Menu

Apakah Iman kepada Tuhan Yang Mahakuasa adalah Pengkhianatan terhadap Tuhan Yesus?

Sudah 30 tahun sejak Kristus akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa, menampakkan diri dan mulai bekerja dan mengungkapkan kebenaran pada tahun 1991. Dia telah mengungkapkan Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia, jutaan firman-Nya, yang semuanya dipublikasikan secara online, bersinar dari Timur ke Barat seperti terang yang besar, mengguncangkan seluruh dunia. Banyak orang dari semua denominasi yang mencintai kebenaran telah melihat bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa semuanya adalah kebenaran, Roh Kudus yang berbicara kepada gereja-gereja. Setelah mendengar suara Tuhan, mereka dengan penuh semangat menerima Tuhan Yang Mahakuasa. Mereka telah diangkat ke hadapan takhta Tuhan dan menghadiri perjamuan kawin Anak Domba, makan dan minum firman Tuhan terkini setiap hari, menikmati makanan dari air kehidupan. Hati mereka makin tercerahkan dan mereka telah memahami banyak kebenaran. Mereka mendapatkan bimbingan dan penggembalaan pribadi dari Tuhan. Watak rusak mereka ditahirkan dan diubah melalui penghakiman Tuhan dan mereka memiliki kesaksian yang indah. Mereka telah dijadikan pemenang sebelum bencana oleh Tuhan, menjadi buah sulung, mendapatkan perkenanan dan berkat Tuhan. Sekarang ini, Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bermunculan di negara-negara di seluruh dunia seperti tunas pertama setelah hujan musim semi, dan umat pilihan Tuhan mengerahkan segenap kemampuan mereka untuk mengabarkan Injil kerajaan Tuhan, memberi kesaksian tentang nama Tuhan Yang Mahakuasa. Makin banyak orang dari semua negara, semua wilayah, dan semua denominasi yang menerima pekerjaan akhir zaman Tuhan. Injil kerajaan ini tersebar dan meluas dengan kekuatan dan momentum yang tak terbendung, sepenuhnya menggenapi nubuat Alkitab: "Dan akan terjadi pada akhir zaman, bahwa gunung rumah Yahweh akan ditegakkan di puncak gunung-gunung, dan akan ditinggikan di atas bukit-bukit; Semua bangsa akan datang berbondong-bondong ke sana" (Yesaya 2:2). "Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak" (Matius 24:27). Namun, meskipun banyak orang percaya telah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan diyakinkan, dan mengakui bahwa semua itu adalah kebenaran, karena Tuhan Yang Mahakuasa tampak seperti orang biasa dan bukan Tuhan Yesus yang datang di atas awan, mereka tidak berani menerima Dia. Beberapa orang berpegang teguh pada perkataan Alkitab secara harfiah, mengambil ayat "Yesus Kristus adalah sama kemarin, dan hari ini, dan untuk selama-lamanya" (Ibrani 13:8) yang berarti nama Tuhan Yesus takkan pernah berubah. Melihat Tuhan Yang Mahakuasa namanya bukan Yesus, dan Alkitab tidak pernah menyebut nama "Tuhan Yang Mahakuasa", mereka tidak mau menerima Dia. Mereka berkata, jika mereka menerima Dia, dan hanya membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan bukan Alkitab, dan berhenti berdoa dalam nama Yesus, itu akan menjadi pengkhianatan yang tegas terhadap Tuhan Yesus. Setelah bertahun-tahun beriman kepada Tuhan, menikmati begitu banyak anugerah-Nya, mereka tidak mungkin mengkhianati Dia. Inilah alasan mereka, dan mereka juga mengutuk orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa sebagai pengkhianat Tuhan Yesus, sebagai kemurtadan. Hal ini membuat banyak orang tidak menyelidiki jalan yang benar, meskipun mereka mengakui bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran dan suara Tuhan, tetapi mereka tetap tidak berani menerima Dia. Akibatnya, mereka jatuh ke dalam bencana dalam hidup mereka. Ini benar-benar menyedihkan, bebal, dan bodoh. Ini menggenapi ayat lainnya dalam Alkitab: "Tetapi orang bodoh mati karena kekurangan hikmat" (Amsal 10:21). "Umat-Ku hancur karena kurangnya pengetahuan" (Hosea 4:6). Jadi, apakah menerima Tuhan Yang Mahakuasa sebenarnya mengkhianati Tuhan Yesus, atau tidak? Mari kita bersekutu sedikit tentang hal ini.

Banyak orang berpikir bahwa menerima Tuhan Yang Mahakuasa adalah pengkhianatan terhadap Tuhan. Apa cara terbaik untuk mengatasi masalah ini? Kita tidak boleh begitu saja mengikuti fakta bahwa nama Mereka berbeda, tetapi kita harus mencari tahu apakah Mereka adalah satu Roh, apakah itu adalah Tuhan yang sama yang bekerja. Pada Zaman Hukum Taurat, Tuhan Yahweh yang bekerja, dan yang bekerja pada Zaman Kasih Karunia adalah Tuhan Yesus. Di sini kita dapat melihat bahwa nama Tuhan memang berubah, nama-Nya bukan lagi Yahweh, melainkan Yesus. Namun, dapatkah Anda mengatakan bahwa Tuhan Yesus dan Tuhan Yahweh bukan Tuhan yang sama? Dapatkah Anda mengatakan bahwa percaya kepada Tuhan Yesus berarti mengkhianati Tuhan Yahweh? Sama sekali tidak. Namun, kebanyakan orang Yahudi menolak untuk menerima Tuhan Yesus, mengatakan itu akan mengkhianati Yahweh, dan mereka bahkan membantu untuk membuat Dia disalibkan. Mengapa? Itu karena mereka tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus adalah Roh Tuhan Yahweh yang menampakkan diri dan bekerja dalam daging. Namanya berbeda, tetapi Tuhan Yesus dan Yahweh adalah satu Roh, satu Tuhan. Ada sebuah kisah sangat bagus yang dicatat dalam Alkitab tentang Filipus berkata kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, tunjukkan kepada kami Bapa itu, dan itu cukup untuk kami" (Yohanes 14:8). Yesus menjawab, "Aku sudah begitu lama bersamamu, tetapi engkau belum mengenal Aku, Filipus? Ia yang sudah melihat Aku sudah melihat Bapa; lalu bagaimana engkau berkata, tunjukkan kepada kami Bapa itu? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku? Firman yang Aku katakan kepadamu bukanlah Kukatakan dari diri-Ku sendiri: tetapi Bapa yang ada di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan itu" (Yohanes 14:9-10). Perkataaan Tuhan Yesus sangat jelas. Dia dan Yahweh adalah satu Tuhan, dan Roh-Nya adalah Roh Yahweh. Tuhan Yesus adalah penampakan Tuhan Yahweh, satu-satunya Tuhan yang benar. Jadi, percaya kepada Tuhan Yesus tidak mengkhianati Tuhan Yahweh, tetapi tunduk kepada Yahweh. Itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Jika Anda berpegang teguh pada satu nama dalam iman Anda dan perkataan Alkitab secara harfiah tanpa memahami Roh dan pekerjaan-Nya, Anda sangatlah mungkin tersesat dan menentang Tuhan. Lalu Anda akan cenderung mengkhianati Tuhan, yang akibatnya tak terbayangkan. Ketika Tuhan menampakkan diri dan bekerja, orang-orang Yahudi menolak Dia. Bukankah itu berarti mengkhianati Tuhan Yahweh? Esensi dari tindakan mereka adalah pengkhianatan, itulah sebabnya bangsa Israel dikutuk oleh Tuhan. Juga, jauh sebelum penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus, ada nubuat Alkitab tentang Dia, yang mengatakan, "Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan anak laki-laki dan mereka akan menamai Dia Imanuel" (Matius 1:23). Namun, ketika Dia datang, namanya bukan Imanuel—namanya Yesus. Orang-orang Farisi Yudaisme secara kaku berpegang pada Kitab Suci secara harfiah, dan karena nama baru Tuhan tidak sama, mereka berupaya keras untuk menyangkal dan mengutuk Tuhan. Sebesar apa pun otoritas dan kuasa pengajaran Tuhan Yesus, mereka menolak untuk menerimanya, dan akhirnya Dia dipakukan di kayu salib, melakukan dosa yang kejam, dikutuk dan dihukum oleh Tuhan. Ini benar-benar pelajaran yang menggugah pikiran! Jadi, dalam hal menyambut Tuhan, haruskah kita secara kaku berpegang teguh pada Kitab Suci secara harfiah, dan hanya memegang nama Yesus? Melakukan hal itu membuat semuanya terlalu mudah untuk berakhir dengan menentang dan mengutuk Tuhan. Ini adalah sesuatu yang banyak orang percaya tidak pahami sehingga mereka berpegang teguh pada perkataan dalam Alkitab secara harfiah dan nama Yesus, dan ketika menyelidiki jalan yang benar, terus bertanya, "Apakah ada dasar alkitabiah untuk nama Tuhan Yang Mahakuasa? Jika nama Tuhan Yang Mahakuasa tidak ada di dalam Alkitab, aku tidak bisa menerima Dia." Jika Anda mengatakan bahwa Anda tidak mau menerima Dia kecuali nama Tuhan Yang Mahakuasa ada di dalam Alkitab, lalu mengapa Anda percaya kepada Tuhan Yesus meskipun nama-Nya tidak ada di dalam Perjanjian Lama? Bukankah itu bertentangan? Jelas, banyak orang tidak benar-benar memahami Alkitab, tetapi secara membabi buta berpegang teguh pada Kitab Suci dan aturan-aturan harfiah. Mereka tidak berdoa, mencari kebenaran dari firman Tuhan atau penegasan dari Roh Kudus, dan ini akhirnya akan menghancurkan diri mereka sendiri. Faktanya, ada nubuat Alkitab tentang Tuhan yang menampakkan diri dan bekerja pada akhir zaman, bernama Tuhan Yang Mahakuasa. "Dan bangsa-bangsa lain akan menyaksikan kebenaranmu dan semua raja akan melihat kemuliaanmu: dan engkau akan dipanggil dengan nama baru, yang disebut oleh mulut Yahweh" (Yesaya 62:2). "Dia yang menang akan Kujadikan pilar di dalam bait Suci Tuhan-Ku dan ia tidak akan keluar lagi: dan Aku akan menuliskan padanya nama Tuhan-Ku, dan nama kota Tuhan-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari sorga dari Tuhan-Ku dan Aku akan menuliskan nama-Ku yang baru padanya" (Wahyu 3:12). "Akulah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, firman Tuhan, yang ada sekarang, yang sudah ada, dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). "Kami bersyukur kepada-Mu, Oh TUHAN Tuhan yang Mahakuasa, yang ada sekarang, yang ada sejak mulanya, dan yang akan datang; karena Engkau telah mengambil bagi-Mu kuasa-Mu yang besar, dan Engkau memerintah" (Wahyu 11:17). "Lalu aku mendengar seperti suara kumpulan besar orang banyak dan seperti gemuruh air bah, dan seperti deru guntur yang keras, berkata, Haleluya: karena Tuhan yang mahakuasa memerintah" (Wahyu 19:6). Anda juga dapat memeriksa Wahyu 4:8, dan 16:7, dan masih banyak lagi. Ayat-ayat Alkitab ini menubuatkan bahwa Tuhan akan memiliki nama baru pada akhir zaman, "Yang Mahakuasa", yaitu, Tuhan Yang Mahakuasa. Kita dapat melihat bahwa Tuhan menampakkan diri dan bekerja pada akhir zaman dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa, dan Tuhan sudah sejak lama merencanakan hal ini. Semua orang yang menerima Tuhan Yang Mahakuasa telah mendengar suara Tuhan dan mengakui Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Tuhan Yesus yang datang kembali. Mereka telah menyambut Tuhan, diangkat ke hadapan takhta-Nya, dan menghadiri perjamuan kawin Anak Domba. Mereka adalah orang percaya sejati, orang yang memiliki iman yang benar. Mereka akhirnya telah menyambut dan mendapatkan Tuhan. Mereka yang tidak menyambut Tuhan akan mendapati iman mereka hilang dan lenyap. Mereka akan kehilangan Tuhan. Orang yang berpegang pada nama Yesus tidak mengenali suara Tuhan ketika Dia datang. Mereka tidak mengenali Tuhan Yang Mahakuasa sebagai Roh Tuhan Yesus yang menampakkan diri dan bekerja. Tanpa menerima kedatangan kembali Tuhan Yesus, mereka percaya kepada Tuhan tanpa mengakui Dia. Itu berarti menentang Tuhan, dan mereka adalah orang yang benar-benar mengkhianati Tuhan Yesus. Apa arti pengkhianatan terhadap Tuhan? Itu berarti percaya kepada-Nya tanpa mengakui-Nya! Semuanya lebih jelas sekarang, bukan?

Jadi, mengapa nama Tuhan terus berubah? Mengapa Dia menggunakan nama baru untuk setiap zaman? Sebuah misteri kebenaran ada di dalamnya. Mari kita melihat firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk membuatnya lebih jelas. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Setiap kali datang ke bumi, Tuhan mengubah nama-Nya, gender-Nya, gambar-Nya, dan pekerjaan-Nya. Dia tidak mengulangi pekerjaan-Nya. Dia adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang. Ketika pertama kali datang, Dia dipanggil Yesus; dapatkah Dia tetap disebut Yesus apabila Dia datang lagi? Ketika pertama kali datang, Dia seorang laki-laki; mungkinkah dia menjadi laki-laki lagi kali ini? Pekerjaannya ketika Dia datang selama Zaman Kasih Karunia ialah untuk dipakukan pada kayu salib; ketika Dia datang lagi, mungkinkah Dia masih menebus umat manusia dari dosa? Mungkinkah Dia dipaku pada kayu salib lagi? Bukankah itu akan mengulangi pekerjaan-Nya? Tidak tahukah engkau bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang? Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berubah. Memang benar, tetapi ini mengacu pada ketidakberubahan watak Tuhan dan esensi-Nya. Perubahan nama dan pekerjaan-Nya tidak membuktikan bahwa esensi-Nya berubah. Dengan kata lain, Tuhan selamanya adalah Tuhan dan tidak akan pernah berubah. Jika engkau mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan tidak berubah, maka mungkinkah Dia akan dapat menyelesaikan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Nya? Engkau sekadar tahu bahwa Tuhan selamanya tidak berubah, tetapi apakah engkau tahu bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang? Jika pekerjaan Tuhan tidak berubah, dapatkah Dia memimpin umat manusia hingga ke masa sekarang? Jika Tuhan tidak berubah, lalu mengapa Dia telah melakukan pekerjaan dua zaman? ... Karena itu, firman 'Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang' mengacu pada pekerjaan-Nya, dan firman 'Tuhan itu tidak berubah' mengacu pada apa yang dimiliki-Nya dan siapa Dia. Terlepas dari itu, engkau tidak dapat membuat pekerjaan enam ribu tahun bergantung pada satu titik, atau membatasinya dengan kata-kata mati. Hal seperti itu merupakan kebodohan manusia. Tuhan tidak sesederhana yang dibayangkan manusia dan pekerjaan-Nya tidak dapat tinggal dalam satu zaman saja. Yahweh, misalnya, tidak dapat selalu merepresentasikan nama Tuhan; Tuhan dapat pula melakukan pekerjaan-Nya dalam nama Yesus. Ini menandakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu bergerak maju.

"Tuhan tetaplah Tuhan dan Dia tidak akan pernah menjadi Iblis; Iblis tetaplah Iblis dan dia tidak akan pernah menjadi Tuhan. Hikmat dan keagungan Tuhan, kebenaran dan kemegahan Tuhan tidak akan pernah berubah. Esensi-Nya, apa yang dimiliki-Nya, dan siapa Dia tidak akan pernah berubah. Namun, pekerjaan-Nya selalu bergerak maju, selalu lebih mendalam, karena Dia selalu baru dan tidak pernah usang. Tuhan mengenakan nama baru dan melakukan pekerjaan baru di setiap zaman. Demikian pula di setiap zaman Dia mengizinkan makhluk ciptaan-Nya melihat kehendak-Nya yang baru dan watak-Nya yang baru. Jika pada zaman baru orang gagal melihat pengungkapan watak Tuhan yang baru, bukankah mereka akan memakukan Dia pada kayu salib untuk selamanya? Kalau begitu, bukankah mereka mematok batasan tentang Tuhan?" ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

"'Yahweh' adalah nama yang Kupakai selama pekerjaan-Ku di Israel, dan yang artinya Tuhan orang Israel (umat pilihan Tuhan) yang dapat mengasihani manusia, mengutuk manusia, dan membimbing hidup manusia; Tuhan yang memiliki kuasa besar dan penuh hikmat. 'Yesus' adalah Imanuel, yang artinya korban penghapus dosa yang penuh kasih, penuh belas kasihan, dan yang menebus manusia. Dia melakukan pekerjaan Zaman Kasih Karunia, dan Dia mewakili Zaman Kasih Karunia, dan hanya dapat mewakili satu bagian pekerjaan dari rencana pengelolaan. ... Nama Yesus ada untuk memungkinkan orang-orang pada Zaman Kasih Karunia lahir baru dan diselamatkan, dan merupakan nama khusus bagi penebusan seluruh umat manusia. Dengan demikian, nama Yesus mewakili pekerjaan penebusan, dan menandai Zaman Kasih Karunia. Nama Yahweh adalah nama khusus bagi bangsa Israel yang hidup di bawah hukum Taurat. Di setiap zaman dan setiap tahap pekerjaan, nama-Ku bukan tanpa dasar, tetapi mengandung makna penting yang bersifat mewakili: setiap nama mewakili satu zaman. 'Yahweh' mewakili Zaman Hukum Taurat, dan merupakan sebutan kehormatan yang dipakai bangsa Israel untuk memanggil Tuhan yang mereka sembah. 'Yesus' mewakili Zaman Kasih Karunia, dan merupakan nama Tuhan bagi semua orang yang ditebus selama Zaman Kasih Karunia. Jika manusia masih merindukan kedatangan Yesus Sang Juruselamat pada akhir zaman, dan masih berharap Dia datang dalam citra diri yang dikenakan-Nya di Yudea, maka seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun tentu akan terhenti pada Zaman Penebusan, dan tidak akan dapat bergerak maju lebih jauh. Selanjutnya, akhir zaman tidak akan pernah datang, dan zaman ini tidak akan pernah berakhir. Itu karena Yesus Sang Juruselamat hanya dimaksudkan untuk penebusan dan penyelamatan umat manusia. Aku memakai nama Yesus hanya demi semua orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, tetapi itu bukan nama yang akan Kupakai untuk membawa seluruh umat manusia kepada kesudahannya. Meskipun Yahweh, Yesus, dan Mesias semuanya merepresentasikan Roh-Ku, nama-nama ini hanya menandai zaman-zaman yang berbeda dari rencana pengelolaan-Ku, dan tidak merepresentasikan-Ku seutuhnya. Nama-nama yang dipakai orang-orang di bumi untuk memanggil diri-Ku tidak dapat mengungkapkan watak-Ku secara utuh dan seluruh keberadaan-Ku. Nama-nama itu hanyalah berbagai nama panggilan-Ku selama zaman-zaman yang berbeda. Oleh karena itu, saat zaman terakhir—akhir zaman—tiba, nama-Ku akan berubah lagi. Aku tidak akan disebut Yahweh, atau Yesus, apalagi Mesias—Aku akan disebut Tuhan Yang Mahakuasa itu sendiri yang penuh kuasa, dan dengan nama inilah Aku akan mengakhiri seluruh zaman. Aku pernah dikenal sebagai Yahweh. Aku juga pernah dipanggil Mesias, dan orang-orang pernah memanggil-Ku Yesus Sang Juruselamat dengan kasih dan penghormatan. Kendati demikian, saat ini Aku bukan lagi Yahweh ataupun Yesus yang dikenal orang di masa lampau itu; Aku adalah Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman, Tuhan yang akan membawa zaman ini menuju akhir. Akulah Tuhan itu sendiri yang bangkit dari ujung bumi, sarat dengan keseluruhan watak-Ku, dan penuh dengan otoritas, hormat, serta kemuliaan. Orang-orang tidak pernah menjalin hubungan dengan-Ku, tidak pernah mengenal-Ku, dan tidak tahu tentang watak-Ku. Sejak penciptaan dunia hingga saat ini, tak seorang pun pernah melihat-Ku. Inilah Tuhan yang menampakkan diri kepada manusia pada akhir zaman, tetapi tersembunyi di antara manusia. Dia berdiam di antara manusia, benar dan nyata, seperti matahari yang menyala-nyala dan api yang berkobar-kobar, penuh dengan kuasa dan sarat akan otoritas. Tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan dihakimi oleh firman-Ku, dan tidak ada satu orang atau perkara pun yang tidak akan disucikan melalui nyala api. Pada akhirnya, segala bangsa akan diberkati karena firman-Ku, dan juga dihancurkan berkeping-keping karena firman-Ku. Dengan demikian, semua orang pada akhir zaman akan melihat bahwa Akulah Juruselamat yang datang kembali, bahwa Akulah Tuhan Yang Mahakuasa yang menaklukkan semua umat manusia. Dan semua orang akan melihat bahwa Aku pernah menjadi korban penghapus dosa manusia, tetapi pada akhir zaman, Aku juga menjadi terik matahari yang menghanguskan segala sesuatu, dan juga Surya kebenaran yang menyingkapkan segala sesuatu. Inilah pekerjaan-Ku pada akhir zaman. Aku memakai nama ini dan memiliki watak ini supaya semua orang dapat melihat bahwa Akulah Tuhan yang benar, matahari yang menyala-nyala, dan api yang berkobar-kobar, supaya semua manusia dapat menyembah-Ku, satu-satunya Tuhan yang benar, dan supaya mereka dapat melihat wajah-Ku yang sesungguhnya: Aku bukan saja Tuhan atas orang Israel, dan Aku bukan saja Sang Penebus; Akulah Tuhan atas segala ciptaan di seluruh langit dan bumi dan lautan" ("Juruselamat Telah Datang Kembali di Atas 'Awan Putih'" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

Firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan sangat jelas menerangkan nama-nama yang Tuhan gunakan untuk pekerjaan-Nya di setiap zaman dan misteri kebenaran di seputar nama-nama-Nya. Nama Tuhan berubah seiring dengan zaman dan pekerjaan yang sedang Dia lakukan. Setiap nama-Nya mewakili pekerjaan yang Dia lakukan pada zaman itu. Namun, walaupun nama atau pekerjaan Tuhan dapat berubah, esensi-Nya tidak pernah berubah—Tuhan tetaplah Tuhan. Tuhan bekerja dengan nama Yahweh pada Zaman Hukum Taurat, mengeluarkan hukum Taurat dan memimpin kehidupan umat manusia di bumi, mengajari orang apa arti dosa dan bagaimana menyembah Tuhan Yahweh. Pada Zaman Kasih Karunia, Roh Tuhan mengenakan daging sebagai Anak Manusia. Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penebusan dengan nama Yesus. Akhirnya, Dia disalibkan dan menjadi korban penghapus dosa umat manusia, menebus kita dari dosa-dosa kita. Sekarang pada akhir zaman, Tuhan telah berinkarnasi sekali lagi dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman dengan nama Tuhan Yang Mahakuasa, mengungkapkan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan umat manusia, menyelamatkan kita dari dosa sepenuhnya, menyelamatkan kita dari kekuatan Iblis dan mengakhiri dunia tua yang gelap dan jahat ini. Dia akan memimpin manusia ke tempat tujuan yang indah. Inilah caranya rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia akan digenapi sepenuhnya. Fakta pekerjaan Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa tiga nama, yaitu Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa masing-masing mewakili salah satu dari tiga tahap pekerjaan Tuhan yang berbeda untuk menyelamatkan umat manusia. Di luarnya, sepertinya nama Tuhan dan pekerjaan-Nya berubah, tetapi esensi Tuhan tidak berubah. Watak Tuhan dan apa yang Dia miliki dan siapa Dia tidak pernah berubah. Dia tetap menjadi satu-satunya Tuhan, memimpin, menebus, dan mentahirkan serta menyelamatkan umat manusia sepenuhnya. Ketika kita melihat firman Tuhan Yahweh dalam Perjanjian Lama dari Zaman Hukum Taurat, perkataan Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia, dan sekarang firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Zaman Kerajaan, kita dapat memahami kebenaran ini sepenuhnya berasal dari satu Roh dan merupakan perkataan Roh yang sama, karena perkataan Tuhan pada zaman yang berbeda semuanya mengandung kasih-Nya dan watak benar-Nya. Apa yang Tuhan miliki dan siapa Dia ada di dalam diri Mereka. Kasih Tuhan, watak Tuhan, dan apa yang Dia miliki dan siapa Dia semuanya membentuk esensi dari satu-satunya Tuhan yang benar, kepemilikan dan keberadaan dari satu-satunya Tuhan yang benar. Pada Zaman Kasih Karunia, mendengar Tuhan Yesus berfirman sama seperti mendengar suara Tuhan Yahweh. Ketika kita mendengar firman Tuhan Yang Mahakuasa, seolah-olah Tuhan Yesus sendiri yang sedang berbicara kepada kita, dan Tuhan Yahweh berbicara kepada kita. Ini sepenuhnya membuktikan bahwa tiga tahap pekerjaan Tuhan dilakukan oleh satu Tuhan. Nama Tuhan berubah, tetapi esensi-Nya, apa yang Dia miliki dan siapa Dia, dan watak benar yang Dia ungkapkan adalah sama, tanpa perubahan sedikit pun. Semua pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa sekarang ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan Tuhan Yesus. Ini adalah tahap pekerjaan di atas dasar pekerjaan penebusan yang lebih dalam dan lebih tinggi—pekerjaan untuk mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan banyak kebenaran, tidak hanya menyingkapkan misteri Alkitab, tetapi juga menyingkapkan semua misteri rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, seperti tujuan Tuhan dalam pekerjaan pengelolaan-Nya, bagaimana Tuhan menggunakan tiga tahap pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia, misteri inkarnasi, bagaimana Tuhan menghakimi, mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya, bagaimana kesudahan dan tempat tujuan setiap jenis orang ditentukan, bagaimana kerajaan Kristus diwujudkan di bumi, dan masih banyak lagi. Tuhan juga menyingkapkan kebenaran tentang kerusakan manusia oleh Iblis, Dia menghakimi dan menyingkapkan natur manusia yang jahat dan menentang Tuhan. Dia juga menjelaskan setiap aspek kebenaran yang harus diterapkan umat manusia, memberi kita jalan yang praktis untuk menyingkirkan kerusakan kita dan mengubah watak kita. Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah semua kebenaran yang manusia butuhkan untuk ditahirkan dan memperoleh keselamatan penuh, dan sepenuhnya menggenapi nubuat Tuhan Yesus: "Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran" (Yohanes 16:12-13). Pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman mentahirkan dan menyelamatkan umat manusia sepenuhnya dan membawa semua orang yang Tuhan telah tentukan dari semula untuk diselamatkan ke hadapan-Nya untuk ditahirkan melalui penghakiman dan hajaran. Dia telah membentuk sekelompok pemenang sebelum bencana. Sekarang malapetaka besar telah dimulai, dan Tuhan telah mulai memberi upah kepada orang baik dan menghukum orang jahat. Semua orang yang berasal dari Iblis, yang menentang Tuhan, akan dimusnahkan, sedangkan mereka yang disucikan melalui penghakiman Tuhan akan dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan selama bencana. Setelah bencana, kerajaan Kristus akan muncul di bumi, mewujudkan semua nubuat dari kitab Wahyu ini: "Kerajaan-kerajaan di dunia ini menjadi milik Tuhan kita, dan Kristus-Nya; dan Dia akan memerintah sampai selama-selamanya" (Wahyu 11:15). "Haleluya: karena Tuhan yang mahakuasa memerintah" (Wahyu 19:6). "Lihatlah Bait Suci Tuhan ada bersama manusia, dan Dia akan tinggal bersama mereka dan mereka akan menjadi umat-Nya dan Tuhan sendiri akan ada bersama mereka, menjadi Tuhan mereka. Tuhan akan menghapuskan setiap air mata dari mata mereka; dan tidak akan ada lagi kematian, kesedihan, tangisan, dan kesakitan: karena hal-hal yang lama sudah berlalu" (Wahyu 21:3-4). Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, dan menyelesaikan pekerjaan yang begitu besar. Ini membuktikan bahwa Dia adalah Roh Tuhan dalam daging, yang menampakkan diri untuk bekerja sebagai Anak Manusia. Namanya bukan Yesus, dan bukan dalam rupa Tuhan Yesus orang Yahudi, tetapi Roh Tuhan Yang Mahakuasa adalah Roh Tuhan Yesus—Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan Yesus, dan Yahweh adalah satu Tuhan. Setelah Anda memahami hal ini dengan benar, Anda tidak mungkin berkata bahwa percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa adalah pengkhianatan terhadap Tuhan Yesus, karena menyambut Tuhan Yang Mahakuasa adalah menyambut Tuhan, mengikuti jejak langkah Anak Domba, dan diangkat ke hadapan Tuhan! Banyak orang di dunia keagamaan masih berpegang teguh pada Kitab Suci secara harfiah, kepada nama Tuhan Yesus, menantikan Dia turun di atas awan, menolak untuk mencari dan menyelidiki pekerjaan akhir zaman Tuhan Yang Mahakuasa. Sebanyak apa pun kebenaran yang Dia ungkapkan, mereka menolak untuk mengakui bahwa ini berasal dari Roh Tuhan, bahwa inilah Roh Tuhan Yesus yang menampakkan diri dan bekerja. Mereka bahkan mengutuk dan menolak Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengungkapkan kebenaran. Bukankah mereka melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan orang Farisi? Mereka pikir ini adalah kesetiaan kepada Tuhan Yesus, tetapi Tuhan mengutuk mereka sebagai pelaku kejahatan. Tuhan Yesus berfirman: "Banyak orang akan berkata kepada-Ku di hari itu kelak, Tuhan, Tuhan, bukankah kami telah bernubuat demi nama-Mu, telah mengusir setan-setan demi nama-Mu, dan melakukan banyak pekerjaan ajaib demi nama-Mu? Saat itu Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenalmu: pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan" (Matius 7:22-23). Jadi, Tuhan akan menyingkirkan mereka.

Mari kita lihat lebih banyak lagi firman Tuhan Yang Mahakuasa sebagai penutup. "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh hukum yang tertulis, dan terbelenggu oleh sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak menerima air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, hanya mencoba untuk mempertahankan hal-hal sebagaimana adanya dengan tidak berubah sama sekali, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa menyatakan bahwa Tuhan yang engkau yakini dengan teguh adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah hukum yang tertulis yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kitab suci yang engkau baca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata hikmat yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Apakah kesenjangan ini tidak memberimu alasan untuk merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk bertemu Tuhan dengan caramu sendiri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" ("Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia").

Tinggalkan komentar