Menu

berikutnya

Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 202

204 September 22, 2020

Hasil yang akan dicapai dari pekerjaan penaklukan terutama adalah agar daging manusia berhenti memberontak, yaitu, agar pikiran manusia memperoleh suatu pemahaman baru tentang Tuhan, hatinya mematuhi Tuhan sepenuhnya, dan agar dia bertekad untuk hidup demi Tuhan. Orang tidak dianggap sudah ditaklukkan saat perangai atau daging mereka telah berubah; ketika pemikiran, kesadaran, dan akal sehat manusia berubah, dengan kata lain, saat seluruh pandangan mentalitasmu berubah—saat itulah engkau telah ditaklukkan oleh Tuhan. Saat engkau telah bertekad untuk menaati dan mengadopsi mentalitas baru, saat engkau tidak lagi menghadirkan gagasan atau tujuanmu sendiri terhadap firman dan pekerjaan Tuhan, dan saat otakmu bisa berpikir normal, yaitu, saat engkau melakukan jerih payah untuk Tuhan dengan segenap hatimu—orang semacam ini adalah seseorang yang sepenuhnya ditaklukkan. Dalam bidang agama, banyak orang menderita tidak kepalang tanggung sepanjang hidup mereka, menundukkan tubuh mereka atau memikul salib mereka, bahkan menderita dan menanggung sengsara hingga napas terakhir mereka! Beberapa masih berpuasa menjelang kematian mereka. Sepanjang hidup, mereka menolak makanan nikmat dan pakaian bagus, hanya menekankan pada penderitaan. Mereka mampu menaklukkan tubuh mereka dan meninggalkan daging mereka. Semangat mereka dalam menanggung penderitaan patut disanjung. Namun, pemikiran, gagasan, sikap mental, dan tentu saja sifat lama mereka—tidak satu pun dari semua ini sudah ditangani. Mereka tidak memiliki pemahaman sejati tentang diri mereka. Gambaran mental mereka akan Tuhan adalah gambaran mental Tuhan secara tradisi yang abstrak dan samar. Tekad mereka untuk menderita demi Tuhan berasal dari kasih dan sifat positif mereka. Meski mereka percaya kepada Tuhan, mereka tidak memahami Tuhan atau mengetahui kehendak-Nya. Mereka hanya bekerja untuk Tuhan dan menderita demi Dia secara membabi buta. Mereka tidak memberi nilai apa pun pada ketajaman berpikir dan tidak begitu peduli tentang cara memastikan bahwa pelayanan mereka sesungguhnya memenuhi kehendak Tuhan, apalagi mengetahui cara mencapai pemahaman tentang Tuhan. Tuhan yang mereka layani bukan Tuhan dalam gambaran asli-Nya, melainkan Tuhan yang mereka bayangkan, Tuhan yang mereka dengar, atau Tuhan legendaris yang ditemukan dalam banyak tulisan. Mereka lalu menggunakan imajinasi yang jelas dan kesalehan hati mereka untuk menderita demi Tuhan dan melakukan demi Tuhan pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan. Pelayanan mereka sangat tidak tepat, sehingga hampir tidak satu orang pun sungguh melayani Tuhan dengan cara yang memenuhi kehendak-Nya. Terlepas dari seberapa mereka bersedia menderita, perspektif asli mereka terhadap pelayanan dan gambaran mental mereka tentang Tuhan tetap tidak berubah karena mereka belum mengalami penghakiman serta hajaran Tuhan dan pemurnian serta penyempurnaan-Nya, dan karena tidak satu orang pun menuntun mereka dengan kebenaran. Bahkan jika mereka percaya kepada Yesus Sang Juru Selamat, tidak satu pun dari mereka pernah melihat Sang Juru Selamat. Mereka hanya mengenal-Nya melalui legenda dan dari kabar angin. Dengan demikian, pelayanan mereka tidak lebih dari melayani secara acak dengan mata tertutup, seperti seorang buta yang melayani bapanya sendiri. Pada akhirnya apakah yang bisa dicapai melalui pelayanan semacam ini? Dan siapakah yang akan memperkenan hal tersebut? Dari awal hingga akhir, pelayanan mereka tidak pernah berubah sama sekali. Mereka hanya menerima pelajaran buatan manusia dan mendasarkan pelayanan mereka hanya pada kealamian mereka dan apa yang mereka suka. Apakah upah yang bisa didapat dari ini? Bahkan Petrus pun, yang melihat Yesus, tidak tahu bagaimana melayani dalam cara yang memenuhi kehendak Tuhan. Dia baru mulai paham di penghujung hidup dalam usia yang sudah senja. Apa yang bisa dipahami tentang orang-orang buta itu, yang belum mengalami penanganan atau pemangkasan apa pun dan yang tidak memiliki seseorang yang memandu mereka? Bukankah pelayanan banyak orang di antaramu sekalian sekarang ini seperti semua orang buta ini? Mereka semua yang belum menerima penghakiman, belum menerima pemangkasan dan penanganan, dan belum berubah—bukankah mereka belum sepenuhnya ditaklukkan? Apakah kegunaan orang seperti itu? Jika pemikiranmu, pemahamanmu tentang kehidupan, dan pemahamanmu tentang Tuhan tidak menunjukkan perubahan baru dan bahkan tidak menghasilkan sedikit pun hasil nyata, engkau tidak akan pernah mencapai apa pun yang luar biasa dalam pelayananmu! Tanpa visi dan tanpa pemahaman baru tentang pekerjaan Tuhan, engkau tidak bisa menjadi orang yang ditaklukkan. Caramu mengikuti Tuhan akan menjadi seperti mereka yang menderita dan berpuasa—tidak akan banyak memberi faedah! Tentu karena hanya ada sedikit kesaksian dalam apa yang mereka lakukan sehingga Aku mengatakan pelayanan mereka sia-sia! Sepanjang hidup mereka, orang-orang tersebut menderita, menghabiskan waktu dalam penjara, dan pada setiap momen, mereka menanggung sengsara, menekankan pada kasih serta kebaikan hati, dan memikul salib mereka. Mereka difitnah dan ditolak oleh dunia dan sudah mengalami setiap kesukaran. Mereka taat sampai akhir, kendati demikian mereka tidak ditaklukkan, dan mereka tidak dapat memberikan kesaksian tentang sudah ditaklukkan. Mereka sudah sangat banyak menderita, tetapi mereka tidak mengenal Tuhan sama sekali dalam batin. Tidak satu pun dari pemikiran kolot, gagasan lama, penerapan keagamaan, pemahaman buatan manusia, dan ide manusia mereka sudah ditangani. Sama sekali tidak ada pemahaman baru dalam diri mereka. Bahkan tidak sedikit pun pemahaman mereka tentang Tuhan yang benar atau akurat. Mereka telah salah memahami kehendak Tuhan. Bisakah ini disebut melayani Tuhan? Akan tetapi, engkau dahulu memahami Tuhan, misalkan engkau mempertahankannya hari ini dan terus mendasarkan pemahamanmu terhadap Tuhan pada gagasan dan idemu sendiri tidak peduli apa yang Tuhan lakukan. Yaitu, misalkan engkau tidak memiliki pemahaman baru dan benar akan Tuhan dan engkau tidak mengetahui gambaran serta watak sejati Tuhan. Misalkan pemahamanmu tentang Tuhan masih dipandu oleh pemikiran feodal dan bertakhayul serta masih terlahir dari imajinasi serta gagasan manusia. Jika memang demikian, engkau belum ditaklukkan. Tujuan-Ku mengucapkan semua perkataan ini kepadamu sekarang adalah memperkenankan engkau untuk memahami dan menggunakan pengetahuan ini agar menuntunmu menuju pemahaman akurat dan baru. Semua itu juga ditujukan untuk menyingkirkan gagasan usang dan pengetahuan lama yang engkau miliki sehingga engkau bisa memiliki suatu pemahaman baru. Jika engkau sungguh makan dan minum firman-Ku, pemahamanmu akan berubah secara signifikan. Selama engkau mempertahankan hati yang taat saat engkau makan dan minum firman Tuhan, perspektifmu akan berganti. Selama engkau mampu menerima hajaran berulang-ulang, mentalitas lamamu akan berubah secara bertahap. Selama mentalitas lamamu seluruhnya diganti dengan yang baru, pengamalanmu juga akan ikut berubah. Dengan cara ini, pelayananmu akan menjadi semakin tepat sasaran, semakin mampu memenuhi kehendak Tuhan. Jika engkau bisa mengubah hidupmu, pengetahuanmu tentang hidup manusia, dan banyak gagasanmu tentang Tuhan, kealamianmu akan berkurang secara bertahap. Inilah, dan ini sungguh benar, hasil setelah Tuhan menaklukkan manusia; inilah perubahan yang akan dilihat dalam manusia. Jika dalam percaya kepada Tuhan, semua yang engkau tahu hanyalah menaklukkan tubuhmu serta menanggung sengsara dan menderita, dan engkau tidak jelas apakah yang engkau lakukan benar atau salah, apalagi untuk siapa, bagaimana bisa pengamalan semacam ini mengarah pada perubahan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (3)"

Tinggalkan komentar