Bencana Besar Langkah Demi Langkah Semakin Dekat, Bagaimana Kita Bisa Dilindungi Oleh Tuhan
Baru-baru ini, banyak negara yang terus mengalami epidemi, terutama di India. Setelah epidemi terpecah, wabah di Indonesia juga merebak, jumlah kasus yang dikonfirmasi dalam satu hari mencapai hingga lebih dari 50.000 orang, dan ribuan orang meninggal setiap hari. Jumlah infeksi dan kematian juga meningkat pesat setiap hari. Epidemi ini sudah tidak dapat terkendali. Oleh karena itu, banyak orang hidup dalam kepanikan dan ketakutan tanpa daya, khawatir dirinya dan anggota keluarganya akan tertular, bahkan lebih takut akan kematian, takut orang yang mereka cintai akan mati. Tidak hanya itu, bencana kelaparan, gempa bumi, banjir bahkan peperangan di berbagai negara di dunia terus berlanjut silih berganti. Dalam menghadapi bencana yang semakin meningkat, orang-orang hanya bisa terus-menerus berseru kepada Tuhan untuk melindunginya. Pernahkah kita berpikir, apa sebenarnya maksud Tuhan saat bencana melanda? Bagaimana kita bisa selamat dari bencana? Hari ini kita akan membahas tentang topik ini.
Kehendak Tuhan di balik bencana
Dua ribu tahun yang lalu, murid-murid yang mengikuti Tuhan bertanya kepada Tuhan Yesus: "Apakah tanda kedatangan-Mu, dan tanda kesudahan dunia?" (Matius 24: 3). Tuhan Yesus menjawab: "Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan: dan akan ada kelaparan, wabah, dan gempa bumi, di berbagai tempat. Semua itu adalah awal dari penderitaan" (Matius 24: 6 -8). Saat ini, bencana di seluruh dunia semakin parah. Gempa bumi, wabah penyakit, kelaparan, perang, dan banjir satu demi satu, terutama pneumonia baru menyebar ke seluruh dunia. Dari fenomena ini, tidak sulit untuk melihat bahwa nubuatan kedatangan Tuhan kembali dalam Alkitab telah digenapi, dan Tuhan telah datang kembali. Terjadinya bencana-bencana ini persis seperti yang Tuhan ingatkan kepada kita bahwa Tuhan telah datang kembali, dan hal yang mendesak adalah kita harus segera mencari penampakan dan pekerjaan Tuhan. Tetapi saat ini manusia menjadi semakin jahat dan rusak, banyak orang tidak menyadari bahwa Tuhan itu ada, dan bahkan banyak orang yang percaya kepada Tuhan sedang mengejar tren dunia, atau hidup dalam makan, minum, bersenang-senang, dan keinginan duniawi. Hanya sedikit orang yang secara aktif mencari Tuhan, mencari penampakan dan pekerjaan Tuhan. Meskipun banyak orang telah mendengar bahwa ada orang telah menyaksikan kedatangan Tuhan kembali, mereka tidak secara aktif untuk mencari dan menyelidiki, bahkan mengabaikan keselamatan Tuhan di akhir zaman. Tuhan menginzinkan bencana datang adalah untuk memperingatkan kita, membangunkan hati kita yang mati rasa, dan membuat kita melihat dengan jelas bahwa nubuat kedatangan Tuhan kembali telah digenapi, dan Tuhan telah datang kembali. Kita harus segera mencari penampakan Tuhan agar kita memiliki kesempatan untuk dilindungi oleh Tuhan dalam bencana.
Satu-satunya cara untuk dilindungi dalam bencana
Lalu, bagaimana kita bisa menyambut Tuhan dan memiliki kesempatan untuk dilindungi oleh Tuhan? Pertama-tama mari kita melihat apa yang dikatakan firman Tuhan.
Tuhan berkata: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27).
"Berhubung kita sedang mencari jejak kaki Tuhan, itu mengharuskan kita untuk mencari kehendak Tuhan, firman Tuhan, dan perkataan Tuhan—karena, di mana pun ada firman baru yang diucapkan Tuhan, suara Tuhan ada di sana, dan di mana pun ada jejak kaki Tuhan, perbuatan Tuhan ada di sana. Di mana pun ada pengungkapan Tuhan, di sanalah Tuhan menampakkan diri, dan di mana pun Tuhan menampakkan diri, di sanalah jalan, kebenaran, dan hidup ada. Dalam mencari jejak kaki Tuhan, engkau semua telah mengabaikan firman yang mengatakan bahwa 'Tuhan adalah jalan, kebenaran, dan hidup'. Itulah sebabnya, banyak orang, bahkan pada saat mereka menerima kebenaran, tidak percaya bahwa mereka telah menemukan jejak kaki Tuhan, apalagi mengakui penampakan Tuhan. Sungguh kesalahan yang sangat fatal! Penampakan Tuhan tidak dapat diselaraskan dengan gagasan manusia, apalagi Tuhan dapat menampakkan diri atas perintah manusia. Tuhan membuat pilihan-pilihan-Nya sendiri dan rencana-rencana-Nya sendiri saat Dia melakukan pekerjaan-Nya; lagipula, Dia memiliki tujuan-tujuan dan cara-cara-Nya sendiri. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya, Dia tidak perlu membahasnya dengan manusia atau meminta nasihat manusia, apalagi memberi tahu setiap orang mengenai pekerjaan-Nya. Inilah watak Tuhan, yang harus, terlebih lagi, dikenali oleh semua orang. Jika engkau ingin menyaksikan penampakan Tuhan, ingin mengikuti jejak kaki Tuhan, maka engkau harus terlebih dahulu meninggalkan gagasanmu sendiri. Engkau tidak boleh menuntut Tuhan melakukan ini atau itu, apalagi menempatkan-Nya dalam batas-batasmu sendiri dan membatasi-Nya dengan gagasan pribadimu. Sebagai gantinya, engkau semua seharusnya bertanya bagaimana engkau akan mencari jejak kaki Tuhan, bagaimana engkau akan menerima penampakan Tuhan, dan bagaimana engkau akan tunduk pada pekerjaan baru Tuhan: inilah yang seharusnya dilakukan manusia. Karena manusia bukanlah kebenaran, dan tidak memiliki kebenaran, manusia harus mencari, menerima, dan taat." Dari firman Tuhan, kita dapat memahami dengan jelas bahwa Tuhan akan datang kembali untuk berfirman dan bersuara. Jika kita ingin menyambut Tuhan Yesus dan mengikuti jejak langkah Tuhan, maka kita harus memperhatikan untuk mendengarkan suara Tuhan dan mencari perkataan Tuhan. Jika kita bisa mengenali suara Tuhan, berarti kita telah melihat penampakan Tuhan dan menyambut Tuhan. Oleh karena itu, jika kita mendengar seseorang menyaksikan Injil bahwa Tuhan sudah kembali, kita tidak dapat secara membabi buta menolak atau mengabaikannya. Sebaliknya, kita harus secara aktif mencari dan menyelidiki, sehingga kita dapat menyambut Tuhan dan memiliki kesempatan untuk dipelihara dan dilindungi oleh Tuhan.
Saat ini, bencana besar sedang mendekati umat manusia selangkah demi langkah, dan hanya sedikit waktu bagi umat manusia untuk bertobat. Jika saat ini kita bersikap acuh tak acuh terhadap kedatangan Tuhan kembali, tidak mencari dan menyelidiki pekerjaan Tuhan di akhir zaman, serta tidak mengambil inisiatif untuk menyambut Tuhan, lalu bagaimana Tuhan memperlakukan orang-orang seperti ini? Tuhan berfirman: "Ketika umat manusia penuh dengan kerusakan dan ketidaktaatan terhadap Tuhan hingga tingkat yang sangat parah, Tuhan harus menghancurkan umat manusia ini, oleh karena watak dan esensi-Nya, dan sesuai dengan prinsip-prinsip-Nya. Namun, karena esensi Tuhan, Ia tetap mengasihani umat manusia, dan bahkan mau menggunakan berbagai cara untuk menebus umat manusia sehingga mereka bisa terus hidup. Sebaliknya, manusia melawan Tuhan, terus tidak menaati Tuhan, dan menolak untuk menerima keselamatan dari Tuhan; artinya, menolak untuk menerima niat baik-Nya. Tidak peduli bagaimana Tuhan memanggil mereka, mengingatkan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, menolong mereka, atau menoleransi mereka, manusia tidak memahami atau menghargainya, mereka juga tidak memperhatikannya. Dalam kepedihan hati-Nya, Tuhan tetap tidak lupa memberikan toleransi-Nya yang maksimalkepada manusia, menunggu manusia untuk berbalik. Setelah Ia mencapai batas-Nya, Ia melakukan apa yang harus dilakukan-Nya tanpa ragu-ragu. Dengan kata lain, ada jangka waktu dan proses tertentu dari saat Tuhan berencana menghancurkan umat manusia sampai dimulainya pekerjaan-Nya untuk menghancurkan umat manusia. Proses ini ada dengan tujuan untuk memungkinkan manusia untuk berbalik, dan ini merupakan kesempatan terakhir yang Tuhan berikan kepada manusia. Jadi, apa yang Tuhan lakukan selama jangka waktu ini sebelum menghancurkan umat manusia? Tuhan melakukan banyak sekali pekerjaan mengingatkan dan menasihati."
"Dalam bentangan dunia yang luas ini, perubahan yang tak terhitung banyaknya telah terjadi, lautan mengendap menjadi dataran, dataran membanjir menjadi lautan, berulang-ulang. Selain Dia yang memerintah atas segalanya di alam semesta, tak seorang pun dapat memimpin dan menuntun umat manusia ini. Tidak ada orang perkasa yang dapat mengupayakan atau melakukan persiapan bagi umat manusia ini, apalagi ada orang yang dapat memimpin umat manusia ini menuju tempat tujuan terang dan membebaskan mereka dari ketidakadilan dunia. Tuhan meratapi masa depan manusia, bersedih atas kejatuhan umat manusia, dan merasakan kepedihan karena umat manusia selangkah demi selangkah berjalan menuju kerusakan dan jalur tanpa jalan kembali. Umat manusia yang telah menghancurkan hati Tuhan dan meninggalkan-Nya untuk mencari si jahat: adakah yang pernah memikirkan arah mana yang akan dituju oleh umat manusia semacam ini? Justru karena alasan inilah mengapa tak seorang pun yang merasakan murka Tuhan, mengapa tak seorang pun berusaha mencari cara untuk menyenangkan Tuhan atau mencoba untuk lebih mendekat kepada Tuhan, dan terlebih lagi, mengapa tak seorang pun berusaha untuk memahami kesedihan dan kepedihan Tuhan. Bahkan setelah mendengar suara Tuhan, manusia terus saja berjalan di jalannya sendiri, bersikeras menyimpang dari Tuhan, menghindar dari kasih karunia dan pemeliharaan Tuhan, dan menjauhi kebenaran-Nya, lebih memilih menjual dirinya kepada Iblis, musuh Tuhan. Dan adakah yang pernah memikirkan—jika manusia terus membandel—bagaimana Tuhan akan bertindak terhadap umat manusia yang telah menolak-Nya tanpa menoleh ke belakang? Tak seorang pun mengetahui bahwa alasan Tuhan memberi peringatan dan nasihat berulang-ulang adalah karena Dia telah mempersiapkan di tangan-Nya malapetaka yang belum pernah ada sebelumnya, yang tidak akan tertahankan bagi daging dan jiwa manusia. Malapetaka ini bukan sekadar hukuman untuk daging, tetapi juga untuk jiwa."
Dari firman Tuhan kita dapat memahami hakikat Tuhan itu kudus. Dia membenci kejahatan dan kerusakan manusia. Dia harus membiarkan bencana terjadi pada manusia. Namun, karena manusia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan tidak sampai hati melihat manusia dihancurkan dengan cara ini, jadi sebelum menurunkan bencana besar, Tuhan memberi manusia kesempatan dan waktu yang cukup untuk menerima keselamatan Tuhan. Sama seperti saat itu, Tuhan menggunakan Nuh untuk mengabarkan Injil selama lebih dari seratus tahun, selama periode ini Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia untuk datang ke hadapan-Nya dan menerima keselamatan-Nya. Hal yang sama berlaku ketika Tuhan datang kembali di akhir zaman, sekarang hanya Gereja Tuhan Yang Mahakuasa yang secara terbuka menyaksikan kedatangan kembali Tuhan Yesus dan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Kristus akhir zaman. Sudah tiga puluh tahun sejak Tuhan Yang Mahakuasa mulai menampakkan diri dan bekerja pada tahun 1991. Buku "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia" yang diterbitkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa serta berbagai film Injil, sketsa, album paduan suara, berbagai pengalaman dan kesaksian tentang perubahan watak umat pilihan Tuhan yang diproduksi oleh Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, juga telah diposting di Internet, untuk dicari dan diselidiki oleh orang-orang dari seluruh dunia. Tuhan juga menggunakan orang-orang untuk berkhotbah dan bersaksi tentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Banyak orang yang benar-benar percaya pada Tuhan dan mencintai kebenaran mendengar suara Tuhan satu demi satu kembali kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Injil kedatangan kerajaan surga ini telah diberitakan ke seluruh penjuru dunia. Sekarang, pekerjaan Tuhan di akhir zaman akan segera berakhir, dan malapetaka langka sepanjang zaman ada di depan mata kita, seperti yang dinubuatkan Tuhan Yesus: "Karena kemudian akan ada kesengsaraan besar, seperti yang belum pernah ada sejak permulaan dunia hingga saat ini, dan tidak akan pernah terjadi lagi" (Matius 24:21). Waktu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia hampir habis, dan pintu gerbang kasih karunia akan segera ditutup. Kita harus menghargai kesempatan penting ini dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk menyelidiki penampakan dan pekerjaan Tuhan di akhir zaman dan menyambut kembalinya Tuhan. Hanya dengan demikian, barulah kita akan memiliki kesempatan dilindungi oleh Tuhan di tengah-tengah bencana.
Teman-teman, apakah Anda bersedia menyambut Tuhan secepat mungkin?