Belas kasihan adalah bagian dari watak Tuhan, dan kita dapat merasakan belas kasihan dan kasih-Nya dari pekerjaan Tuhan atas kita. Seperti firman Tuhan yang katakan: "Kasih dan belas kasihan Tuhan meresap ke dalam setiap rincian pekerjaan pekerjaan pengelolaan-Nya, dan entah orang dapat memahami maksud baik Tuhan atau tidak, Dia tetap melakukan pekerjaan yang ingin diselesaikan-Nya tanpa mengenal lelah. Terlepas dari seberapa banyak orang memahami tentang pengelolaan Tuhan, pertolongan dan manfaat yang diberikan oleh pekerjaan Tuhan dapat dihargai oleh semua orang." Karena belas kasihan Tuhan, dosa-dosa kita dapat diampuni dan menikmati kasih karunia dan berkat Tuhan yang limpah; karena belas kasihan Tuhan, kita dapat dilindungi dalam bahaya;Karena belas kasihan Tuhan, kita lepas dari percobaan di dunia yang jahat ini;karena belas kasihan Tuhan...Untuk memahami dan merasakan belas kasihan dan kasih Tuhan lebih dalam, bacalah ayat-ayat Alkitab berikut dan konten terkait tentang belas kasihan Tuhan.
Lalu firman Yahweh, “Aku akan membuat segala kebaikan-Ku berlalu di depanmu, dan Aku akan memberitakan nama Yahweh di hadapanmu; dan akan menyatakan kemurahan kepada siapa pun Aku akan menyatakan kemurahan, dan akan menunjukkan belas kasihan kepada siapa pun Aku akan menunjukkan belas kasihan” (Keluaran 33:19).
“Tetapi Aku berkata kepadamu, bahwa di tempat ini ada yang lebih besar daripada Bait Suci. Tetapi jika engkau mengerti apa artinya ini, Aku menghendaki belas kasihan dan bukan korban persembahan, tentu engkau tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah”(Matius 12:6-7).
“Sebab kita bukan mempunyai imam besar yang tidak dapat merasakan semua kelemahan kita, sebaliknya Dia sudah dicobai dalam segala hal, sama seperti kita, tetapi Dia tidak berbuat dosa. Karena itu, marilah kita datang menghadap ke takhta kasih karunia dengan keberanian, supaya kita dapat memperoleh rahmat, dan menemukan kasih karunia yang menolong pada saat kita membutuhkan” (Ibrani 4:15-16).
Lalu Yahweh berfirman: “Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: Dan apakah Aku tidak boleh mengasihani Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?’” (Yunus 4:10-11).
Firman Tuhan yang Relevan:
Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang nyata. Tidak peduli seberapa bodohnya kita, Dia akan tetap mengasihani kita, tangan-Nya pasti akan menyelamatkan kita, dan Dia akan tetap melengkapi kita. Selama kita memiliki hati yang benar-benar menginginkan Tuhan, selama kita mengikuti dengan saksama dan tidak menjadi berkecil hati, dan selama kita mencari dengan perasaan keterdesakan, Dia pasti tidak akan memperlakukan kita dengan tidak adil; Dia pasti akan menutupi kekurangan kita dan Dia akan memuaskan kita. Semua ini adalah kebaikan Tuhan Yang Mahakuasa.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 7”
Yang Mahakuasa berbelas kasihan kepada orang-orang yang sudah sangat menderita ini; pada saat yang sama, Dia muak dengan orang-orang yang tidak memiliki kesadaran ini, karena Dia harus menunggu terlalu lama untuk mendapatkan jawaban dari umat manusia. Dia ingin mencari, mencari hati dan rohmu, untuk membawakanmu air dan makanan, serta membangunkanmu, agar engkau tidak akan haus dan lapar lagi. Ketika engkau letih dan ketika engkau mulai merasakan adanya ketandusan yang suram di dunia ini, jangan kebingungan, jangan menangis. Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Penjaga, akan menyambut kedatanganmu setiap saat.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Keluhan Yang Mahakuasa”
Kasih dan belas kasihan Tuhan meresap ke dalam setiap rincian pekerjaan pekerjaan pengelolaan-Nya, dan entah orang dapat memahami maksud baik Tuhan atau tidak, Dia tetap melakukan pekerjaan yang ingin diselesaikan-Nya tanpa mengenal lelah. Terlepas dari seberapa banyak orang memahami tentang pengelolaan Tuhan, pertolongan dan manfaat yang diberikan oleh pekerjaan Tuhan dapat dihargai oleh semua orang. Mungkin, pada saat ini, engkau belum sedikit pun merasakan kasih atau kehidupan yang disediakan Tuhan, tetapi asalkan engkau tidak meninggalkan Tuhan dan tidak menyerah dalam tekadmu untuk mengejar kebenaran, akan datang suatu hari ketika senyuman Tuhan akan diperlihatkan kepadamu. Karena, tujuan pekerjaan pengelolaan Tuhan adalah untuk mendapatkan kembali orang-orang yang berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis, bukan untuk membuang orang-orang yang telah dirusak oleh Iblis dan menentang Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, “Lampiran 3: Manusia Hanya Dapat Diselamatkan di Tengah Pengelolaan Tuhan”
Belas Kasih dan Toleransi Tuhan Tidaklah Langka—Pertobatan Sejati Manusialah yang Langka
Terlepas dari seberapa marah Tuhan terhadap penduduk Niniwe, begitu mereka menyatakan puasa dan mengenakan kain kabung dan abu, hati-Nya mulai melembut dan Dia mulai mengubah pikiran-Nya. Ketika Dia menyatakan kepada mereka bahwa Dia akan menghancurkan kota mereka—sesaat sebelum pengakuan dan pertobatan mereka dari dosa—Tuhan masih marah terhadap mereka. Begitu mereka sudah melakukan rangkaian tindakan pertobatan, amarah Tuhan terhadap orang-orang Niniwe berangsur berubah menjadi belas kasih dan toleransi kepada mereka. Tidak ada yang bertolak belakang tentang pengungkapan dua aspek watak Tuhan yang terjadi bersamaan dalam peristiwa yang sama ini. Jadi, bagaimana orang seharusnya memahami dan mengetahui bahwa tidak ada kontradiksi? Tuhan mengungkapkan dan menyingkapkan masing-masing dari dua esensi yang sangat bertolak belakang ini secara bergantian saat penduduk Niniwe bertobat, memungkinkan manusia melihat kenyataan dan esensi Tuhan yang tidak dapat disinggung. Tuhan menggunakan sikap-Nya untuk memberitahu manusia hal berikut: bukannya Tuhan tidak menoleransi manusia atau Dia tidak mau menunjukkan belas kasih kepada mereka; melainkan, karena mereka jarang bertobat dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, dan jarang manusia sungguh-sungguh berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka. Dengan kata lain, ketika Tuhan marah kepada manusia, Dia berharap manusia akan mampu untuk sungguh-sungguh bertobat, dan memang Dia berharap melihat pertobatan sejati manusia, di mana Dia akan dengan bebas terus menganugerahkan belas kasih dan toleransi-Nya kepada manusia. Ini berarti perbuatan jahat manusia mendatangkan murka Tuhan, sementara belas kasih dan toleransi Tuhan dianugerahkan kepada mereka yang mendengarkan Tuhan dan benar-benar bertobat di hadapan-Nya, kepada mereka yang dapat berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka. Sikap Tuhan disingkapkan dengan sangat jelas dalam perlakuan-Nya terhadap penduduk Niniwe: belas kasih dan toleransi Tuhan sama sekali tidak sulit didapat, dan yang Dia minta adalah pertobatan sejati manusia. Selama manusia berbalik dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka, Tuhan akan mengubah hati-Nya dan sikap-Nya terhadap mereka.
—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, “Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II”