Pertanyaan: Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi dan tidak ada seorang pun yang dapat menyangkal ini. Sekarang engkau bersaksi bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali sebagai manusia, tetapi pendeta dan penatua agama berkata bahwa yang engkau percayai itu hanyalah seorang manusia, bahwa engkau telah diperdaya. Kami tidak dapat mengerti tentang hal ini. Saat Tuhan Yesus menjadi manusia dan datang untuk melakukan pekerjaan penebusan, orang Farisi Yahudi juga berkata bahwa Dia hanyalah manusia, mereka berkata bahwa siapa pun yang percaya kepada-Nya sedang diperdaya. Oleh karena itu, kami ingin mencari aspek kebenaran mengenai inkarnasi Tuhan. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan inkarnasi, dan apakah esensi dari inkarnasi? Mohon persekutukan hal ini dengan kami.
Jawaban:
Kepercayaan kalian kepada Tuhan Yesus sebagai inkarnasi Tuhan tidak salah. Namun, apa alasan kalian percaya kepada Tuhan Yesus? Apa kalian sungguh berpikir bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan? Kalian percaya kepada Tuhan Yesus karena apa yang dicatat dalam Alkitab dan karena pekerjaan Roh Kudus. Apa pun kata kalian, jika kalian belum melihat Tuhan Yesus secara langsung, apa kalian berani mengatakan bahwa kalian mengenal Tuhan Yesus? Dalam iman kalian kepada Tuhan, kalian hanya mengikuti kata-kata Petrus, yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, Putra dari Tuhan yang hidup, tetapi apa kalian percaya bahwa Tuhan Yesus adalah manifestasi Tuhan, bahwa Dialah Tuhan Sendiri? Apakah kalian berani mengatakan bahwa kalian mengenal hakikat ilahi Tuhan Yesus? Apa kalian berani menjamin jika Tuhan Yesus datang untuk mengungkapkan kebenaran, kalian akan mengenali suara-Nya? Kepercayaan kalian kepada Tuhan Yesus hanya keyakinan kepada nama "Tuhan Yesus", hanya dua kata ini. Kalian tidak mengerti hakikat ilahi Tuhan Yesus. Jika kalian mengerti, mengapa kalian tidak dapat membedakan suara Roh Tuhan? Mengapa kalian tidak mengakui bahwa kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa berasal dari Tuhan dan bahwa itu suara dan firman Roh Kudus? Dari yang Kulihat hari ini, dari cara kalian menolak suara Tuhan dan menyangkal kebenaran yang Tuhan ungkapkan, Aku yakin kalian tidak mengenal inkarnasi Tuhan! Jika kalian telah lahir dua ribu tahun yang lalu, di zaman ketika Tuhan Yesus berkhotbah dan melakukan pekerjaan-Nya, kalian pasti bergabung dengan para imam kepala Yahudi, ahli Taurat, dan kaum Farisi untuk mengutuk Tuhan Yesus. Bukankah demikian? Imam-imam kepala Yahudi, ahli Taurat, dan orang Farisi bertahun-tahun percaya kepada Tuhan yang esa, tetapi mengapa mereka tidak mengenali Tuhan Yesus? Mengapa mereka menyalibkan Dia? Apa masalahnya? Mengapa di akhir zaman, para pendeta dan penatua gagal mendengar suara Roh Kudus? Mengapa mereka tetap mengutuk pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman? Coba pikirkan: bukankah orang yang percaya kepada Tuhan tetapi gagal mengakui inkarnasi Tuhan adalah antikristus? Para pemimpin Yahudi menentang dan mengutuk Tuhan Yesus, Tuhan yang berinkarnasi. Mereka semua adalah antikristus yang disingkapkan oleh pekerjaan Tuhan. Begitu juga pendeta dan penatua agama di akhir zaman yang menentang dan mengutuk inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa, bukankah mereka adalah antikristus yang disingkapkan oleh pekerjaan Tuhan? Kita semua melihat bahwa mayoritas pendeta dan penatua agama semuanya menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman; mereka memandang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa tanpa benar-benar melihat, mereka mendengar firman-Nya tanpa benar-benar menyimak. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia. Dia menaklukkan, menyelamatkan, dan membentuk sekelompok pemenang. Injil kerajaan sedang menyebar ke seluruh dunia, ini tak terhindarkan! Mungkinkah para pendeta dan pemimpin dunia agama tidak melihat fakta pekerjaan Tuhan? Bagaimana mereka masih berkata konyol, "Percaya Tuhan Yang Mahakuasa adalah percaya kepada manusia"? Apa masalahnya di sini? Ini menunjukkan banyak orang yang percaya kepada Tuhan yang samar dari langit tinggi, tetapi ada beberapa yang punya pengetahuan tentang inkarnasi Tuhan. Bukankah seperti itu? Mengapa Tuhan Yesus mengutuk orang-orang Farisi yang menentang-Nya? Karena mereka hanya percaya kepada Tuhan yang samar dari langit yang tinggi, tetapi mengutuk dan menentang inkarnasi Tuhan.
Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan orang Farisi dengan jelas melihat otoritas dan kuasa firman dan pekerjaan Tuhan Yesus. Bagaimana mereka masih berani menentang, mengutuk, dan menghujat Tuhan Yesus? Mereka berkata Dia mengusir setan melalui Baal-Zebub, penghulu setan, untuk menipu manusia, dan bahkan memakukan Dia hidup-hidup ke salib, menunjukkan apa ini? Bukankah karena mereka melihat Tuhan Yesus sebagai manusia biasa sehingga mereka melakukan ini? Seperti kata mereka, "Bukankah Dia itu orang Nazaret, anak seorang tukang kayu?" Dalam pemikiran orang-orang Farisi, daging dari inkarnasi Tuhan harus memiliki sifat-sifat supernatural. Dia harus punya pembawaan yang hebat dan perawakan yang gagah, dengan sikap heroik dan kharisma yang berkuasa. Kata-kata-Nya harus mengguncang bumi dan memekakkan telinga, yang membuat manusia takut, tidak ada yang berani mendekat. Kalau tidak, Dia tidak bisa dianggap Tuhan. Mereka tidak punya sedikit pun pengertian tentang makna inkarnasi dan tidak mencari kebenaran dalam firman dan pekerjaan Tuhan Yesus, untuk menemukan watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia. Mereka menganggap Tuhan Yesus manusia biasa, menghakimi dan menghujat-Nya berdasarkan khayalan dan gagasan mereka. Ini membuktikan bahwa sekalipun mereka percaya kepada Tuhan, mereka tidak mengenali, bahkan menentang-Nya. Sekarang, pendeta dan penatua agama mengatakan bahwa Orang yang kita percayai hanyalah manusia. Ini sama seperti cara imam kepala Yahudi, ahli Taurat, dan orang Farisi mengutuk pengikut Tuhan Yesus. Kalian lihat, kebanyakan pendeta dan penatua agama tidak berbeda dengan orang Farisi munafik zaman dahulu, percaya kepada Tuhan sekaligus menentang-Nya. Mereka mengakui Tuhan yang samar dari langit yang tinggi sementara menyangkal Kristus Sendiri! Apa hak mereka untuk mengutuk orang-orang yang menerima dan menaati Kristus?
Pada akhir zaman, Tuhan kembali menjadi manusia untuk mengungkapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan-Nya. Kali ini Dia datang sebagai inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa. Dari penampakan luar-Nya, Tuhan Yang Mahakuasa tampak seperti orang biasa, hidup praktis bersama manusia, di antara mereka, mengambil bagian dalam hidup mereka, mengungkapkan kebenaran sesuai kebutuhan manusia, dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Dalam mengalami pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, kita sudah dengar firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan telinga kita sendiri. Kita telah melihat Dia mengungkapkan misteri rencana pengelolaan Tuhan dengan mata kita sendiri, yaitu, kisah tiga tahap pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan manusia, tujuan rencana pengelolaan Tuhan, misteri inkarnasi, bagaimana Iblis merusak manusia, hakikat dan kebenaran dari kerusakan manusia oleh Iblis, bagaimana Tuhan menyucikan, menyelamatkan, dan menyempurnakan manusia, makna dan tujuan pekerjaan penghakiman Tuhan, siapa yang dikasihi Tuhan dan siapa yang Dia kutuk, siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan dihancurkan, tujuan manusia, tujuan segala macam jenis manusia, dan bagaimana kerajaan Tuhan akan diwujudkan di bumi, dll. Saat mengungkapkan kebenaran ini, Tuhan Yang Mahakuasa juga menghakimi dan mengungkapkan watak jahat manusia dan sifat dan hakikatnya yang menentang Tuhan. agar kita dapat melihat hakikat dan fakta dari perusakan menyeluruh kita oleh Iblis, untuk melihat bagaimana congkak dan suka bermegah, berbahaya dan egoisnya kita, bagaimana kita tidak menyerupai manusia, betapa tidak layaknya kita untuk hidup di hadapan Tuhan. Dan lagi, Tuhan yang berinkarnasi dengan rendah hati bersembunyi dan tinggal di antara manusia kotor dan rusak, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi, menyingkapkan, dan menyelamatkan manusia. Kita begitu merasakan hakikat kehidupan Tuhan sangat baik dan terhormat. Kasih Tuhan bagi manusia sangat nyata! Dalam mengalami penghakiman Tuhan lewat firman, kita jadi mengenal dekat watak Tuhan yang benar, kudus, dan yang tak bisa disinggung, dan merasakan otoritas dan kuasa firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tanpa sadar, penghormatan kepada Tuhan tumbuh di hati kita, kita mulai mencari kebenaran, dan watak hidup kita mulai berubah. Di saat inilah kita sungguh menyadari bahwa inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan semua kebenaran untuk menyucikan dan menyelamatkan kita, memungkinkan kita melepaskan diri dari kecongkakan, pengkhianatan, dan watak jahat kita, menjalani hidup seperti orang yang jujur. Tuhan Yang Mahakuasa hidup di antara kita, berjalan di gereja-gereja. Dari luar, Dia hanyalah orang biasa, tetapi Dia mengungkapkan kebenaran dan memanifestasikan watak benar Tuhan, dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia. Mereka yang mengikuti-Nya dan mengalami pekerjaan-Nya telah menerima jalan, dan kebenaran, dan kehidupan. Mereka melihat bahwa cara Tuhan bekerja sangatlah praktis dan bijak. Melihat betapa rendah hati dan tersembunyinya Tuhan, betapa indahnya Dia, Tuhan tidak punya kecongkakan, watak Tuhan tidak rusak. Akan masuk akal andaikan Tuhan, Yang Mahatinggi, mengenakan tubuh tinggi dan kuat, jenis tubuh yang membuat manusia terpaksa memuja-Nya. Namun, bukan ini yang Tuhan lakukan. Untuk menyelamatkan manusia yang rusak, Tuhan mengenakan daging yang biasa, Dia mengambil wajah manusia yang biasa saja, dan datang untuk tinggal bersama kita manusia yang rusak. Dia mengungkapkan firman, menghakimi, dan memperlengkapi kita sesuai dengan kebutuhan kita. Tuhan berinkarnasi sebagai manusia biasa dan telah mengalami penghinaan dan penderitaan besar. Dia menderita fitnah, hukuman, dan penolakan dari kemanusiaan yang rusak, serta pengejaran dan penganiayaan pemerintah PKT, dan sekalipun demikian, Tuhan bersikeras dengan kekuatan kehendak tak terselami untuk mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan manusia. Tuhan menderita siksaan luar biasa untuk menyelamatkan manusia! Kasih Tuhan kepada manusia sangat nyata! Dari ini, kita melihat betapa kudus dan agung Tuhan itu. Tak ada kata-kata yang menggambarkan-Nya! Tuhan Yang Mahakuasa mendekatkan kita kepada Tuhan, membawa kita berhadapan dengan Tuhan, sehingga kita dapat melihat-Nya, mengenal-Nya, dan punya kasih sejati kepada-Nya, memungkinkan kita menerima kesempurnaan Tuhan, sehingga dapat sungguh menyembah dan taat kepada Tuhan. Kita semua telah mengakui di dalam hati Tuhan Yang Mahakuasa yang kita percaya adalah Tuhan Yesus yang kembali sebagai manusia. Dia manusia, tetapi juga Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa adalah satu-satunya Tuhan, Pencipta langit, bumi, dan segalanya! Namun, para pendeta dan penatua agama mengutuk kita, mengira bahwa kita percaya kepada manusia. Sekarang, Aku mau tanya: Di antara semua manusia, siapa yang mampu mengungkapkan kebenaran dan suara Tuhan? Siapa di antara manusia yang dapat secara praktis melakukan pekerjaan menyucikan dan menyelamatkan manusia? Manusia mana yang dapat mengizinkan manusia yang rusak disempurnakan jadi pengenal sejati dan taat kepada Tuhan dengan mengalami pekerjaan-Nya? Tidak seorang pun, tak ada seorang pun! Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang mampu melakukan pekerjaan praktis seperti itu. Tuhan Yang Mahakuasa adalah manifestasi Juru Selamat dunia. Dia adalah inkarnasi Tuhan yang praktis. Hanya Tuhan Yang Mahakuasa yang dapat menyelamatkan manusia dan memperlengkapi umat manusia dengan tujuan yang indah!
Dikutip dari "Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan"
Adapun pertanyaan tentang apakah inkarnasi dan apakah esensi dari Tuhan yang berinkarnasi itu, bisa kalian katakan, ini misteri dari kebenaran yang tidak dimengerti orang percaya. Meskipun orang percaya selama ribuan tahun sudah tahu bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan yang berinkarnasi, tidak ada yang memahami inkarnasi dan hakikat sebenarnya dari inkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman telah datang, maka aspek misteri kebenaran ini telah disingkapkan kepada manusia. Mari kita lihat bagaimana Tuhan Yang Mahakuasa mengatakannya.
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Makna dari inkarnasi adalah bahwa Tuhan menampakkan diri dalam daging, dan Dia datang untuk bekerja di antara manusia ciptaan-Nya dalam rupa manusia. Jadi, agar Tuhan berinkarnasi, pertama-tama Dia harus menjadi daging, daging dengan wujud manusia normal; hal ini, setidaknya, harus benar. Faktanya, implikasi dari inkarnasi Tuhan adalah bahwa Tuhan hidup dan bekerja dalam daging, Tuhan di dalam esensi-Nya menjadi daging, menjadi seorang manusia" ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan").
"Tuhan yang berinkarnasi disebut Kristus, dan Kristus adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan. Daging ini tidak seperti manusia mana pun yang terbuat dari daging. Perbedaan ini dikarenakan Kristus bukanlah daging dan darah, melainkan inkarnasi Roh. Ia memiliki kemanusiaan yang normal sekaligus keilahian yang lengkap. Keilahian-Nya tidak dimiliki oleh manusia mana pun. Kemanusiaan-Nya yang normal menunjang semua kegiatan normal-Nya dalam daging, sementara keilahian-Nya melaksanakan pekerjaan Tuhan sendiri" ("Substansi Kristus adalah Ketaatan pada Kehendak Bapa Surgawi").
"Kristus dengan kemanusiaan-Nya yang normal adalah daging tempat Roh diwujudkan, yang memiliki kemanusiaan yang normal, akal sehat, serta pikiran manusia. 'Diwujudkan' artinya Tuhan menjadi manusia, Roh menjadi daging; atau secara gamblang, artinya adalah ketika Tuhan itu sendiri mendiami daging dengan kemanusiaan yang normal, dan melalui itu Ia mengekspresikan pekerjaan ilahi-Nya—inilah yang dimaksud dengan diwujudkan, atau berinkarnasi" ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan" ).
"Karena Dia adalah manusia dengan esensi Tuhan, Dia berada di atas semua manusia yang diciptakan, di atas siapa pun yang dapat melakukan pekerjaan Tuhan. Dan juga, di antara semua yang memiliki cangkang manusia seperti milik-Nya, di antara semua yang memiliki kemanusiaan, hanya Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi itu sendiri—semua yang lain adalah manusia ciptaan. Meskipun mereka semua memiliki kemanusiaan, manusia yang diciptakan bukanlah apa-apa tetapi manusia, sementara Tuhan yang berinkarnasi berbeda: Di dalam daging-Nya Dia tidak hanya memiliki kemanusiaan tetapi yang lebih penting memiliki keilahian. Kemanusiaan-Nya dapat dilihat pada penampakan luar daging-Nya dan dalam kehidupan-Nya sehari-hari, tetapi keilahian-Nya sangat sulit dipahami. Karena keilahian-Nya dinyatakan hanya ketika Ia berada dalam kemanusiaan-Nya, dan tidak sesupernatural yang orang bayangkan, keilahian-Nya sangat sulit untuk orang pahami. ... Karena Tuhan menjadi manusia, esensi-Nya adalah kombinasi antara kemanusiaan dan keilahian. Kombinasi ini disebut Tuhan itu sendiri, Tuhan sendiri yang berada di bumi" ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan" ).
Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita melihat bahwa inkarnasi merupakan Roh Tuhan yang terbalut daging, yaitu, Roh Tuhan berwujud dalam daging dengan kemanusiaan normal dan pemikiran manusia normal, dan dengan begitu menjadi orang biasa dan normal yang bekerja dan berbicara di antara manusia. Daging ini memiliki kemanusiaan yang normal, tetapi juga memiliki keilahian yang sempurna. Meskipun dalam penampilan luar daging-Nya tampak biasa dan normal, Dia sanggup melakukan pekerjaan Tuhan, dapat menyatakan suara Tuhan, dan membimbing dan menyelamatkan umat manusia. Ini karena Dia memiliki keilahian yang sempurna. Keilahian sempurna berarti bahwa semua yang dimiliki Roh Tuhan—watak yang melekat pada Tuhan, hakikat Tuhan yang suci dan benar, semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, kemahakuasaan dan hikmat Tuhan, dan otoritas dan kuasa Tuhan—semua ini telah terwujud dalam daging. Daging ini adalah Kristus, yaitu Tuhan yang nyata, yang ada di bumi untuk melakukan pekerjaan dan menyelamatkan umat manusia. Dari penampilan luar-Nya, Kristus adalah Anak manusia biasa dan normal, tetapi sebenarnya Ia berbeda dari manusia ciptaan. Manusia ciptaan hanya memiliki kemanusiaan, dia bahkan tidak memiliki sedikit pun hakikat ilahi. Akan tetapi, Kristus tidak hanya memiliki kemanusiaan normal; yang lebih penting, Dia memiliki keilahian sempurna. Jadi, Dia memiliki hakikat Tuhan, Dia dapat sepenuhnya mewakili Tuhan, menyatakan seluruh kebenaran sebagai Tuhan Sendiri, mengekspresikan watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, dan memberkati manusia dengan jalan, dan kebenaran, dan kehidupan. Tidak ada manusia ciptaan yang mampu melakukan hal seperti itu. Kristus bekerja dan berbicara, mengungkapkan watak Tuhan, dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia dalam daging-Nya. Bagaimanapun Dia menyatakan firman Tuhan dan melakukan pekerjaan Tuhan, Dia selalu melakukannya dalam kemanusiaan normal. Dia memiliki daging yang normal, tidak ada yang supernatural dengan-Nya. Ini membuktikan bahwa Tuhan telah datang ke dalam daging, Dia telah menjadi manusia biasa. Daging biasa dan normal ini telah menggenapi fakta "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia". Dia adalah inkarnasi Tuhan yang nyata. Karena Kristus memiliki keilahian sempurna, Dia bisa mewakili Tuhan, menyatakan kebenaran, dan menyelamatkan manusia. Karena Kristus memiliki keilahian sempurna, Ia dapat menyatakan firman Tuhan secara langsung, bukan hanya memberitakan atau menyampaikan firman Tuhan. Dia dapat menyatakan kebenaran kapan pun dan di mana pun, memberi makan, memberi minum, dan menggembalakan manusia, membimbing semua umat manusia. Hanya karena Kristus memiliki keilahian sempurna, dan memiliki identitas dan hakikat Tuhan, dapatlah kita mengatakan bahwa Ia adalah inkarnasi Tuhan, Tuhan yang nyata itu sendiri.
Misteri terbesar inkarnasi tidak ada hubungannya dengan apakah daging Tuhan berperawakan besar atau seperti manusia biasa, melainkan berhubungan dengan fakta bahwa keilahian yang sempurna tersembunyi di dalam daging normal ini. Tidak ada manusia yang mampu menemukan atau melihat keilahian yang tersembunyi ini. Sama seperti saat Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, jika tidak ada yang mendengar suara-Nya dan mengalami firman dan pekerjaan-Nya, tidak seorang pun akan mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, Anak Tuhan. Jadi inkarnasi Tuhan adalah cara terbaik bagi-Nya untuk turun secara rahasia di antara manusia. Ketika Tuhan Yesus datang, tidak ada yang tahu dari penampilan luar-Nya bahwa Dia adalah Kristus, Tuhan yang berinkarnasi, dan tidak ada yang bisa melihat keilahian yang tersembunyi di dalam kemanusiaan-Nya. Hanya setelah Tuhan Yesus menyatakan kebenaran dan melakukan pekerjaan menebus umat manusia, barulah manusia menemukan bahwa firman-Nya memiliki otoritas dan kuasa, kemudian manusia mulai mengikuti-Nya. Hanya saat Tuhan Yesus menampakkan diri kepada orang-orang setelah Dia dibangkitkan, barulah mereka menyadari bahwa Dia adalah Kristus yang berinkarnasi, penampakan Tuhan. Jika Dia tidak menyatakan kebenaran dan melakukan pekerjaan-Nya, tidak akan ada yang mengikuti Dia. Jika Dia bukanlah saksi hidup untuk menyatakan bahwa Dia adalah Kristus, penampakan Tuhan, tidak seorang pun akan mengenali-Nya. Karena manusia percaya jika Dia benar-benar Tuhan yang berinkarnasi, daging-Nya harus memiliki sifat-sifat supernatural, Dia harus manusia super, dengan perawakan besar, kuat, dan kharisma yang dahsyat, Dia seharusnya tidak hanya berbicara dengan otoritas dan kuasa, tetapi juga harus melakukan tanda-tanda dan keajaiban ke mana pun Dia pergi—beginilah seharusnya Tuhan yang menjadi daging. Jika Dia biasa saja dalam penampilan luar-Nya, seperti kebanyakan manusia lainnya, dan memiliki kemanusiaan yang normal, Dia tentu bukan inkarnasi Tuhan. Mari kita ingat lagi, saat Tuhan Yesus berinkarnasi untuk berbicara dan bekerja, bagaimanapun Dia menyatakan kebenaran dan suara Tuhan, para imam kepala Yahudi, ahli-ahli Taurat, dan kaum Farisi tidak mengenali-Nya. Ketika mendengar seseorang bersaksi tentang Tuhan Yesus mereka bahkan berkata: Bukankah dia ini putra Yusuf? Bukankah dia ini orang Nazaret? Mengapa orang berbicara seperti ini tentang Dia? Karena Tuhan Yesus memiliki kemanusiaan yang normal dalam penampilan luar-Nya. Dia adalah manusia normal yang biasa saja, dan Dia tidak memiliki perawakan yang hebat dan menjulang tinggi, jadi tidak ada yang menerima-Nya. Sebenarnya, sejauh Dia adalah inkarnasi, Dia pasti memiliki kemanusiaan yang normal, dalam arti Dia harus menunjukkan kepada manusia bahwa daging yang Tuhan pakai Sendiri adalah daging biasa dan normal, Dia tampak seperti manusia normal. Jika Tuhan membungkus diri-Nya di dalam daging manusia super, bukan manusia dengan kemanusiaan normal, seluruh makna inkarnasi akan hilang. Jadi, Kristus harus memiliki kemanusiaan yang normal. Hanya dengan cara ini dapat terbukti bahwa Dia adalah Firman yang menjadi daging.
Mari kita baca ayat-ayat lain dari firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Makna penting inkarnasi adalah bahwa manusia normal, manusia biasa melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri; artinya Tuhan melakukan pekerjaan ilahi-Nya di dalam kemanusiaan-Nya dan dengan demikian mengalahkan Iblis. ... Jika, selama kedatangan-Nya yang pertama, Tuhan tidak memiliki kemanusiaan-Nya yang normal sebelum berusia dua puluh sembilan tahun—jika segera setelah dilahirkan Ia dapat melakukan mukjizat, jika segera setelah belajar berbicara, Ia dapat berbicara bahasa surgawi, jika pada saat Ia pertama kali menjejakkan kaki-Nya di bumi Ia dapat memahami segala perkara duniawi, memahami semua pikiran dan niat manusia—maka orang seperti itu tidak dapat disebut sebagai manusia normal, dan daging seperti itu tidak dapat disebut daging manusia. Jika ini yang terjadi dengan Kristus, maka makna dan esensi inkarnasi Tuhan akan hilang. Bahwa Ia memiliki kemanusiaan yang normal membuktikan bahwa Ia adalah Tuhan yang berinkarnasi dalam daging. Fakta bahwa Ia menjalani proses pertumbuhan manusia normal menunjukkan lebih jauh lagi bahwa Dia adalah manusia normal; dan lebih dari itu, pekerjaan-Nya adalah bukti yang cukup bahwa Ia adalah firman Tuhan, Roh Tuhan, yang menjadi daging. Tuhan menjadi daging karena kebutuhan dalam pekerjaan-Nya. Dengan kata lain, tahap pekerjaan ini perlu dilakukan dalam daging, dilakukan dalam kemanusiaan yang normal. Ini adalah prasyarat 'Firman menjadi manusia,' prasyarat 'Firman yang menampakkan diri dalam daging,' dan merupakan kisah sesungguhnya di balik kedua inkarnasi Tuhan" ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan").
"Jika sejak saat kelahiran-Nya, Tuhan yang berinkarnasi memulai pelayanan-Nya dengan sungguh-sungguh, melakukan tanda-tanda dan mukjizat, maka Dia tidak akan memiliki esensi jasmani. Oleh karena itu, kemanusiaan-Nya ada demi esensi jasmani-Nya; tidak ada daging tanpa kemanusiaan, dan seseorang tanpa kemanusiaan bukanlah manusia. Dengan demikian, kemanusiaan Tuhan yang berinkarnasi adalah sifat hakiki dari Tuhan yang berinkarnasi. Mengatakan bahwa 'Ketika Tuhan menjadi daging, Dia sepenuhnya ilahi dan sama sekali bukan manusia,' adalah penghujatan, karena ini mustahil terjadi dan melanggar prinsip inkarnasi. ...
"... Kemanusiaan Tuhan yang berinkarnasi ada untuk memelihara pekerjaan ilahi yang normal yang dilakukan dalam daging. Pikiran manusia normal-Nya menopang kemanusiaan normal-Nya dan semua aktivitas jasmani-Nya yang normal. Dapat dikatakan bahwa pikiran manusia normal-Nya ada untuk menopang seluruh pekerjaan Tuhan yang dilakukan-Nya dalam daging. Jika daging ini tidak memiliki pikiran manusia normal, maka Tuhan tidak dapat bekerja dalam daging, dan apa yang perlu Ia lakukan dalam daging tidak akan pernah dapat diselesaikan. ... Jadi, Tuhan yang berinkarnasi harus memiliki pikiran manusia normal, harus memiliki kemanusiaan yang normal, karena Ia harus melakukan pekerjaan-Nya dalam kemanusiaan dengan pikiran manusia normal. Inilah esensi pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, esensi inti dari Tuhan yang berinkarnasi" ("Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan").
Dari firman Tuhan Yang Mahakuasa, kita jelas melihat bahwa inkarnasi Tuhan harus memiliki kemanusiaan yang normal, jika tidak, Dia tidak akan menjadi inkarnasi Tuhan. Dalam penampilan luar, Dia terlihat seperti manusia biasa, normal, dan tidak ada yang supernatural tentang kemanusiaan-Nya. Jadi, jika kita mengukur Kristus memakai gagasan dan imajinasi kita, kita tidak akan pernah mengakui atau menerima Kristus. Paling-paling kita hanya akan mengakui bahwa Dia adalah nabi utusan Tuhan, atau seseorang yang Tuhan pakai. Jika kita ingin sungguh mengenal Kristus, kita harus mempelajari firman dan pekerjaan-Nya untuk melihat apakah yang Dia nyatakan adalah suara Tuhan sendiri, apakah firman yang Dia nyatakan adalah manifestasi dari watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, dan melihat apakah pekerjaan-Nya dan kebenaran yang Dia nyatakan dapat menyelamatkan manusia. Hanya dengan begitu kita dapat mengenal, menerima, dan menaati Kristus. Jika kita tidak mencari kebenaran, tidak menyelidiki pekerjaan Tuhan, andaipun kita mendengar firman Kristus dan melihat pekerjaan Kristus, kita tetap tidak dapat mengenal Kristus. Bahkan andaipun kita bersama Kristus dari pagi sampai malam, kita tetap akan memperlakukan-Nya seperti manusia biasa dan dengan begitu akan menentang dan mengutuk Kristus. Sebenarnya, untuk mengakui dan menerima Kristus, yang perlu kita lakukan hanyalah mengenali suara Tuhan dan mengakui bahwa Dia melakukan pekerjaan Tuhan. Namun, untuk mengetahui hakikat ilahi Kristus dan dengan begitu mencapai ketaatan sejati kepada Kristus dan mengasihi Tuhan yang nyata, kita harus menemukan kebenaran di dalam firman dan pekerjaan Kristus, melihat watak Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, melihat hakikat kudus, kemahakuasaan, dan hikmat Tuhan, melihat bahwa Tuhan itu indah, dan menghargai niat-Nya yang sungguh. Hanya dengan begini, kita dapat sungguh-sungguh menaati Kristus dan menyembah Tuhan yang nyata di dalam hati kita.
Kita semua, orang percaya, tahu bahwa cara Tuhan Yesus berkhotbah, firman yang Dia ungkapkan, misteri-misteri kerajaan surga yang Dia bukakan, dan tuntutan yang dibuat-Nya kepada manusia semuanya adalah kebenaran, semuanya suara Tuhan sendiri, dan semua merupakan manifestasi dari watak kehidupan Tuhan dan semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia. Mukjizat yang Ia lakukan—menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, menenangkan angin dan danau, memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, membangkitkan orang mati, dan sebagainya—semua merupakan manifestasi dari otoritas dan kuasa Tuhan sendiri, yang tidak dimiliki atau mampu dilakukan oleh manusia ciptaan. Mereka yang mencari kebenaran di saat itu, seperti Petrus, Yohanes, Matius, dan Natanael, mengenali dari firman dan pekerjaan Tuhan Yesus bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan, lalu mengikuti Dia dan menerima keselamatan-Nya. Sedangkan orang-orang Farisi Yahudi, meskipun mendengar khotbah Tuhan Yesus dan melihat Dia melakukan mukjizat, tetap melihat-Nya sebagai manusia biasa, tanpa kuasa atau perawakan yang hebat, sehingga mereka berani menentang dan mengutuk-Nya tanpa rasa takut sedikit pun. Pada akhirnya mereka melakukan dosa terbesar dengan menyalibkan Tuhan Yesus di kayu salib. Pelajaran dari orang-orang Farisi membutuhkan perenungan yang dalam! Ini dengan jelas memperlihatkan sifat anti-Kristus yang membenci-kebenaran dan membenci-Tuhan, dan mengungkapkan kebodohan dan kebebalan manusia yang rusak. Saat ini, inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa, sama seperti Tuhan Yesus, melakukan pekerjaan Tuhan sendiri dalam kemanusiaan yang normal. Tuhan Yang Mahakuasa menyatakan semua kebenaran yang diperlukan manusia rusak agar diselamatkan, dan melakukan pekerjaan penghakiman dimulai dari rumah Tuhan di akhir zaman. Dia tidak hanya menghakimi dan membongkar sifat jahat manusia yang rusak dan kebenaran dari kerusakan mereka, Dia juga telah mengungkapkan semua misteri dari rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan untuk menyelamatkan manusia, menjelaskan jalan di mana manusia dapat terbebas dari dosa, disucikan dan diselamatkan oleh Tuhan, mengungkapkan watak benar Tuhan yang melekat, semua yang Tuhan miliki dan siapa Dia, dan kuasa dan otoritas unik Tuhan ... Firman dan pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa adalah manifestasi lengkap dari identitas dan substansi Tuhan Sendiri. Hari-hari ini, semua yang mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa telah mendengar suara Tuhan dalam firman dan karya Tuhan yang Mahakuasa, telah melihat manifestasi firman Tuhan dalam daging dan datang ke hadapan takhta Tuhan Yang Mahakuasa, menerima penyucian dan kesempurnaan Tuhan. Orang-orang dari dunia religius yang masih menyangkal, menentang, dan mengutuk Tuhan Yang Mahakuasa telah membuat kesalahan yang sama seperti orang-orang Farisi Yahudi, memperlakukan Kristus di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa, seperti manusia biasa lainnya, tanpa mau sedikit pun berusaha mencari dan mempelajari semua kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa, dengan begitu mereka menyalibkan Tuhan sekali lagi dan membuat murka watak Tuhan. Seperti yang dapat dilihat, jika manusia berpegang erat pada gagasan dan imajinasinya, dan tidak mencari dan mempelajari kebenaran yang Kristus nyatakan, dia tidak akan mampu mengenali suara Tuhan yang diungkapkan oleh Kristus, tidak bisa menerima dan menaati pekerjaan Kristus, dan tidak akan pernah menerima keselamatan Tuhan di akhir zaman. Jika manusia tidak mengerti kebenaran inkarnasi, dia tidak akan bisa menerima dan menaati pekerjaan Tuhan, dia akan mengutuk Kristus dan menentang Tuhan, dan dia juga akan menerima hukuman serta kutukan Tuhan. Jadi, dalam iman kita, untuk diselamatkan oleh Tuhan, sangatlah penting bahwa kita mencari kebenaran dan memahami misteri inkarnasi!
Dikutip dari "Pertanyaan dan Jawaban Klasik mengenai Injil Kerajaan"