Menu

Saya akhirnya memahami arti sebenarnya dari penghakiman terakhir

Navigasi cepat
1.Keraguan di hati menyebabkan timbulnya pertentangan
2.Lagu pujian Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menyentuh hati saya
3.Menyelesaikan kebingungan 1: Bisakah kita langsung masuk ke kerajaan surga setelah dosa kita diampuni?
4.Menyelesaikan Kebingungan 2: Apakah penghakiman Tuhan merupakan kutukan bagi manusia? Atau keselamatan bagi manusia?

Ketika mendengar seseorang sedang menyaksikan bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali dan Dia sedang melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman, saya percaya bahwa banyak orang memiliki pemikiran yang sama dengan saya, yaitu berpikir bahwa Tuhan Yesus telah menanggung segala dosa kita, dosa-dosa kita telah diampuni karena iman kita kepada Tuhan Yesus, maka kita akan secara langsung diangkat oleh Tuhan untuk memasuki kerajaan surga, mengapa kita masih harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan? Selain itu, bukankah penghakiman itu mengutuk manusia? Jika kita menerima penghakiman, bagaimana kita dapat memasuki kerajaan surga? Kemudian, dalam sebuah persekutuan, kebingungan saya telah terpecahkan, dan saya memahami kepentingan Tuhan datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman, dan juga memahami bahwa penghakiman Tuhan di akhir zaman bukanlah mengutuk manusia tetapi menyelamatkan manusia. Pada akhirnya, saya telah menyambut kedatangan Tuhan kembali dan menemukan cara untuk disucikan dan memasuki kerajaan surga. Berikut ini adalah pengalaman saya yang benar.

Keraguan di hati menyebabkan timbulnya pertentangan

Saya dan istri saya mulai percaya kepada Tuhan Yesus sejak tahun 1995, dan kemudian kami telah pergi ke Korea. Pada tahun 2017, kami mulai berkumpul di Gereja Seoul Selatan di Korea Selatan.

Belakangan, saya secara tidak sengaja menemukan bahwa istri saya mulai menghadiri persekutuan gereja yang lain. Suatu hari, istri saya berkata kepada saya dengan wajah yang berseri-seri: "Tahukah kamu? Tuhan Yesus sudah datang kembali, Dia telah mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian atas umat manusia. Hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman sehingga dosa-dosa kita disucikan, barulah kita memenuhi syarat untuk memasuki kerajaan surga "

Setelah mendengar perkataan istri saya, saya sangat terkejut dan berpikir: "Tuhan Yesus sudah menanggung segala dosa kita. Dosa-dosa kita telah diampuni karena iman kepada Tuhan Yesus. Ketika Tuhan Yesus datang, Dia akan langsung mengangkat kita ke kerajaan surga. Mengapa kita harus menerima penghakiman?"

"Ke mana kamu pergi untuk mendengarkan khotbah ini? Bagaimana kamu bisa berkata seperti itu?" Saya bertanya kepada istri saya dengan sedikit marah.

"Jangan marah. Sebenarnya, pekerjaan Tuhan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah Zaman Hukum Taurat, di mana Tuhan Yahweh mengumumkan hukum dan perintah untuk menuntun kita hidup di bumi. Tahap kedua adalah Zaman Penebusan, di mana Tuhan Yesus disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Selama kita menerima keselamatan Tuhan, maka dosa-dosa kita akan diampuni. Meskipun Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa kita, sifat dosa kita masih belum disucikan dan kita masih bisa berbuat dosa. Ini juga adalah fakta! Jadi Tuhan harus melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian ketika Dia datang kembali untuk sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Ini menggenapi apa yang dicatat dalam Alkitab: 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17). Saya merasa khotbah dari umat-umat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa cukup masuk akal, dan semuanya sejalan dengan Alkitab. Maukah kamu menyelidikinya bersama dengan saya?" Istri membujuk saya dengan sabar.

Saya berkata dengan tegas: "Dosa-dosa kita sudah diampuni. Ketika Tuhan Yesus datang kembali, Dia akan secara langsung mengangkat kita ke kerajaan surga. Bagaimana mungkin Dia akan melakukan pekerjaan penghakiman lagi? Bukankah pekerjaan penghakiman itu adalah mengutuk orang? Lalu bagaimana kita bisa masuk ke kerajaan surga jika dikutuk? Kamu jangan pergi ke gereja ini lagi." Bila istri saya melihat saya sedikit marah, dia tidak lagi mengatakan apa-apa.

Saya kira istri saya tidak akan pergi gerejanya setelah saya mengatakan itu, tetapi dia bukan saja tidak menyerah untuk menyelidiki Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi menjadi lebih aktif, dan membacakan firman Tuhan kepada saya dari waktu ke waktu dan berbicara kepada saya tentang pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Tetapi saya tetap berpegang pada pandangan saya sendiri bahwa Tuhan Yesus tidak akan datang kembali untuk melakukan pekerjaan penghakiman lagi. Saya masih khawatir: Apa yang harus saya lakukan jika istri saya benar-benar disesatkan setelah mendengar ini? Saya harus memikirkan cara untuk menghentikan dia dari mendengarkan khotbah lagi.

Hari itu istri saya mengikuti persekutuan lagi. Ketika dia baru masuk rumah, saya berkata kepadanya dengan nada yang mengancam: "Bukankah saya sudah bilang kamu jangan pergi ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Mengapa kamu masih pergi? Jika kamu tidak mendengarkan nasihat saya, saya akan mengirimkan kamu kembali ke Tiongkok, kamu bisa melakukan jika kamu ingin."

Istri saya tidak mengatakan apa-apa ketika melihat saya sangat marah, tetapi dia secara diam-diam berbalik dan berlutut untuk berdoa kepada Tuhan. Melihat istri saya berdoa, saya tidak dapat terus marah padanya. Pada saat yang sama, saya berpikir bahwa: "Istri saya telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari 20 tahun. Dia lebih mengejar dan memahami Alkitab. Dia adalah orang yang memiliki sudut pandang tersendiri dan berpendirian dalam hal iman. Dia seharusnya tidak mudah disesatkan dan dibingungkan. Dia pergi ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hanya selama sebulan, tetapi dia menjadi begitu teguh dalam imannya. Tampaknya ajaran gereja ini luar biasa! Memikirkan hal ini, saya merasa lega untuk istri saya sementara waktu.

Lagu pujian Gereja Tuhan Yang Mahakuasa menyentuh hati saya

Suatu hari setelah makan malam, saya berbaring di tempat tidur dan menonton TV. Istri saya duduk di sebelah menonton telepon. Pada saat itu, kedengaran beberapa lirik lagu dari teleponnya: "O Tuhan! Berkaryalah dalamku, sempurnakan aku, ubahlah diriku, agar ku bisa taati-Mu senantiasa. Ada kasih agung-Mu, dalam kes'lamatanku. Walau manusia memberontak, walau, punya sifat berkhianat, aku tahu kehendak-Mu s'lamatkan manusia……"

Tidak hanya nada dari lagu ini yang menenangkan, tetapi liriknya juga berakar dalam di hati orang-orang yang mendengarkannya. Saya mengalihkan tatapan mata saya pada layar telepon istri saya tanpa sadar dan melihat seorang saudari dalam video sedang menyanyikan lagu yang berjudul "Aku Bersedia Tunduk Pada Karya Tuhan" dengan penuh emosi. Gambar yang ditampilkan adalah bahwa saudari ini mengungkapkan watak rusak, dan melalui membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dia menyadari pemberontakannya sendiri, dan akhirnya dia telah mencapai ketaatan pada pekerjaan Tuhan. Pengalaman saudari ini sedikit mengharukan bagi saya. Lagu yang saya dengar di gereja adalah lagu pujian atas rahmat Tuhan, dan saya belum pernah mendengar sebuah lagu yang menceritakan bagaimana Tuhan mengubah dan menyucikan manusia. Pikirkan tentang saya dan istri saya yang percaya kepada Tuhan Yesus selama lebih dari 20 tahun, tetapi kami masih hidup dalam situasi berdosa di siang hari lalu mengakui dosa-dosa kami di malam hari. Saya ingin sekali bebas dari belenggu dosa suatu hari nanti. Lagu ini menyanyikan suara hati orang-orang yang percaya kepada Tuhan, dan juga mengatakan bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan dapat menyucikan dan mengubah manusia, dan membuat orang merasakan jerih payah Tuhan untuk menyelamatkan manusia.

Setelah itu, istri saya memutarkan lagu pujian Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berjudul "Datang ke Sion dengan Pujian": "Datang ke Sion dengan pujian. Tampaklah kediaman Tuhan. Semua memuji nama kudus-Nya dan kabarkan nama Tuhan Mahakuasa! Penguasa Semesta, Kristus di Akhir Zaman, Surya cemerlang kita, terbit dari Sion, dari gunung termegah dalam semesta. Tuhan Mahakuasa! Bersuka bagi-Mu, menari dan menyanyi. Tuhan Penguasa semesta……" Saya mendengarkan lirik lagu ini berotoritas dan berkuasa, dan ia bukan sesuatu yang orang biasa bisa katakan. Lirik lagu tersebut sepertinya mengatakan bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali, dan Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa. Pertentangan saya terhadap Gereja Tuhan Yang Mahakuasa secara berangsur-angsur berkurang. Sejak itu, istri saya akan memutarkan lagu pujian di depan saya setiap malam, termasuk lagu-lagu pujian firman Tuhan, pengalaman hidup, dan beberapa bacaan firman Tuhan. Saya juga sangat senang mendengarkannya. Saya tidak tahu mengapa saya sangat suka mendengarkan meskipun saya tidak sepenuhnya memahami kata-kata yang ada di dalam lagu pujian pada waktu itu.

Suatu hari, saya berkata kepada istri saya: "Saya merasa kata-kata dan kalimat dalam lirik lagu pujian firman Tuhan mengesankan hati orang. Ini bukan sesuatu yang bisa dikatakan orang biasa."

"Ya! Itu adalah suara dan firman Tuhan, tentu saja ia memiliki otoritas. Tuhan Yesus berfirman: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). Mereka yang merupakan domba Tuhan dapat mendengar dan mengenal suara Tuhan. Kamu sangat suka mendengarkan lagu pujian firman Tuhan. Menurut saya, kamu adalah domba yang dipilih Tuhan!" Kata istri saya dengan gembira.

Saya sangat tersentuh setelah mendengar kata-kata istri saya. Selama bertahun-tahun saya percaya kepada Tuhan, saya sering mendengar saudara-saudari berbicara tentang domba Tuhan. Saya merasa mereka yang disebut domba Tuhan pasti adalah orang yang disukai Tuhan. Hari ini saya mendengar istri saya berkata bahwa saya adalah domba yang dipilih Tuhan, saya merasa sangat bahagia di hati saya.

Istri saya melihat bahwa saya tidak lagi menolak, lalu dia dengan tenang membujuk saya: "Kita telah percaya kepada Tuhan Yesus selama lebih dari 20 tahun. Setiap kali kita pergi ke gereja, pendeta sering mengulangi khotbah atau berbicara tentang mempersembahkan uang. Apa yang kita peroleh dari persekutuan gereja selama bertahun-tahun ini? Apa kenikmatan yang kita dapatkan? Jika kita ingin percaya kepada Tuhan, kita harus mengikuti jejak Tuhan. Sekarang Tuhan Yesus telah datang kembali dan telah melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian di akhir zaman. Kita harus menyelidikinya agar tidak melewatkan kesempatan untuk menyambut Tuhan!" Saya setuju dengan sudut pandang istri saya. Dalam beberapa tahun terakhir, setiap kali saya menghadiri persekutuan di gereja, sepertinya sedang menjalankan formalitas. Saya tidak dapat mendengarkan khotbah yang baru, dan benar-benar tidak memperoleh kesenangan dari persekutuan itu.

Istri saya melihat bahwa saya tidak begitu menentang seperti sebelumnya, lalu dia mencoba bertanya: "Maukah kamu pergi ke gereja dengan saya untuk mendengarkan firman Tuhan? Jika kamu memiliki sesuatu yang tidak dimengerti, biarlah saudara-saudari bersekutu dengan kita." Mendengarkan perkataan istri saya, saya merenung dalam hati: "Istri saya sudah menyelidiki begitu lama. Dia pasti memahami sedikit, dan dia berpikir bahwa gereja ini baik barulah menyuruh saya pergi. Jika dia tidak begitu yakin, dia tidak akan membujuk saya untuk percaya."

"Baiklah, kalau begitu saya akan pergi denganmu untuk menyelidiki." Saya langsung setuju.

Menyelesaikan kebingungan 1: Bisakah kita langsung masuk ke kerajaan surga setelah dosa kita diampuni?

Setelah bertemu dengan saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, saya langsung mengemukakan kebingungan saya: "Kalian bersaksi bahwa Tuhan Yesus sudah datang kembali dan telah melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman. Hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman di akhir zaman, barulah dapat memasuki kerajaan surga. Tetapi menurut saya, pekerjaan penyaliban yang dilakukan oleh Tuhan Yesus telah menebus kita dan mengampuni segala dosa kita, jadi kita tidak lagi berdosa. Ketika Tuhan datang kembali, kita akan langsung diangkat ke dalam kerajaan surga. Mengapa kalian mengatakan bahwa kita masih harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman agar dapat memasuki kerajaan surga? Harap kalian bersekutu mengenai pertanyaan ini dengan saya. "

Saudara Wang membaca beberapa bagian dari firman Tuhan Yang Mahakuasa sebagai tanggapan atas pertanyaan saya ini: "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak……"

"Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya rusaknya yang jahat. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup."

Saudara Wang bersekutu: "Kita semua tahu bahwa pada akhir Zaman Hukum Taurat, dosa manusia semakin meningkat. Manusia dari masa itu tidak lagi menegakkan hukum dan mereka semua berada dalam bahaya dihukum mati karena melanggar hukum Taurat. Tuhan Yesus telah melakukan pekerjaan penebusan melalui penyaliban untuk menanggung semua dosa manusia. Selama orang berdoa kepada Tuhan dan mengaku dosa mereka, dosa mereka akan diampuni, mereka tidak lagi dikutuk oleh hukum Taurat, dan mereka juga layak untuk datang ke hadapan Tuhan Yesus untuk menikmati berkat dan rahmat-Nya. Inilah dampak yang dicapai oleh pekerjaan penebusan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus telah mengampuni dosa-dosa kita, tetapi Dia belum mengampuni sifat dosa dan watak Iblis kita. Sifat dosa seperti kesombongan dan keangkuhanan, pembenaran diri dan meninggikan diri sendiri, mementingkan keuntungan diri sendiri, berkhianat dan licik, keegoisan serta keserakahan masih ada dalam diri kita, sehingga kita sering melakukan dosa tanpa sadar. Misalnya, kita sering mengatakan bahwa "Yesus Adalah Kepala Rumah Tanggaku", tetapi dalam kehidupan nyata, kita sombong dan arogan di rumah. Kita selalu ingin memegang keputusan akhir dalam segala hal dan membiarkan orang lain mendengarkan kita. Kita tahu bahwa Tuhan menuntut kita untuk menjadi orang yang jujur, tetapi ketika menghadapi perkara yang menyangkut harga diri dan status kita, kita masih bisa berbohong dan menipu; kita akan salah paham tentang Tuhan, mengeluh tentang Tuhan, dan bahkan mengkhianati Tuhan ketika kita menghadapi bencana alam atau bencana buatan manusia; ketika kita berkorban untuk Tuhan, tujuan kita adalah demi memasuki kerajaan surga dan mendapatkan upah, tetapi bukan demi menaati Tuhan dan mencintai Tuhan... Bagaimana orang yang begitu najis dan rusak bisa menerima pujian Tuhan dan memasuki kerajaan surga? Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: 'Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau berkenan di hati Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak terhitung sebagai orang berdosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat berkenan di hati Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika engkau hanya ditebus, engkau tidak akan dapat mencapai kekudusan. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan..'

Tuhan Yesus telah berkali-kali menubuatkan bahwa Dia akan datang kembali pada akhir zaman untuk sepenuhnya menyelesaikan masalah akar dosa kita, yaitu menyelesaikan sifat dan watak Iblis kita. Pada akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa telah datang untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus, yang bertujuan untuk menghakimi dan menyucikan kita, sehingga kita dapat sepenuhnya bebas dari ikatan dosa dan diperoleh Tuhan. Karena itu, hanya dengan menerima dan mengalami pekerjaan penghakiman dari Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, barulah kita dapat menyingkirkan watak Iblis kita, disucikan dan masuk ke dalam kerajaan Tuhan. "

Saudari Li melanjutkan persekutuan dengan berkata: "Ya! Tuhan Yesus berfirman: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya." (Yohanes 8:34-35) dan Ibrani 12:14 yang mencatat: "Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan." Beberapa ayat ini dengan jelas memberitahu kita bahwa orang yang sering berdosa adalah hamba dosa. Mereka tidak layak melihat wajah Tuhan dan memasuki kerajaan Tuhan. Hanya ketika mereka disucikan dan dibebaskan dari kenajisan, barulah mereka dapat memasuki kerajaan Tuhan. Tuhan adalah Tuhan atas kerajaan surga, dan standar untuk memasuki kerajaan surga ditentukan oleh-Nya. Oleh karena itu, Tuhan telah melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman sebagai tanggapan terhadap kebutuhan kita manusia yang rusak, untuk sepenuhnya menyelesaikan sifat berdosa kita. Tahap pekerjaan ini memenuhi firman Tuhan Yesus: "Dan kalau ada orang yang mendengar perkataan-Ku, dan tidak percaya, Aku tidak menghakiminya: karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman" (Yohanes 12:47-48) dan juga 1 Petrus 4:17 yang mengatakan: "Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan". Tuhan Yesus telah dengan jelas mengatakan kepada kita bahwa Tuhan akan menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan menyucikan manusia di akhir zaman. Oleh karena itu, hanya dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan serta menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman, barulah kita dapat benar-benar disucikan dan bebas dari ikatan dosa, sehingga kita dapat menjadi orang yang selaras dengan kehendak Tuhan, dan akhirnya diselamatkan dan dibawa oleh Tuhan ke kerajaan-Nya."

Saat ini, hati saya tiba-tiba menjadi cerah, lalu saya berkata dengan gembira: "Setelah mendengarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa dan persekutuan kalian, saya merasa apa yang kalian katakan semuanya adalah kebenaran. Saya memang masih hidup dalam situasi berbuat dosa di siang hari dan kemudian mengaku di malam hari, terutama watak rusak seperti kesombongan dan keangkuhan, serta keegoisan dan keserakahan jelas terdapat dalam diri saya. Hari ini setelah mendengarkan persekutuan kalian, hati saya tercerahkan, Tuhan Yesus hanya menebus kita, tetapi Dia belum menyingkirkan watak Iblis dalam diri kita, dan kita sendiri tidak bisa menyingkirkan dosa-dosa kita. Hanya Tuhan yang bisa menyucikan dan mengubah manusia. Kita memang perlu menerima pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman! "

Saudara Wang dan Saudari Li mengangguk dan berkata dengan gembira, "Puji Tuhan!"

Menyelesaikan Kebingungan 2: Apakah penghakiman Tuhan merupakan kutukan bagi manusia? Atau keselamatan bagi manusia?

Saya kemudian bertanya: "Sekarang saya mengerti mengapa Tuhan datang untuk melakukan tahap pekerjaan penghakiman di akhir zaman, tetapi saya masih tidak mengerti tentang satu perkara. Ketika kita menyebutkan tentang penghakiman, itu seperti menghukum dosa orang. Jika kita menerima penghakiman Tuhan, bukankah kita akan dikutuk? Lalu, bagaimana kita dapat memasuki kerajaan surga?"

Setelah mendengar ini, Saudara Wang berkata: "Saudaraku, kita merasa bahwa menerima penghakiman Tuhan berarti kita dikutuk, dan kita tidak lagi memiliki kesempatan untuk memasuki kerajaan surga. Alasan mengapa kita memiliki kekhawatiran seperti itu adalah karena kita tidak memahami bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman. Dalam hal ini, kita dapat memahaminya dengan membaca beberapa perikop dari firman Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan: "Pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi saat ini adalah untuk mengungkapkan watak-Nya terutama melalui hajaran dan penghakiman. Dengan membangun di atas dasar ini, Dia membawa lebih banyak kebenaran kepada manusia dan menunjukkan kepadanya lebih banyak jalan penerapan, dengan demikian mencapai tujuan-Nya untuk menaklukkan dan menyelamatkan manusia dari wataknya yang rusak. Inilah yang ada di balik pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan."

"Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan."

"Melalui apa penyempurnaan Tuhan atas manusia bisa dicapai? Ini dicapai melalui watak benar-Nya. Watak Tuhan terutama terdiri atas kebenaran, murka, kemegahan, penghakiman, dan kutuk, dan Dia menyempurnakan manusia terutama melalui penghakiman-Nya. Sebagian orang tidak paham, dan bertanya mengapa Tuhan hanya bisa menjadikan manusia sempurna melalui penghakiman dan kutuk. Mereka berkata, 'Jika Tuhan mengutuk manusia, bukankah manusia akan mati? Jika Tuhan menghakimi manusia, bukankah manusia akan terkutuk? Lalu bagaimana ia masih bisa disempurnakan?' Demikianlah perkataan orang yang tidak mengenal pekerjaan Tuhan. Yang Tuhan kutuk adalah ketidaktaatan manusia, dan yang dihakimi-Nya adalah dosa-dosa manusia. Walaupun Dia berbicara dengan keras dan tanpa belas kasihan, Dia mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam diri manusia, mengungkapkan apa yang penting di dalam diri manusia melalui perkataan yang keras ini, kendati demikian, melalui penghakiman seperti itu, Dia memberi manusia pengetahuan yang mendalam tentang esensi daging, dan dengan demikian manusia tunduk di hadapan Tuhan. Daging manusia itu berdosa, berasal dari Iblis, tidak taat, dan merupakan sasaran hajaran Tuhan. Jadi, untuk memungkinkan manusia mengenal dirinya sendiri, firman penghakiman Tuhan harus dijatuhkan atasnya dan berbagai jenis pemurnian harus digunakan; baru saat itulah pekerjaan Tuhan bisa efektif."

Saudara Wang bersekutu: "Dari firman Tuhan kita dapat memahami bahwa di akhir zaman Tuhan mengungkapkan banyak aspek kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian atas manusia. Tuhan menghakimi kenajisan, kerusakan, pemberontakan dan perlawanan yang ada di dalam manusia. Meskipun firman-Nya keras, ia sepenuhnya mengungkapkan watak Tuhan yang benar dan kudus, dan juga membuat kita mengenali sifat Iblis diri sendiri serta kebenaran tentang kerusakan diri sendiri. Setelah mengalami penghakiman dan hajaran firman Tuhan, barulah kita akan menyadari watak Iblis yang tertanam kuat di dalam diri kita, misalnya keegoisan dan kekejian, kesombongan dan keangkuhan, serta penipuan dan kebengkokan, yang membuat kita masih bisa memberontak melawan Tuhan, sehingga kita tidak dapat mencapai kehendak Tuhan dan tuntutan-Nya. Pada saat yang sama, kita juga memiliki sedikit pengetahuan tentang watak Tuhan yang benar dan kudus, hati yang takut akan Tuhan secara bertahap dikembangkan dalam diri kita, watak kehidupan kita juga berubah sampai tingkat tertentu, dan selanjutnya perlahan-lahan bebas dari kehidupan yang bejat di mana melakukan dosa di siang hari dan kemudian mengakui dosa di malam hari. Ini adalah dampak yang dicapai oleh penghakiman dari firman Tuhan. Dapat dilihat bahwa, tujuan Tuhan menggunakan firman-firman untuk menyingkapkan dan menghakimi manusia bukan untuk menghukum atau mengutuk manusia, tetapi untuk menyucikan, mengubah dan menyelamatkan manusia. Mereka yang dengan keras kepala berpegang teguh pada gagasan dan imajinasi mereka sendiri, sehingga menolak untuk menerima pekerjaan penghakiman dan penyucian Tuhan di akhir zaman, akan jatuh ke dalam bencana. Di sanalah mereka akan menangis serta mengertakkan gigi mereka."

Saudari Li berkata: "Ya, pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman adalah untuk menyelamatkan dan menyempurnakan manusia. Saya tidak mengenali diri sendiri di masa lalu, dan saya merasa bahwa saya bisa meninggalkan sesuatu dan mengorbankan diri saya bagi Tuhan, maka saya adalah orang yang paling mencintai Tuhan, dan paling memenuhi syarat untuk masuk kerajaan surga. Setelah menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, saya melihat firman Tuhan yang mengatakan: 'Banyak orang yang mengikut Tuhan hanya peduli dengan bagaimana memperoleh berkat atau menghindari bencana. ... Orang-orang semacam itu memiliki satu tujuan yang sangat sederhana dalam mengikut Tuhan, dan tujuan itu adalah untuk memperoleh berkat. Orang-orang semacam itu tidak bisa diminta untuk memperhatikan hal lain yang tidak melibatkan tujuan ini secara langsung. Bagi mereka, tidak ada tujuan yang lebih sah daripada percaya kepada Tuhan untuk memperoleh berkat—inilah inti dari iman mereka. Jika sesuatu tidak berkontribusi untuk tujuan ini, mereka tetap tidak tergerak olehnya. Inilah yang terjadi dengan kebanyakan orang yang percaya kepada Tuhan pada masa kini. Tujuan dan niat mereka kelihatannya benar, karena bersamaan dengan percaya kepada Tuhan, mereka juga mengorbankan diri untuk Tuhan, mempersembahkan diri mereka kepada Tuhan, dan melaksanakan tugas mereka. Mereka meninggalkan masa muda mereka, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, dan bahkan menghabiskan waktu bertahun-tahun menyibukkan diri jauh dari rumah. ... Dalam hal ini, kita menemukan masalah yang sebelumnya tidak teridentifikasi: hubungan manusia dengan Tuhan semata-mata demi kepentingan diri sendiri. Hubungan ini adalah hubungan antara penerima dan pemberi berkat. Sederhananya, hubungan ini seperti hubungan antara karyawan dan majikan. Karyawan bekerja hanya untuk menerima upah yang diberikan oleh majikannya. Dalam hubungan semacam ini, tidak ada kasih sayang, hanya ada transaksi. Tidak ada tindakan mencintai dan dicintai, hanya ada derma dan belas kasihan. Tidak ada pengertian, hanya ada kemarahan terpendam dan tipu daya. Tidak ada keintiman, hanya ada jurang yang tak bisa diseberangi.'

Firman Tuhan menembus hati dan jiwa saya seperti pedang bermata dua, dan menunjukkan kepada saya bahwa meskipun saya telah meninggalkan sesuatu dan mengorbankan diri saya serta banyak menderita selama bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, semua ini yang saya lakukan semata-mata untuk mendapatkan berkat Tuhan, itu sama sekali bukan untuk mempraktikkan firman Tuhan Yesus, apalagi menaati dan mencintai Tuhan. Ketika Tuhan memberkati saya sehingga keluarga saya harmonis, dan saya mendapatkan kesenangan materi yang berlimpah dan segala sesuatu aman, saya berterima kasih kepada Tuhan dan memuji-Nya dengan penuh sukacita, dan ketika saya berkerja dan berkorban demi Tuhan, saya juga bersemangat; ketika saya menghadapi sedikit kesengsaraan besar atau ujian, saya mengeluh dalam hati saya, dan bahkan beralasan dengan Tuhan serta tidak lagi rela mengorbankan diri saya bagi Tuhan. Melihat perwujudan-perwujudan ini, bagaimana bisa dikatakan bahwa saya sedang percaya kepada Tuhan? Bukankah saya sedang menipu dan memperalat Tuhan untuk mendapatkan manfaat? Di mana kasih saya terhadap Tuhan? Saya merasa bahwa Tuhan memeriksa segala sesuatu dalam diri saya, Dia mengamati dengan jelas niat tercela saya dalam bekerja dan menanggung penderitaan dalam kepercayaan saya kepada Tuhan. Tuhan membenci oportunis seperti saya yang ingin mendapatkan berkat di bawah panji berkorban bagi Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan akan mengizinkan orang-orang yang menipu, mengkhianati Tuhan, dan milik Iblis untuk memasuki kerajaan-Nya? Dalam penghakiman Tuhan, saya merasakan watak Tuhan yang kudus dan benar serta tidak dapat tersinggung, lalu saya tidak dapat menahan diri untuk bersujud di hadapan Tuhan dengan penyesalan dan kebencian yang besar terhadap diri saya sendiri. Kemudian, saya melihat firman Tuhan lagi yang mengatakan: 'Kepercayaan kepada Tuhan adalah agar engkau bisa menaati Tuhan, mengasihi-Nya, dan melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan Tuhan. Inilah tujuan percaya kepada Tuhan. Engkau harus mencapai pengetahuan tentang keindahan Tuhan, tentang betapa Tuhan layak untuk dihormati, tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan keselamatan dalam diri semua makhluk ciptaan dan menyempurnakan mereka—inilah inti dari kepercayaanmu kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah peralihan dari hidup dalam daging kepada hidup yang mengasihi Tuhan; dari hidup dalam kerusakan menjadi hidup dalam firman Tuhan; ini berarti keluar dari wilayah kekuasaan Iblis dan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan; ini berarti mampu mencapai ketaatan kepada Tuhan dan bukan ketaatan kepada daging; ini berarti mengizinkan Tuhan mendapatkan seluruh hatimu, mengizinkan Tuhan menyempurnakanmu, dan membebaskan dirimu sendiri dari watak jahat yang rusak.' Firman Tuhan telah membangunkan hati saya dan mengubah tujuan pengejaran saya yang salah. Sejak saat itu, ada perubahan besar dalam iman saya kepada Tuhan, saya tidak lagi ingin hidup untuk diri sendiri, dan bersedia melepaskan keinginan saya untuk mendapatkan berkat. Saya berusaha menaati Tuhan, mengasihi Tuhan dan memuaskan Tuhan dalam segala hal. Terlepas dari apakah saya diberkati atau tertimpa kemalangan di masa depan, saya bersedia mematuhi pengendalian dan pengaturan Tuhan, dan melakukan tugas saya sebagai makhluk ciptaan dengan baik. Kemudian, melalui mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, saya semakin memahami kebenaran, saya mengerti kehendak Tuhan untuk menyelamatkan manusia, sudut pandang saya tentang iman kepada Tuhan secara bertahap diluruskan, kecemaran dalam melakukan tugas juga menjadi semakin berkurang, dan hati nurani dan akal sehat saya telah dipulihkan. Saya merasa bahwa saya akhirnya dapat hidup dalam sedikit keserupaan manusia sejati. Dari pengalaman saya, saya dapat melihat bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman adalah kasih, keselamatan, penyucian, dan kesempurnaan bagi manusia. Hanya dengan menerima dan mengalami pekerjaan penghakiman Tuhan di akhir zaman, barulah kita dapat menyingkirkan watak rusak kita dan akhirnya masuk ke dalam kerajaan Tuhan."

Saya berkata dengan gembira: "Dulu, saya kira bahwa manusia akan langsung dikutuk jika dihakimi oleh Tuhan, karena saya benar-benar tidak mengerti kehendak Tuhan dan pekerjaan penghakiman Tuhan. Dengan membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendengarkan persekutuan kalian, hati saya menjadi cerah. Memang Tuhan perlu melakukan pekerjaan penghakiman di akhir zaman. Coba pikirkanlah, kita masih sering hidup dalam dosa dan tidak mengenali kerusakan kita sendiri, apalagi mengakui bahwa kita memiliki sifat Iblis yang melawan Tuhan. Jika orang seperti kita yang tidak mengenal diri kita sama sekali dan masih bisa melawan Tuhan dapat masuk kerajaan surga, bagaimana kebenaran dan kekudusan Tuhan bisa diwujudkan? Saya mengerti sekarang bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan sangat berarti! Hanya dengan mengalami penghakiman dari firman Tuhan, barulah kita bisa mengenal diri sendiri dan mengenal Tuhan, serta menyingkirkan kerusakan kita sehingga menjadi suci! Saya sangat beruntung karena bisa menyelidiki Gereja Tuhan Yang Mahakuasa hari ini; jika tidak, saya akan melewatkan kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali, dan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan dan masuk kerajaan surga untuk selamanya, yang akan menjadi penyesalan bagi saya seumur hidup." Kemudian, melalui pencarian dan penyelidikan untuk satu jangka waktu, saya telah memahami misteri inkarnasi Tuhan, dan juga sedikit memahami kebenaran tentang nama Tuhan, makna dan dampak yang dicapai oleh tiga tahap pekerjaan Tuhan, watak Tuhan yang diungkapkan dalam setiap tahap pekerjaan-Nya, dan sebagainya. Saya melihat bahwa setiap firman yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa sangat praktis, dan memang adalah kebenaran. Dengan ini, saya memastikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan kembali Tuhan Yesus. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan atas belas kasihan dan keselamatan-Nya bagi saya, yang memberi saya kesempatan untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali, dan menemukan cara untuk diselamatkan dan memasuki kerajaan surga.

Catatan Editor

Apakah pengalaman nyata Saudara Jin membuat Anda memahami makna dan perlunya pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, dan menemukan jalan untuk memasuki kerajaan surga? Jika Anda memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi kami melalui Messenger.

Tinggalkan komentar