Menu

Cara Terlepas dari Dosa: Pengalaman Tentang Bagaimana Seorang Kristen yang Percaya kepada Tuhan Selama Lebih Dari 40 Tahun Menyambut Kedatangan Tuhan Kembali (I)

Catatan Editor

Sebagai seorang Kristen, apakah engkau masih terlibat dalam pergumulan sengit dengan dosa? Apakah engkau juga ingin lepas dari belenggu dan kekangan dosa? Apakah engkau juga kecewa dengan kenyataan bahwa engkau tidak dapat melakukan firman Tuhan? Saudara Tiexin percaya kepada Tuhan selama lebih dari 40 tahun, dan pernah juga tersiksa oleh ketidakmampuannya melepaskan diri dari kehidupan dalam dosa. Pada tahun 2017, dia menyambut kedatangan Tuhan kembali, dan akhirnya menemukan jalan untuk terlepas dari dosa. Jadi, bagaimana tepatnya kita bisa lepas dari dosa? Marilah kita lihat pengalamannya.

Jatuh Sedemikian Jauh Sehingga Tuhan Mungkin Telah Meninggalkan Aku

Pada usia 20 tahun, aku dibaptis dan berbalik kepada Tuhan. Dari Alkitab, aku tahu kalau Tuhan Yesus secara pribadi disalibkan demi menebus umat manusia dan menanggung dosa seluruh manusia. Selama kita berdoa dalam nama Tuhan Yesus dan bertobat kepada Tuhan dari dosa-dosa kita, Tuhan akan mengampuni dosa-dosa kita dan mencurahkan kasih karunia yang berlimpah kepada kita. Aku tersentuh oleh kasih Tuhan yang besar, dan bertekad untuk menghabiskan hidupku mengikuti ajaran Tuhan dan mengerahkan upaya bagi Tuhan untuk membalas kasih-Nya.

Kemudian, aku mendapati bahwa aku tidak bisa menaati ajaran Tuhan. Selain terus melayani Tuhan di gereja, aku tidak dapat dibedakan dari bangsa-bangsa bukan Yahudi di luar gereja, menghabiskan hari-hariku dengan makan, minum, dan menghibur diriku sendiri. Belakangan, aku bahkan mulai berjudi demi memuaskan hasratku menghasilkan uang. Setiap kali berdoa kepada Tuhan, hatiku dipenuhi dengan menyalahkan diri sendiri karena aku tahu judi dibenci oleh Tuhan. Berkali-kali aku datang di hadapan Tuhan dan bersumpah untuk tidak pernah berjudi lagi, tetapi aku tidak mampu mengatasi pencobaan dari teman-temanku, dan terjebak dalam dosa yang lama kelamaan semakin dalam dan tidak mampu melepaskan diriku sendiri. Aku merasa Tuhan telah meninggalkan aku. Dalam kekecewaan, aku meninggalkan gereja pada tahun 1992.

Pada tahun-tahun setelah aku meninggalkan gereja, aku hidup seperti zombie, tanpa henti menyibukkan diri untuk membayar utang judi. Aku ingin sekali kisah tentang anak hilang yang kembali itu terjadi pada diriku sendiri, tetapi ketika memikirkan apa yang telah kulakukan, aku merasa terlalu malu untuk menghadap Tuhan. Dengan demikian, hubunganku dengan Tuhan semakin lama semakin jauh.

Tuhan Mengasihani Aku, tetapi Bagaimana Aku Bisa Melepaskan Diriku dari Dosa?

Kemudian, pada usia 38 tahun, aku lulus ujian pegawai negeri sipil pemerintah. Dengan penghasilan tetap, aku tidak perlu lagi menghabiskan seluruh waktuku untuk membayar hutang-hutangku. Aku tahu Tuhan masih mengasihani aku, dan kemudian, aku menemukan sebuah gereja dan kembali menghadiri pertemuan.

Pada tahun 2000, aku mencari gereja baru. Waktu itu, meskipun aku juga ingin sekali menyebarkan Injil dan mengambil bagian dalam semua jenis pekerjaan pelayanan di gereja, aku masih menjalani kehidupan yang penuh dosa di siang hari dan mengaku dosa di malam hari, yang sangat menyedihkan bagiku. Suatu kali, aku membaca bahwa kitab Roma dalam Alkitab mengajar kita, “Karena itu, aku menasihati kalian, saudara-saudara, dengan belas kasih Tuhan, agar mempersembahkan tubuh kalian sebagai pengorbanan yang hidup, kudus, berkenan kepada Tuhan, itulah pelayanan kalian yang layak. Dan jangan menjadi serupa dengan dunia ini: tetapi berubahlah oleh pembaruan pikiran kalian, hingga kalian dapat membuktikan apa kehendak Tuhan yang baik, pantas, dan sempurna” (Romans 12:1–2). Aku merasa semakin kesal dan berpikir, “Mengapa aku sering berbuat dosa tanpa sengaja? Lalu bagaimana aku bisa memperbarui dan mengubah diriku sendiri? Mengapa aku tidak pernah dapat memenuhi tuntutan Tuhan?” Pertanyaan-pertanyaan ini tidak pernah berhenti menggangguku.

Memahami Akar Ketidakmampuan Manusia untuk Melepaskan Diri dari Dosa

Pada bulan Agustus 2017, aku bertemu dua saudari di internet, dan diskusi kami berjalan sangat baik. Setelah itu, aku memutuskan untuk bergabung dengan kelompok belajar Alkitab mereka.

Suatu hari, ketika kami sedang meneliti Alkitab, kedua saudari itu membacakan kepadaku dua bagian dari firman Tuhan yang ditujukan pada mengapa kita selalu hidup dalam keadaan berdosa dan mengaku dosa serta bagaimana cara melepaskan diri dari ikatan dosa, "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan ..." ("Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"). "Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya rusaknya yang jahat" (Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Saudariku kemudian menjelaskan dalam persekutuan, “Seperti kita semua ketahui, Tuhan Yesus disalibkan, yang telah menebus kita dari dosa kita. Ketika kita berdosa, jika kita berdoa kepada Tuhan dan bertobat, kita diampuni atas dosa-dosa kita, tetapi natur dosa kita belum diselesaikan. Kita dikuasai oleh watak Iblis dalam diri kita seperti kecurangan, kecongkakan, kelicikan, keserakahan, kejahatan, keegoisan, dan kekejian, sehingga kita masih sering berdosa dan menentang Tuhan. Kadangkala, demi melindungi kepentingan pribadi, kita akan berbohong dan menipu orang lain di luar diri kita meskipun kita tahu dengan jelas bahwa Tuhan menghendaki kita menjadi orang yang jujur. Terkadang ada juga kesalahpahaman dengan orang lain; meskipun kita tahu Tuhan menuntut agar kita pertama-tama menyingkirkan balok dari mata kita sendiri, watak congkak kita masih menyebabkan kita mengarahkan pandangan kita kepada orang lain. Terlebih lagi, kadang-kadang untuk mengalami keserakahan daging, kita mengikuti kecenderungan dunia yang jahat, berfokus hanya pada makan, minum dan bersenang-senang, dan menjalani kehidupan duniawi. Tuhan berkata: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:45). Juga tertulis dalam Alkitab bahwa, "Karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). Tuhan itu kudus. Jika kita tidak membereskan natur Iblis dalam diri kita, kita tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari ikatannya, dan apa yang kita hidupi tetap akan menjadi kerusakan yang cemar sebagaimana diri kita yang semula. Kita benar-benar tidak memenuhi syarat untuk melihat wajah Tuhan atau masuk ke dalam kerajaan surga. Jadi, di akhir zaman, Tuhan akan datang kembali melakukan pekerjaan baru untuk menghakimi dan menyucikan dosa-dosa kita, dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari ikatan dosa, yang menggenapi firman dalam Alkitab ini, 'Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman' (Yohanes 12:47,48). Dan 1 Petrus 4:17 mengatakan, 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan.' Hanya dengan menerima penghakiman Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan, watak Iblis yang rusak dalam diri kita dapat ditahirkan dan diubahkan, dan kita benar-benar dapat lepas dari belenggu dosa, menjadi seseorang yang memiliki kebenaran dan kemanusiaan penuh, mencapai keselamatan penuh dan memasuki kerajaan Tuhan.”

Setelah mendengar persekutuan saudari itu, hatiku tersentuh. Di masa lalu, aku tidak mengerti mengapa kita terus hidup dalam dosa dan tidak bisa lepas dari ikatan dosa. Sekarang, aku tahu bahwa apa yang dilakukan Tuhan Yesus hanyalah pekerjaan menebus umat manusia. Hanya dosa-dosa kita yang diampuni dalam kepercayaan kita kepada Tuhan, namun natur dosa di dalam diri kita belum dihilangkan, dan karena kendali natur dosa kita, kita masih sering berbuat dosa dan menentang Tuhan. Di akhir zaman, untuk menyelamatkan kita orang berdosa, Tuhan telah datang ke dunia untuk melakukan pekerjaan penghakiman untuk memurnikan natur dosa kita secara menyeluruh, menyelamatkan kita dari kekuasaan Iblis, dan membawa kita ke dalam kerajaan-Nya. Kasih Tuhan bagi kita benar-benar hebat.

Saudari tersebut melanjutkan dengan mengatakan, “Saudaraku, Tuhan Yesus sebenarnya telah datang di antara manusia, Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Dia telah mengungkapkan lebih dari sejuta firman dan menyingkapkan semua misteri dalam Alkitab, serta sekarang sedang melakukan pekerjaan-Nya menghakimi dan menyucikan manusia. Kebenaran yang kubahas dalam persekutuanku denganmu hari ini adalah pemahaman yang kudapatkan dengan membaca firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa.” Tuhan Yesus sudah datang kembali? Berita ini sangat menarik untuk didengar. Tetapi aku berpikir lagi, “Tidak, jika Tuhan telah datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman, itu akan menjadi peristiwa besar. Mengapa aku belum pernah mendengar hal seperti itu? Para pendeta dan penatua kami juga tidak memberi tahu tentang hal itu! Apa yang sedang terjadi?”

Mengapa Dunia Agamawi Mengutuk Sang Kilat dari Timur

Dengan keraguan di benakku, aku bergegas mencari informasi secara online tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku melihat bahwa para pendeta dan penatua dunia agamawi Hong Kong mengutuk dan menentangnya, yang langsung membuatku bimbang. Aku berpikir, “Penjelasan dalam persekutuan dengan saudari itu sesuai dengan Alkitab, jadi mengapa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa ditentang dan dikutuk oleh agama? Apakah artinya semua ini? Lupakan saja. Sekarang karena mayoritas pendeta dan penatua di dunia agamawi mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa, tidak ada gunanya menyelidiki lebih lanjut” Jadi aku pun keluar dari kelompok itu dan membuat daftar hitam para saudari yang pernah belajar bersamaku sebelumnya.

Meskipun aku telah keluar dari kelompok itu, saudara-saudari di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa itu terus berupaya menghubungiku. Setelah menemukanku, Saudari Liuxin dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berusaha meredakan kebingunganku melalui persekutuan tentang kebingungan yang dia alami dari pendetanya ketika dia baru saja menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman. Sesudahnya, saudari ini memperlihatkan kepadaku dua film gospel dari Gereja Tuhan yang Mahakuasa: "SIAPA YANG MENYALIBKAN TUHAN KEMBALI?" dan “JANGAN MENCAMPURI URUSANKU.”

Setelah kami menonton film-film itu, ia kembali bersekutu denganku: “Saudaraku, kebenarannya adalah, setiap kali Tuhan muncul untuk bekerja, penampakan-Nya selalu disertai dengan gangguan dan serangan pasukan Iblis. Sama seperti di Zaman Kasih Karunia, ketika Tuhan Yesus berinkarnasi untuk melakukan pekerjaan, orang-orang Farisi melihat bahwa Tuhan Yesus telah datang, dan tidak disebut Mesias dan tidak memimpin orang-orang Yahudi untuk melepaskan diri dari peraturan pemerintah Romawi, melainkan menyampaikan khotbah tentang pertobatan dan mengajarkan toleransi, kesabaran, dan mengasihi musuhmu. Pekerjaan Tuhan Yesus menyanggah gagasan dan imajinasi orang-orang Farisi, sehingga mereka menyangkal fakta bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus dan Tuhan itu sendiri. Terutama ketika orang-orang Farisi menemukan bahwa ada otoritas dan kuasa dalam pekerjaan dan perkataan Tuhan Yesus, dan bahwa banyak orang telah berpaling kepada Tuhan satu per satu, mereka—demi melindungi posisi dan status mereka—menghakimi dan mengutuk Tuhan Yesus secara luar biasa, mengarang kabar angin dan mengeluarkan pendapat yang salah untuk menghujat Tuhan Yesus, dan bahkan bersekutu dengan pemerintah Romawi yang membuat Tuhan Yesus disalibkan. Orang-orang Farisi secara terbuka menentang Tuhan dan berbantah dengan Tuhan demi memperoleh status, dan melalui pekerjaan Tuhan Yesus diri mereka pun terungkap sebagai para antikristus. Pada akhir zaman, cara para pendeta dan penatua dunia agamawi mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman adalah sama dengan cara orang-orang Farisi menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yesus. Banyak pendeta dan penatua telah mengetahui bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah menjadi saksi atas kedatangan kembali Tuhan Yesus, dan beberapa dari mereka juga telah membaca firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa; mereka tahu bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa memiliki otoritas dan kuasa, tetapi mereka tetap berpegang teguh pada pemahaman mereka dan menolak untuk menerimanya. Demi mempertahankan status dan kedudukan mereka sendiri, mereka secara terbuka menghakimi dan mengutuk pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman dan menggunakan segala macam metode untuk menghalangi dan mengganggu saudara-saudari itu agar tidak menyelidiki jalan yang benar. Mereka bahkan bersatu dengan pemerintah PKT yang ateis untuk menangkap orang-orang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Dari tentangan dan kecaman para pendeta dan penatua di dunia agamawi terhadap pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, kita dapat melihat bahwa mereka semua adalah orang-orang yang memandang rendah kebenaran dan melawan Tuhan, dan bahwa mereka adalah batu sandungan dan rintangan bagi orang-orang untuk menerima jalan yang benar, dan merupakan para antikristus yang berdiri sebagai musuh Tuhan. Sama seperti perkataan Tuhan Yesus ketika mengutuk orang-orang Farisi: 'Tetapi celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana. …Hai engkau ular-ular, keturunan ular beludak, bagaimana engkau bisa luput dari kutukan neraka?' (Matius 23:13,33).

“Tuhan itu Mahakuasa. Hikmat Tuhan dilaksanakan berdasarkan rencana jahat Iblis. Tuhan memakai kekuatan politik PKT dan kecaman luar biasa, perlawanan, dan penganiayaan antikristus di dunia agamawi untuk mengungkapkan setiap jenis orang. Orang-orang dari berbagai agama dan denominasi yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran, mendengar bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa telah bersaksi tentang kedatangan Tuhan kembali dan kemudian secara aktif mencari dan menyelidiki. Melalui pembacaan firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, mereka mengenali suara Tuhan dan satu demi satu, mereka telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Tetapi mereka yang membenci dan menolak kebenaran berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka, menolak untuk mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan bahkan secara luar biasa menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Mereka telah disingkapkan dan disingkirkan oleh Tuhan sejak lama, dan mereka yang secara serius menolak akan dikutuk dan dihukum oleh Tuhan karena menyinggung watak Tuhan. Ini menggenapi nubuat dalam Alkitab bahwa pada akhir zaman, Tuhan akan melakukan pekerjaan memisahkan gandum dari jerami, domba dari kambing, dan hamba yang baik dari hamba yang jahat. Jadi, dalam hal menyambut kedatangan Tuhan kembali, kita harus belajar menjadi gadis yang bijaksana, belajar mendengar suara Tuhan, dan harus membedakan desas-desus dan pendapat yang salah dari dunia agamawi dan tidak ditipu oleh mereka, karena hanya dengan cara inilah kita dapat menyambut kedatangan Tuhan kembali dan makan di perjamuan kawin Anak Domba. Ini persis menggenapi nubuat di pasal 3, ayat 20 dari Kitab Wahyu: 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku.'"

Setelah mendengar penjelasan dalam persekutuan dengannya, hatiku terasa ringan. Ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, orang-orang Farisi Yahudi secara luar biasa menentang, mengutuk dan menghakimi Dia. Pada masa sekarang di akhir zaman, para pendeta dan penatua agama, demi kedudukan dan pekerjaan mereka sendiri, juga secara luar biasa menentang dan mengutuk pekerjaan Tuhan, dan mencegah umat percaya mereka untuk menyelidiki jalan yang benar. Para pendeta dan penatua dunia agamawi adalah orang-orang Farisi pada zaman modern. Saat inilah aku memikirkan ayat berikut dari Alkitab: “Demikianlah iman datang dengan mendengar, dan mendengar firman Tuhan” (Romans 10:17). Aku mengerti, ketika aku menyelidiki jalan yang benar, seharusnya aku tidak secara buta memercayai kata-kata para pendeta dan penatua dunia agamawi itu. Melainkan, aku harus lebih mendengarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa, karena hanya dengan cara inilah aku akan mempunyai kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman.

Bersambung …

Bagian Kedua : Cara Terlepas dari Dosa: Pengalaman Tentang Bagaimana Seorang Kristen yang Percaya kepada Tuhan Selama Lebih Dari 40 Tahun Menyambut Kedatangan Tuhan Kembali (II)

Tinggalkan komentar