dan sakit sebagai korban di atas mezbah, sampai tidak ada lagi korban yang bisa disembahkan untuk menebus dosa. Semakin banyak orang dikutuk oleh hukum-hukum karena dosa-dosa yang mereka lakukan dan mati di bawah hukum-hukum. Jika ini terus berlanjut, semua orang akan mati menurut hukum-hukum, dan tidak ada yang bisa bertahan hidup. Tuhan tidak tahan melihat manusia binasa dengan cara ini. Oleh karena itu, Ia menjadi daging dan dipakukan di atas kayu salib sebagai korban penghapus dosa yang kekal bagi umat manusia. Dengan cara ini, selama umat manusia berdosa datang kepada Tuhan, bertobat dan mengaku dosa kepada Tuhan, dosa-dosa manusia akan diampuni dan tidak akan mati karena hukum-hukum.
Firman Tuhan berkata: "Tanpa penebusan Yesus, umat manusia akan selamanya hidup dalam dosa dan menjadi keturunan dosa, keturunan setan-setan. Jika terus begitu, seluruh dunia akan menjadi tanah tempat Iblis berdiam, menjadi tempat kediamannya. Pekerjaan penebusan, bagaimanapun, membutuhkan ditunjukkannya belas kasihan dan kasih setia kepada umat manusia; hanya dengan cara inilah manusia dapat menerima pengampunan dan pada akhirnya mendapatkan hak untuk dilengkapi dan didapatkan sepenuhnya oleh Tuhan. Tanpa tahap pekerjaan ini, rencana pengelolaan enam ribu tahun tidak akan dapat bergerak maju. Jika Yesus tidak disalibkan, jika Dia hanya menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan yang merasuki mereka, maka dosa-dosa manusia tidak dapat diampuni sepenuhnya. Dalam kurun waktu tiga setengah tahun Yesus melakukan pekerjaan-Nya di bumi, Dia menyelesaikan hanya separuh dari pekerjaan penebusan-Nya; jadi, dengan disalibkan dan menjadi serupa dengan daging yang berdosa, serta diserahkan kepada si jahat, Dia menyelesaikan pekerjaan penyaliban dan menguasai takdir umat manusia. Hanya setelah Dia diserahkan ke dalam tangan Iblislah Dia menebus umat manusia."
"Begitu tahap kedua pekerjaan Tuhan selesai—setelah penyaliban—pekerjaan Tuhan untuk memulihkan manusia dari dosa (dengan kata lain, mendapatkan kembali manusia dari tangan Iblis) diselesaikan. Jadi, sejak saat itu, umat manusia hanya perlu menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat agar dosa-dosanya diampuni. Secara teori, dosa manusia tidak lagi menjadi penghalang baginya untuk mencapai keselamatan dan datang ke hadapan Tuhan, dan tidak lagi menjadi pijakan yang dapat digunakan Iblis untuk mendakwa manusia. Hal itu karena Tuhan itu sendiri telah melakukan pekerjaan yang nyata, telah menjadi serupa dan mencicipi daging yang dikuasai dosa, dan Tuhan itu sendiri yang menjadi korban penghapus dosa. Dengan demikian, manusia turun dari kayu salib, dan ditebus, serta diselamatkan melalui daging Tuhan—yang serupa dengan daging yang berdosa ini. Jadi, setelah ditawan oleh Iblis, manusia menjadi selangkah lebih dekat untuk menerima keselamatan-Nya di hadapan Tuhan. Tentu saja, tahap pekerjaan ini lebih mendalam dan lebih berkembang daripada pengelolaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat."
Melalui dua perikop firman Tuhan di atas, kita telah memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang makna penyaliban Tuhan Yesus. Meskipun Tuhan Yesus menunjukkan banyak tanda dan mukjizat saat bekerja, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, membangkitkan orang mati, membuat orang buta melihat, dan orang lumpuh berjalan, Tuhan Yesus juga mengeluarkan banyak perintah, seperti mengajar manusia untuk bersabar dan bertoleransi, memaafkan sesama, tetapi ini hanyalah sebagian dari pekerjaan Tuhan Yesus. Jika Tuhan Yesus tidak disalibkan, dosa-dosa umat manusia tetap tidak akan diampuni. Hanya ketika Tuhan Yesus menjadi daging untuk menahan rasa sakit dan menanggung dosa manusia, secara pribadi dipaku di kayu salib, Dia dapat sepenuhnya menyelesaikan pekerjaan penebusan, dan menebus umat manusia dari kuasa Iblis, sehingga kita dapat tetap hidup dengan mengandalkan korban penghapus dosa dari Tuhan Yesus. Manusia juga boleh langsung berdoa kepada Tuhan, berseru kepada Tuhan, serta menikmati anugerah dan penyediaan Tuhan yang melimpah. Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus, "Sama seperti Anak Manusia datang, Dia tidak untuk dilayani oleh orang lain, tetapi untuk melayani orang lain, dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang" (Matius 20:28).
Setiap tahap pekerjaan Tuhan melibatkan peperangan dengan Iblis di dunia spiritual, artinya Iblis bertaruh dengan Tuhan. Iblis merusak manusia dan ingin melahap seluruh umat manusia yang diciptakan oleh Tuhan, tetapi Tuhan selalu berusaha yang terbaik untuk menyelamatkan umat manusia. Oleh karena itu, Tuhan Yesus disalibkan sebagai korban penghapus dosa dan menebus umat manusia dari tangan Iblis. Ini juga melibatkan peperangan dengan Iblis.
Tuhan berfirman: "Di Zaman Kasih Karunia, dengan disalibkan, Yesus menjadi gambar orang berdosa. Dia adalah orang benar yang menjadi gambar daging yang berdosa dan menjadikan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa, dengan demikian menebus seluruh umat manusia dan membebaskan mereka dari cengkeraman Iblis. Inilah tujuan dan pentingnya Yesus disalibkan: penebusan umat manusia, menebus umat manusia melalui darah-Nya yang berharga, agar umat manusia sejak saat itu tidak akan memiliki dosa lagi. Dengan satu kata yang diucapkan oleh Tuhan, umat manusia tidak akan berdosa—ini bisa dicapai. Tetapi Iblis tidak akan diyakinkan. Iblis akan berkata: Engkau tidak menderita apa-apa dan juga tidak membayar harga apapun. Dengan satu kata, dosa manusia tidak ada lagi. Ini tidak bisa diterima, karena umat manusia diciptakan oleh-Mu. Oleh karena itu, tidak akan dapat diterima jika Tuhan mengucapkan sepatah kata dan dengan demikian menebus umat manusia, karena Iblis tidak akan diyakinkan tanpa fakta dan tanpa menghasilkan bukti apa pun."
Dapat dilihat dari firman Tuhan bahwa jika Tuhan Yesus tidak disalibkan, efek penebusan umat manusia juga dapat dicapai dengan mengucapkan sepatah kata, tetapi dengan cara ini Iblis tidak akan diyakinkan. Iblis akan menuduh Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan menebus umat manusia dengan tidak membayar harga apapun, dan Iblis tidak akan mengembalikan umat manusia kepada Tuhan. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan umat manusia, untuk sepenuhnya meyakinkan Iblis, Tuhan menjadi Anak Manusia yang memiliki daging dan darah dan dipakukan di atas kayu salib. Dia menumpahkan darah dan menanggung rasa sakit yang luar biasa untuk menuntaskan pekerjaan penebusan.
Selain itu, tuduhan Iblis juga mengandung rancangan tipu dayanya. Iblis tidak memahami hikmat dan kemahakuasaan Tuhan, ia mengira bahwa Tuhan akan benar-benar mati jika Dia mati untuk manusia. Bahkan jika Iblis mengembalikan umat manusia kepada Tuhan, manusia tetap harus berada di bawah pengaruhnya, Iblis masih bisa mengendalikan umat manusia sesuka hatinya. Akhirnya, Tuhan Yesus berkata Sudah selesai ketika Dia dipaku di kayu salib, dan kemudian Dia bangkit dari kematian tiga hari kemudian. Tidak hanya umat manusia sepenuhnya diselamatkan dari belenggu hukum-hukum oleh Tuhan, tetapi juga dapat dilihat bahwa kehidupan Tuhan melampaui dunia bawah dan melampaui segalanya. Tuhan adalah sumber kehidupan, sehingga manusia terlebih lagi memiliki iman untuk mengikuti Tuhan. Sama seperti murid-murid Tuhan Yesus, mereka dapat bertahan dalam memberitakan Injil Tuhan Yesus tidak peduli seberapa besar bahayanya. Saat ini, Iblis dipermalukan dan gagal.
Pada saat yang sama, jika tidak melalui penyaliban Tuhan Yesus, kita manusia tidak akan memiliki pengetahuan praktis tentang Tuhan. Karena sebelum Tuhan Yesus menjadi manusia untuk bekerja, pengetahuan manusia tentang Tuhan adalah Tuhan Yahweh di surga, yang tak terlihat dan tak berwujud. Pengetahuan manusia tentang kemahakuasaan dan hikmat Tuhan, otoritas dan kuasa Tuhan, serta kasih Tuhan bagi manusia, dan seterusnya, kebanyakannya penuh dengan imajinasi, tetapi melalui pekerjaan penyaliban dari Tuhan Yesus yang praktis untuk menyelamatkan manusia, kepunyaan dan wujud Tuhan yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus dapat terlihat dan tersentuh secara nyata. Dengan demikian, pengetahuan manusia yang samar tentang Tuhan diubah menjadi pengetahuan yang praktis, memungkinkan manusia untuk melihat realitas kasih Tuhan bagi manusia. Dia tidak hanya dapat memimpin manusia di surga, tetapi juga bekerja di bumi untuk menyelamatkan manusia, dan bahkan disalibkan untuk manusia. Ini adalah efek yang dicapai dari penyaliban Yesus. Dilihat dari sini bahwa hikmat Tuhan muncul berdasarkan muslihat Iblis. Iblis ingin menghancurkan rencana pengelolaan Tuhan dengan cara menuduh Tuhan dan membuat Tuhan disalibkan, tetapi muslihatnya tidak akan pernah berhasil. Melalui penyaliban, Tuhan tidak hanya telah menebus kembali umat manusia, tetapi juga memungkinkan manusia untuk lebih mengenal Tuhan dan lebih memiliki iman terhadap Tuhan. Ini adalah hikmat pekerjaan Tuhan.
Di atas adalah dua aspek dari makna penyaliban Tuhan Yesus. Dilihat bahwa pekerjaan Tuhan sangat penting. Tuhan bekerja berdasarkan kebutuhan manusia yang rusak. Dia juga bekerja sesuai dengan rencana pengelolaan-Nya. Dilihat bahwa pekerjaan Tuhan berprinsip, punya rencana, dan semuanya ada hikmat Tuhan di dalamnya. Kiranya kita semua dapat memahami kehendak Tuhan darinya, Amin!